LITERASI INFORMASI DI PERGURUAN TINGGI

dokumen-dokumen yang mirip
Pendahuluan. Implementasi Program Information Skills di Universitas Indonesia 1. Mohamad Aries 2

BAB II KAJIAN TEORITIS

Dipresentasikan pada acara Seminar dan workshop nasional: Perpustakaan dan pustakawan inovatif dan kreatif Diselenggarakan oleh Perpustakaan

BUDAYA LITERASI INFORMASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MENULIS KARYA ILMIAH

BIMBINGAN PEMUSTAKA UNTUK MAHASISWA BARU STMIK SURABAYA DI ERA DIGITAL. Deasy Kumalawati Perpustakaan STMIK Surabaya

Information Literacy Kunci Sukses Pembelajaran Di Era Informasi. Sri Andayani Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

OPTIMALISASI PENERAPAN LITERASI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 1 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendeskripsikan ketertarikan peneliti dalam memilih judul Kemampuan Literasi

BAB II KAJIAN TEORETIS

KUESIONER PENELITIAN TINGKAT LITERASI INFORMASI MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN

Pengantar Literasi Informasi

KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN DAERAH JAWA TENGAH

Perpustakaan perguruan tinggi

LITERASI INFORMASI MAHASISWA TINGKAT AKHIR SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA BANKING SCHOOL

BAB I PENDAHULUAN. informasi secara efektif yang disebut dengan literasi informasi. Literasi informasi

Pelatihan Literasi Informasi

BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN. Kesimpulan dari penelitian mengenai efektivitas penerapan program

MANFAAT LITERASI INFORMASI UNTUK PROGRAM PENGENALAN PERPUSTAKAAN

KAJIAN PUSTAKA. Konsep Literasi Informasi (LI) dan peranan pentingnya dalam. pembelajaran formal telah menjadi kajian utama, terutama dalam dunia

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

STANDAR SUASANA AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

BAB I PENDAHULUAN. tujuannya (Sulistyo-Basuki, 1991: 51). Perpustakaan perguruan tinggi mendukung

LITERASI INFORMASI: PERSPEKTIF PUSTAKAWAN. Iskandar Pustakawan Madya Unhas

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari manusia purba hingga sekarang. Perpustakaan juga merupakan

Internet sebagai Pendukung Literasi Informasi*

BAB I PENDAHULUAN. dan Informatika UMS (Universitas Muhamamdiyah Surakarta) merupakan

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS PENERAPAN PROGRAM LITERASI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA SKRIPSI

EVALUASI PERPUSTAKAAN DIGITAL PERGURUAN TINGGI BERDASARKAN KARAKTERISTIK PERPUSTAKAAN DIGITAL

Evolusi Sistem Informasi Pendidikan: Pembuatan Template e- Learning untuk Pendidikan Tinggi

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

Implementasi Blended Learning Dr. Sentot Kusairi, M. Si. Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UM Pendahuluan Dewasa ini perkembangan teknologi

Dyana Purwandini. NIP : Pendidikan Terakhir : S1 Ilmu Informasi & Perpustakaan Institusi : STIE Perbanas Surabaya Pustakawan

TEHNIK BELAJAR MANDIRI DAN DUKUNGAN PERPUSTAKAAN 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya tulis ini mengenai

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN GURU SEKOLAH MENENGAH DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM PEMBUATAN SUMBER BELAJAR MATEMATIKA BERBASIS WEB

UNIT PENJAMIN MUTU PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ANTI PLAGIARISME

Usaha Peningkatan Profesionalisme Guru Melalui Pelatihan Internet dan E-Learning Sekolah

SILABUS MATAKULIAH : BAHASA INDONESIA KODE MATAKULIAH : 2 (SKS TEORI ) PROGRAM STUDI : PTBB DOSEN PENGAMPU : Endang Mulyatiningsih

BAB I PENDAHULUAN. miliar giga byte informasi baru di produksi pada tahun 2002 dan 92% dari

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Peran Perpustakaan Dalam Mendukung Universitas Menuju Peringkat Dunia Oleh : Sugeng Priyanto, SS

PUSTAKAWAN MENULIS, APAKAH SUATU KEHARUSAN Purwani Istiana Pustakawan Universitas Gadjah Mada

PERAN PUSTAKAWAN DALAM LITERASI INFORMASI BAGI PEMUSTAKA. Oleh: Ismanto Pustakawan Penyelia Universitas Islam Indonesia

Membangun Perpustakaan Digital : Suatu Tinjauan Aspek Manajemen *

Satuan Acara Tutorial (SAT) No.1 : KOMPUTER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER PROGRAM D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN - UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah


UPAYA PUSTAKAWAN DALAM MEMAKSIMALKAN PEMANFAATAN E-JOURNAL DI PERGURUAN TINGGI Oleh Purwani Istiana

LAYANAN REFERENSI DI ERA INFORMASI: MENJALANKAN FUNGSI PENDIDIK PADA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif yang akan. baik dalam perkembangan pengetahuan, penguasaan keterampilan, dan

Pemanfaatan Google Drive Dalam Pengembangan Electronic Document Delivery : Pendekatan Aplikatif Untuk Peningkatan Kinerja Pustakawan

DUH1A2 - Literasi TIK

JARINGAN INFORMASI IPTEK KESEHATAN Potensi dan Pengalaman USU

KARYA ILMIAH STRATEGI MEMPERCANTIK JUDUL ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. dalam memperkenalkan identitas suatu bangsa. Provinsi Jawa Barat adalah salah

METLIT 6 LITERATUR REVIEW SITASI ATAU PENYITIRAN

Mengoptimalkan Pengembangan Koleksi

PEMBERDAYAAN KOLEKSI HASIL PENELITIAN DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI. Oleh : IKHWAN, S.Sos., MM. (Pustakawan Madya/IV/A)

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN. 1. Berapa lama anda biasa mengajar dalam sehari? (pilih salah satu) a. < 3 jam (kurang dari 3 jam) b. 3-5 jam c. > 5 jam (lebih dari 5 jam)

Materi Pembelajaran Bina Nusantara. Induksi Dosen Baru

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan informasi sesuai dengan kondisi lingkungan informasi saat ini dan

FINAL PROJECT PAPB 2014 DOSEN: HERMAN TOLLE PAPB KELAS A, B, C DAN G

PANDUAN PELATIHAN E LEARNING DASAR

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. harus dimiliki seseorang, karena menyimak dapat membantu seseorang dalam

METODE PENELITIAN SOSIAL: Dr. Lilik Wahyuni, M.Pd

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

KOLEKSI LANGKA. Langka. Disusun oleh: Anang Fitrianto Sapto Nugroho. a.f.s.n

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2010/2011

Oleh : Adi Saputra, M.Pd Pendahuluan

Hibah Pengembangan e-learning Universitas Gadjah Mada Pusat Inovasi dan Kajian Akademik (PIKA) Universitas Gadjah Mada

URGENSI LITERASI INFORMASI DALAM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI PERGURUAN TINGGI

Urgensi Literasi Informasi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi di Perguruan Tinggi

Info awal, ringkasan, pemandu, mind map, dll 1 per babak. Latihan, contoh soal, contoh tugas 2 per semester

Tinjauan Mata Kuliah. Nomor Kegiatan Belajar. Judul Modul Nomor Modul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menjual berbagai jenis pakaian. Seiring dengan perkembangan fashion pakaian ini

Layanan Bahan Ajar (Modul) Online di Perpustakaan UT:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

UKDW. Bab 1 PENDAHULUAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS CIBIRU 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Infrastruktur RS Pendidikan di Daerah Terpencil D E W I F E R I

Ice breaking Kontrak perkuliahan Pembentukan kelompok Rancangan pembelanjaran Pendahuluan : Etika dan Sikap profesional sarjana pemberian tugas-tugas.

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA DIPLOMA TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA

Jurnal Bisnis & Teknologi Politeknik NSC Surabaya ISSN : & E - ISSN :

PANDUAN PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN INOVATIF DAN PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA

Hormat Saya, Penyusun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 berbasis teks, bahasa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Raden Indra Firmansyah, 2013

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Perkembangan Metode riset dalam Ilmu Perpustakaan dan Informasi

MENULIS SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN BUDAYA BACA DAN PROFESIONALISME PUSTAKAWAN Haryani Pustakawan UPT Perpustakaan Undip

Transkripsi:

LITERASI INFORMASI DI PERGURUAN TINGGI http://www.wla.lib.wi.us/waal/newsletter/211.html http://bunchlibrary.pbwiki.com/information+literacy+across+the+curriculum

Literasi Informasi di Perguruan Tinggi Umi Proboyekti* The more I learn, the more I realize I don t know Albert Einstein Ungkapan Albert Einstein tersebut tidak berarti bahwa kita tidak perlu belajar atau mempelajari sesuatu. Sebaliknya, dengan belajar atau mempelajari suatu hal membuat kita sadar bahwa masih banyak yang tidak kita ketahui. Mempelajari sesuatu membawa kita kepada hal lain yang berkaitan maupun yang tidak berkaitan. Hal ini membuat kita tidak akan berhenti belajar. Mengetahui sesuatu membuka jalan kepada hal lain yang untuk ketahui dan begitu seterusnya. Suatu siklus belajar yang tak ada henti. Siklus belajar tak ada henti ini dapat terjadi jika ada titik permulaan yang membawa ke tahap berikutnya. Titik permulaan dapat dimulai jika ada kemampuan untuk memulai. Kemampuan untuk menjalani siklus belajar yang tak ada henti adalah literasi informasi. Literasi informasi adalah knowing when and why you need information, where to find it, and how to evaluate, use and communicate it in an ethical manner (CILIP). Dengan demikian orang yang memiliki kemampuan literasi informasi mengetahui kapan dan mengapa membutuhkan informasi, lalu tahu bagaimana dan dimana mendapatkan informasi tersebut, mampu mengevaluasi apakah informasi yang didapatkan tepat, dan akhirnya dapat menggunakan dan mempresentasikan dengan benar. Kegiatan-kegiatan tersebut selalu terjadi di dunia pendidikan pada tingkat manapun, dasar, menengah hingga tinggi. Di luar dunia pendidikan kegiatankegiatan seperti mendapatkan informasi dan menyajikan informasi adalah kegiatan sehari-hari dalam pekerjaan apapun. Jika demikian, kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan tersebut sudah selayaknya dimiliki oleh siapapun. Di dunia perguruan tinggi, ada tiga dharma yang mendasari kegiatan-kegiatan perguruan tinggi: proses belajar mengajar, penelitian dan pengabdian masyarakat. Tiga dharma ini dilakukan oleh mahasiswa dan dosen. Mereka melakukan ketiga dharma tersebut pada tingkat dan kepentingan yang berbeda, namun demikian kemampuan yang mendukung mereka untuk melakukan kegiatan kegiatan tersebut sama, hanya sekali lagi, pada tingkat yang berbeda. Proses belajar mengajar adalah kegiatan yang membutuhkan identifikasi kebutuhan, mendapatkan informasi pendukung, membangun suatu informasi baru lalu disajikan kepada audiens yang dituju. Dosen melakukannya dalam mempersiapkan bahan ajar bagi matakuliah yang diampu, sementara mahasiswa melakukannya saat mengerjakan tugas kuliah berupa karya tulis, laporan pengamatan, laporan kegiatan atau menyajikan ide/temuan di lapangan. Penelitian bagi dosen dan mahasiswa adalah rangkaian kegiatan yang memiliki tantangan besar. Dengan bobot dan kepentingan yang berbeda, mereka sama-sama memulai dari suatu permasalahan yang tepat, sumber informasi yang beragam dalam asal dan bentuk, harus mampu evaluasi dan analisis data atau informasi, menyusun temuan dan hasil analisis dalam karya tulis dan kemudian menyajikannya kepada audiens atau komunitas yang dituju. Pengabdian masyarakat mungkin terlihat berbeda dari kedua kegiatan sebelumnya. Namun demikian kemampuan menentukan kebutuhan dan menganalisis data guna menentukan bentuk pengabdian memerlukan informasi. Informasi tentang situasi masyarakat, penyandang dana dan tentang kebutuhan masyarakat menjadi penentu tepat tidaknya suatu program pengabdian masyarakat, apapun bentuknya. Karena informasi menjadi materi utama dalam ketiga kegiatan dharma tadi, maka kemampuan yang berkaitan dengan informasi menjadi kebutuhan. Masalahnya, mahasiswa dan dosen ternyata tidak selamanya memiliki kemampuan yang dibutuhkan pada tingkat kapasitas mereka. Sementara perpustakaan perguruan tinggi pada umumnya membekali mahasiswa dengan literasi yang berkaitan dengan kegiatan perpustakaan yaitu cara mengakses koleksi perpustakaan. Peningkatan layanan biasanya lebih tertuju pada fasilitas: komputer atau lab komputer, koneksi Internet nirkabel, jenis koleksi dan sistem informasi perpustakaan. Dengan fasilitas IT tersebut, kemampuan yang menjadi 2

sorotan adalah literasi komputer. Mahasiswa diarahkan memiliki kemampuan mengoperasikan komputer, sehingga paling tidak, masalah penggunaan OPAC terselesaikan. Jadi beberapa ketrampilan yang biasanya diajarkan perpustakaan adalah : 1. orientasi perpustakaan: cara menggunakan koleksi dan memanfaatkan layanan perpustakaan 2. pengoperasian komputer dan Internet 3. pencarian artikel pada online database yang dilanggan 4. pemanfaatan layanan online kampus: email, forum mahasiswa, file transfer, e-class dan sebagainya Semua ketrampilan tersebut adalah penting, dan ketrampilan tersebut merupakan sebagian dari literasi informasi. Ini artinya yang selama ini disajikan perpustakaan belumlah lengkap tetapi baru sebagian saja dari ketrampilan yang perlu dimiliki oleh mahasiswa dan juga mungkin dosen. Mungkin selama ini kita menyadari ada ketrampilan atau kemampuan yang perlu dimiliki oleh para mahasiswa untuk dapat belajar secara mandiri, tapi tidak menyadari bahwa ketrampilan yang kita sajikan belum mencukupi bagi mereka untuk dapat belajar secara mandiri. Bagi kita yang terlibat dalam proses belajar mengajar, sering mendapati kesulitan mahasiswa dalam: 1. memahami tugas yang diberikan sehingga apa yang dikerjakan tidak sesuai dengan yang tugas yang diberikan 2. menemukan ide untuk paper dalam topik tertentu atau ide penelitian untuk skripsi atau thesis mereka 3. mendapatkan sumber informasi, sehingga sumber informasi kurang bervariasi dan cenderung menggunakan sumber atau format yang sama 4. menentukan pustaka yang tepat, sehingga enggan membaca karena berpikir bahwa buku-buku yang dipilih sebagai sumber informasi harus dibaca habis 5. mengutip sebuah sumber yang berhak cipta secara langsung maupun dengan membuat parafrase untuk menghindari plagiarisme 6. membuat kalimat yang beralur dari paragraf ke paragraf 7. mempresentasikan karyanya sehingga menghasilkan presentasi yang monoton, kurang informatif dan kurang tepat untuk audiens yang dituju 8. mempelajari hal baru dengan cara yang aktif dan kreatif. Sementara itu, tidak jarang kita dapati beberapa dosen mengajar dengan bahan yang sama dari tahun ke tahun karena kurangnya pengetahuan dalam mendapatkan bahan ajar yang bervariasi. Di lain pihak ada dosen yang sangat bergantung pada sumber di Internet tanpa menguji lebih dulu sumber yang diperoleh. Masalah-masalah ini dapat teratasi jika kemampuan literasi informasi menjadi suatu kemampuan yang diharuskan di perguruan tinggi. Karena itu pemberdayaan mahasiswa dan dosen untuk memiliki literasi informasi harus dimulai. Memulakan suatu yang baru di manapun tidak selalu mudah. Dalam hal literasi informasi, lembaga-lembaga yang berkaitan dengan perpustakaan seperti ACRL (Association of College and Research Libraries), CILIP (Chartered Institute of Library and Information Professionals), dan SCONUL (Society of College, National and University Libraries) memberi perhatian khusus pada literasi informasi di perguruan tinggi. Bahkan literasi informasi sudah seharusnya disinergikan dengan kurikulum. Memasukkan literasi informasi ke dalam kurikulum adalah salah satu impian perpustakaan-perpustakaan di segala tempat yang peduli pada literasi informasi. Kenyataannya tidak semua pimpinan perguruan tinggi menyadari pentingnya literasi informasi, atau menganggap kemampuan itu dapat dengan mudah diperoleh sejalan dengan proses belajar mengajar di perguruan tinggi. Keadaan itu seharusnya menjadi suatu tantangan bagi perpustakaan untuk membuktikan bahwa literasi informasi adalah suatu kemampuan yang harus dimiliki semua orang. Untuk itu, perpustakaan perlu memulai pemberdayaan ini dengan mengembangkan pemberdayaan yang telah dilakukan selama ini dengan memanfaatkan fasilitas apapun yang tersedia. 3

Cara pemberdayaan dapat dilakukan dengan berbagai cara bergantung pada fasilitas yang dimiliki perpustakaan : 1. tanpa koneksi Internet a. tanpa lab komputer di perpustakaan Mengajarkan tahapan dari suatu model literasi informasi dengan didukung oleh sumber informasi tercetak yang beragam. Mengajarkan cara membaca secara efektif, menulis dengan benar sesuai dengan aturan, mengutip, menggunakan sumber informasi tercetak. Modul-modul literasi dalam bentuk sederhana dan menarik dapat dibuat dalam bentuk tercetak: buku saku atau poster-poster menarik. b. dengan lab komputer di perpustakaan Menelusuri bersama tahap-tahap suatu model literasi informasi dengan didukung ketrampilan menggunakan komputer dan mengajarkan cara menyusun karya tulis atau produk informasi dengan menggunakan perangkat lunak komputer yang sesuai. Modul-modul literasi informasi dapat disediakan dalam bentuk CD atau tersedia dalam bentuk file atau aplikasi komputer. Modulmodul itu dapat diakses di komputer di perpustakaan untuk digunakan mahasiswa kapanpun mereka ingin akses di lab komputer perpustakaan. 2. dengan koneksi Internet a. tanpa lab komputer di perpustakaan Tahap-tahap dari suatu model literasi diajarkan melalui situs perpustakaan yang dapat diakses dimanapun oleh mahasiswa. Kelas literasi informasi dapat diadakan berkala di lab komputer perguruan tinggi dengan mengajarkan tahap-tahap model literasi informasi yang didukung beragam format sumber informasi. b. dengan lab komputer di perpustakaan Situasi ini paling ideal karena kelas-kelas literasi informasi dapat diadakan secara rutin oleh dan di perpustakaan. Selain itu modul-modul literasi informasi dapat disajikan di situs perpustakaan yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun termasuk di lab komputer perpustakaan. Dengan adanya lab komputer di perpustakaan pendampingan oleh pekerja informasi dapat dilakukan saat dibutuhkan. Pada beberapa perpustakaan, bukan fasilitas yang jadi halangan, tetapi sumber daya manusia di perpustkaan. Di saat fasilitas tersedia, pekerja informasi justru tidak mengimbanginya dengan kemampuan memberdayakan pengguna perpustakaan. Sekalipun ini tantangan yang besar, ini bukan menjadi alasan untuk memberdayakan pengguna perpustakaan dengan kemampuan literasi informasi. Pemberdayaan pertama justru ditujukan untuk pekerja informasi di perpustakaan. Pemberdayaan secara internal dan terus menerus adalah salah satu cara yang murah dan mudah untuk dilakukan. Jika fasilitas memadai sehingga sumber informasi tentang literasi informasi dapat diperoleh secara mudah, maka dengan berbekal semangat belajar bersama dapat menghasilkan kemampuan literasi informasi yang layak untuk dibagikan. Fasilitas memadai disini adalah tersedianya koneksi Internet yang lancar, pustaka tentang literasi informasi dan nara sumber lokal yang dapat menjadi pelatih bagi yang lain. Jika ternyata fasilitas tersebut tidak tersedia, maka belajar nara sumber lain seperti dalam pelatihan bersama atau belajar secara mandiri dari sumber pustaka pun akan menjadi awal yang baik. Dapat memanfaatkan apa yang ada untuk memberdayakan pengguna dengan literasi informasi adalah upaya yang harus diperjuangkan. Upaya ini pertama kali justru membuat pekerja informasi memiliki kemampuan belajar secara mandiri dan ini akan mengarahkan pekerja informasi untuk mengembangkan layanan perpustakaan atau mengadakan perbaikan dalam perpustakaan dalam hal manajemen, sumber daya manusia, prosedur, dan pengelolaan koleksi. Mempelajari sesuatu membuat kita ingin mempelajari hal lain. Pengetahuan baru membawa kita kepada pengetahuan yang lain sehingga makin banyak pengetahuan yang dimiliki, dan tidak pernah berhenti bertambah. Seperti apa yang dikatakan oleh Albert Einstein di atas. 4

Bacaan pendukung : A short introduction to information literacy. Chartered Institute of Library and Information Science(CILIP). Online di : http://www.cilip.org.uk/policyadvocacy/informationliteracy/definition/introduction.htm. Tgl akses 20/04/2008. Hancock, Vikki E. Information Literacy for Lifelong Learning. 05-1993. ERIC Digest. ED358870. ERIC Clearinghouse on Information and Technology Syracuse NY. Online di http://www.ericdigests.org/. Tgl akses 7/05/2008. Kasowitz-Scheer, Abby - Pasqualoni, Michael. Information Literacy Instruction in Higher Education: Trends and Issues. 06-2002. ERIC Digest. ED465375. ERIC Clearinghouse on Information and Technology Syracuse NY. Online di http://www.ericdigests.org/. Tgl akses 7/05/2008 Plotnick, Eric. Information Literacy. 02-1999. ERIC Digest. ED427777. ERIC Clearinghouse on Information and Technology Syracuse NY. Online di http://www.ericdigests.org/. Tgl akses 7/05/2008 *Yang menulis dengan semangat: Umi Proboyekti - Perpustakaan UK. Duta Wacana othie115@gmail.com, http://sambungjaring.blogspot.com 5