Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN

dokumen-dokumen yang mirip
METODE DAN MEDIA SOSIALISASI AKUNTANSI PADA UKM DI KOTA PALEMBANG

Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN IBM MIE BASAH

Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

1. Pendahuluan UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN UMKM MELALUI PENERAPAN MANAJEMEN PADA USAHA PENGRAJIN SONGKET KHAS PALEMBANG

Galeri Songket Di Palembang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV Analisa Bentuk dan Makna Songket Palembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ITGBM PELATIHAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN UMKM PENGRAJIN BORDIR DI KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALA

IBM KELOMPOK USAHA PENGRAJIN LEMARI REK DAN LIKUER

Prosiding SNaPP2014 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Kabupaten Batubara yang terletak pada kawasan hasil pemekaran

PKM Perajin Tedung Desa Mengwi Di Kabupaten Badung, Bali

PENGEMBANGAN DAN PENDAMPINGAN PENGRAJIN SONGKET JAMBI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KAIN ENDEK BALI SEBAGAI INDUSTRI PARIWISATA KREATIF (STUDI KASUS DENPASAR)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang didukung oleh sanksi-sanksi untuk setiap ketidakpatuhan (Belkaoui,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KARAKTERISTIK, INOVASI, DAN KONDISI EKONOMI RUMAH TANGGA PENGRAJIN SENTRA IKM SONGKET KOTA PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Nama jenis produk kerajinan tekstil beserta gambar dan komentarnya

I. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun

Ombak 16 batang. Patah beras dan tali air. Umpak ayam

BAB I PENDAHULUAN. maknanya, dan teknik pembuatannya. Kalau kita menilik warnanya yang khas, dan

INTO HANDYCRAFTS. Chairani, 2Sulyono

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha.

PENGUATAN USAHA PENGASAPAN IKAN SIDO MAKMUR KETAPANG KABUPATEN KENDAL. Jalan Menoreh Tengah X no 22 Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang cepat dalam masyarakat kita telah menyebabkan semakin

IbM PENGRAJIN BATIK SEKARWANGI DAN BATIK SURYA KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. dan bidang lainnya merupakan contoh contoh bahwa manusia memerlukan

PELATIHAN KETERAMPILAN MEMPRODUKSI FABRIC ACCESSORIESUNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN EKONOMI KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. Di daerah Sumatera Utara terdapat beberapa suku, salah satunya adalah suku Batak,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI USAHA PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MASYARAKAT TPA SUMOMPO KEC. TUMINTING KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PELATIHAN AKUNTANSI PADA INDUSTRI KECIL MENENGAH (IKM) KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) RAKITAN RAKYAT TEGAL (RRT) DI KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Wulan Ayodya,,Mau Kemana Setelah SMK?, Erlangga, Jakarta, 2013, hlm. 64

BAB I PENDAHULUAN. usaha kecil atau usaha mikro dan sektor informal, terutama di daerah pedesaan.

BAB I PENDAHULUAN. sangat strategis dan berperan besar terhadap perekonomian Indonesia. Peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mencapai sasaran pembangunan nasional, pembangunan pada bidang

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN , , ,35 Menengah B. Usaha Besar

Prosiding SNaPP2014 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti sekolah, perkantoran, perbankan, penyedia jasa, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil tertentu dan hasil tersebut harus

BAB I PENDAHULUAN. Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN MOTIF SONGKET PALEMBANG BUNGO PACIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, kebutuhan teknologi komputer sangat dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. metode transaksi yang di lakukan secara online mulai berkembang pesat,

I. PENDAHULUAN. pembangunan. Namun dalam proses pertumbuhan secara keseluruhan, peranan di

1. Pendahuluan. Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Peningkatan Kemampuan Manajemen Usaha Bagi UKM Olahan Pangan, di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang

Penggunaan Internet sebagai Sarana Wirausaha dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Malaka Jaya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Fauzan Masykur. Program Studi Teknik Informatika, Universitas Muhammadiyah Ponorogo

STRATEGI PEMBERDAYAAN USAHA RUMAHAN BERBASIS POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu wahana. angka pengangguran, UMKM juga memegang peranan penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan suatu wadah yang dapat membantu masyarakat

PENCATATAN KEUANGAN SEDERHANA DAN STRATEGI PEMASARAN PADA BISNIS KONVEKSI

PENINGKATAN KETRAMPILAN AKUNTANSI DAN PEMASARAN KELOMPOK OLAHAN KERIPIK KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembaharuan. Hal itu tidak terkecuali pada sektor ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas masyarakat

IbM PELATIHAN KETRAMPILAN MEMBUAT BATIK PROBOLINGGO DIHIASI PAYET DI JREBENG KULON

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perekonomian nasional yang dihadapi dunia usaha saat ini

PEMBINAAN KELOMPOK UPPKS WANITA MANDIRI DALAM

SOSIALISASI DAN APLIKASI PENAMBAHAN NILAI KAIN PERCA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUILTING DI GAMPONG TEUNGOH, KECAMATAN LANGSA KOTA, KOTA LANGSA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BANK SOAL DASAR KOMPETENSI KEJURUAN (DKK) KOMPETENSI KEAHLIAN AKUNTANSI

Rencana Bisnis [BIDANG USAHA] [tempat dan tanggal penyusunan] disusun oleh: [Nama Penyusun] [Jabatan Penyusun]

1. RINGKASAN EKSEKUTIF

IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI DALAM PENGOLAHAN PRODUK BERBAHAN BAKU SUSU SAPI DI KELURAHAN CEPOKO KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG

I. PENDAHULUAN. pengembangan ekonomi masyarakat. Usaha mikro selama ini terbukti dapat

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA

Departemen Pendidikan Nasional, 2000, Tenun Tradisional Sumatera Selatan, Sumatera Selatan, Depdiknas , 2001, Perlengkapan Upacara Daur

Studi Kasus Pengembangan Usaha : Kolaborasi PTS, PRA dan IKM Keripik Tempe Pedan

PROPOSAL PAMERAN BUKU

BAB I PENDAHULUAN. akses informasi dan pasar. Menurut Kotler (2004:74) e-market adalah sisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan pinjam-meminjam uang telah dilakukan sejak lama dalam kehidupan

PT. LONTAR PAPYRUS PULP AND PAPER INDUSTRY (LPPPI) JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. semakin keteat seiring mulai berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) atau

memiliki potensi yang sekaligus menjadi identitas kota, salah satunya yang dirintis oleh beberapa warga setempat. Produk Cibaduyut tak

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA FURNITURE UNIK DARI LIMBAH JERAMI

BAB I PENDAHULUAN. terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat. karyawan, meniadakan jam lembur, mengurangi pos-pos pengeluaran yang

BAB I PENDAHULUAN. UKM ini justru dapat meningkatkan perekonomian Indonesia. Sebagaimana Smesco Indonesia Company ini dapat dinyatakan House of

Buchari. et al. Peningkatan Mutu Produk Kelompok Usaha Pengrajin Eceng Gondok

BAB I PENDAHULUAN. maju di berbagai bidang, membuat masyarakat harus selalu up to date mengikuti,

Transkripsi:

Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 EISSN 2303-2472 PROGRAM PENDAMPINGAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) ETAP 1 Nelly Masnila, 2 Faridah, 3 Desy Natalia 1,2,3 Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Sriwijaya, Jl. Srijaya Negara Bukit Besar, Palembang 30139 e-mail: nilahilal@yahoo.com, faridahcute_iryani@yahoo.com, desynatalia79@gmail.com Abstrak. Tenun atau sering disebut Sewet (kain) songket Palembang merupakan kerajinan tradisional khas masyarakat Palembang. Kain ini biasanya dihasilkan oleh industri rumah tangga yang banyak tersebar di beberapa sentra industri di kota Palembang. Kegiatan IbM ini melibatkan dua industri yang menjadi mitra yaitu Industri tenun Cek A Songket dan HB Benang Emas. Kedua mitra UKM belum memiliki laporan keuangan bahkan pencatatan dilakukan sekedarnya saja. Begitu pula halnya dengan perhitungan harga pokok produksi dan harga pokok penjualan produk songket perusahaan. Kondisi yang sama mungkin saja terjadi pada UKM- UKM lainnya yang ada di seluruh pelosok Indonesia. Untuk itu perlu kegiatan sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan catatan akuntansi yang baik bagi setiap UKM dan pendampingan penyusunan laporan keuangan. Kegiatan ini harus dilakukan secara kontinyu dan berkesinambungan serta melibatkan baik perguruan tinggi, asosiasi profesi (Ikatan Akuntan Indonesia) dan Pemerintah Daerah setempat. Kata Kunci: laporan keuangan, standar akuntansi keuangan, SAK ETAP 1. Pendahuluan Tenun atau sering disebut Sewet (kain) songket Palembang merupakan kerajinan tradisional khas masyarakat Palembang. Kain ini biasanya dihasilkan oleh industri rumah tangga yang banyak tersebar dibeberapa sentra industri di kota Palembang. Songket adalah tenunan kain yang dibuat dengan teknik menambah benang pakan sebagai hiasan, yaitu dengan menyisipkan benang perak, emas atau benang warna di atas benang lungsin. Tenun ini memiliki berbagai motif, seperti: lepus, jando beraes, bunga inten, tretes midar, pulir biru, kembang suku hijau, bungo cino, bunga pacik, dan lain-lain. Kawasan atau sentra industri tenun songket di kota Palembang terdapat di daerah seberang ilir yaitu di sekitar Jalan Ki Ranggo Wiro Sentiko dan Jalan Ki Gede Ing Suro, maupun daerah seberang ulu yaitu kawasan Kertapati, khususnya sekitar Jalan KA Azhari. Industri tenun Cek A Songket dan Hasan Songket atau lebih dikenal dengan nama HB Benang Emas adalah dua diantara industri tenun yang ada di kota Palembang yang menjadi industri mitra dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini.. Industri tenun Cek A Songket dipimpin oleh Hj. Maleha, beralamat di Jl KA Azhari, lrg Laksa No 22, RT 01 RW 01 Seberang Ulu 1 Kertapati Palembang. Sedangkan Hasan Songket atau HB Benang Emas dipimpin oleh K. Hasan Basri, beralamat di Jl. Ki Rangga Wirasentika No 999 RT 15 30 Ilir Palembang. Pada umumnya kedua usaha songket tersebut memiliki manajemen yang dipimpin oleh pemilik dengan beberapa karyawan lepas sebagai pengrajin songket. Bahan baku berupa benang katun, benang sutera, dan benang emas diperoleh baik secara lokal maupun diimpor dari luar negeri, khususnya negara Cina dan Meksiko. 181

182 Nelly Masnila, et al. Meskipun demikian tidak terdapat masalah dalam hal kepastian bahan baku, hanya saja harganya yang relatif mahal. Penjualan dilakukan melalui toko yang kadang merangkap rumah usaha. Songket cek A sendiri dijual juga di salah satu tokonya yang terletak di daerah Mayestik, Pasar Baru, Jakarta. Pada dasarnya kedua usaha tersebut belum memiliki catatan keuangan yang sesungguhnya. Hasil penjualan maupun data-data biaya, khususnya bahan baku masih dicatat ala kadarnya saja, belum menggunakan proses pencatatan yang sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Begitu pula halnya dengan perhitungan harga pokok produksi dan harga pokok penjualan produk songket perusahaan. Meskipun masingmasing usaha dapat menghitung harga pokok produksi/penjualan dan menganggap perhitungan harga pokok yang telah mereka laksanakan selama ini cukup akurat, namun pemahaman terkait komponen/unsur pembentuk harga pokok secara teori belum dimengerti dengan baik. Ditinjau dari aspek pemasaran, kedua usaha masih menggunakan media konvensional berupa toko. Belum ada usaha menjemput bola atau melakukan strategi penjualan melalui internet yang dilakukan oleh kedua mitra industri sehingga belum dapat menjangkau kesempatan pemasaran yang lebih luas dan global. Kedua industri juga belum pernah mengikuti ajang pameran secara internasional, meskipun industri songket HB Benang Emas pernah mengikuti pameran kerajinan tradisional namun masih terbatas di wilayah Palembang dan Jakarta. Jika dilihat dari aspek pembiayaan/permodalan, kedua mitra usaha masih menggunakan modal. Sebenarnya peluang untuk mendapatkan bantuan dana pinjaman dari perbankan, maupun bantuan dana corporate social responsibility badan usaha milik negara (BUMN) terbuka lebar, namun pengetahuan dan wawasan terkait akses bantuan tersebut masih sangat terbatas. Sehingga prospek industri untuk berkembang menjadi terkendala. 2. Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan Pengabdian ini dilakukan dengan cara pendampingan usaha industri yang menjadi mitra. Pendampingan ini dilakukan dengan prosedur kerja yang dimulai dari pengidentifikasi masalah yang dihadapi kedua mitra industri, pemilihan masalah utama yang bersifat spesifik yang akan dicarikan solusinya, diskusi antara mitra dan pengusul/pelaksana dalam menentukan solusi yang diinginkan/diharapkan, diskusi/ pendampingan dalam perhitungan Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok Penjualan, pencatatan akuntansi sampai dengan penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP, dan pembuatan blog perusahaan. Kegiatan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut. 2.1 Studi awal Studi awal dilakukan melalui pertemuan dan diskusi untuk menidentifikasi masalah yang dihadapi kedua mitra industry. Selanjutnya disepakati permasalahan utama yang bersifat spesifik yang yang dipilih dan akan dicarikan solusinya. Dilakukan pula diskusi antara mitra dan pengusul/pelaksana dalam menentukan solusi yang diinginkan/diharapkan. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sosial, Ekonomi dan Humaniora

Program Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan Standar 183 Gambar 1 Nama Usaha Mitra IbM 2.2 Pendampingan dalam permasalah akuntansi dan pemasaran Setelah disepakati pendekatan yang akan digunakan untuk mengatasi permasalahan mitra, maka dilakukan kunjungan lanjutan guna pengumpulan data dan informasi tambahan. Sebagaimana informasi yang diperoleh bahwa kedua mitra belum melakukan akuntansi sama sekali. Oleh karena itu pendampingan ini dilakukan melalui beberapa proses tahapan, yaitu: (1) telaah dokumen dan transaksi keuangan; (2) identifikasi kelemahan kekurangan dokumen dan catatan akuntansi; (3) pemberian sesi pembelajaran dan perancangan dokumen dan perhitungan harga pokok produksi dan penjualan; (4) pendampingan penyusunan laporan keuangan sederhana; (5) pembuatan blog UKM. (1) Telaah dokumen dan transaksi keuangan Berdasarkan hasil telaah dokumen dan catatan atas transaksi keuangan, kedua UKM Mitra hanya mengumpulkan bukti transaksi (nota penjualan) dan mengarsipkannya secara sederhana. Bahkan UKM mitra Cek A, sama sekali tidak memiliki bukti dokumen (nota penjualan) sama sekali. Gambar 2 Contoh bukti transaksi yang dimiliki (2) Identifikasi kelemahan/ kekurangan dokumen dan catatan akuntansi Hasil telaah dokumen dan transksi menunjukkan kedua Mitra memiliki kelemahan yang sangat mendasar pada dokumentansi bukti dan catatan akuntansinya. Untuk itu dalam pengabdian ini telah dijelaskan mengenai pentingnya dokumen bukti sekaligus pengarsipannya. Selain itu untuk tujuan akuntansi kegiatan usaha UKM, telah disiapkan buku pedoman akuntansi yang bisa digunakan kedua mitra dalam melaksanakan akuntansi kegiatan usahanya. Pedoman akuntansi tersebut disusun sesuai Standar Akuntansi Keuangan (SAK)-ETAP dan disusun dalam bentuk Modul Akuntansi. Disamping Modul ISSN 2089-3590, EISSN 2303-2472 Vol 5, No.1, Th, 2015

184 Nelly Masnila, et al. Akuntansi sederhana, diberikan pula Buku SAK ETAP bagi kedua mitra dengan tujuan agar kedua mitra dapat memahami akuntansi, khususnya bagi usaha kecil menengah. Gambar 3 Modul Akuntansi dan SAK-ETAP (3) Pemberian sesi pembelajaran Dalam rangka pemahaman atas pelaksanaan akuntansi bagi kedua mitra diberikan sesi pembelajaran yang dilengkapi dengan perancangan dokumen yang mungkin diperlukan. Selain itu, karena kedua mitra juga memproduksi sendiri produk songket dan tenun khas dengan bantuan pengrajin produk dimaksud, maka diberikan pula pendampingan perhitungan harga pokok produksi dan harga pokok penjualan. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sosial, Ekonomi dan Humaniora

Program Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan Standar 185 Gambar 4 Dokumentasi pada saat kegiatan diskusi (4) Pendampingan dalam menyusun laporan keuangan Produk akhir dari proses akuntansi adalah laporan keuangan. Dengan demikian setelah melakukan pembukuan atas transaksi keuangan perusahaan, yang pada umumnya berbentuk transaksi-transaksi: penjualan, pembelian bahan baku, pembayaran upah pengrajin, pembayaran tenaga penjual/ karyawan, maka disusunlah laporan penjualan dan laporan keuangan lainnya. Gambar 5 Dokumentasi pada saat pendampingan (5) Pendampingan dalam pembuatan blog UKM Kegiatan pembuatan blog ini dilakukan guna memperkenalkan bagi kedua UKM akan teknik pemasaran produk industri dengan memanfaatkan fasilitas internet, sehingga diharapkan dapat menjangkau konsumen dan wilayah pemasaran yang lebih luas. 3. Kesimpulan dan Saran Kedua mitra UKM belum memiliki catatan akuntansi. Pencatatan penjualan dilakukan hanya dengan mengumpulkan bukti transaksi (nota penjualan. Sedangkan data-data biaya, khususnya bahan baku masih dicatat seperlunya saja. Begitu pula halnya dengan perhitungan harga pokok produksi dan harga pokok penjualan produk songket perusahaan. Meskipun masing-masing usaha dapat menghitung harga pokok produksi/penjualan dan menganggap perhitungan harga pokok yang telah mereka laksanakan selama ini cukup akurat, namun pemahaman terkait komponen/unsur pembentuk harga pokok secara teori belum dimengerti dengan baik serta belum dilakukan pencatatan secara konsisten dan terus menerus. ISSN 2089-3590, EISSN 2303-2472 Vol 5, No.1, Th, 2015

186 Nelly Masnila, et al. Kondisi yang sama mungkin saja terjadi pada UKM-UKM lainnya yang ada di seluruh pelosok Indonesia. Untuk itu perlu kegiatan sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan catatan akuntansi yang baik bagi setiap UKM dan pendampingan penyusunan laporan keuangan. Kegiatan ini harus dilakukan secara kontinyu dan berkesinambungan serta melibatkan baik perguruan tinggi, asosiasi profesi (Ikatan Akuntan Indonesia) dan Pemerintah Daerah setempat. Daftar Pustaka Tim Penyusun IAI Wilayah Sumatera Selatan (2012). Pengantar Akuntansi (Berbasis ETAP). Buku 1. Palembang: IAI Wilayah Sumatera Selatan. Tim Penyusun IAI Wilayah Sumatera Selatan (2012). Pengantar Akuntansi (Berbasis ETAP). Buku 2 Palembang: IAI Wilayah Sumatera Selatan. Ikatan Akuntan Indonesia (2009) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Jakarta: DSAK IAI http://melayuonline.com [5 Januari 2013] Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sosial, Ekonomi dan Humaniora