BAB III NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DALAM PENDIDIKAN ISLAM. maju agar menjadi golongan yang unggul. Sementara itu pemenuhan di bidang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam merupakan agama yang membawa kesejahteraan, kedamaian,

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi kerja pada manusia serta menurunkan Islam untuk membuka mata

BAB V PENUTUP. dalam penelitian novel Saya Mujahid Bukan Teroris karya Muhammad B.

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. ibadah kepada Allah SWT. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB V KESIMPULAN, SARAN-SARAN DAN PENUTUP. 1. Pendapat Para Mufassir tentang Q.S. Al-Mu minun Ayat 1-9

MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH. Pertemuan ke-6

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

AKHLAK PRIBADI ISLAMI

Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Khutbah Jum'at. Melanjutkan Spirit Qurban dalam Kehidupan. Bersama Dakwah 1

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam di bawa Nabi Muhammad SAW adalah agama yang dapat

VISI, MISI, TUJUAN, dan TOPIK BAHASAN PAI

UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA STATUS DAN TANGGUNGJAWAB MANUSIA

KEMBALI KEPADA FITRAH (MAKNA MINAL AIDIN WAL FAIZIN)

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB V PEMBAHASAN. cukup, yakni pada rata-rata interval 31,13%. Hal tersebut disebabkan. untuk mengikuti dan melaksanakan kegiatan kegiatan keagamaan

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis penelitian mengenai konsep tujuan pendidikan Islam

Pendidikan Agama Islam

BAB 1 PENDAHULUAN. disisi Tuhan-Nya, dan untuk berpacu menjadi hamba-nya yang menang di

OLAH RAGA DALAM PANDANGAN ULAMA. Abdullah Al-Baatil

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

Modul ke: Mengenal Islam. DR. Rais Hidayat. Fakultas: Ilmu komputer. Program studi: Informasitika.

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

M A K A L A H PENDIDIKAN AGAMA

BAB IV ANALISIS ZAKAT PADA PRODUK WADI <AH (TABUNGAN HAJI) DI BANK BPRS BAKTI MAKMUR INDAH KRIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan surat al-anas. 1

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini berjudul ANALISIS HUBUNGAN ETOS KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI

MENGENAL ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER

BAB I PENDAHULUAN. dibina adalah makhluk yang memiliki unsur-unsur jasmani dan akal juga. seimbang dalam hal dunia maupun akhirat, ilmu dan iman.

Kata Kunci: etos kerja

MENGHAYATI PERAN ISTRI

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

BAB I PENDAHULUAN. orang lain tanpa adanya keuntungan langsung bagi si penolong. Pada perilaku

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL

2. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

BAB IV ANALISIS TEORI KONVERGENSI DAN RELEVENSINYA DENGAN HADIST NABI MUHAMMAD SAW TENTANG FITRAH MANUSIA

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM DALAM PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS. Nuryani, M. IAIN Palopo

HAKIKAT DAN EKSISTENSI MARTABAT MANUSIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah agama yang

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009

HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM. Oleh: Hambali ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STANDAR ISI PAI SMP AL-QUR`AN & HADITS. No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Kelas/Semester

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Zemool, (Solo: CV. Pustaka Mantiq, 1991), hlm. 64. Nasional. 1 Mahmud Ahmad Sayyed, Mendidik Generasi Qur any, Terj. S. A.

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan pertama (usia 0-12 tahun). Masa ini merupakan masa yang

BAB I PENDAHULUAN. merasakannya. Begitu pula bisa membaca Al-Qur an dengan fasih dan benar

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi ajaran agama dalam bentuk hubungan sosial kemasyarakatan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEDOMAN HIDUP ISLAMI (PHI) WARGA MUHAMMADIYAH. Drs. H. Gunarto Muchsin

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

1. lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi;

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

BAB I PENDAHULUAN. bahwa peserta didik telah memiliki bakat, fitrah minat, motivasi dan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. kepada Allah SWT, terampil cerdas memiliki etos kerja yang tinggi, budi

BAB I PENDAHULUAN. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2011, Hlm. 13.

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAHAGIAN A (20 markah)

KOSEP FITRAH DALAM ISLAM Oleh: Saepul Anwar

KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET)

BAB IV URGENSI PENDIDIKAN AGAMA PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA)

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN PAI

Transkripsi:

27 BAB III NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DALAM PENDIDIKAN ISLAM Islam adalah agama yang mendorong umatnya untuk berfikir dan bersikap maju agar menjadi golongan yang unggul. Sementara itu pemenuhan di bidang ekonomi menjadi kebutuhan yang mutlak terpenuhi, maka dalam pembahasan selanjutnya akan di jelaskan secara terperinci dan lebih fokus, meliputi, konsep Islam tentang etos kerja, nilai-nilai entrepreneurship dalam pendidikan Islam dan dunia kerja dalam perspektif Islam. A. KONSEP ISLAM TENTANG ETOS KERJA Pemahaman kita tentang iman sering kali diberi makna dalam pengertian yang bersifat abstrak, gaib, atau dianggap sebagai sesuatu yang misterius, sehingga kita kehilangan gambaran nyata dari kekuatan iman tersebut. Padahal sesungguhnya iman adalah meyakini di dalam hati, mengucapkan dengan lisan dan mengamalkan dalam perbuatan. Penghargaan Islam terhadap budaya kerja bukan hanya sekedar pajangan alegoris, penghias retorika, pemanis bahan pidato, indah dalam pernyataan apalagi kosong dalam kenyataan. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas manusia, sehingga bekerja yang didasarkan pada prinsip-prinsip tauhid, bukan saja menunjukkan fitrah seorang muslim tetapi mengangkat martabat dirinya sebagai abdullah atau hamba Allah yang mengelola seluruh alam sebagai bentuk dari cara dirinya

28 mensyukuri kenikmatan dari Allah SWT. Maka jika seseorang yang enggan dan tidak mau bekerja di dalam hidupnya berarti ia melawan fitrahnya, dan tidak mau mendayagunakan potensinya, sehingga ia bisa terpuruk bahkan lebih hina dari binatang. 31 B. NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DALAM PENDIDIKAN ISLAM Islam sangat berhungungan erat dengan pendidikan. Hubungan antara keduanya bersifat organis-fungsional; pendidikan berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan Islam, 32 dan Islam menjadi kerangka dasar pengembangan pendidikan Islam, serta memberikan sistem nilai untuk mengembangkan berbagai pemikiran tentang pendidikan Islam. Petunjuk Kitab Suci maupun Sunnah Nabi menganjurkan umat Islam untuk dapat meningkatkan keahlian dan akhlak, khususnya pada generasi muda. Pendidikan dianggap wahana tepat membangun masa depan umat. Berbagai petunjuk Al-Qur an maupun Sunnah menyangkut pendidikan umumnya menunjukkan bahwa tujuan utama pendidikan adalah moralitas (akhlak) dan pengembangan kecakapan (keahlian). 33 Di samping tujuan tersebut, pendidikan Islam ditujukan untuk membina manusia agar mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan khalifah-nya. Manusia yang dibina adalah makhluk yang memiliki unsur- 31 Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim. PT.Dana Bhakti Wakaf. Jakarta 1995.h.1 32 Hery Noer Ali, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 2 33 Said Agil Huzain Al-Munawwar, Aktualisasi Nilai-Nilai Qur ani Dalam Sistem Pendidikan Islam, (Ciputat: PT. Ciputat Press, 2005), h.48

29 unsur material (jasmani) dan imaterial (akal dan jiwa). Pembinaan akalnya menghasilkan ilmu, pembinaan jiwanya mengahasilkan kesuciaan dan etika, sedangkan pembinaan jasmaninya menghasilkan keterampilan. 34 Melihat pendidikan Islam dalam perspektif ontologi adalah upaya untuk menjawab pertanyaan yang menyangkut hakikat pendidikan. Secara filosofis pendidikan Islam sebagai upaya untuk memanusiakan manusia dengan cara-cara yang manusiawi untuk mencapai nilai-nilai kemanusiaan yang luhur, menjadi khalifah di muka bumi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan proses atau upaya terprogram dari pendidik untuk membantu subjekdidiknya. 35 Maka kalau dijabarkan dari aspek tujuan pendidikan Islam untuk membina mentalitas dan penguasaan keterampilan disinilah kita melihat bahwa entrepreneurship hadir atau ada. Karena dalam pengertiannya entrepreneurship bukan hanya terbatas pada dunia bisnis saja tetapi lebih luas mencakup semua aspek kehidupan, meliputi kecakapan maupun keterampilan hidup dan akan berguna untuk profesi apapun. 36 C. DUNIA KERJA DAN USAHA PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM Manusia dilahirkan tanpa mengetahui tentang sesuatu. Lalu mereka tumbuh, belajar, dan berkelana di bumi, sehingga memiliki kemampuan dan bakat yang berbeda-beda. Tampillah orang yang menyenangi bidang industri, 34 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), h. 52 35 M.Suyudi, Pendidikan Perspektif Alqur an. Mikraj.Yogyakarta;2005.h.104 36 Ciputra Quantum Leap.73

30 menjadai ahli berniaga atau berdagang, ada pula yang banyak cenderung menyukai bidang ketentaraaan dan menyukai seni perang atau bahkan menyukai bidang kesusastraan. Dalam soal ini, Islam mengetahui adanya hukum fitrah dan dan nilai-nilai akhlak, yang menjadi landasan masyarakat Islam pertama, serta mengetahui pula apa yang telah menjadi keputusan ahli fiqh (hukum). Adapun hukum fitrah yang dimaksud adalah manusia itu berbeda-beda kemampuannya, dan masing-masing akan menempati apa yang dianggap baik dan cocok. Kemudian tampillah iklim sosial yang sesuai dengan hukum yang adil, maka manusia harus melaksanakan amanah yang diberikan Allah SWT seperti yang terkandung dalam (QS. Al-Anfal:27). 37 Begitu gencar publikasi agama tetapi hanya pada dimensi ritualnya saja dan mengabaikan ajaran agama yang terkait dengan aspek sosial kemasyarakatan. Banyak orang mengkampanyekan agama hanya dari sisi sempit ibadah mahdlah saja ( shalat, puasa, zakat, haji, doa,). Begitu pula sebaliknya ada yang mempromosikan agama hanya sebatas hubungan manusia dengan manusia. Mereka lupa bahwa untuk mengatur negara atau masyarakat Allah SWT telah memberikan petunjuk yaitu melalui Al-Qur an dan Nabi-Nya (al-hadits). Maka arti penting dan nilai dari sebuah agama 37 Ahmad Muhammad Al- Assal.Sistem, Prinsip dan Tujuan Ekonomi Islam. Pustaka Setia.Bandung;1999.h.148

31 disini adalah bagaimana agama menganjurkan bahkan menyuruh untuk melaksanakan dua kewajiban sekaligus (baca; kepada Tuhan dan sesama manusia). Dalam pengertian sederhana agama menjadi motivasi sekalugus inspirasi bagi pemeluknya untuk beribadah dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 38 Bekerja adalah kewajiban setiap muslim, sebab dengan bekerja setiap muslim akan mengaktualisasikan kemuslimannya sebagai manusia, makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna dan mulia di atas dunia. Dengan demikian ia telah melakukan jihad fii sabilillah karena telah berjuang memerangi kemiskinan dan sifat kemalasan. 39 Islam menempatkan budaya kerja bukan semata-mata perintah, tetapi menempatkannya sebagai tema sentral dalam pembangunan umat karena untuk mewujudkan pribadi dan masyarakat yang tangguh hanya mungkin apabila penghayatan terhadap esensi bekerja dengan segala kemuliaannya dijadikan sebagai pokok kajian bagi setiap muslim hingga menjadi kebiasaan dan budaya yang khas dalam rumah tangga setiap muslim. Wisuda Allah SWT dengan memberikan gelar indah kepada manusia khaira ummah hanya akan menjadi konsep tak berarti jika tidak ada semangat bekerja dan usaha 38 Fuad Amsyari, Islam Kaffah; tantangan sosial dan aplikasinya di Indonesia.Gema Insani Press.jakarta 1995.h.208 39 Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim.PT Dana Bakti Wakaf. Yogyakarta;1995.h.vii

32 untuk menamkan suatu ideologi bekerja, berkreasi, berinovasi itu adalah indah, dan Allah menyukai yang indah itu. Sebaliknya pribadi yang malas dan bermental pengemis hanyalah akan mengorbankan masyarakat dan bahkan generasinya sebagai umat yang kedodoran, terjajah dan terbelenggu, tidak berkelas, wujuduhu kaadamihi, ada dan tiadanya sama saja. Itulah sarkasme dan sindiran yang seharusnya membuat hati umat Islam terluka. Dengan kata lain seorang muslim harus menjadi umat yang diperhitungkan dan mampu memberikan pengaruh terhadap alam sekitarnya (rahmatan lil alamin). 40 Berdasarkan retorika dan uraian tentang dunia usaha dan kerja di atas maka terlihat bahwa harus ada bidang yang berfungsi menyiapkan, mendidik dan melahirkan kemampuan berfikir, dan bergerak (action) yang disebut lembaga pendidikan, sekolah, kampus, dan semacamnya. Begitulah setidaknya Iman Supriyono menjelaskan bahwa seorang anak berhak mendapatkan pendidikan yan layak dan berkualitas. Rasulullah SAW adalah contoh pendidikan terbaik, Nabi sudah dididik oleh pamannya (sebagai pengasuh beliau saat kedua orang tuanya meninggal) dengan pendidikan bisnis luar negeri selama 13 tahun. 41 40 Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim. h.7-8 41 Iman Supriyono, Guru Goblok Ketemu Murid Goblok. SNF Consulting. Surabaya;2008.h.174

33 Setelah di uraikan pada Bab III tentang nilai-nilai entrepreneurship dalam pendidikan Islam, konsep Islam tentang etos kerja, nilai-nilai entrepreneurship dalam pendidikan Islam, serta dunia kerja dan usaha perspektif pendidikan Islam, maka dalam pembahasan selajutnya akan di uraikan pemikiran atau konsep pendidikan entrepreneurship Ciputra. Pada pembahasan pembahasan ini, penulis akan menguraikan pemikiran Ciputra tentang pendidikan entrepreneurship secara apa adanya sesuai dengan isi buku Ciputra Quantum Leap.