BAB I PENDAHULUAN. kenaikan harga bahan pokok (sembako). (Debby, 2008 : 3). tahun Tiga tahun berikutnya harga terus naik seiring dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi adalah fenomena yang selalu ada di setiap negara dan merupakan

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

MAKALAH PENGARUH DAMPAK KENAIKAN BBM BAGI PEREKONOMIAN INDONESIA DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran rutin serta dengan berbagai pertimbangan yang lain, pemerintah

I. PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai salah satu anggota OPEC (Organization of. Tabel 1. Kondisi Perminyakan Indonesia Tahun

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JAWA TIMUR APRIL 2015 INFLASI 0,39 PERSEN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN

Inflasi IHK 2015 Berada dalam Sasaran Inflasi Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang. peranan sangat vital dalam menggerakkan semua aktivitas ekonomi.

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BANYUWANGI MEI 2015 INFLASI 0,55 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. masih ditopang oleh impor energi, khususnya impor minyak mentah dan bahan

BAB I PENDAHULUAN. minyak dunia yang turun, dollar yang menguat dan revolusi shale gas oleh Amerika

BAB I PENDAHULUAN. BBM punya peran penting untuk menggerakkan perekonomian. BBM

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan. Salah satu sumber energi utama adalah bahan bakar. Bentuk bahan bakar

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik

HARGA SEMBAKO DAN PRODUKSI KEDELAI NASIONAL Kamis, 27 Agustus 2009

POINTER ARAH KEBIJAKAN TERKAIT PENYEDIAAN DAN PASOKAN DAGING SAPI. Disampaikan pada: Bincang Bincang Agribisnis

Teks Tantangan Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pada tingkat pengangguran seperti yang dijelaskan oleh teori trade-off

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat. Kemiskinan menurut PBB didefenisikan sebagai kondisi di mana

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Menyoal Efektifitas APBN-P 2014 Mengatasi Perlambatan Ekonomi

pertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju kehidupan yang lebih

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2012

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1

BAB I. PENDAHULUAN A.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komoditas bahan pangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

Perkembangan Harga Beras, Terigu Dan Gula Di Indonesia Tahun 2008 Selasa, 31 Maret 2009

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2017

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2015

Uka Wikarya. Pengajar dan Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia Implementasi kebijakan..., Nursantiyah, FISIP UI, 2009

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2017

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laju inflasi yang rendah dan stabil merupakan tujuan utama pengambil

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris, yakni salah satu penghasil

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RELEASE NOTE INFLASI FEBRUARI 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumsi penggunaan BBM (bahan bakar minyak) di Indonesia yang

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2013

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Inflasi di Pulau Jawa

Mencari Harga BBM Yang Pantas Bagi Rakyat Indonesia

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2016

TINJAUAN KEBIJAKAN HARGA BERSUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK DARI MASA KE MASA Jumat, 30 Maret 2012

Bab. I Pendahuluan INDEKS HARGA KONSUMEN DAN LAJU INFLASI TAHUN 2013

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN KABUPATEN BANYUWANGI BULAN DESEMBER 2016

REALISASI BELANJA NEGARA SEMESTER I TAHUN 2012

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017

RELEASE NOTE INFLASI JANUARI 2017

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM :

Subsidi BBM pada APBN. Komposisi Subsidi pada APBN 55% 50% 44% 44% 43% 35% 33% 33% APBN APBN LKPP LKPP LKPP APBN. Perkembangan Subsidi BBM ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH

Mengapa Harga BBM Harus Naik?

BPSPROVINSI JAWATIMUR

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2012

Jawa Barat Tahun perlu regional, nasional, dolar AS per. Bahan sangat. menurunkan inflasi. pembangkit listrik diperkirakan III - 1

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2016

Catatan Atas Harga BBM: Simulasi Kenaikan Harga, Sensitivitas APBN dan Tanggapan terhadap 3 Opsi Pemerintah

ANALISIS KEBERADAAN TRADEOFF INFLASI DAN PENGANGGURAN (KURVA PHILLIPS) DI INDONESIA

ANALISIS INFLASI MARET 2016

WAJIBKAN INDUSTRI MEMRODUKSI MOBIL BER-BBG: Sebuah Alternatif Solusi Membengkaknya Subsidi BBM. Oleh: Nirwan Ristiyanto*)

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2016

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

KAJIAN KEBIJAKAN HPP GABAH DAN HET PUPUK MENDUKUNG PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DAN PENDAPATAN PETANI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2014

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

LAPORAN MINGGUAN KONDISI EKONOMI MAKRO & SEKTOR KEUANGAN 4-8 Juni 2012

BPSPROVINSI JAWATIMUR

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2016

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1. Inflasi Januari 2016 Melambat dan Terkendali

Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2010 III- 1

RELEASE NOTE INFLASI MARET 2017

PROSPEK TANAMAN PANGAN

Pengendalian Konsumsi BBM Bersubsidi

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Transkripsi:

19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan Bakar Minyak (BBM) sangat penting dan berpengaruh terhadap kestabilan perekonomian di masyarakat. Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang peranan sangat vital dalam semua aktifitas ekonomi. Di Indonesia, masalah BBM menjadi masalah besar yang hingga kini menjadi topik utama. Kenaikan harga BBM yang baru-baru ini terjadi membawa banyak dampak, mulai dari kemarahan rakyat sampai kenaikan harga bahan pokok (sembako). (Debby, 2008 : 3). Gejolak harga minyak dunia sebenarnya sudah mulai terlihat sejak tahun 2000. Tiga tahun berikutnya harga terus naik seiring dengan menurunnya kapasitas cadangan. Ada sejumlah faktor penyebab terjadinya gejolak ini, salah satunya adalah persepsi terhadap rendahnya kapasitas cadangan harga minyak yang ada saat ini, yang kedua adalah naiknya permintaan (demand) dan di sisi lain terhadap kekhawatiran atas ketidakmampuan negara-negara produsen untuk meningkatkan produksi, sedangkan masalah tingkat utilisasi kilang di beberapa negara dan menurunnya persediaan bensin di Amerika Serikat juga turut berpengaruh terhadap posisi harga minyak yang terus meninggi (Republika Online, Selasa 28 Juni 2005).

20 Hal ini kemudian direspon oleh pemerintah di beberapa negara di dunia dengan menaikkan harga BBM. Demikian juga dengan Indonesia, DPR akhirnya menyetujui rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak pada hari Selasa 27 September 2005 sebesar 50 %. Kebijakan kenaikan harga BBM dengan angka yang menakjubkan ini tentu saja menimbulkan dampak yang signifikan terhadap perekonomian sehingga kebijakan ini menimbulkan banyak protes dari berbagai kalangan. Keputusan pemerintah menaikkan harga bensin, solar dan minyak tanah sejak 1 Oktober 2005 akibat kenaikan harga minyak mentah dunia hingga lebih dari 60 Dolar AS per barel dan terbatasnya keuangan pemerintah ini direspon oleh pasar dengan naiknya harga barang kebutuhan masyarakat yang lain. Biaya produksi menjadi tinggi, harga barang kebutuhan masyarakat semakin mahal sehingga daya beli masyarakat semakin menurun. Secara makro cadangan devisa negara banyak dihabiskan oleh Pertamina untuk mengimpor minyak mentah. Tingginya permintaan valas Pertamina ini, juga menjadi salah satu penyabab terdepresinya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (metrotvnews.com, 28 September 2005). Lamanya waktu penantian akan kepastian naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) telah berdampak pada terdistorsinya pasar. Rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM mengakibatkan ekspektasi naiknya beberapa komoditas secara berlebihan. Kenaikan harga BBM akan berdampak luas pada seluruh aktifitas perekonomian rakyat (kecil, menengah dan besar) dan dirasakan oleh lapisan masyarakat yang berada diposisi

21 menengah kebawah. Kenaikan harga BBM telah memicu kenaikan hargaharga bahan pokok, padahal sebelumnya bahan pokok telah melonjak harganya karena krisis pangan dunia. Demikian pula dengan situasi Industri nasional yang sangat tergantung pada pasokan bahan bakar BBM, akan terpukul dan tergilas dengan badai krisis. Akibatnya adalah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal dan efisiensi. Harga BBM adalah dasar penentuan harga komoditi lain (price list). Jadi kalau BBM naik, maka harga komoditi lainnya pun akan ikut naik. Kenaikan harga BBM akan selalu di ikuti dengan kenaikan hargaharga bahan pokok yang kemudian dapat meningkatkan laju inflasi. Selain itu, kenaikan BBM juga akan memicu para spekulan untuk melakukan penimbunan bahan pokok, hal ini dapat memunculkan keresahan karena kelangkaan barang dan melambungnya harga-harga bahan pokok (Yuliwidy : 2004). Skenario kenaikan harga BBM Indeks Harga Konsumen Tabel 1.1 Skenario kenaikan harga BBM 5% 10% 15% 20% 30% 40% 3,6% 5,6% 7,5% 10% 13,3% 17,2% Pertumbuhan kemiskinan Sumber : Hasil penelitian INDEF,2005 1,95% 3,6% 5,09% 6,57% 9,79% 12,6% Menurut Prof Sri Edi Swasono, dalam buku yang berjudul Politik Harga BBM Ekplorasi Politik Kebijakan Subsidi Harga BBM Pemerintahan

22 SBY-JK yang ditulis oleh Debby Wage Indriyo, mengatakan bahwa dampak kenaikan harga BBM dirasakan oleh seluruh masyarakat. Terjadi penurunan daya beli masyarakat sampai 8 % untuk golongan ekonomi kuat dan 30 % untuk golongan ekonomi lemah. Bagi rakyat miskin kenaikan harga BBM terasa sangat menyakitkan. Pemerintah tentu saja sudah mengantisipasi hal tersebut. Untuk itu setiap kenaikan BBM diriingi dengan pemberian BLT (Bantuan Langsung Tunai) dan program pengentasan kemiskinan sebagai ganti subsidi terhadap BBM untuk melindungi rakyat miskin agar tidak terjerembab dalam jurang kemiskinan. Pemerintah menganggap subsidi BBM justru mengambil hak orang miskin karena paling banyak dirasakan yang kaya. Karena itulah pemerintah mengalihkannya pada dana pengentasan kemiskinan. Kenaikan subsidi dikarenakan kenaikan harga minyak dunia. APBN dinilai pemerintah tidak sanggup lagi mensubsidi BBM. Untuk menutup anggaran yang begitu besar terhadap subsidi BBM maka pemerintah melakukan pengurangan subsidi dan menaikan harga dengan kisaran rata-rata di atas 100%. Pemerintah secara terang-terangan menyatakan merealokasikan dana dari subsidi yang diambil itu untuk pemenuhan anggaran kebijakan lain seperti kesehatan, pendidikan, pengembangan UKM sebagai upaya pengentasan kemiskinan. Pemerintah mencoba mengembangkan persepsi dengan pencabutan subsidi akan menaikkan kesejahteraan rakyat. Dinyatakan oleh kepala Bappenas, Sri Mulyani, dan di dukung oleh sejumlah intelektual

23 yang tercantum dalam iklan yang dipasang Freedom Institute, Mengapa Kami Mendukung Pengentasan Subsidi BBM? (Kompas, 26 Februari 2005). Dinyatakan bahwa dengan pencabutan subsidi BBM akan meningkatkan kesejahteraan rakyat sebagaimana rasionalitas menurut perhitungan yang dilakukan oleh LPEM-FEUI. Tahun Nilai tukar rupiah Tabel 1.2 Besaran alokasi APBN untuk Subsidi BBM Harga minyak dunia Jumlah subsidi (Rp) Persentase dalam Jumlah APBD Persentase dalam Belanja Negara Realisasi 2000 7000/US $ $ 20/barel 22.62 T 2,5 % 11 % 51.135.231 T 2001 7800/US $ $ 24/barel 41.303 T 2,9 % 13,9 % 68.380,8 T 2002 9000/US $ $ 22/barel 30.377 T 1,8 % 8,8 % - 2003 9000/US $ $ 22/barel 13.210,0 T 0,7 % 3,6 % 24.512,1 T 2004 8600/US $ $ 22/barel 14.527,1 T 0,7 % 3,9 % - Sumber: Diolah dari Immanuel (2005) Pada tahun 2000, realisasi subsidi BBM naik secara drastis. Langkah pengurangan subsidi ini juga dilakukan dengan jalan menaikkan harga BBM. Upaya lain yang dilakukan seperti penghematan dan efisiensi dalam pemerintahan tidak pernah dilakukan. Dalam pembahasan APBN 2001, pemerintah juga menyepakati kesimpulan tentang langkah pengurangan subsidi, sebagai berikut : Untuk mengurangi beban Anggaran Belanja Negara, pada tahun Anggaran 2001 sebsidi BBM akan dikurangi secara selektif, dengan kelompok sasaran yang tepat, yaitu kelompok mesyarakat yang berpendapatan rendah. Kebijakan tersebut dimaksudkan untuk mengurangi distorsi (inefisiensi) dalam perekonomian, serta dapat dilakukan konversi dan penghematan penggunaan energi, dengan tetap mempertimbangkan aspek efisiensi energi dan efektivitas mekanisme pelaksanaannya (Pembahasan APBN, Politik Harga BBM, 2001, hlm. 30-31).

24 Mengatasi masalah BBM dengan menaikkan harga karena harga minyak dunia yang terus membumbung tinggi selalu saja mendapat perlawanan dari masyarakat. Mereka yang kontra terhadap kenaikan BBM menuding langkah pemerintah menaikkan harga BBM adalah penyebab terjadinya penambahan jumlah angka kemiskinan. Hal ini cukup masuk akal karena kenaikan BBM berdampak pada naiknya seluruh kebutuhan pokok. Tabel 1.3 Perubahan Harga Sebelum/Sesudah Kenaikan BBM Komoditas Beras (kg) Cabe (kg) Sayur (ikat) Bawang Merah (kg) Daging Ayam (kg) Daging Sapi (kg) Telur (butir) Minyak Goreng (lt) Mie Instan (bungkus) Gula Pasir (kg) Rata-Rata Harga Sebelum Sesudah Kenaikan % 5.170 14.887 1.690 13.916 17.931 57.621 813 8.010 943 5.591 Sumber : www.seputar-indonesia.com 5.854 19.846 2.458 17.360 21.226 69.644 1.024 9.603 1.296 6.717 13,22 33,31 45,49 24,75 18,37 20,87 25,97 19,89 37,38 20,13 Penelitian mengenai harga, threshold dan subsidi BBM di Indonesia. Hasilnya kenaikan BBM yang ditanggung masyarakat akibat penerapan kebijakan pencabutan subsidi, tidak selinier keuntungan yang diperoleh pemerintah. Pencabutan subsidi yang tidak disertai dengan pertumbuhan ekonomi akan berdampak buruk terhadap daya beli masyarakat (Hariadi, 2004 : 4).

25 Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih dalam tentang ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA SEMBILAN BAHAN POKOK (SEMBAKO) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (1980-2008). B. Batasan Masalah Untuk menghindari timbulnya kesalahan pengertian akan penelitian ini maka dalam skripsi ini hanya dibatasi pada : 1. Dalam penelitian ini hanya dibahas tiga faktor yang mempengaruhi harga sembilan bahan pokok (sembako) yaitu harga BBM, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Krisis ekonomi (Dummy). 2. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data tahunan sejak tahun 1980 sampai dengan 2008. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan utama yang ingin dibahas dalam penelitian ini adalah apakah kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) berpengaruh terhadap kenaikan harga Sembilan Bahan Pokok (sembako) di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1980-2008. Untuk menjawab permasalahan penelitian tersebut adalah dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang dirumuskan sebagai berikut:

26 1. Bagaimana pola perkembangan (trend) harga sembilan bahan pokok (sembako) di Daerah Istimewa Yogyakarta? 2. Bagaimana pola perkembangan (trend) harga bahan bakar minyak (BBM) di Daerah Istimewa Yogyakarta? 3. Seberapa besar pengaruh kenaikan BBM terhadap harga sembilan bahan pokok (sembako) di Daerah Istimewa Yogyakarta? 4. Bagaimana pengaruh krisis ekonomi terhadap sembilan bahan pokok (sembako)? D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Mengetahui perkembangan harga sembilan bahan pokok (sembako) di Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Mengetahui perkembangan harga bahan bakar minyak (BBM) di Daerah Istimewa Yogyakarta. 3. Mengetahui seberapa besar pengaruh perubahan harga bbm terhadap kenaikan harga bahan pokok (sembako) di Daerah Istimewa Yogyakarta. 4. Mengetahui pengaruh krisis ekonomi terhadap harga sembilan bahan pokok (sembako) di Daerah Iastimewa Yogyakarta.

27 E. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Bagi Penulis a. Penelitian ini merupakan awal bagi penulis untuk menerapkan teoriteori dan pengetahuan yang diperoleh selama di bangku kuliah ke dalam praktek lapangan. b. Untuk menambah pengetahuan tentang pengaruh kenaikan harga BBM terhadap kenaikan harga sembilan bahan pokok (sembako) di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1980-2008, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. 2. Bagi Pemerintah Sebagai bahan pertimbangan untuk pemerintah atau lembaga terkait dalam mengambil sebuah keputusan. 3. Bagi Akademis Sebagai alur atau referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya dan juga untuk memberikan informasi bagi peneliti lain yang tertarik pada masalah Pengaruh Kenaikan Harga BBM Terhadap Harga Sembilan Bahan Pokok (Sembako) di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1980-2008.