ROLE PLAY METHOD MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK AUTIS

dokumen-dokumen yang mirip
METODE TANYA JAWAB BERMEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENYIMAK ANAK AUTIS

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS PENGARUH BERMAIN LOTTO TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR ANAK AUTIS DI SDLB BHAKTI WIYATA SURABAYA

AKTIVITAS BERBICARA MELALUI METODE BERCERITA DENGAN GAMBAR SERI PADA ANAK AUTIS. Linda Martavia Lestari Drs. H. Pamuji, M.

Emilia Martadini *1 Saichudin *2

INTERAKSI SOSIAL ANAK AUTIS DENGAN METODE BERMAIN PERAN DI SLB ABSTRACT

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS STUDI TENTANG PENGARUH STRATEGI VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNKASI ANAK AUTIS DI SEKOLAH DASAR NEGERI PERCOBAAN SURABAYA

EFEKTIFITAS TEKNIK SHAPING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL NAMA-NAMA BINATANG BAGI ANAK AUTIS X KELAS DII/C DI SLB PERWARI PADANG

THE EFFECT OF ROLE PLAYING METHOD TOWARD THE ABILITY OF FICTION READING COMPREHENSION OF HEARING IMPAIRMENT STUDENT

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS MEMINIMALKAN PERILAKU MENINGGALKAN TEMPAT DUDUK PADA ANAK HIPERAKTIF DENGAN TERAPI MUSIK MEMAINKAN DRUM

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

MENGURANGI PERILAKU REPETITIF MENEPUK TANGAN SAAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN TEKNIK TOKEN ECONOMIC PADA ANAK AUTIS DI SLB TUNAS KASIH SURABAYA

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

PERMAINAN ULAR TANGGA MODIFIKASI TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR ANAK AUTIS

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS PENERAPAN KEGIATAN CETAK TIMBUL BERMEDIA BAHAN ALAM UNTUK MEREDUKSI PERILAKU STIMULASI DIRI PADA ANAK AUTIS

MENURUNKAN PERILAKU HIPERAKTIF MELALUI TOKEN ECONOMIC PADA ANAK AUTIS DI SEKOLAH KHUSUS PUTRA HARAPAN SIDOARJO

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG CAMPURAN SISWA TUNARUNGU KELAS IV MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah rancangan Case Experimental

PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP MENULIS DESKRIPSI ANAK KESULITAN MENULIS (DISGRAFIA) KELAS IV

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

Amelia Rizky Idhartono *1 Mohammad Efendi *2

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH METODE FLOORTIME BERMEDIA PERMAINAN MENARA HANOI TERHADAPKEMAMPUAN BAHASA RESEPTIF ANAK AUTIS. Yuani Duwi Leli dan Wiwik Widajati

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh: Herlin Indria Hastuti, Jurusan Pendidikan Luar Biasa,

PENGARUH METODE KUBACA DENGAN GAMBAR TERHADAP PENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNARUNGU KELAS I SDLB

Putri Nur Hakiki, Endro Wahyuno. Jurusan Pendidikan Luar Biasa, Universitas Negeri Malang, Malang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

K SKRIPSI. Oleh: DIENES INTEGRAL WATI

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS METODE PROYEK TERHADAP PERILAKU KERJASAMA ANAK AUTIS

THE EFFECTS OF THE USE OF SERIES CARD MEDIA ON TOILET TRAINING SKILL TOWARD AUTISM CHILDREN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN. tunggal (single subject research), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada subyek

Pengaruh Pembelajaran KontekstualTerhadap Kemampuan Berhitung Pengurangan Pada Siswa Tunagrahita Kelas 4

Khusnul Khotimah* 1 Wiwik Dwi Hastuti* 2

Kata kunci: metode guided discovery, prestasi belajar, anak autis, perubahan wujud zat.

MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF PADA ANAK AUTIS MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL EGRANG DI SLB NEGERI KOTA PARIAMAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

THE EFFECT OF THE PICTORIAL NUMERIC CARD MEDIA TOWARD IMPROVEMENT OF THE SUMMATION COMPUTATION ABILITY FOR STUDENT WITH INTELLECTUAL DISSABILITY

JURNAL PENDIDIKAN LUAR BIASA

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

THE EFFECT OF EGGSHELL MOSAIC TRAINING TOWARD FINE MOTOR SKILLS OF CHILDREN WITH INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITY (IDD)

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran yang objektif tentang

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 2, Desember 2016

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BIG BOOKS TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR I DI SLB WIDYA MULIA PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIFITAS GAME EDUKASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENJUMLAJAN BAGI ANAK KESULITAN BELAJAR DI MIN KOTO LUAR, KECAMATAN PAUH

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN KETAHANAN DUDUK BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS I MELALUI PLANNED HUMOR MENGGUNAKAN BONEKA TANGAN (SSR di SLB Negeri 1 Padang)

EFEKTIVITAS ALAT BANTU VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MERAWAT DIRI ANAK GANGGUAN SPEKTRUM

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS. Media Compic (Computerized Pictograph) Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Anak Autis Hiperaktif

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOPERASIKAN APLIKASI CORELDRAW

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sistriadini Alamsyah Sidik, 2014

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN. terkendalikan. Dalam penelitian eksperimen ada perlakuan (treatment). dua variabel. Variabel-variabel tersebut adalah :

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

EFEKTIVITAS METODE PRETEND PLAY TERHADAP KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANAK AUTISTIK KELAS II SDLB DI SLB MA ARIF MUNTILAN

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian diperlukan adanya suatu metode yang akan

PENGARUH MEDIA PERMAINAN PUZZLE TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL HURUF VOKAL PADA ANAK TUNA GRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III SLB N SLEMAN ARTIKEL JURNAL

Arista Surya Ningsih *1 Abdul Huda *2

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERJALAN ANAK CEREBRAL PALSY (CP) TIPE SPASTIK MELALUI BERMAIN DI AIR

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

PENGARUH METODE MULTISENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS V DI SLB - C YPSLB GEMOLONG TAHUN AJARAN

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

PENGARUH PERMAINAN CONGKLAK TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN PESERTA DIDIK TUNAGRAHITA KELAS III SDLB

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS PERMAINAN MAZE UNTUK MEREDUKSI PERILAKU SELF STIMULATION PADA ANAK AUTIS

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

X₁ X₂ X₃ X₄ X₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ O₁ O₂ O₃ O₄ O₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ Baselin1 (A1) Intervensi (B) Baseline (A2)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI PERKALIAN BAGI ANAK BERKESULITAAN BELAJAR KELAS IV MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN LANGSUNG

BAB II KETERAMPILAN SOSIAL ANAL TUNAGRAHITA RINGAN DAN LATIHAN OLAH VOKAL DALAM BERNYANYI...

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

Transkripsi:

1

ROLE PLAY METHOD MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK AUTIS Aldina Surya Murni (100100230) dan Drs. Zaini Sudarto, M.Kes (PLB-FIP UNESA, e-mail: suryamurnialdina@yahoo.co.id ) Abstract: The purpose of this research was to analyze the application influence of role play method to enhance the speech ability of autism children in the education and development of special need children Esya Sidoarjo. This research used Single Subject Research (SSR) design. The subjects were two autism children in the education and development of special need children Esya Sidoarjo who had speech prevention and speech disorder i.e. They like to speak without meaning. The data collection technique used was observation and documentation. The data analysis technique used was visual analysis in condition an visual analysis among condition. Based on the children data analysis result on baseline phase, it indicated that speech ability of autism children was very less, it was indicated by decreasing line on the graphic it meant speech ability of children subject 1 was average 3,% and subject 2 was average 0% each meeting session. After applying role play method by turning on video about animals and inviting the children to play role, the speech ability of children enhanced subject 1 was average 8% and subject 2 was average 88,8% each meeting session. It was concluded that role play method influence positively toward speech ability of autism children in the education an development of special need children Esya Sidoarjo. Keywords: role play, speech ability, autis PENDAHULUAN Ditinjau dari pendidikan, berbicara dan berbahasa memiliki kedudukan penting dan mendasar. Karena dengan memiliki kemampuan berbahasa, anak mengerti dan memahami materi yang disampaikan oleh orang lain. Menurut Badudu dalam Dhieni (200: 1.8) menyatakan bahwa Bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi antara anggota masyarakat yang terdiri dari individu individu yang menyatakan pikiran, perasaan, dan keinginannya. Keterampilan dalam berbahasa yakni dengan berbicara. Menurut Tarigan (2008:) menjelaskan bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi bunyi artikulasi atau kata kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Menurut Budiyanto (2011 : 31) menjelaskan bahwa Penguasaan kemampuan komunikasi bagi anak pada umumnya terjadi secara naluriah, mengalir sejalan dengan rangsang dan tuntutan lingkungan dimana dia berada. Berbeda dengan anak autis yang mengalami gangguan berbicara dan berbahasa. Gangguan berbicara pada anak autis diakibatkan adanya gangguan di pusat bahasa pada otak. Adanya gangguan dalam berbicara ini mengakibatkan anak autis sulit berkomunikasi serta tidak mampu menangkap pembicaraan orang lain. Menurut Schwanz dan Johnson dalam Delphie (200:0) mengemukakan bahwa Pada sebagian anak autism, kelihatannya bisu dan bahkan tidak mampu menggunakan isyarat gerak dalam berkomunikasi, sehingga bahasa isyarat tidak dapat di lakukan. hal yang sering di lakukan dalam mengangani gangguan berbicara pada anak autis yakni menggunakan metode ABA (Applied Behaviour Analysis). Maka dari itu, seorang guru dan terapis dalam menangani anak autis perlu menggunakan berbagai metode atau multi method agar kemampuan anak autis berkembang secara maksimal. Selain cara guru dalam menangani anak autis yang perlu menggunakan berbagai 2

metode, perlu diperhatikan juga kesesuaian tujuan dalam membuat program penanganan anak autis. Menurut Sujarwanto (200:) anak autis memiliki gangguan pada interaksi sosial, perilaku repetitive dan komunikasi (kesulitan dengan komunikasi verbal maupun non verbal). Untuk itu, diperlukan adanya upaya penanganan dan pengembangan kemampuan berbicara anak autis. Berdasarkan hasil observasi awal di Taman Pendidikan dan Pengembangan Anak Berkebutuhan Khusus Esya Sidoarjo, diperoleh data bahwa terdapat 2 anak autis yang sangat menutup diri dengan orang lain. Anak autis tersebut tidak mau berbicara dengan orang lain mereka lebih suka bergumam, berbicara tanpa arti (membeo). Dan ketika berbicara anak autis tersebut tidak menunjukan mimik apapun. Kadang anak autis ini dapat memahami perintah verbal yang di berikan oleh guru terapis. Namun, anak autis tersebut kurang dapat mengungkapkan apa yang diinginkan. Anak hanya dapat berbicara dengan orang lain hanya dengan 2 kata misalnya (saya makan, saya main). Selain itu proses belajar mengajar anak autis ini di lakukan di kelas terapi. Terapi di sekolah yang menggunakan metode ABA (Applied Behaviour Analysis) dengan memberikan reward bila anak berhasil melaksanakan intruksi dan punishment jika anak gagal dalam melaksanakan instruksi, membuat kemampuan berbicara anak autis cenderung kurang maksimal. Misalkan dalam terapi wicara, anak hanya di ajarkan mulai dari huruf vokal (a, i, u, e,o), suku kata (ba, bi, pi, ma) dan kata (abu, sapi, abi). Maka dari itu perlu adanya pembelajaran yang menarik serta dapat membuat anak berperan aktif dalam mengembangkan kemampuan berbicara anak sesuai karakteristik anak. Sehingga, terjalin interaksi sosial dan kerjasama antar siswa dan guru terapis. Sehubungan dengan hal tersebut, dapat di terapkan metode bermain peran atau role play method untuk mengembangkan kemampuan berbicara serta menjalin interaksi sosial dan kerjasama antar siswa dan guru terapis. Role play method adalah kegiatan meniru perilaku manusia, tanaman, hewan tertentu yang melibatkan interaksi secara verbal yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak sebagai kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi sosial. Role play method ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berbicara pada anak autis. Cara penerapan role play method yakni anak autis di ajak bermain memerankan tokoh tokoh tertentu, dan guru mempersiapkan naskah cerita serta langkah langkah dalam melaksanakan program tersebut. Keunggulan role play method adalah (1) melatih anak meningkatkan kemampuan berbicara, sebagai cara berinteraksi dengan orang lain. (2) dapat mengenal diri sendiri dengan baik. (3) dapat mengungkapkan emosi dan belajar mengendalikan diri. () Siswa dapat meningkatkan keterampilan sosial antar teman, guru dan orang lain melalui kegiatan belajar bercakap cakap. Penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Endjang Surjatin (20) yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara dengan metode bermain peran kelompok B TK Pertiwi 2 Jombang. Disimpulkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan berbicara anak yakni dari presentase nilai rata rata 0% menjadi 80%. Maka penelitian tersebut dinyatakan berhasil, sebab anak yang belum berbicara menjadi nihil. Adapun perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang sekarang selain dari subyek penelitian, tempat penelitian dan metode penelitian. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya mengenai role play method, sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi untuk anak autis dan penelitian ini di harapkan dapat menjawab masalah di sekolah. Karena pembelajaran melalui role play method dapat meningkatkan kemampuan berbicara secara spontan atau berbicara lancar dan menciptakan suasana 3

yang menyenangkan bagi anak. maka peneliti bermaksud mengkaji lebih mendalam tentang Penerapan Role Play Method untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Autis di Taman Pendidikan dan Pengembangan Anak Berkebutuhan Khusus Esya Sidoarjo. METODE Peneliti menggunakan jenis penelitian eksperimen. Dengan menggunakan desain SSR (Single Subject Research. Penelitian subyek tunggal prinsipnya adalah penelitian eksperimen dengan sasaran penanganannya siswa secara individual. Sedangkan menurut Rosnow dan Rosenthal (1999) dalam Sunanto (200:) Desain subyek tunggal memfokuskan pada data individu sebagai subyek tunggal. Pada desain subyek tunggal penggunaan skor individu lebih utama dari pada skor rata- rata kelompok dikarenakan pengukuran target behavior dilakukan berulang ulang dengan periode waktu tertentu misalnya: perhari, perminggu, perjam. Desain penelitian pada bidang modifikasi perilaku dengan eksperimen kasus tunggal memakai kategori desain reversal, yakni menggunakan desain A-B. Desain A-B merupakan desain dasar dari penelitian eksperimen subyek tunggal. Prosedur desain ini menggunakan Logika baseline, Menurut Sunanto (200:) Logika baseline menunjukkan suatu pengulangan pengukuran perilaku atau target behaviour pada sekurang kurangnya dua kondisi yaitu kondisi baseline (A) dan kondisi intervensi (B). Subjek dalam penelitian ini adalah anak autis dengan inisial ( RA dan DR) laki laki di Taman Pendidikan dan Pengembangan Anak Berkebutuhan Khusus Esya Sidoarjo. Data ini dikumpulkan peneliti berdasarkan observasi, diketahui anak autis mengalami hambatan berbicara yang mengganggu kemampuan interaksi sosialnya. Karena SSR merupakan penelitian eksperimen, terdapat variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat (target behavior) dalam penelitian ini yakni kemampuan berbicara. Sedangkan variabel bebas (intervensi) dalam penelitian ini adalah role play method. Materi role play method ini tentang memerankan tokoh hewan (sapi, katak, kambing, bebek, anjing). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik statistik sederhana dengan menggunakan metode analisis visual grafik dalam kondisi dan analisis visual antar kondisi. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini disajikan pemaparan hasil penelitian beserta analisisnya yang sudah terorganisir. Data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik yang disertai dengan penjelasan. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 2 anak autis di Taman Pendidikan dan Pengembangan Anak Berkebutuhan Khusus Esya Sidoarjo. Berikut adalah perolehan data pada fase baseline dan fase intervensi pada ke 2 subyek.

Subyek 1 Subyek 2 Baseline (A) Pertemuan 1 2 3 8 Intervensi (B) Pertemuan 9 10 11 1 1 19 20 21 22 23 2 2 2 2 28 Frekuensi Frekuensi 1 1 1 1 Baseline (A) Pertemuan 1 2 3 8 Intervensi (B) Pertemuan 9 10 11 1 1 19 20 21 22 23 2 2 2 Frekuensi Frekuensi 1 Tabel.1 Hasil Pengukuran Kemampuan Berbicara pada Fase Baseline (A) dan Fase Intervensi (B)

Frekuensi Dari perolehan data tabel di atas dapat diperoleh grafik sebagai berikut Subyek 1 1 10 8 2 0 A 1 1 1 1 1 2 3 8 9 10 11 1 1 19 20 22 23 2 2 2 2 28 B Sesi/Waktu Baseline (A) Intervensi (B) Grafik.1 Hasil Pengukuran Kemampuan berbicara subyek 1 Hasil Analisis visual dalam kondisi No Kondisi A/1 B/1 1 Panjang Kondisi 8 20 2 Estimasi arah (-) (+) 3 Kecenderungan stabilitas Estimasi jejak data Level stabilitas dan rentang Level perubahan Variabel (tidak stabil) 3,% Stabil 8% (-) (+) Variabel (tidak stabil) (-) (-) = Stabil (-1) (-1) Hasil Analisis visual antar kondisi No Perbandingan B1/A1 Kondisi 1 Jumlah 1 variabel yang diubah 2 Perbandingan arah dan (-) (+) efeknya 3 Perubahan Variabel ke stabil stabilitas Perubahan level (-) + Presentase overlap 0% Tabel.3 Rekapitulasi hasil analisis visual antar kondisi Tabel.2 Rekapitulasi hasil analisis visual dalam kondisi

Durasi Subyek 2 20 1 10 8 2 0 A 1 1 2 3 8 9 10 11 1 1 19 20 21 22 23 2 2 2 Sesi/Waktu B Grafik. Hasil Pengukuran Kemampuan berbicara subyek 2 Hasil Analisis visual dalam kondisi No Kondisi A/1 B/1 1 Panjang Kondisi 8 2 Estimasi arah (-) (+) 3 Kecenderungan stabilitas Estimasi jejak data Level stabilitas dan rentang Level perubahan Variabel (tidak stabil) 0% Stabil 88,8% (-) (+) Variabel (tidak stabil) (-) (-) -3 Stabil (-) (-) + Hasil Analisis visual antar kondisi No Perbandingan B1/A1 Kondisi 1 Jumlah 1 variabel yang diubah 2 Perbandingan arah dan (-) (+) efeknya 3 Perubahan Variabel ke stabil stabilitas Perubahan level (-) + Presentase overlap 0% Tabel. Rekapitulasi hasil analisis visual antar kondisi Tabel. Rekapitulasi hasil analisis visual dalam kondisi

Anak autis dalam penelitian ini adalah anak yang mengalami hambatan berbicara, hal ini dikarenakan karakteristik anak yang suka bergumam, berbicara tanpa arti serta anak tidak dapat mengungkapkan apa yang diinginkannya. Menurut Schwanz & Johnson dalam Delphie (200:0) Pada sebagian anak autism, kelihatan bisu dan bahkan tidak mampu menggunakan bahasa isyarat gerak dalam berkomunikasi, sehingga penggunaan isyarat tidak dapat dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa DR dan RA merupakan anak autis yang mengalami gangguan berbicara. ke dua subyek tersebut hampir memiliki karakteristik yang sama yakni sama sama sering kali berbicara tanpa arti (membeo). Dari beberapa gangguan yang dialami kedua subyek tersebut perlu adanya pendekatan khusus, maka dalam penelitian ini dilakukan intervensi melalui role play method atau metode bermain peran. Role play method atau metode bermain peran yakni suatu permainan memerankan tokoh tokoh tertentu, dalam penelitian ini tokoh yang di perankan yakni tokoh hewan (sapi, kambing, katak, bebek, anjing). Peran ini melibatkan interaksi secara verbal sehingga dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak autis. Berdasarkan hasil analisis 2 subyek penelitian yang telah diuraikan sebelumnya yaitu Analisis visual dalam kondisi, panjang masing masing fase pada subyek 1 adalah 8 pertemuan untuk fase baseline (A), 20 pertemuan untuk fase intervensi (B) dan pada subyek 2 adalah 8 pertemuan untuk fase baseline (A), pertemuan untuk fase intervensi (B). Kecenderungan stabilitas masing- masing fase pada subyek 1 adalah fase baseline (A) menunjukkan hasil yang tidak stabil atau variabel dengan presentase 3,%, sedangkan pada fase intervensi (B) menunjukkan hasil yang stabil dengan presentase 8%, untuk subyek 2 adalah fase baseline (A) menunjukkan hasil yang tidak stabil atau variabel dengan presentase 0%, sedangkan pada fase intervensi (B) menunjukkan hasil yang stabil dengan presentase 88,8%. Garis pada estimasi arah dan estimasi hasil jejak data memiliki arti yang sama antara subyek 1 dan subyek 2 yaitu pada fase baseline (A) menunjukkan arah menurun dan fase intervensi (B) menunjukkan arah meningkat. Level perubahan subyek 1 pada fase baseline (A) menunjukkan data yang tidak stabil atau variabel dengan rentang -, sedangkan pada fase intervensi (B) diperoleh rentang 1-, untuk subyek 2 pada fase baseline (A) menunjukkan data yang tidak stabil atau variabel dengan rentang -, sedangkan pada fase intervensi (B) diperoleh rentang -. Level perubahan kedua subyek menunjukkan hasil yang tidak sama yakni pada fase baseline (A) subyek 1 menunjukkan tanda (=) yang berarti tidak ada perubahan dan pada fase intervensi (B) menunjukkan tanda (+) yang berarti terdapat perubahan yang membaik, Sedangkan level perubahan pada fase baseline (A) pada subyek 2 menunjukkan tanda (-) yang berarti perubahan yang memburuk dan pada fase intervensi menunjukkan tanda (+) yang berarti terdapat perubahan yang membaik. Sedangkan hasil analisis visual antar kondisi adalah jumlah variabel yang diubah dalam penelitian ini adalah 1 yaitu kemampuan berbicara anak autis. Perubahan arah subyek 1 dan subyek 2 juga menunjukkan kesamaan yakni arah fase baseline (A) ke fase intervensi (B) adalah menurun ke meningkat yang berarti menunjukkan perubahan positif. Perubahan stabilitas fase baseline (A) dengan fase intervensi (B) menunjukkan (+) ditinjau dari rentang data point yang berarti membaik. Presentase data overlap kedua subyek yakni menunjukkan 0%, hal ini menunjukkan intervensi berpengaruh terhadap target behavior ( kemampuan berbicara). 8

Role play method ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan interaksi sosial serta kemampuan berbicara anak melalui suatu interaksi verbal antara guru dengan anak. Seperti yang dijelaskan Gunarti dkk, (2010:10.11,10.) yakni tujuan role play method diantaranya adalah anak dapat mengeksplorasikan perasaan, menciptakan kemampuan berkomunikasi secara spontan/ berbicara lancar, serta dapat meningkatkan interaksi sosial dengan orang lain. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada fase baseline (A) anak mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan dari guru terapis tentang mengenal hewan (sapi, kambing, katak, bebek, anjing). Sedangkan pada fase intervensi (B) kedua subyek sangat antusias saat diberikan tayangan video tentang mengenal hewan, dan di dukung dengan kegiatan bermain peran membuat anak semakin tertarik untuk belajar mengenal hewan dan hal itu dapat meningkatkan artikulasi, ketepatan, dan kelancaran ketika anak berdialog dalam bermain peran. Sebagaimana yang telah dijelaskan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa role play method atau metode bermain peran berpengaruh positif terhadap peningkatan kemampuan berbicara untuk anak autis. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah perolehan hasil pada analisis visual dalam kondisi estimasi arah fase baseline (A) menunjukkan arah trend mendatar yang berarti bahwa fase baseline (A) stabil, sedangkan fase intervensi (B) menunjukkan arah trend yang menurun, artinya bahwa pada fase intervensi (B) terjadi perubahan perilaku hiperaktif yang menurun. Level perubahan pada penelitian ini menunjukkan arah yang positif, artinya memiliki perubahan perilaku yang menurun. Sedangkan perolehan hasil analisis visual antar kondisi diantaranya adalah perubahan arah fase baseline (A) ke fase intervensi (B) berupa perubahan mendatar ke meningkat, hal ini menunjukkan perubahan yang positif; perubahan level menunjukkan tanda (+) yang berarti perilaku hiperaktif menjadi menurun, dan persentase data overlap menunjukkan 0%. Berdasarkan hasil analisis visual dalam kondisi dan analisis visual antar kondisi maka dapat disimpulkan bahwa terapi role play method berpengaruh positif terhadap kemampuan berbicara pada anak autis. Saran Berdasarkan hasil simpulan di atas peneliti mengajukan beberapa saran yang ditunjukkan untuk beberapa pihak, yaitu (1) Kepada guru, agar guru menerapkan role play method atau metode bermain peran dalam kegiatan belajar mengajar agar kemampuan berbicara anak meningkat. (2) Kepala sekolah, diharapkan lebih memfasilitasi kegiatan pembelajaran seperti menyediakan media-media pembelajaran yang menunjang aktivitas belajar anak melalui kegiatan bermain peran sehingga dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak. (3) Peneliti, diharapkan untuk lebih mengembangkan role play method untuk Anak Berkebutuhan Khusus, khusunya anak autis yang mengalami gangguan berbicara dalam penelitian sejenis selanjutnya DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Budiyanto.2011. Modul 1 Peningkatan Kompetensi Guru Siswa Autism Spectrum Disorders dengan Pendekatan Positive Partnerships. Jawa timur Danuatmaja, Bonny. 200. Terapi Anak Autis di Rumah. Jakarta: Puspa swara Delphie, Bandi. 200. Mengenali Anak Autistik. Bandung: Rizqi Press 9

10