ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK (HPP) DI PT. WIKA BETON DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC)

dokumen-dokumen yang mirip
NRP : Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Moses Laksono Singgih, M.Sc, M.Reg.Sc

BAB I PENDAHULUAN. mendistribusikan produk yang telah dihasilkannya tersebut.

SKRIPSI. Disusun oleh: LUKI RAMADHAN NPM

BAB IV PEMBAHASAN. manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT MUSTIKA RATU, TBK.

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PERHIASAN PERAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DI PT. X SKRIPSI

Nama : Henny Ria Hardiyanti NPM : Kelas : 3 EB 18

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan penentuan harga jual merupakan hal penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan serta menjaga. kelangsungan hidup perusahaan.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERUSAHAAN ROTI IDEAL

Sistem Pengalokasian Biaya Overhead Pabrik.

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing, Activity Based Management. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas FEB

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin canggih di era modern dan globalisasi

Penentuan Biaya Overhead Produk Teh Hijau Menggunakan Metode Activity Based Costing (ABC)

Penentuan Biaya Overhead Produk Teh Hijau Menggunakan Metode Activity Based Costing

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha semakin berkembang dari hari ke hari, akibatnya setiap

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. dan semakin kompleks. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan. Hal itu, dikarenakan akuntansi biaya dapat membantu kelancaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan, baik yang bergerak di bidang jasa, produksi, manufacturing maupun perdagangan bertujuan untuk memperoleh laba yang

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TA...ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. MOTTO...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya jaman, kehidupan dunia usaha semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan perlu mempunyai strategi-strategi yang dijalankan untuk. untuk jangka waktu yang panjang dan berkesinambungan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI DASAR DALAM PENERAPAN BIAYA PRODUKSI PADA UD. MULYADI

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh perkembangan teknologi yang semakin maju, penentuan harga

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas, dunia industri harus mempersiapkan diri agar dapat terus

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia. Salah satu dampak yang nyata bagi industri dalam

EVALUASI BIAYA PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN METODE ABC

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi saat ini perekonomian mempunyai peranan yang

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI SEPATU DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) (STUDI KASUS DI PT.X) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berkaitan erat dalam perhitungan kos produk. Bila pengalokasian biaya

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ABC DI PT TMG. SURABAYA

Rio Zulandra ( ) Dosen pembimbing : Naning Aranti W.,ST.,MM.

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi 1998 banyak bidang industri, baik itu dari skala kecil

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan

ABSTRAK Kata Kunci Pendahuluan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan saat ini sedang berlomba-lomba dalam memanfaatkan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari globalisasi sudah semakin terlihat pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin pesatnya perkembangan sektor transportasi dan

PENENTUAN HARGA PRODUK PLYWOOD MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) 2.2. Permasalahan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

BABI PENDAHULUAN. Pada saat ini terdapat 4 keadaan yang sangat berpengaruh atas dunia

ABSTRAK. Kata Kunci : Analisis profitabilitas Pelanggan, Activity Based Costing (ABC)

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan perawatan intensif untuk mempermudah mengamati

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Study Kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. industri. Kenapa sektor industri dituntut untuk selalu berkembang? Hal ini

Bab IV PEMBAHASAN. perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk

ANALISIS PENERAPAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SYSTEM PADA PT. ARTA MAKMUR INDUSTRI DI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi pada beberapa tahun kedepan yang dimana persaingan antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi menyebabkan benturan antara konsep lama dengan pandanganpandangan. mempertahankan dan meningkatkan posisi pasarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Penetapan harga pokok produk sangatlah penting bagi manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

IMPLEMENTASI ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA PT. WONOAGUNG SEJAHTERA DI GRESIK

1. Bagaimana sistem akuntansi biaya tradisional (konvensional) yang diterapkan oleh PT. Martina Berto dalam menentukan Harga Pokok Produksi (HPP)? 2.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bisnis perhotelan ini dapat diawali dengan mengkaji dan memperbaiki sistem

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan perusahaan lainnya dan untuk menghasilkan value terbaik bagi

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB I PE DAHULUA Latar Belakang. Iklim kompetitif yang semakin kuat ini mengharuskan perusahaan

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri)

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN PENCAPAIAN COST REDUCTION DENGAN METODE ACTIVITY-BASED MANAGEMENT DI PT X

BAB I PENDAHULUAN. Langkah ini dilakukan setelah pada tingkat regional, ASEAN telah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan domestik harus mempersiapkan secara matang kinerja dan

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR...

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI, ACTIVITY BASED COSTING DAN SISTEM BIAYA KONVENSIONAL PADA PERUSAHAAN X.

PERBANDINGAN BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM TRADISIONAL DENGAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA INDUSTRI KERAJINAN BAMBU KARTI AJI

BAB I PENDAHULUAN. metode tradisional dalam menghitung harga pokok produksi. Metode tradisonal atau

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI TAS SHOOPING BAG DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) (STUDI KASUS DI PT.X) SKRIPSI

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

I. PENDAHULUAN. Setiap organisasi yang berorientasi pada laba (profit oriented organization)

Oleh : Beby Hilda Agustin Dosen Akuntansi, Universitas Islam Kadiri, Kediri ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ)

Nama : Silvia Ayu Anggraini NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PT. ELESKA PRIMA TIGA DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur dengan perusahaan dagang.

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PADA PERUSAHAAN BATIK UD. AL- MUBAROK. A. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi UD.

Ekky Febrianti Astuti Helmy Adam. Universitas Brawijaya, Jl. MT. Haryono 165, Malang atau

BAB I PENDAHULUAN. aliran biaya dua tahap. Tahap pertama adalah pembebanan sumber daya kegiatan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. untuk disajikan dan selanjutnya dianalisa, sehingga pada akhirnya dapat diambil

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan, perusahaan asuransi, jasa pariwisata ataupun lembaga keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan pasar dan perdagangan internasional yang disebabkan oleh

Kata kunci: activity based costing, harga pokok produk

Transkripsi:

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK (HPP) DI PT. WIKA BETON DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) Abdul Wachid dan Moses Laksono Singgih Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: wachid@wika-beton.co.id dan moses@ie.its.ac.id ABSTRAK Faktor biaya merupakan tolok ukur keberhasilan dalam hal persaingan industri besar maupun kecil. Strategi penetapan harga sangatlah penting bagi perusahaan. Sistem biaya berdasarkan aktivitas/activity Based Costing System melacak biaya pada berbagai aktivitas dan kemudian keberbagai produk, dan sistem ini menawarkan lebih dari hanya ketelitian informasi mengenai harga pokok produk. PT. WIKA Beton adalah perusahaan yang bergerak dibidang industri beton pracetak, dalam menentukan harga pokok produknya masih menggunakan sistem biaya tradisional. Sistem Activity Based Costing (ABC) merupakan sistem biaya yang didasarkan pada aktivitas. Sistem ini menelusuri biaya produksi tak langsung ke produk berdasarkan pada pemikiran bahwa produk mengkonsumsi aktivitas, aktivitas mengkonsumsi sumberdaya dan sumberdaya mengkonsumsi biaya. Dalam melakukan pembebanan biaya sistem ini mempergunakan suatu pemicu biaya yang sesuai dengan aktivitas yang dilakukan. Dengan prosedur inilah sistem ABC mampu memberikan informasi biaya yang lebih akurat. Dari penelitian menunjukkan penetapan Harga Pokok Produk dengan metode ABC pada kenyataannya lebih mendekati kenyataan. Pada produk Tiang Beton terjadi Undercost, total biaya produksi dengan metode Konvensional Rp. 2.841.935.459,84 sedangkan dengan metode ABC Rp. 2.929.222.632,59. Pada produk Tiang Pancang terjadi Overcost, total biaya produksi dengan metode Konvensional Rp. 18.338.026.452,67 sedangkan dengan metode ABC Rp. 18.250.739.279,92 Kata kunci: Biaya Produksi, Aktivitas, Activity Based Costing (ABC), Metode Konvensional LATAR BELAKANG Pada arus globalisasi, setiap perusahaan yang ingin bertahan ( survive) harus meningkatkan daya saingnya, dengan meningkatkan efisiensi dan efektifitas. Menurut D Aveni (19 94) lingkungan bisnis semakin turbulent dan tingkat persaingan semakin tajam ( Hyper competition). Pada saat ini, perusahaan berlomba-lomba untuk menarik konsumen sebanyak mungkin agar mampu bertahan. Dilihat dari sudut pandang konsumen sebagai pengguna, konsumen akan cenderung memilih produk berdasarkan fungsi dengan harga murah tetapi dengan kualitas baik. Salah satu hal yang penting dalam persaingan adalah penentuan harga pokok produk. Penentuan HPP sistem konvensional memberikan hasil yang kurang tepat, disebabkan pembebanan biaya produksi tak langsung. Sistem yang dimaksud menurut Tunggal (1992) adalah metode Activity-Based Costing (ABC). Sistem ini menurut Hicks

(1992) yang intinya untuk mengendalikan keuangan dengan berpusat pada aktivitas (Activity-Based Costing). Activity-based Costing (ABC) telah dipromosikan dan diadopsi sebagai dasar untuk pembuatan keputusan yang strategis dan untuk meningkatkan kinerja laba (Bjornenak dan Mitchell, 1999). ABC banyak direkomendasikan untuk mendukung peningkatan proses (Turney dalam Cagwin dan Bouwman, 2002) dan untuk mengembangkan desain produk yang hemat biaya (Cooper dan Turney, 1989). Walaupun sistem ABC sering dihubungkan dengan perusahaan manufaktur, ABC dapat diterapkan dalam semua jenis organisasi (Rotch et al., dalam Cagwin dan Bouwman, 2002). PT. Wijaya Karya Beton dibentuk pada 11 Maret 1997, sebagai perusahaan anak PT. Wijaya Karya, dengan produk-produk yang dihasilkan dibagi menjadi beberapa SBU diantaranya Tiang Beton dan Tiang Pancang. Dalam menentukan HPP menggunakan sistem konvensional. Perhitungan dengan sistem ABC diharapkan dapat menentukan harga pokok produksi lebih tepat dan proprosional, sehingga didapat harga jual produk yang lebih kompetitif. Permasalahan yang akan dibahas dalam tesis ini adalah perhitungan HPP dengan sistem perhitungann metode Activity Based Costing (ABC). Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menetapkan harga pokok produksi berdasarkan aktivitas. 2. Mendapatkan harga pokok produksi yang lebih kompetitif. 3. Membandingkan penghitungan HPP metode Activity Based Costing (ABC) dengan metode Konvensional sehingga didapat Harga Pokok Produksi (HPP) yang lebih akurat. Penelitian ini masukan bagi perusahaan untuk menghitung HPP berdasarkan aktivitas, sehingga menghasilkan biaya produksi yang akurat. Batasan masalah yang digunakan dalam penulisan Tesis ini adalah: 1. Penelitian hanya pada perhitungan HPP Tiang Pancang dan Tiang Beton. 2. Data dan laporan keuangan periode bulan Januari Desember 2008. 3. Analisa pada penentuan HPP, dengan membandingkan sistem Konvensional dengan ABC. Berdasarkan pada batasan masalah, maka asumsi yang digunakan adalah: 1. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, selama penelitian dianggap konstan. 2. Kebijakan pemerintah terutama dalam hal perekonomian tidak mengalami perubahan dan keadaan ekonomi berjalan stabil. 3. Kalkulasi biaya produksi total diasumsikan telah diidentifikasikan sesuai dengan kebijakan manajemen perusahaan. 4. Tidak ada masalah pada proses produksi. PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK Sistem Pembebanan Biaya Konvensional Adalah sistem dimana bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dibebankan pada produk, dan overhead yang ditetapkan dengan menggunakan tarif yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Semua biaya tersebut digabung dan kemudian dibagi dengan jumlah unit produk. Dalam penentuan harga pokok produk ini terdapat dua metode Full Cost dan Variable Cost. A-38-2

Konsep Dasar Sistem Biaya Berdasarkan Aktivitas (Activity Based Costing) ABC membebani biaya ke produk atau kepada pelanggan berdasarkan sumber daya yang dikonsumsi. Aktivitas mengkonsumsi sumber daya dan produk mengkonsumsi aktivitas, beberapa manfaat dari Activity Based Costing System adalah sebagai berikut: a. Mendukung pengambilan keputusan (management decision making). b. Mendukung perbaikan berkesinambungan (continous improvement). ABC memungkinkan tindakan eliminasi atau perbaikan aktivitas yang tidak bernilai tambah. c. Kemudahan penentuan biaya yang kurang relevan ( cost reduction), Sistem ABC yang transparan menyebabkan sumber-sumber biaya tersebut dapat diketahui dan dieliminasi. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di PT. Wijaya Karya Beton selama satu tahun mulai bulan Januari 2008 dan pengerjaan penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah seperti pada Gambar 2. Gambar 2 Langkah-langkah Penelitian A-38-3

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Berdasarkan batasan penelitian, periode produksi yang dianalisa yaitu bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2008. Data yang diperlukan yaitu: laporan biaya produksi, biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, data jam tenaga kerja, data jam mesin, dan data set up, serta data aktivitas perusahaan. Tabel 1 Biaya Bahan Baku Langsung Bulan Total Biaya Bahan Baku Langsung Januari Rp. 1,467,599,994 Pebruari Rp. 1,483,365,229 Maret Rp. 1,490,531,244 April Rp. 1,460,433,979 Mei Rp. 1,460,433,979 Juni Rp. 1,460,433,979 Juli Rp. 1,467,599,994 Agustus Rp. 1,467,599,994 September Rp. 1,456,134,369 Oktober Rp. 1,463,300,385 November Rp. 1,466,166,791 Desember Rp. 1,460,433,979 Total Rp. 17,604,033,917 Tabel 3 Data Jam Tenaga Kerja (jam) Jenis Produk (dalam jam) Bulan Tiang Beton (TB) Tiang Pancang Bulat Berongga (TP) Jan 38 242 Peb 38 242 Mar 38 242 Apr 35 245 Mei 38 242 Juni 38 242 Juli 38 242 Agus 38 242 Sept 38 242 Okt 38 242 Nov 37 243 Des 38 242 Total 451 2909 Tabel 2 Biaya Tenaga Kerja Langsung Bulan Biaya Tenaga Kerja Langsung Januari Rp. 244,800,000 Pebruari Rp. 244,800,000 Maret Rp. 244,800,000 April Rp. 244,800,000 Mei Rp. 244,800,000 Juni Rp. 244,800,000 Juli Rp. 244,800,000 Agustus Rp. 244,800,000 September Rp. 244,800,000 Oktober Rp. 244,800,000 November Rp. 244,800,000 Desember Rp. 244,800,000 Total Rp. 2,937,600,000 Tabel 4 Data Jam Mesin (jam) Jenis Produk (dalam jam) Tiang Bulan Tiang Pancang Beton Bulat Total (TB) Berongga (TP) Jan 79 150 229 Peb 85 142 227 Mar 89 146 235 Apr 77 175 252 Mei 85 133 218 Juni 112 175 287 Juli 147 188 335 Agus 98 138 236 Sept 101 200 301 Okt 120 180 300 Nov 93 195 288 Des 126 187 313 Total 1212 2009 A-38-4

Tabel 5 Perbandingan Kalkulasi Biaya HPP untuk Tiang Beton (TB) Biaya Per Unit Tiang Beton Konvensional ABC Simpangan Biaya Bahan Baku Langsung 311,009.38 311,009.38 Biaya Tenaga Kerja Langsung 51,898.37 51,898.37 Biaya Overhead 11,277.30 22,770.02 Total 374,185.05 385,677.77 Undercost Tabel 6 Perbandingan Kalkulasi Biaya HPP untuk Tiang Pancang (TP) Biaya Per Unit Tiang Pancang Konvensional ABC Simpangan Biaya Bahan Baku Langsung 1,595,177.15 1,595,177.15 Biaya Tenaga Kerja Langsung 266,188.58 266,188.58 Biaya Overhead 57,841.64 48,706.41 Total 1,919,207.37 1,910,072.14 Overcost PEMBAHASAN Dari analisa diatas penetapan HPP dengan pendekatan ABC lebih akurat, hal ini disebabkan karena metode ABC tidak hanya menggunakan unit produksi sebagai pemicu biaya (cost driver) melain kan juga menggunakan cost driver yang tidak berkaitan dengan unit produksi (jam mesin, jumlah set up, jam tenaga kerja) untuk membebankan biaya overhead pabrik ke produk. Dari analisa dapat diketahui perusahaan kelebihan mengkalkulasi biaya (overcost) pada produk Tiang Pancang. Kelebihan disebabkan karena jumlah kegiatan yang lebih banyak besar sehingga rasio penggunaan biaya semakin kecil yang menyebabkan biaya per kegiatan ditekan lebih kecil pada metode ABC, dimana hal tersebut tidak dapat diperlihatkan pada metode konvensional. Hal ini terlihat pada konsumsi jam tenaga kerja, konsumsi jam mesin, dan konsumsi set up yang terjadi pada produk tiang beton cukup besar yang dapat digunakan sebagai pemacu biaya sehingga HPP dapat ditekan menjadi lebih kecil. Sedangkan pada produk Tiang Beton, perusahaan kekurangan mengkalkulasi biaya ( undercost). Disebabkan karena pada metode konvensional tidak memperhatikan beban rasio konsumsi seperti jam tenaga kerja, konsumsi jam mesin, dan konsumsi set up, dimana seluruh biaya dianalisa berdasarkan single cost driver yaitu unit produksi. Sedangkan dengan metode ABC kekurangan kalkulasi tersebut disebabkan karena metode ABC membebankan kegiatan jumlahnya sedikit sehingga rasio konsumsinya membesar dan menyebabkan kegiatan tersebut memiliki biaya lebih besar sehingga HPP ikut membesar KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan: 1. Harga Pokok Produksi Konvensional dan ABC ( Activity Based Costing) masingmasing produk selama tahun 2008 sebagai berikut: Jenis Produk Jumlah Produksi Harga Pokok Produksi Unit Konvensional ABC Tiang Beton (TB) 7,595 374,185.05 385,677.77 Tiang Pancang (TP) 9,555 1,919,207.37 1,910,072.14 A-38-5

2. Dengan asumsi harga jual dan volume produksi untuk Tiang Pancang tetap, maka laba untuk penjualan Tiang Pancang akan meningkat. Atau harga jual Tiang Pancang dapat diturunkan dengan tetap menjaga prosentase laba sehingga volume produksi dan penjualan dapt ditingkatkan. Beberapa hal yang dapat disarankan berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut: 1. Untuk memperoleh harga pokok produk yang lebih akurat maka perusahaan disarankan untuk mulai menerapkan perhitungan harga pokok produk dengan menggunakan metode Activity Based Costing supaya dapat menghindari terjadinya penyimpangan biaya (overcosting dan undercosting) untuk tiap produk. 2. Perlu adanya keterbukaan perusahaan terhadap konsep konsep baru yang berkaitan dengan proses menuju Continous Improvement dan tidak perlu terpaku dengan konsep konsep yang sudah ada, mengingat perkembangan informasi dan teknologi perlu diaplikasikan untuk mengimbangi persaingan yang ada. DAFTAR PUSTAKA Cooper, R., dan R.S. Kaplan, (1999), The Design of Cost Management Systems: Text and Cases, Second Edition, Prentice hall, New Je3rsey. Mulyadi, (2003), Activity Based Cost System: Sistem Informasi Biaya untuk Pengurangan Biaya, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Tunggal, A.W. ( 1995), Activity-Based Costing untuk Manufakturing dan Pemasaran, Harvarindo, Jakarta. A-38-6