PENGEMBANGAN TEKNIK NORMALISASI DAN DENORMALISASI PADA METODE RPC UNTUK ORTHOREKTIFIKASI CITRA SATELIT PENGINDERAAN JAUH

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN KETELITIAN KOREKSI GEOMETRIK DATA SPOT-4 NADIR LEVEL 2 A STUDI KASUS: NUSA TENGGARA TIMUR

PEMANFAATAN PERANGKAT LUNAK PCI UNTUK MENINGKATKAN AKURASI ANALISIS SPASIAL

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1B untuk Pembuatan Peta Desa (Studi Kasus: Kelurahan Wonorejo, Surabaya)

PENGEMBANGAN MODEL KOREKSI GEOMETRI ORTHO LANDSAT UNTUK PEMETAAN PENUTUP LAHAN WILAYAH INDONESIA

ACARA IV KOREKSI GEOMETRIK

Citra Satelit IKONOS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KOREKSI GEOMETRIK. Tujuan :

TUGAS AKHIR RG141536

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ORTHOREKTIFIKASI CITRA RESOLUSI TINGGI UNTUK KEPERLUAN PEMETAAN RENCANA DETAIL TATA RUANG Studi Kasus Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur

Analisis Pengaruh Sebaran Ground Control Point terhadap Ketelitian Objek pada Peta Citra Hasil Ortorektifikasi

Analisa Ketelitian Geometric Citra Pleiades Sebagai Penunjang Peta Dasar RDTR (Studi Kasus: Wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur)

ORTHOREKTIFIKASI DATA CITRA RESOLUSI TINGGI (ASTER DAN SPOT) MENGGUNAKAN ASTER DEM

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

ANALISIS KOREKSI GEOMETRIK MENGGUNAKAN METODE DIRECT GEOREFERENCING PADA CITRA SATELIT ALOS DAN FORMOSAT-2

LAPORAN ASISTENSI MATA KULIAH PENGINDERAAN JAUH. Dosen : Lalu Muhammad Jaelani ST., MSc., PhD. Cherie Bhekti Pribadi ST., MT

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

Analisis Ketelitian Objek pada Peta Citra Quickbird RS 0,68 m dan Ikonos RS 1,0 m

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1A untuk Pembuatan Peta Dasar Lahan Pertanian (Studi Kasus: Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan)

EVALUASI TUTUPAN LAHAN DARI CITRA RESOLUSI TINGGI DENGAN METODE KLASIFIKASI DIGITAL BERORIENTASI OBJEK (Studi Kasus: Kota Banda Aceh, NAD)

PERANAN CITRA SATELIT ALOS UNTUK BERBAGAI APLIKASI TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA DI INDONESIA

BAB III METODA. Gambar 3.1 Intensitas total yang diterima sensor radar (dimodifikasi dari GlobeSAR, 2002)

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Data 3.3 Tahapan Pelaksanaan

Analisa Kelayakan Penggunaan Citra Satelit WorldView-2 untuk Updating Peta Skala 1:1.000 (Studi Kasus :Surabaya Pusat)

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE

Mekanisme Penyelenggaraan Citra Satelit Tegak Resolusi Tinggi Sesuai Inpres Nomor 6 Tahun 2012

5. PEMBAHASAN 5.1 Koreksi Radiometrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Isfandiar M. Baihaqi

M. Natsir, Kustiyo Peneliti Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh, Lapan ABSTRACT

PENGARUH JUMLAH DAN SEBARAN GCP PADA PROSES REKTIFIKASI CITRA WORLDVIEW II

UJI KETELITIAN HASIL REKTIFIKASI CITRA QUICKBIRD DENGAN PERANGKAT LUNAK GLOBAL MAPPER akurasi yang tinggi serta memiliki saluran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN INTERFEROMETRIC SYNTHETIC APERTURE RADAR (InSAR) UNTUK PEMODELAN 3D (DSM, DEM, DAN DTM)

KARAKTERISTIK CITRA SATELIT Uftori Wasit 1

KAJIAN PROSEDUR PEMBUATAN AUTOMATIC DEM (DIGITAL ELEVATION MODEL) MENGGUNAKAN CITRA SATELIT PLEIADES (STUDI KASUS KOTA BANDUNG JAWA BARAT)

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB III PENGOLAHAN DATA. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dan pelaksanaan penelitian yang dilakukan dalam tugas akhir ini.

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH REGISTRASI DAN REKTIFIKASI DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ENVI. Oleh:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-440

Analisis Ketelitian Orthorektifikasi Citra Pleiades dan SPOT6 Untuk Pembuatan Peta Dasar RDTR Wilayah Pesisir (Studi Kasus: Kecamatan Jenu, Tuban)

TUGAS AKHIR RG141536

REGISTRASI PETA TUTORIAL I. Subjek Matter: 1.1 GEOFERENSING 1.2 COORDINAT GEOMETRIK (COGO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

PENGUKURAN GROUND CONTROL POINT UNTUK CITRA SATELIT CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI DENGAN METODE GPS PPP

STUDI ANALISIS KETELITIAN GEOMETRIK HORIZONTAL CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI SEBAGAI PETA DASAR RDTR PESISIR (STUDI KASUS: KECAMATAN BULAK, SURABAYA)

SIDANG TUGAS AKHIR RG

Kajian Kualitas GCP Menggunakan Metode Pengukuran RTK dan Rapid Statik GPS

BAB IV PENGOLAHAN DATA

Jurnal Geodesi Undip Januari 2017

Updating Peta Dasar Skala 1:1.000 Menggunakan Citra WorldView-2 (Studi Kasus : Surabaya Pusat) QURRATA A YUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

IV.1. Analisis Karakteristik Peta Blok

2. TINJAUAN PUSTAKA Pemanfaatan Citra Satelit Untuk Pemetaan Perairan Dangkal

...Dari Redaksi. Diterbitkan oleh: Bidang Penyajian Data, Pusat Data Penginderaan Jauh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

II.1. Persiapan II.1.1. Lokasi Penelitian II.1.2. Persiapan Peralatan Penelitian II.1.3. Bahan Penelitian II.1.4.

LAPORAN PRAKTIKUM FOTOGRAMETRI I (Individu)

PENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN

METODE KALIBRASI IN-FLIGHT KAMERA DIGITAL NON-METRIK UNTUK KEPERLUAN CLOSE- RANGE PHOTOGRAMMETRY

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Terhadap Citra Satelit yang digunakan 4.2 Analisis Terhadap Peta Rupabumi yang digunakan

PEMANFAATAN FOTO UDARA UAV UNTUK PEMODELAN BANGUNAN 3D DENGAN METODE OTOMATIS

ANALISIS PERBANDINGAN KETELITIAN PENGUKURAN LUASAN BIDANG TANAH ANTARA CITRA SATELIT ALOS PRISM DAN FORMOSAT-2 (Studi Kasus : Pucang, Surabaya)

GD 319 PENGOLAHAN CITRA DIGITAL KOREKSI GEOMETRIK CITRA

Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika FT UGM TGGM KARTOGRAFI DIGITAL. Oleh Gondang Riyadi. 21 March 2014 Kartografi - MGR

Analisa Data Foto Udara untuk DEM dengan Metode TIN, IDW, dan Kriging

Jurnal Geodesi Undip Januari 2017

Metode Klasifikasi Digital untuk Citra Satelit Beresolusi Tinggi WorldView-2 pada Unit Pengembangan Kertajaya dan Dharmahusada Surabaya

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. pada radius 4 kilometer dari bibir kawah. (

BAB 4. METODE PENELITIAN

1.2 Tujuan. 1.3 Metodologi

PEMANFAATAN CITRA IKONOS UNTUK IDENTIFIKASI OBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

Dosen Pembimbing : Ir. Chatarina Nurdjati Supadiningsih,MT Hepi Hapsari Handayani ST, MSc. Oleh : Pandu Sandy Utomo

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

PEMBUATAN MODEL ORTOFOTO HASIL PERKAMAN DENGAN WAHANA UAV MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK FOTOGRAMETRI

III. BAHAN DAN METODE

PENGEMBANGAN KAMERA NON-METRIK UNTUK KEPERLUAN PEMODELAN BANGUNAN

PEMANFAATAN SOFTWARE KOREKSI_ORTHO.EXE DARI LAPAN UNTUK KOREKSI GEOMETRIK CITRA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PERKIRAAN JALUR ALIRAN AIR AKI MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT LANDSAT DAN SRTM

Integrating the Generation FIG Working Week 2008, Stockholm, Sweden June 2008

APLIKASI CLOSE RANGE PHOTOGRAMMETRY UNTUK PERHITUNGAN VOLUME OBJEK

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2016

STUDI KETELITIAN KUALITAS GEOMETRIK CITRA IKONOS HASIL ORTHO REKTIFIKASI MENGGUNAKAN DATA DEM SKALA 1:1000

Evaluasi Ketelitian Luas Bidang Tanah Dalam Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan

KAJIAN TERHADAP PENYATUAN PETA-PETA BLOK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DALAM SATU SISTEM KOORDINAT KARTESIAN DUA DIMENSI DENGAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD

REKONSTRUKSI/RESTORASI REKONSTRUKSI/RESTORASI. Minggu 9: TAHAPAN ANALISIS CITRA. 1. Rekonstruksi (Destripe) SLC (Scan Line Corrector) off

LAND COVER BY USING SPOT-4 IMAGERIES)

Ir. Rubini Jusuf, MSi. Sukentyas Estuti Siwi, MSi. Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG TINGKAT KETELITIAN PETA UNTUK PENATAAN RUANG WILAYAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-572

Bab IV Analisis Hasil Penelitian. IV.1 Analisis Data Titik Hasil Pengukuran GPS

PERBANDINGAN NILAI KOORDINAT DAN ELEVASI ANTAR MODEL STEREO PADA FOTO UDARA HASIL TRIANGULASI UDARA

Endang Prinina 1, Lalu Muhamad Jaelani 1, Salam Tarigan 2 1

Transkripsi:

PENGEMBANGAN TEKNIK NORMALISASI DAN DENORMALISASI PADA METODE RPC UNTUK ORTHOREKTIFIKASI CITRA SATELIT PENGINDERAAN JAUH Danang Surya Candra Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh - LAPAN thedananx@yahoo.com ABSTRAK Metode RPC tidak memerlukan informasi parameter orientasi dalam (IO) dan luar (EO) sehingga sangat prospektif digunakan untuk orthorektifikasi citra.oleh sebab itu metode koreksi RPC digunakan untuk meningkatkan akurasi posisi pada saat parameter-parameter dari model sensor fisik tidak diketahui. Pada penelitian ini dibangun teknik normalisasi dan denormalisasi yang lebih sederhana dibandingkan teknik yang dibangun oleh Grodecki, Dial dan Lutes. Hasil dari eksperimen yang dilakukan adalah kedua teknik mempunyai pola dan RMSE yang hampir sama (RMSE Riset = 0,92 dan RMSE Grodecki = 0,91). Hasil tersebut memperlihatkan bahwa teknik normalisasi dan denormalisasi yang dibangun pada penelitian ini mempunyai kemampuan yang sama apabila dibandingkan dengan metode normalisasi dan denormalisasi yang dibangun oleh Grodecki, Dial dan Lutes. Sehingga teknik normalisasi dan denormalisasi yang dibangun pada penelitian ini dapat digunakan pada proses orthorektifikasi dengan menggunakan metode RPC. Kelebihan teknik normalisasi dan denormalisasi yang dibangun pada penelitian ini adalah lebih sederhana dan mudah diterapkan. Kata Kunci:RPC, orthorektifikasi, penginderaan jauh, SPOT-4 ABSTRACT RPCmethodsdoes not requireinformationof interior orientation(io) andexterior orientation (EO) parameters, so it is highly prospective used fororthorektification of image. Therefore, RPCmethodscan be usedtoimprove thepositioning accuracywhenthe parameters of thephysicalsensor modelare unknown. Inthis studybuiltnormalization and denormalization techniques which aresimpler and easier thanthe technique which are builtby Grodecki, DialandLutes.The resultsof the experiment arethe two techniqueshavealmost the samepatterns and RMSE(RMSE Riset =0.92andRMSEGrodecki=0.91). These resultsshowthat thenormalizationanddenormalizationtechniques which are builtin this studyhavethe same abilitywhencompared to thenormalizationanddenormalizationtechniques which arebuilt by Grodecki, Dial, andlutes.thus thenormalization and denormalizationtechniques which are builtonthis researchcan be used onorthorektificationprocessusingrpc. The other advantage of normalizationdenormalizationtechniques which arebuilt inthis study is simplerandeasier to be applied. Keywords:RPC, orthorektification, remote sensing, SPOT-4 Diterima (received): 17-11-2011; disetujui untuk publikasi (accepted): 17-12-2011 118

PENDAHULUAN Ortorektifikasi citra satelit dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan mempergunakan model orbit satelit teliti dan aproksimasi model orbit satelit. Ketergantungan padaparameter fisikdan parameterorbit satelitmembuat model orbit satelit telitijauh lebih rumit dan sulit diterapkan. Umumnya model orbit satelit teliti hanya dimiliki oleh pemilik satelit dan tidak diberikan kepada umum, sedangkan model aproksimasi dapat berupa model RPC ataupun sistem proyeksi paralel (Harintaka et. Al, 2007). Model RPC sangat prospektif dipergunakan untuk ortorektifikasi citra dengan pertimbangan: tidak memerlukan informasi parameter orientasi dalam (IO) dan luar (EO), dan diperlukan titik kontrol yang lebih sedikit daripada model orbit satelit teliti.metode koreksi RPC digunakan untuk meningkatkan akurasi posisi pada saat parameter-parameter dari model sensor fisik tidak diketahui. (Zhan, et al., 2008).RPC merupakan model matematika yang tidak bergantung pada sensor dan telah digunakan secara luas oleh perusahaan satelit untuk proses survei Citra Satelit Resolusi Tinggi (HRSI) dan sebagai alternatif dari Rigorous Sensor Model. Beberapa kajian ortorektifikasi pada citra satelit telah banyak dilakukan, antara lain oleh Ganas et al. (2001) dan Tonolo and Poli (2003). Ganas, et. al (2001) melakukan ortorektifikasi IKONOS level geo menggunakan 17 Titik Kontrol Tanah (GCP) dan DTM. RMSE yang dihasilkan pada penelitian tersebut adalah 0,6piksel dan RMSE pada titik cek 1 piksel.berdasarkan hasil tersebut menunjukan citra IKONOS level Geo dapat diproses untuk menghasilkan citra dengan ketelitian yang lebih tinggi.tonolo and Poli (2003) menggunakan RPC dengan 40 GCP yang tersebar merata untuk melakukan georeferencing citra EROS A1.Titik kontrol (GCP) yang digunakan berasal dari peta skala 1: 5.000 dan DTM dengan grid sebesar 50m 50m. RMSE yang dihasilkan pada titik kontrol 0,7 meter dan pada titik cek 5,04 meter. Di dalam metode RPC yang dikembangkan oleh (Grodecki, Dial, and Lutes, 2004) terdapat teknik normalisasi dan denormalisasi. Teknik tersebut dibangun untuk memperbaiki kesalahan pada perhitungan numerik. Teknik tersebut menggunakan deret taylor untuk melinierisasi model RPC. Sehingga teknik tersebut cukup rumit untuk diterapkan. Pada penelitian ini dikembangkan teknik normalisasi dan denormalisasi yang lebih sederhana dan mudah diterapkan. Teknik tersebut akan dibandingkan dengan teknik yang dibangun oleh (Grodecki, Dial, and Lutes, 2004). Jika hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa teknik tersebut mempunyai kemampuan yang sama dibandingkan dengan metode normalisasi dan denormalisasi yang dibangun oleh (Grodecki, Dial, and Lutes, 2004), maka teknik tersebut dapat digunakan pada proses orthorektifikasi dengan menggunakan metode RPC untuk penelitian selanjutnya. 119

Konsep Orthorektifikasi Ortorektifikasi adalah proses transformasi ke sistem koordinat peta dengan menggunakan data model permukaan digital (DTM) untuk mengkoreksi pergeseran relief (Baltsavias, 2000). Ortorektifikasi pada dasarnya merupakan proses manipulasi citra untuk mengurangi/menghilangkan berbagai distorsi yang disebabkan oleh kemiringan kamera/sensor dan pergeseran relief. Secarateoritik foto terektifikasi merupakan foto yang benar-benar tegak dan oleh karenanya bebas dari pergeseran letak oleh kemiringan, tetapi masih mengandung pergeseran karena relief topografi (relief displacement).pada foto udara pergeseran relief ini dihilangkan dengan rektifikasi differensial (Frianzah, 2009).Gambar di bawah ini menyajikan pemanfaatan DTM untuk mengkoreksipergeseran relief. Gambar 1.Penggunaan DTM pada proses orthorektifikasi. (PCI, 2005). METODOLOGI Data Penelitian ini menggunakan data SPOT-4 dengan K/J: 286/364 tanggal perekaman 12 November 2010. Data acuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Landsat Ortho USGS.Data DEM yang digunakan adalah SRTM 30.Pemilihan data SPOT-4 mengacu pada data yang bebas awan (liputan awan < 20%) dan mempunyai ketinggian yang bervariasi.satelit SPOT-4 membawa dua detektor HRVIR.Detektor ini mirip dengan HRV, hanya saja HRVIR memiliki tambahan kanal SWIR dan lebar kanal panjang gelombang dari panchromatik untuk HRVIR lebih sempit dibanding HRV. Pada pemetaan dan analisis yang membutuhkan tingkat ketelitian geometrik yang lebih presisi data-data dengan level 1A, 1B dan 2A tidak sesuai untuk kebutuhan tersebut. Untuk itu, kualitas geometrik dari data SPOT-4 yang 120

tersedia perlu ditingkatkan menjadi kualitas yang lebih presisi sampai pada level3(ortho). Gambar 2.Citra SPOT-4 dengan K/J 286/364 tanggal perekaman 12 November 2010 Gambar 3.Kemampuan melihat pada off-nadir dari SPOT-4 Metode RPC Model RPC mentransformasikan dimensi- 3 dari koordinat objek-citra ke dalam dimensi-2 (Grodecki dan Dial, 2001).Model fungsional RPC merupakan perbandingan dua polinomial kubik koordinat tanah, dan menyediakan fungsional antara koordinat tanah dan koordinat citra (Frianzah, 2009).Pemisahan fungsi rasional disediakan untuk pemetaan koordinat tanah ke koordinat citra line/baris dan sample/kolom) secara berurutan.fungsi rasional baris dan kolom menurut (Grodecki dan Dial, 2003) adalah sebagai berikut: dimana, 121

Untuk menentukan nilai koefisien RPC (c i, d i, e i, f i ) diperlukan sejumlah GCP dengan jumlah minimal 7 (untuk orde 1) hingga 39 (untuk orde 3).Untuk memperbaiki ketelitian secara numerik, koordinat citra dan tanah dinormalisasikan ke range 1 x 1 (Grodecki, Dial, and Lutes, 2004).Denormalisasi RPC menurut (Grodecki, Dial, dan Lutes, 2004) adalah sebagai berikut. L = p(ф, λ, h) dan S = r(ф, λ, h). Denganp dan r adalah denormalisasi model RPC, dimana Deret Taylor digunakan untuk melinearisasi persamaan RPC tersebut, sehingga: Pada penelitian ini, teknik normalisasi yang dibangun menggunakan formula: Xnorm = 2(X Xmin ) 1. (Xmax Xmin ) dengan Xnorm = Hasil normalisasi titik X pada koordinat citra X = Titik X pada koordinat citra Xmax = Titik X pada koordinat citra dengan nilai tertinggi Xmin = Titik X pada koordinat citra dengan nilai terendah Sedangkan teknik denormalisasi yang dibangun menggunakan formula: Xdenorm = (0.5 Xcalc + 1 Xmax Xmin ) Xmin Diagram alir untuk proses pencarian parameter pada metode RPC dijelaskan di bawah ini (Gambar 4). Setelah parameter RPC diperoleh, maka kita dapat mencari RMSE nya. RMSE tersebut akan dibandingkan dengan RMSE metode RPC dengan menggunakan teknik yang dibangun oleh (Grodecki, Dial, and Lutes, 2004).Diagram alir pencarian RMSE 122

dapat dilihat pada gambar 5 Data SPOT 2/4 Belum Terkoreksi Data Acuan Landsat Ortho USGS Pembuatan Titik-titik GCP Titik-titik GCP (X, Y, U, V) Normalisasi Data DEM (W) Model RPC Pencarian Koefisien RPC Persamaan Kuadrat Terkecil Koefisien RPC Gambar 4.Diagram alir proses pencarian parameter pada metode RPC HASIL DAN PEMBAHASAN Secara teoritis, penyebaran GCP akan memberikan kontribusi terhadap ketelitian orthoimage yang dihasilkan. Semakin menyebar distribusi titik-titik GCP maka nilai residu yang dihasilkan diharapkan merupakan representasi ketelitian posisi pada seluruh permukaan citra SPOT-4.Pada penelitian ini, distribusi GCP dibuat merata ke seluruh citra SPOT-4.Dari penelitian ini dihasilkan 82 titik GCP.Titik-titik tersebut tersebar merata pada scene data SPOT-4.Hasil dari pembuatan titik-titik GCP dapat dilihat pada gambar 6.Pada proses penentuan parameter RPC digunakan orde 1. Parameter-parameter RPC yang diperoleh dapat dilihat pada tabel1. Model RPC Pencarian X dan Y Koefisien RPC X dan Y Denormalisasi X denorm dan Y denorm X dan Y Perhitungan RMS Error RPC RMS Error Gambar 5.Diagram alir proses pencarian RMSE pada metode RPC. Tabel 1.Nilai Parameter RPC Orde 1 Baris (X) Kolom (Y) No Parameter c i d i e i f i 123

1 Konstanta 0,00004 1,00000 0,00008 1,00000 2 U -1,00011-4,3E-06 0,00065 0,00026 3 V -0,00076-0,00011 0,99894-0,00021 4 W 0,000156-0,00052 0,00091-0,00042 Gambar 6:Hasil dari pembuatan titik-titik GCP Hasil hitungan residu GPC menunjukkan bahwa besarnya di bawah 2.03 piksel, yaitu bervariasi antara 0.11 sampai 2.61 piksel.nilai residu terkecil bernilai 0.11 piksel yang terletak pada titik GCP26 dan terbesar pada titik GCP74 yaitu sebesar 2.61 piksel.nilai RMS Error yang didapat pada eksperimen ini adalah 0.92 piksel. Secara terpisah, dilakukan proses pencarian RMS Error dengan menggunakan teknik normalisasi dan denormalisasi titik-titik GCP pada metode RPC dari (Grodecki, Dial, dan Lutes, 2004). Dari proses tersebut diperoleh RMSError0.91. Tabel 2.Besar RMSE pada Titik Kontrol (GCP) dengan Teknik Normalisasi dan Denormalisasi yang Dibangun pada Penelitian ini. Tabel 3.Besar RMSE pada Titik Kontrol (GCP) dengan Teknik Normalisasi dandenormalisasi yang dibangun oleh (Grodecki, Dial, dan Lutes, 2004) 124

Tabel 4.Perbandingan Hasil Teknik Normalisasi & Denormalisasi Residu Terkecil (Piksel) Residu Terbesar (Piksel) RMS Error (Piksel) Riset 0,11 GCP26 2,61 GCP74 0.92 Grodecki, Dial 0,13 GCP26 2,40 GCP74 0.91 & Lutes (2004) Dari eksperimen yang dilakukan terlihat bahwa hasil dari kedua teknik mempunyai pola dan RMSE yang hampir sama. Hal tersebut memperlihatkan bahwa teknik normalisasi dan denormalisasi yang dibangun pada penelitian ini mempunyai kemampuan yang sama apabila dibandingkan dengan metode normalisasi dan denormalisasi yang dibangun oleh (Grodecki, Dial, and Lutes, 2004). KESIMPULAN DAN SARAN Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa teknik normalisasi dan denormalisasi yang dibangun pada penelitian ini mempunyai kemampuan yang sama apabila dibandingkan dengan metode normalisasi dan denormalisasi yang dibangun oleh (Grodecki, Dial, and Lutes, 2004). Sehingga teknik normalisasi dan denormalisasi yang dibangun pada penelitian ini dapat digunakan pada proses orthorektifikasi dengan menggunakan metode RPC. Kelebihan teknik normalisasi dan denormalisasi yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah lebih sederhana dan mudah diterapkan. Untuk penelitian selanjutnya, perlu dikaji uji ketelitian dengan menggunakan Independet Check Point (ICP) dari metode RPC.Sehingga hasil dari uji 125

ketelitiannya lebih bervariasi khususnya pada penentuan titik kontrol tanahnya. DAFTAR PUSTAKA Baltsavias, E.P.,Geometric Transformation and Registration of Image, Orthoimage Generation and Mosaicing http://www.ecollection.ethbib.ethz.ch, 2000. Frianzah, A., Pembuatan Orthoimage dari Citra ALOS Prism,Skripsi, Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika FT UGM, Yogyakarta, 2009. Ganas, A., et al, An Investigation into The Spatial Accuracy of the IKONOS Orthoimagery within an Urban Environment, http://www.pcigeomatics.com/serv ices/support_center/tech_papers/g anas2002ijrs.pdf, 2002. Harintaka, et.al., Evaluasi Ketelitian Teknik RPC untuk Orthorektifikasi Citra Satelit IKONOS, Makalah Prosiding FIT ISI, Jakarta, 2007. Grodecki, Jacek and Dial, Glene, Block Adjustment of High-Resolution Satellite Images described by Rational Polynomials, Photogrametric Engineering & Remote Sensing Vol 69, No. 1, pp. 59-68., 2003. Grodecki, J., and Dial, G., Ikonos Geometric Accuracy, http://www.satimagingcorp.com/ satellite-sensors/ IKONOSGeometricAccuracy- ISPRS202001.pdf, 2001. Grodecki, J, Dial, G, dan Lutes, J., Mathematical Model for 3D Feature Extraction from Multiple Satellite Images Described by RPCs, ASPRS Annual Conference Proceedings, Denver, Colorado, May 2004. Tonolo, F.G., Poli, D., Georeferencing of EROS-A1 High Resolution Images with Rigorous and Rational Function Model, http://www.ipi.unihannover.de/html/publikationen/20 03/workshop/tonolo.pdf, 2003. 126