Strategi Penanggulangan Masalah Gizi Melalui Desa Siaga. Arum Atmawikarta Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas

dokumen-dokumen yang mirip
GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia meningkat dengan pesat dalam 4 dekade

PROGRAM AKSELERASI PENINGKATAN GIZI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

Daya tahan rendah Mudah sakit Kematian

BAB I PENDAHULUAN. balita yang cerdas. Anak balita salah satu golongan umur yang rawan. masa yang kritis, karena pada saat itu merupakan masa emas

TANTANGAN PROGRAM GIZI DI INDONESIA. Doddy Izwardy Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

PROGRAM PERBAIKAN GIZI MAKRO

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat terpenuhi. Namun masalah gizi bukan hanya berdampak pada

KERANGKA ACUAN PROGRAM GIZI PUSKESMAS KAMPAR KIRI

World Hunger Organization (WHO), terdapat empat jenis masalah kekurangan. Anemia Gizi Besi (AGB), Kurang Vitamin A (KVA) dan Gangguan Akibat

PENDAHULUAN. Setiap manusia mengalami siklus kehidupan mulai dari dalam. kandungan (janin), berkembang menjadi bayi, tumbuh menjadi anak,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan faktor penting untuk mewujudkan manusia Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah lima tahun (balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang

RPJMN KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. cerdas dan produktif. Indikatornya adalah manusia yang mampu hidup lebih lama

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Ditjen Bina Kesmas Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 23 Nopember 2010

Penurunan Kematian Ibu: Pencapaian MDG dalam Perspektif Pemerintah. Arum Atmawikarta Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat - Bappenas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH DINAS KESEHATAN Jalan Jend.Sudirman No.24 Telp SUNGAI PENUH Kode Pos : 37112

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup yang merupakan salah satu unsur utama dalam penentuan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk

BAB I PENDAHULUAN. yakni gizi lebih dan gizi kurang. Masalah gizi lebih merupakan akibat dari

I. PENDAHULUAN. Prevalensi gizi buruk pada batita di Indonesia menurut berat badan/umur

BAB I PENDAHULUAN. MDGs lainnya, seperti angka kematian anak dan akses terhadap pendidikan

ISSN InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI. Hari Anak-Anak Balita 8 April SITUASI BALITA PENDEK

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh

PENANGANAN STUNTING TERPADU TAHUN 2018

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan (growth) adalah hal yang berhubungan dengan perubahan

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi kurang masih tersebar luas di negara-negara. berkembang termasuk di Indonesia, masalah yang timbul akibat asupan gizi

PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

KECENDERUNGAN MASALAH GIZI DAN TANTANGAN DI MASA DATANG *)

Food 1000 HPK. for Kids. Warisan untuk Anak Cucu. Asal... Luar Biasa! 1000 HPK. Kehamilan Usia 1 Tahun Usia 2 Tahun. GEN CERDAS Bisa Diturunkan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EQUITY : INVESTASI KESEHATAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN. Sumber : Ascobat, Hasbullah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN atau 45% dari total jumlah kematian balita (WHO, 2013). UNICEF

ANALISIS SITUASI PANGAN DAN GIZI

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3. plasebo, durasi 6 bln KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti penting dalam. kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan

Masalah Gizi di Indonesia dan Posisinya secara Global

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

PERKEMBANGAN PENCAPAIAN

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian, karena merupakan kelompok yang rawan terhadap

P O L I C Y B R I E F GAMBARAN PELAKSANAAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

Dinas Kesehatan Aceh 2016

1

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

BAB 1 PENDAHULUAN. yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia masih memerlukan perhatian yang lebih terhadap persoalan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masa kehamilan merupakan masa periode awal kehidupan atau biasa disebut

Kurang Gizi di Indonesia, by Zoe Connor ahli gizi, 2007

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat. Bayi baru lahir dan anak-anak merupakan kelompok yang rentan

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif tinggi yaitu 63,5% sedangkan di Amerika 6%. Kekurangan gizi dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stunting merupakan salah satu indikator masalah gizi yang menjadi fokus

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Salah satu penentu kualitas sumber daya manusia adalah gizi seimbang. Kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. keemasan, yang memiliki masa tumbuh kembangnya berbagai organ tubuh. Bila

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatnya kesadaran,

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. menggembirakan. Berbagai masalah gizi seperti gizi kurang dan gizi buruk,

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian negara berkembang di dunia termasuk Indonesia menjadi salah satu

Rintisan Model Penanggulangan Stunting Community-based Health and Nutrition to Reduce Stunting

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB V. MATRIKS RENCANA AKSI NASIONAL PANGAN DAN GIZI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KADARZI DENGAN ASUPAN ENERGI DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA JAGAN KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

PROFIL KONSUMSI MAKANAN INDIVIDU, KECUKUPAN ZAT GIZI DAN STATUS GIZI MASYARAKAT INDONESIA (ANALISIS DATA STUDI DIET TOTAL 2014)

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SOSIAL (BANSOS) PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia masih tergolong tinggi.

LAUNCHING RENCANA AKSI NASIONAL PANGAN DAN GIZI (RAN-PG) TAHUN

KURANG ENERGI PROTEIN (PROTEIN ENERGY MALNUTRITION) EVAWANY ARITONANG

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor yang berkontribusi terhadap kejadian BGM di Provinsi Lampung

Rencana Strategis Bidang Kesehatan Berkaitan dengan Program Lintas Sektor

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KEPANJEN Jalan Raya Jatirejoyoso No. 04 Telp. (0341) Kepanjen

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

BULETIN 1 MEI 2013 PERKEMBANGAN GERAKAN 1000 HPK PERIODE EMAS PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN DATA KUNCI

PERKEMBANGAN MASALAH GIZI DAN PENGUATAN PELAYANAN GIZI DALAM PENCEGAHAN STUNTING DI INDONESIA

OLEH: DODIK BRIAWAN (KULIAH PEMBEKALAN KKP ILMU GIZI, BOGOR, 5 MEI 2012) KOMPETENSI KKP/Internship (AIPGI)

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

Pokok-Pokok Kebijakan Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG)

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

Transkripsi:

Strategi Penanggulangan Masalah Gizi Melalui Desa Siaga Arum Atmawikarta Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas Disampikan pada Pertemuan Pembahasan Penanggulangan Masalah Gizi di Propinsi Jawa Timur, Surabaya, 24 Januari 2007

Outline A. Mengapa Perlu Intervensi Gizi? B. Apa penyebab masalah gizi? C. Langkah-Langkah D. Integrasi dengan Desa Siaga

A. MENGAPA PERLU INVESTASI GIZI?

Mengapa Perlu Intervensi Gizi? Nilai Ekonomi Tinggi, Berdampak besar untuk penurunan Kemiskinan Tingkat Masalah Gizi yang besar dan Mengkhawatirkan Kegagalan Pasar (Market Failure)

Intervensi Gizi merupakan Investasi dengan Nilai Ekonomi yang tinggi Rangking pilihan investasi potensial*: 1. Penanggulangan HIV/AIDS 2. Intervensi Mikronutrient 3. Perdagangan Bebas 4. Penanggulangan malaria 5. Teknologi Pertanian 6. Teknologi air skala kecil 7. Pemberdayaan Masyarakat 8. Penelilitian air pertanian 9. Penurunan biaya usaha baru 10. Mempermudah migrasi 11. Peningkatan gizi bayi dan anak 12. Scale-up pelayanan kesehatan dasar 13. Penurunan bayi beral lahir rendah 14-17. Masalah iklim dan migrasi Konsensus Copenhagen.

INVESTASI EFEKTIF BIDANG GIZI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 JENIS PROGRAM Fortifikasi tepung dengan zat besi Suplementasi kapsul vitamin A Pendidikan Gizi Yodisasi garam Pemberian pil besi pada ibu hamil Fortifikasi gula dengan vitamin A Suplementasi yodium pada wanita usia subur Makanan tambahan pada anak sekolah Program gizi sebagai bagian dari yankes dasar Makanan tambahan balita Subsidi Pangan Manfaat (USD) setiap investasi 1 USD 84.1 50.0 32.3 28.0 24.7 16.0 13.8 2.8 2.6 1.4 0.9 Sumber: World Bank, 1998

Menurunkan Kemiskinan MDG, Tujuan 1: Menurunkan proporsi penduduk dengan pendapatan kurang dari USD1 per hari Income poverty Banyak negara/ wilayah yang dapat mencapai target Menurunkan proporsi penduduk kelaparan (balita kurang gizi ) Non- Income poverty Banyak negara/wilayah yang tidak mencapai target

Permasalahan Gizi: 1. Masih cukup besar <10% 10-19.9% 20-29.9% 30-39.9% >=40% Catatan: Susenas 2005, Untuk Prov. NAD, informasi berasal dari Lap. Survei Depkes-UNICEF, 2005

2. dan mengkhawatirkan! Ibu hamil dan bayi 0-2 tahun kurang gizi: hambatan perkembangan otak, kecerdasan, kemampuan belajar dan rendahnya produktifitas yang bersifat permanen (irreversible). Fisik anak kurang gizi dapat diperbaiki: Tapi perkembangan otaknya, tidak dapat diperbaiki: Kurang gizi pada usia dini meningkatkan resiko berbagai penyakit degeneratif (jantung, kanker, dll) pada saat dewasa

Posisi Indonesia Kategori A (Kurus/Pendek) MALAYSIA TIMOR CINA Kategori C Overweight 3% Kategori B Kurang Vit A & Zat Besi LOAS KAMBOJA FILIPINA MYANMAR INDONESIA THAILAND INDONESIA: Kurang Energi Protein (Kurus dan Pendek) Kurang Vitamin A Anemia Gizi Besi Gizi Lebih (Overweight) Kurang Yodium Sumber: World Bank 2006: Reposition Nutrition as Central to Development

Prevalensi Gizi Kurang Propinsi Gizi Kurang Gizi Buruk Gizi Kurang + Gizi Buruk Propinsi Gizi Kurang Gizi Buruk Gizi Kurang + Gizi Buruk % % % % % % Sumatera Utara 18,67 12,76 31,43 NTB 23,68 10,45 34,13 Sumatera Barat 28,44 7,29 35,73 NTT 26,15 12,65 38,8 Jambi 18,54 3,07 21,61 Kalteng 19,51 9,49 29 Sumsel 20,51 10,28 30,79 Kalsel 23,16 9,62 32,78 Lampung 31,4 8,19 39,59 Sulawesi Utara 17,81 9,16 26,97 DKI Jakarta 16,71 6,36 23,07 Sulawesi Selatan 22,02 9,55 31,57 Jawa Barat 18,46 5,56 24,02 Sultra 20,99 9,96 30,95 Jawa Tengah 29,56 6,03 35,59 Gorontalo 16,8 5,74 22,54 D.I. Yogyakarta 13,36 4,07 17,43 Maluku 24,56 21,66 46,22 Jawa Timur 17,41 5,95 23,36 Maluku Utara 17,3 9,23 26,53 Indonesia 19,2 8,3 27,5 Susenas 2004

KEGAGALAN PASAR (Market Failure) Mekanisme pasar tidak mampu menyselesaikan masalah gizi terutama bagi penduduk yang tidak mampu Tapi kurang gizi tidak hanya terjadi pada penduduk miskin. Daerah penghasil pangan mempunyai ketersediaan pangan di tingkat wilayah, tapi di tingkat rumah tangga tidak mempunyai akses: masalah distribusi, akses, dll

Ketersediaan tinggi tapi Konsumsi Rendah Secara nasional: kkal/kapita/hari AKG* : 2.200 kkal/kapita/hari Tersedia : 2.956 (Tahun 2000), Tapi konsumsinya: 1993 : 1.879 kkal (85.42% AKG*) 1996: 2.019 kkal (91,81% AKG) 1999: 1.849 kkal (84,06% AKG) 2002: 1.985 kkal (90.26% AKG) Persen Rumah Tangga Defisit Energi Th 1998 Kota: 51.10%, Desa 47.50% Ket *: AKG : Angka Kecukupan Gizi (jumlah asupan gizi minimal yang dianjurkan)

B. PENYEBAB MASALAH GIZI

Penyebab Umum Kurang Gizi Dampak KURANG GIZI Penyebab langsung Makan Tidak Seimbang Penyakit Infeksi Penyebab Tidak langsung Persediaan Pangan Pola Asuh Sanitasi, air bersih dan pelayanan kesehatan Kurang Pendidikan, Pengetahuan dan Keterampilan Pokok Masalah di Masyarakat Pemberdayaan wanita & Masyarakat Pengangguran, inflasi, kurang pangan dan kemiskinan Akar Masalah (nasional ) Krisis Ekonomi, Politik, dan Sosial

Kurang gizi terjadi karena Akses terhadap pangan rendah Makanan ibu hamil kurang kalori dan protein, atau terserang penyakit Bayi baru lahir tidak diberi kolostrum Bayi sudah diberi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) sebelum usia 4/6 bulan Pemberian makanan padat pada bayi terlalu lambat Anak dibawah 2 tahun diberik makanan kurang atau densitas energinya kurang Makanan yang diberikan tidak mempunyai kadar zat gizi mikro yang cukup Penanganan diare yang tidak benar Makanan kotor/terkontaminasi

Windows of Opportunity Kurang gizi paling kritis terjadi pada ibu hamil dan hingga anak berusia 2 tahun. Investasi yang dilakukan di luar periode ini kurang efektif untuk memperbaiki gizi 1.50 1.00 Mean z-scores Weight for Age 0.50 Age (month) 0.00 0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36 39 42 45 48 51 54 57 60-0.50-1.00 1999 2000 2002-1.50 2003-2.00

C. UPAYA YANG PERLU DILAKUKAN

Upaya mengatasi kurang gizi Fokus pada keluarga miskin Meningkatkan upaya kesehatan ibu untuk mengunrangi bayi dengan berat lahir rendah Meningkatkan program perbaikan zat gizi mikro Meningktaktan program gizi berbasis masyarakat Memperbaiki sektor lain yang treakit erat dengan gizi (pertanian, air dan sanitasi, perlindungan, pemberdayaan masyarakat dan isu gender) Memperkuat upaya jangka pendek dengan tetap melakukan upaya jangka panjang

Lintas sektor yang terakit dengan gizi ISU Kebijakan/Program Sektor Ketahanan Pangan Fortifikasi Pola Konsumsi Pengetahuan, Ketrampilan Penanganan Infeksi Produksi, Distribusi Bahan Pangan, Surveilans Regulasi, Subsidi, Teknologi Pemanfaatan potensi lokal, divesifikasi, edukasi tentang gizi Pendidikan di Sekolah, Posyandu, Perkembangan Dini Usia Imunisasi, Penanganan Bumil Perdagangan, Pertanian, Logistik, Statistik Industri, Perdagangan, Teknologi Pendidikan, Agama Pendidikan, KB, Pemberdayaan Perempuan Gizi, Kesehatan

Rute menuju Gizi yang lebih Baik Jangka Pendek: Penimbangan Pelayanan kesehatan dan gizi ibu hamil Suplemen zat gizi mikro Fortifikasi MP-ASI Program Keluarga Harapan Penyuluhan ASI Eksklusif Pendidikan gizi dan higiene Perlikau hidup sehat

Rute menuju Gizi yang lebih Baik Jangka Panjang: Pelayanan kesehatan dasar (termasuk KB dan Penyakit menular) Akse ke air bersih dan sanitasi Kebijakan iklan/pemasaran susu formula Peningkatan ketahanan pangan Perbaikan pendapatan Penciptaan lapangan kerja Meningkatkan status perempuan Pendidikan ibu Perlindungan Sosial

Penyelenggaraan Perbaikan Gizi Masyarakat Jenis Pelayanan 1. Pemantauan Pertumbuhan Balita 2. Pemberian Suplemen Gizi Indikator % balita ditimbang (D/S) % balita yang naik berat badannya (N/D) % Balita Bawah Garis Merah % cakupan balita mendapat kapsul Vit.A 2 x per tahun % cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe % cakupan WUS yang mendapatkan kapsul Yodium

Jenis Pelayanan 3. Pelayanan Gizi 4. Penyuluhan Gizi Seimbang 5. Penyeleng. Kewaspadaan Gizi Indikator % cakupan pemberian MP-ASI kepada bayi gizi kurang pada keluarga miskin % balita gizi buruk mendapat perawatan sesuai dengan standar tata laksana gizi buruk % bayi yang mendapat ASI-Eksklusi % desa dengan garam beryodium baik % cakupan WUS yang mendapatkan kapsul Yodium % kecamatan bebas rawan gizi

Anggaran Program Pembangunan Gizi dalam APBN 700 600 582.4 R p M ilyar 500 400 300 200 100 0 172.9 178.5 144.2 55 60.9 81.2 95.1 20 23.6 97/98 98/99 99/00 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Tahun anggaran

D. PERBAIKAN GIZI DAN DESA SIAGA

Konsep Desa Siaga Penduduknya memiliki sumber daya dan kemampuan untuk mengatasi masalah kesehatan secara mandiri Memiliki Poliklinik Kesehatan Desa (Polkedes) Melakukan upaya: Promotif (termasuk penyuluhan gizi), Preventif (termasuk surveilens gizi dan pemeriksaan bumil dan balita) Kuratif/rehabilitatif (pengobatan) Pelayanan oleh Kader Kesehatan dan Petugas Puskesmas Memiliki peralatan dan Obat-Obatan

Sumber Daya Polkesdes Doperasikan oleh kader PKK, Posyandu, LSM Pelayanan kesehatan oleh Bidan plus, tenaga gizi, sanitarian, PLKB Sumber dana dari Masyarakat (iuran, sumbangan, dana sosial) Swasta/Dunia Usaha Hasil usaha Pemerintah

Target Depkes Tahun 2006: 12.000 desa yang tidak memiliki Pustu dan Puskesmas Tahun 2007: Desa yang memiliki fasilitas kesehatan yang rusak Akhir 2008: 69.000 desa (seluruh desa) menjadi Desa Siaga

Penanggulangan masalah gizi melalui Desa Siaga: Bisa jika Polkesdes ada dan operasional Kegiatan (upaya jangka pendek): Penyuluhan gizi Penimbangan Pemeriksaan kehamilan Pemberian Fe dan Vita A pada bumil Pemberian MP-ASI

Yang perlu disiapkan Mereposisi peran Posyandu? Memberdayakan masyarakat memerlukan waktu yang lama Menyiapkan tenaga (5 kader per desa) Pelatihan Insentif Menyiapkan sarana (bangunan) Menyiapkan peralatan/obat Maintenance dan sustainability?

Perlu Perhatian Desa Siaga hanya salah satu entry point untuk penanggulangan masalah gizi Desa Siaga memerlukan upaya ekstra karena memberdayakan masyarakat, memerlukan tenaga dan dana yang besar, dan target sasaran yang besar dalam waktu singkat Upaya penanggulangan masalah gizi perlu terus dilakukan tanpa harus menunggu desa siaga Others can wait, our children can not

TERIMAKASIH