Analisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory

Strategi Interkoneksi Suplai Daya 2 Pembangkit di PT Ajinomoto Indonesia, Mojokerto Factory

ANALISIS RUGI DAYA SISTEM DISTRIBUSI DENGAN PENINGKATAN INJEKSI JUMLAH PEMBANGKIT TERSEBAR. Publikasi Jurnal Skripsi

ANALISIS KONDISI STEADY-STATE

PENGARUH PENAMBAHAN PLTU TELUK SIRIH 100 MEGAWATT PADA SISTEM SUMATERA BAGIAN TENGAH

SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.

STUDI ALIRAN DAYA PADA SISTEM KELISTRIKAN SUMATERA BAGIAN UTARA (SUMBAGUT) 150 kv DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE POWERWORLD VERSI 17

Publikasi Jurnal Skripsi JANUAR MUTTAQIN NIM : Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Suplai daya listrik dari pusat-pusat pembangkit sampai ke konsumen

Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (R.U.) VI Balongan Jawa Barat

PENENTUAN BATAS TEGANGAN STEADY STATE DENGAN MENGGUNAKAN KURVA PQ PADA TEGANGAN BEBAN SENSITIF

SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Nama : Ririn Harwati NRP : Pembimbing : 1. Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc, PhD 2. Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT.

PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS)

SIMULASI PENGENDALIAN PRIME MOVER KONVENSIONAL

Simulasi Dinamika dan Stabilitas Tegangan Sistem Tenaga Listrik dengan Menggunakan Power System Stabilizer (PSS) (Aplikasi pada Sistem 11 Bus IEEE)

ANALISIS PEHITUNGAN RUGI-RUGI DAYA PADA GARDU INDUK PLTU 2 SUMUT PANGKALAN SUSU DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SIMULASI ELECTRICAL TRANSIENT ANALYZER

Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh

PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS)

DOSEN PEMBIMBING : Prof. Ir Ontoseno Penangsang, M.Sc.Phd Dr. Ardyono Priyadi, ST.M.Eng NAMA : GEDHE ARJANA PERMANA PUTRA NRP :

STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS

Analisis Kestabilan Transien Dan Mekanisme Pelepasan Beban Di PT. Pusri Akibat Penambahan Generator Dan Penambahan Beban

STUDI ALIRAN DAYA PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERINTERKONEKSI DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG PM.6 GI PEMATANG SIANTAR)

No.33 Vol.1 Thn.XVII April 2010 ISSN :

ANALISIS PENGGUNAAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) DALAM PERBAIKAN STABILITAS TRANSIEN GENERATOR SINKRON

Analisis Kestabilan Transien di PT. PUSRI Akibat Penambahan Pembangkit 35 MW dan Pabrik P2-B Menggunakan Sistem Synchronizing Bus 33 kv

Analisis Stabilitas Transien di PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang Akibat Penggantian Sebuah Unit Pembangkit GTG 18 MW Menjadi STG 32 MW

PERBANDINGAN ANALISA ALIRAN DAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAUSS-SEIDEL DAN METODE NEWTON-RAPHSON

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Jurnal Media Elektro Vol. V No. 2 ISSN: ANALISIS RUGI-RUGI DAYA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv PADA SISTEM PLN KOTA KUPANG

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN (GBPP)

Analisis Kestabilan Transien dan Pelepasan Beban Pada Sistem Integrasi 33 KV PT. Pertamina RU IV Cilacap akibat Penambahan Beban RFCC dan PLBC

Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban di Perusahaan Minyak Nabati

II. TINJAUAN PUSTAKA. sinkron antara tegangan, frekuensi, dan sudut fasa. Operasi ini akan menyatakan

Studi Pengaturan Arus Eksitasi untuk Mengatur Tegangan Keluaran Generator di PT Indonesia Power UBP Kamojang Unit 2

Analisa Stabilitas Transien Pada Sistem Transmisi Sumatera Utara 150 kv 275 kv Dengan Penambahan PLTA Batang Toru 4 X 125 MW

BAB 1 PENDAHULUAN. tegangan pengirim akibat suatu keadaan pembebanan. Hal ini terjadi diakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. penerangan dan juga proses produksi yang melibatkan barang-barang elektronik dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Cilacap, Jl. Letjen Haryono MT. 77 Lomanis, Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia.

PENENTUAN SLACK BUS PADA JARINGAN TENAGA LISTRIK SUMBAGUT 150 KV MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID

ANALISIS KESTABILAN TRANSIEN BERBASIS CRITICAL CLEARING TIME PADA PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN SOFTWARE APLIKASI UNTUK PERKIRAAN STABILITAS TRANSIEN MULTIMESIN MENGGUNAKAN METODE KRITERIA SAMA LUAS

BAB IV HASIL DAN ANALISA. IEEE 30 bus yang telah dimodifikasi. Sistem IEEE 30 bus ini terdiri 30 bus,

BAB 1 PENDAHULUAN. serta dalam pengembangan berbagai sektor ekonomi. Dalam kenyataan ekonomi

ANALISA GANGGUAN SISTEM TENAGA LISTRIK TEK (2SKS)

DESAIN RECURRENT NEURAL NETWORK - AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR PADA SISTEM SINGLE MESIN

STUDI ANALISA KESTABILAN TEGANGAN SISTEM 150 kv BERDASARKAN PERUBAHAN TEGANGAN (APLIKASI PT. PLN BATAM)

Studi Perhitungan Critical Clearing Time Pada Beban Dinamis Berbasis Controlling Unstable Equilbrium Point

RESPON STABILITAS SISTEM YANG MENGGUNAKAN GOVERNOR KONVENSIONAL DAN GOVERNOR FUZZY LOGIC

BAB I PENDAHULUAN. Analisis penerapan Kontroler PID Pada AVR Untuk Menjaga Kestabilan Tegangan di PLTP Wayang Windu

ANALISA GANGGUAN SISTEM TENAGA LISTRIK TEK (2SKS)

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS

1. BAB I PENDAHULUAN

Optimisasi Kontroler PID dan Dual Input Power System Stabilizer (DIPSS) pada Single Machine Infinite Bus (SMIB) menggunakan Firefly Algorithm (FA)

PERHITUNGAN CCT (CRITICAL CLEARING TIME) UNTUK ANALISIS KESTABILAN TRANSIENT PADA SISTEM KELISTRIKAN 500KV JAWA-BALI

I. PENDAHULUAN. untuk menunjang kehidupan manusia sekarang ini. Di era globalisasi sekarang ini

Prosiding SENTIA 2016 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN:

PERFORMASI PEMBANGKIT 150 kv DALAM BLACKOUT SCENARIOS. Arif Nur Afandi

Studi Kemampuan Transfer Daya Maksimum Dengan Kendala Stabilitas Tegangan Pada Interkoneksi Sumbagsel

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-136

Analisis Stabilitas Transient Pada Sistem Tenaga Listrik dengan Mempertimbangkan Beban Non-Linear

STUDI HUBUNG SINGKAT UNTUK GANGGUAN SIMETRIS DAN TIDAK SIMETRIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK PT. PLN P3B SUMATERA

PENGATURAN SLACK BUS DALAM MENGOPTIMALKAN ALIRAN DAYA PADA KASUS IEEE 30 BUS MENGGUNAKAN METODE NEWTON-RAPHSON PADA APLIKASI MATLAB 7.

e-journal Teknik Elektro dan Komputer (2014), ISSN

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempertahankan frekuensi nominalnya. peningkatan kualitas sistem kelistrikannya agar didapatkan sistem yang dapat bekerja

Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) VI Balongan

STABILITAS SISTEM TENAGA LISTRIK di REGION 4 PT. PLN (Jawa Timur dan Bali)

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama yaitu pembangkit, penghantar (saluran transmisi), dan beban. Pada sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Load Flow atau studi aliran daya di dalam sistem tenaga merupakan studi

BAB 4 PERHITUNGAN KESTABILAN PERALIHAN SISTEM TENAGA LISTRIK MESIN MAJEMUK

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

PENGARUH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) TERHADAP PERILAKU SISTEM TENAGA LISTRIK SULAWESI SELATAN DALAM KEADAAN TRANSIEN

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas garis besar penelitian yang meliputi latar belakang,

BAB I PENDAHULUAN. putaran tersebut dihasilkan oleh penggerak mula (prime mover) yang dapat berupa

Analisis Implementasi Fixed Capacitor, SVC, Stabilitas Tegangan pada Sistem Petrochina

Studi Aliran Daya Optimum Mempertimbangkan Kestabilan Transien Sistem Menggunakan Simulasi Domain Waktu

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGOPERASIAN SPEED DROOP GOVERNOR SEBAGAI PENGATURAN FREKUENSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PLTU GRESIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sistem Tenaga Listrik adalah suatu sistem yang terdiri atas sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Stabilitas Transien dan Perancangan Pelepasan Beban pada Joint Operating

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.

BAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi gangguan di salah satu subsistem, maka daya bisa dipasok dari

BAB 3 PELEPASAN BEBAN PADA SISTEM TENAGA LISTRIK. CNOOC SES Ltd NORTH BUSINIESS UNIT DENGAN TEGANGAN OPERASI 13.8 KV

Pengaturan Ulang Rele Arus Lebih Sebagai Pengaman Utama Compressor Pada Feeder 2F PT. Ajinomoto Mojokerto

PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING VISUAL KEAMANAN TRANSMISI

ANALISIS PENERAPAN PID CONTROLLER PADA AVR (AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Energi listrik merupakan suatu element penting dalam masyarakat

PENENTUAN TITIK INTERKONEKSI DISTRIBUTED GENERATION

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V8.i4 ( ) Perbaikan Jatuh Tegangan Dengan Pemasangan Automatic Voltage Regulator

BAB II DASAR TEORI. Gardu Induk, Jaringan Distribusi, dan Beban seperti yang ditunjukkan Gambar 2.1

SIMULASI PELEPASAN BEBAN DENGAN MENGGUNAKAN RELE FREKUENSI PADA SISTEM TENAGA LISTRIK CNOOC SES LTD.

Transkripsi:

1 Analisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory Triyudha Yusticea Sulaksono, Hadi Suyono, Hery Purnomo Abstrak PT. Ajinomoto Indonesia dan PT. Ajinex Internasional Mojokerto Factory merupakan perusahaan penghasil produk utama yaitu monosodium glutamate atau yang sering dikenal dengan MSG dan berlokasi di desa Jetis Kabupaten Mojokerto. Dalam melakukan kegiatan bisnisnya, kebutuhan energi listrik setiap perusahaan dipenuhi oleh sistem daya yang tidak diinterkoneksi. Berdasarkan kondisi tersebut, maka perlu adanya suatu sistem yang dapat menyalurkan energi listrik yang kontinuitasnya lebih terjamin, yaitu dari interkoneksi terhadap sumber daya kedua perusahaan. Suatu gangguan dalam sistem tenaga listrik dapat memicu ketidakstabilan sistem sehingga perlu dilakukan analisis terhadap kestabilan sistem daya kedua perusahaan pada kondisi awal, yaitu ketika sistem daya kedua perusahaan belum diiterkoneksi dan kondisi setelah diinterkoneksi. Berdasarkan waktu pemulihannya ataupun berdasarkan beasaran parameternya, sistem menunjukkan jika tegangan dan sudut rotor dapat kembali ke kondisi normal setelah sistem mengalami gangguan. Drop tegangan yang diakibatkan karena adanya gangguan memberikan performansi yang lebih kecil dibandingkan apabila sebelum interkoneksi. Turbine governor memiliki pengaruh terhadap waktu pemulihan yang lebih cepat setelah gangguan terjadi. Kata kunci interkoneksi, kestabilan, sudut rotor, tegangan, sistem Ajinex, sistem Ajinomoto. E I. PENDAHULUAN NERGI listrik saat ini memegang peranan penting dalam pengembangan berbagai sektor, salah satunya adalah sektor industri. PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory merupakan salah satu industri berskala besar di Indonesia. Dimana sebagian besar proses produksi dikerjakan oleh mesin-mesin yang membutuhkan input daya listrik yang cukup besar sehingga dibutuhkan kestabilan daya listrik agar proses produksi dapat berjalan dengan baik. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka perlu dilakukan analisis kestabilan sistem daya pada kedua perusahaan ketika sebelum dan sesudah interkoneksi. Mengacu pada permasalahan sebelumnya, maka penelitian ini menganalisis kestabilan sistem daya dengan menitik beratkan pengamatan pada parameter tegangan dan sudut rotor. Sehingga penelitian ini menganalisis stabilitas tegangan dan sudut rotor pada sistem daya di PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory pada saat terjadi Triyudha Yusticea Sulaksono adalah mahasiswa dari Program Sarjana Strata-1 jurusan Teknik Elektro Universitas Brawijaya Malang (e-mail: triyudha_prosesor2008@yahoo.com). Hadi Suyono dan Hery Purnomo adalah dosen di jurusan Teknik Elektro Universitas Brawijaya Malang (e-mail: hadis@ub.ac.id). gangguan sebelum interkoneksi dan setelah interkoneksi, pengaruh penggunaan Turbine Governor dan AVR terhadap stabilitas sistem daya dan waktu pemutus kritis generator di PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Stabilitas Sistem Tenaga Listrik Stabilitas sistem daya didefinisikan sebagai sifat sistem yang memungkinkan generator bergerak sinkron dalam sistem dan bereaksi terhadap gangguan dalam keadaan kerja normal serta kembali ke kondisi kerja semula bila keadaan menjadi normal kembali [1]. Masalah kestabilan biasanya diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu [2]: a. Stabilitas steady state Kestabilan steady state merupakan keadaan dimana sistem tenaga mencapai kondisi stabil pada kondisi operasi baru yang sama atau identik dengan kondisi sebelum terjadi gangguan setelah sistem mengalami gangguan kecil. b. Stabilitas transient Stabilitas transien adalah kemampuan sistem untuk tetap pada kondisi sinkron (sebelum terjadi aksi dari kontrol governor) yang mengikuti gangguan pada sistem. c. Stabilitas dinamis Stabilitas dinamis adalah kemampuan sistem untuk tetap pada kondisi sinkron setelah ayunan pertama(periode stabilitas transient) hingga sistem mencapai kondisi steady state yang baru. B. Analisis Aliran Daya Studi aliran daya merupakan hal penting dalam desain dan perencanaan pengembangan sistem daya guna menentukan operasi terbaik pada sistem. Keterangan utama yang diperoleh dari sebuah studi aliran daya adalah besar dan sudut fasa tegangan, daya reaktif, daya aktif yang dibangkitkan generator dan daya aktif dan reaktif yang mengalir pada setiap saluran/cabang [3]. C. Rugi-rugi saluran Dalam perhitungan aliran daya, analisis aliran daya juga digunakan untuk menentukan besar kerugian daya yang hilang pada saluran transmisi selama proses penyaluran daya dari pembangkit ke pusat beban [4]. Misalkan saluran dihubungkan dengan dua bus, yaitu bus i dan bus j seperti pada gambar 1. Perhatikan saluran yang terhubung antara bus i dan j pada gambar 1. Arus saluran I ij diukur pada bus i dan dianggap positif untuk arah i ke j, sehingga dapat ditulis pada persamaan (1).

2 Gambar.1 Model saluran untuk perhitungan rugi saluran dengan, I pq : Arus pada bus p I i : Arus pada saluran antara bus i dan bus j I i0 : Arus pada saluran half line charging yij: Admitansi saluran antara bus i dan bus j yi0: Half line charghing V i : Tegangan bus i V j : Tegangan bus j (1) Gambar.2. Pemodelan sistem daya PT. Ajinomoto Indonesia 2. Sistem Daya PT. Ajinex Internasional Sistem daya dari PT.Ajinex Internasional tidak jauh berbeda dengan sistem daya dari PT.Ajinomoto Indonesia. Perbedaannya terletak pada besar kapasitas pembangkit. erator pada PT.Ajinex Internasional memiliki kapasitas sebesar 7,5MVA sedangkan transformator yang terhubung dengan memiliki kapasitas sebesar 12MVA. Demikian juga arus saluran I ji diukur pada bus j dan dianggap positif untuk arah j ke i, dapat ditulis pada persamaan (2). (2) Daya kompleks S ij dari bus i ke j dan S ji dari bus j ke i dinyatakan pada Persamaan (3) dan (4). (3) (4) Rugi daya dalam saluran i-j adalah penjumlahan aljabar dari daya yang ditentukan dari persamaan (3) dan (4), sehingga dapat dinyatakan pada persamaan (5). (5) Sehingga persamaan untuk mendapatkan total rugi saluran untuk sistem dengan jumlah n bus adalah pada Persamaan (6). (6) dengan, S L ij : Rugi daya pada saluran antara bus i dan j S LT : rugi daya III. SIMULASI DAN PEMBAHASAN A. Sistem Kelistrikan PT.Ajinomoto indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory 1. Sistem Daya PT. Ajinomoto Indonesia Sistem daya di PT.Ajinomoto Indonesia disuplai oleh sebuah generator dengan kapasitas pembangkit sebesar 8,5MVA yang diinterkoneksi dengan sumber daya. Sumber daya tersebut terhubung dengan transformator step down dengan rating daya sebesar 18MVA. Tranformator menurunkan tegangan dari 72kV menjadi 3,45kV sesuai dengan kebutuhan sistem. Gambar.3. Permodelan sistem daya PT. Ajinex Internasional 3. Sistem Daya Interkoneksi Proses interkoneksi akan dilakukan dengan melibatkan dua sumber daya pada dua perusahaan. Dari dua sistem daya tersebut, proses interkoneksi dilakukan, yaitu dengan menghubungkan bus NE (sumber daya PT.Ajinomoto Indonesia) dengan bus X (sumber daya PT.Ajinex Internasional) dan bus (sumber daya generator PT.Ajinomoto Indonesia) dengan bus X (sumber daya generator PT.Ajinex Internasional). Dalam pemodelan interkoneksi dua perusahaan, terdapat 4 sumber daya energi listrik meliputi dua generator dan dua sumber daya dari, dua transformator penurun tegangan dan 46 bus beban. Dari keempat bus generator, ditentukan bus sebagai slack bus sedangkan bus, bus X dan bus X sebagai PV bus. Sehingga bus yang lain selanjutnya disebut dengan PQ bus.

3 dasar yang digunakan adalah 3,45kV. Sedangkan pembagian jenis bus sistem interkoneksi sesuai dengan pembahasan sebelumnya. TABEL 3 DATA HASIL ALIRAN DAYA SISTEM INTERKONEKSI Daya Pembangkit Beban Rugi-rugi P (MW) 30,8223 30,4981 0,3242 Q (Mvar) 16,4971 14,7709 1,7262 C. Simulasi Stabilitas Sistem Daya Sebelum Interkoneksi 1. PT. Ajinomoto Indonesia Dalam melakukan simulasi stabilitas tegangan dan sudut rotor, akan dilakukan beberapa skenario gangguan pada sistem daya sesuai dengan tabel 4 berikut: Gambar.4. Pemodelan sistem interkoneksi B. Hasil Simulasi Aliran Daya Simulasi aliran daya dan stabilitas dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak PSSE dengan hasil simulasi sebagai berikut: 1. PT. Ajinomoto Indonesia Dalam melakukan simulasi aliran daya pada PT.Ajinomoto Indonesia Mojokerto Factory, akan ditetapkan bus gen sebagai slack bus dan bus sebagai PV bus. Sedangkan bus yang lain ditentukan sebagai PQ bus. Untuk data hasil simulasi aliran daya tersaji pada Tabel 1. TABEL 1 DATA HASIL ALIRAN DAYA PT.AJINOMOTO Daya Pembangkit Beban Rugi-rugi P (MW) 20,846 20,6105 0,2355 Q (Mvar) 11,445 9,9821 1,4629 TABEL 4 SKENARIO LETAK GANGGUAN Skenario ke gangguan 1a Bus 2a Bus 3a Bus 4a Bus 7F NE Hasil simulai pada gambar 5 menunjukkan hasil simulasi pada skenario 1a. Gambar. 5. Grafik tegangan = f(t) pada skenario gangguan 1a Sedangkan hasil simulasi untuk sudut rotor terlihat pada gambar 6. 2. PT. Ajinex Internasional Simulasi aliran daya di PT.Ajinex Internasional dilakukan dengan menetapkan bus gen X sebagai slack bus, bus X sebagai PV bus, sedangkan bus yang lain akan ditetapkan sebagai bus beban atau PQ bus. Untuk data hasil simulasi aliran daya tersaji pada Tabel 2. TABEL 2 DATA HASIL ALIRAN DAYA PT.AJI INTERNASIONAL Daya Rugi-rugi Pembangkit Beban P (MW) 10,0245 9,8877 0,1368 Q (Mvar) 5,1563 4,7888 0,3675 3. Kondisi Interkoneksi Simulasi aliran daya pada sistem setelah interkoneksi dilakukan dengan menetapkan daya dasar yang digunakan adalah 18MVA dan tegangan Gambar. 6. Grafik sudut rotor = f(t) pada skenario gangguan 1a Hasil simulasi pada skenario 2a, 3a dan 4a selanjutnya dapat diperoleh dengan cara yang sama menggunakan perangkat lunak PSSE. Sehingga hasil simulasi secara sederhana ditunjukkan pada

4 tabel 5 dan 6. Tabel 5 memperlihatkan perubahan tegangan sistem saat terjadi gangguan dengan berbagai skenario letak gangguan. Sedangkan tabel 6 memperlihatkan perubahan sudut rotor pada sistem saat terjadi gangguan. Hasil simulasi pada skenario 1b ditunjukkan pada gambar 7 dan gambar 8. TABEL 5 STABILITAS TEGANGAN PT.AJINOMOTO gangguan Bus V drop (p.u.) t drop (milidetik) 7F NE 9,61x10-8 150 0,0403 150 0,3266 150 5,83x10-8 150 0,2883 150 0,2991 150 0,3889 150 0,0997 150 TABEL 6 STABILITAS SUDUT ROTOR PT.AJINOMOTO ganggua n 7F NE erator selama gangguan ( 0 ) Maks -15,1609 Min -22,0169 Maks 22,0169 Min 15,1609 Maks -5,9913 Min -39,5393 Maks 39,5393 Min 5,9913 Maks -7,5901 Min -36,6062 Maks 36,6062 Min 7,5901 Maks -4,4526 Min -43,7862 Maks 43,7862 Min 4,4526 awal ( 0 ) 2. PT. Ajinex Internasional Dalam melakukan simulasi stabilitas tegangan dan sudut rotor ini dilakukan beberapa skenario gangguan pada sistem daya sesuai dengan tabel 7. TABEL 7 SKENARIO LETAK GANGGUAN Skenario ke 1b 2b 3b 4b gangguan Bus X Bus X Bus 1F Bus 4F Gambar.7. Grafik tegangan = f(t) pada saat skenario gangguan 1b Dari hasil simulasi terlihat jika penurunan tegangan terbesar terletak pada bus X. Hal ini terjadi karena letak gangguan tepat berada pada bus X. Jatuh tegangan pada bus X saat terjadi gangguan sebesar 1,03x10-7 p.u. Sedangkan jatuh tegangan pada bus X sebesar 0,0363p.u. Gambar.8. Grafik sudut rotor = f(t) pada saat skenario gangguan 1b Dari hasil simulasi terlihat jika sudut rotor dapat kembali ke operasi normal setelah gangguan terjadi. Hasil simulasi pada skenario 2b,3b dan 4b selanjutnya dapat diperoleh dengan cara yang sama menggunakan perangkat lunak PSSE. Sehingga hasil simulasi stabilitas tegangan secara sederhana ditunjukkan pada tabel 8. TABEL 8 STABILITAS TEGANGAN PT.AJI INTERNASIONAL gangguan X X 1F 4F Bus V drop (p.u.) X 1,03x10-7 150 X 0,0363 150 X 0,3696 150 X 6,64x10-8 150 X 0,4202 150 X 0,4217 150 X 0,5615 150 X 0,3040 150 t drop (milidetik) Sedangkan hasil simulasi dari stabilitas sudut rotor terlihat pada tabel 9 berikut:

5 TABEL 9 STABILITAS SUDUT ROTOR PT.AJI INTERNASIONAL ganggua n 1F 4F erator X X X X X X X X selama gangguan ( 0 ) Maks -3,2083 Min -25,8449 Maks 25,8449 Min 3,2083 Maks 5,9834 Min -39,8832 Maks 39,8832 Min -5,9834 Maks 11,1717 Min -54,0773 Maks 54,0773 Min -11,1717 Maks 7,6655 Min -45,3365 Maks 45,3365 Min -7,6655 awal ( 0 ) - - - - D. Simulasi Stabilitas Sistem Daya Setelah Interkoneksi Simulasi stabilitas tegangan dan sudut rotor sistem daya pada kondisi setelah interkoneksi ini akan menampilkan stabilitas tegangan dan sudut rotor sistem daya pada saat sumber daya kedua perusahan telah terhubung. Skenario letak gangguan pada sistem interkoneksi merupakan gabungan skenario pada kedua perusahaan. TABEL 10 SKENARIO LETAK GANGGUAN Skenario ke gangguan 1c Bus 2c Bus 3c Bus X 4c Bus X 5c Bus 6c Bus 7F NE 7c Bus 1F 8c Bus 4F Hasil simulasi pada skenario 1c ditunjukkan pada gambar berikut: Gambar 9. Grafik tegangan = f(t) pada saat skenario gangguan 1c Gambar 10. Grafik sudut rotor = f(t) pada saat skenario gangguan 1c Dari hasil simulasi terlihat bahwa tegangan dan sudut rotor dapat kembali ke operasi normal setelah mengalami gangguan. Dengan menggunakan cara yang sama, hasil simulasi pada skenario letak gangguan yang lain dapat diketahui. Sehingga secara sederhana hasil simulasi sistem interkoneksi ditunjukkan pada tabel 11 dan 12. TABEL 11 STABILITASS TEGANGAN SISTEM INTERKONEKSI Setelah interkoneksi gangguan Bus t V drop (p.u.) drop (milid etik) 1,89x10-7 150 0,0648 150 0,3595 150 1,22x10-7 150 0,4471 150 0,4676 150 7F NE 0,4733 150 0,1853 150 X X 1,89x10-7 150 X 0,0629 150 X X 0,3631 150 X 1,21x10-7 150 1F X 0,5541 150 X 0,5606 150 4F X 0,6366 150 X 0,4366 150 Hasil simulasi stabilitas sudut rotor pada sistem interkoneksi dengan berbagai letak gangguan ditunjukkan oleh tabel 12. TABEL 12 STABILITAS SUDUT ROTOR SISTEM INTERKONEKSI Setelah interkoneksi gangguan erator selama gangguan ( 0 ) awal ( 0 ) Maks -3,7857 Min -25,7241 Maks 21,6762 Min 9,4169 Maks 2,2319 Min -36,9686 Maks 36,5501 Min 4,1739 Maks -6,3825 Min -22,2372 Maks 21,4213 Min 9,5271 7F NE Maks 2,2252 Min -36,9272

6 X X 1F 4F Maks 35,3103 Min 3,9083 Maks -2,8572 Min -36,1458 Maks 36,3001 Min -3,4389 Maks -1,0573 Min -39,8865 Maks 40,0284 Min -5.7569 Maks 1,4684 Min -45,1510 Maks 45,3785 Min -8,8942 Maks -0,9186 Min -39,9736 Maks 40,1208 Min -5,4482 E. Simulasi Pengaruh TG dan AVR pada Stabilitas Sistem Daya Interkoneksi Pada pembahasan ini akan dilakukan simulasi pengaruh penggunaan dari TG (Turbine Gorvernor) dan AVR (Automatic Voltage Regulator) terhadap stabilitas sistem interkoneksi. Dari hasil simulasi terlihat jika generator yang dilengkapi dengan TG membutuhkan waktu yang relatif lebih cepat jika dibandingkan dengan generator tanpa menggunakan TG. Gambar 11. Grafik sudut rotor = f(t) pada generator PT. Ajinomoto Indonesia F. Waktu Pemutusan Kritis Hasil simulasi waktu pemutus kritis ditunjukkan pada gambar 12 dan gambar 13. Gambar tersebut menunjukkan waktu pemutus kritis ketika sistem belum diinterkoneksi dan setelah interkoneksi dilakukan. Gambar 12 merupakan waktu pemutus kritis generator ketika sistem daya belum diinterkoneksi. Kemudian akan disimulasikan waktu pemutus kritis pada saat sistem telah diinterkoneksi. Hasil simulasi sebagai berikut: Gambar 13. Grafik sudut rotor = f(t) gen dan setelah interkoneksi Dari hasil simulasi terlihat jika generator PT.Ajinomoto akan mengalami lepas sinkron pada gangguan selama 0,243 detik dan generator PT.Ajinex selama 0,251 detik. Sedangkan ketika kondisi interkoneksi generator PT.Ajinomoto akan lepas sinkron pada gangguan selama 0,261 detik dan generator PT.Ajinex selama 0,271 detik. IV. KESIMPULAN Berdasarkan permasalahan yang dibahas serta mengacu pada hasil simulasi dan analisis, maka dapat diambil beberapa kesimpulan,yaitu : 1. Pada saat kondisi sebelum interkoneksi, sistem daya di PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory menunjukkan sistem masih dalam kondisi stabil. Hal tersebut terlihat dari kondisi tegangan dan sudut rotor yang dapat kembali ke operasi normal setelah mengalami gangguan. 2. Pada saat sistem dalam kondisi interkoneksi, drop tegangan pada saat terjadi gangguan lebih kecil jika dibandingkan dengan drop tegangan pada saat sistem belum diinterkoneksi. Sistem setelah interkoneksi menunjukkan kondisi tegangan dan sudut rotor dapat kembali ke operasi normal setelah mengalami gangguan. 3. erator yang dilengkapi dengan Turbine Governor dapat kembali ke kondisi sinkron lebih cepat dibandingkan generator yang tidak dilengkapi dengan Turbine Governor. 4. Waktu pemutus kritis generator pada sistem yang telah diinterkoneksi lebih lama jika dibandingkan dengan waktu pemutus kritis pada sistem sebelum diinterkoneksi. DAFTAR PUSTAKA Gambar 12. Grafik sudut rotor = f(t) gen dan setelah interkoneksi [1] Kundur, P. 1994. Power System Stability and Control. New York : McGraw-Hill. [2] Robert,H.Milner & James,H.Malinowski. 1994. Power System Operation. New York : McGraw-Hill. [3] Grainger, John J. & Stevenson, William D. 1994. Power System Analysis. Singapore : McGraw-Hill. [4] Cekdin, Cekmas. 2010. Sistem Tenaga Listrik-Contoh Soal dan Penyelesaian Menggunakan Matlab. Yogyakarta : Andi.