BAB I PENDAHULUAN. Burung mempunyai daya tarik khusus bagi manusia karena berbagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakkan dalam penelitian ini adalah deskriptif,

BAB II COLUMBIFORMES, COLUMBIDAE, JENIS-JENIS MERPATI, MERPATI BALAP (Columba livia), STRUKTUR MORFOLOGI DAN ANATOMI

TINJAUAN PUSTAKA Burung Merpati

IDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT KUANTITATIF MERPATI BALAP TINGGIAN DAN MERPATI BALAP DASAR JANTAN

TINJAUAN PUSTAKA Burung Merpati

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Burung Merpati

PRODUKTIVITAS DAN PENDUGAAN PARAMETER GENETIK BURUNG MERPATI LOKAL (Columba livia) SEBAGAI MERPATI BALAP DAN PENGHASIL DAGING.

TINJAUAN PUSTAKA Merpati Karakteristik Merpati )

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(3): , Agustus 2016 PERBEDAAN KARAKTERISTIK TUBUH MERPATI TINGGI JANTAN DAN MERPATI BALAP JANTAN LOKAL

BAB I PENDAHULUAN. Burung adalah salah satu kekayaan hayati yang dimiliki oleh Indonesia.

NILAI GIZI DAGING SQUAB BURUNG MERPATI LOKAL DAN HOMER PADA JENIS KELAMIN YANG BERBEDA SKRIPSI WIWIT NURWITASARI

I.PENDAHULUAN. potensi alam didalamnya sejak dahulu kala. Beragam sumber daya genetik hewan

Oleh: Suhardi, SPt.,MP

I. PENDAHULUAN. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan di bidang peternakan yang semakin luas,

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK DAN UKURAN TUBUH BURUNG MERPATI

MATERI DAN METODE. Materi

Sistem Struktur Tubuh Unggas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber protein hewanidi masyarakat baik sebagai penghasil telur

II.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun

PENDAHULUAN. Puyuh petelur Jepang (Coturnix coturnix japonica) merupakan penyedia telur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. indicus yang berasal dari India, Bos taurus yang merupakan ternak keturunan

PENDAHULUAN. terbang tinggi, ukuran relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar

I PENDAHULUAN. pengembangannya harus benar-benar diperhatikan dan ditingkatkan. Seiring

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kambing merupakan hewan-hewan pertama yang didomestikasi. oleh manusia. Diperkirakan pada mulanya pemburu-pemburu membawa

BAB I PENDAHULUAN. Famili Columbidae merupakan kelompok burung dengan ciri umum tubuh

HASIL DAN PEMBAHASAN. olahraga polo. Tinggi kuda polo berkisar antara 142 sampai dengan 159 cm

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah Coturnix coturnix Japonica

HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Kamruton adalah salah satu bagian dari Kecamatan Lebak Wangi,

PEMBAHASAN UMUM. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kuda Pony dengan tinggi pundak kurang dari 140 cm. dianggap sebagai keturunan kuda-kuda Mongol (Przewalski) dan kuda Arab.

PERFORMANS AYAM MERAWANG BETINA DEWASA BERDASARKAN KARAKTER KUALITATIF DAN UKURAN- UKURAN TUBUH SEBAGAI BIBIT

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Beberapa ratus tahun yang lalu di Jepang telah diadakan penjinakan

BURUNG KENARI (CANARY)

PENDAHULUAN. dan dikenal sebagai ayam petarung. Ayam Bangkok mempunyai kelebihan pada

Karya Ilmiah Peluang Bisnis

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali

I PENDAHULUAN. Kuda merupakan mamalia ungulata yang berukuran paling besar di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk yang secara turun-temurun dikembangkan masyarakat di

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERFORMANS DAN KARAKTERISTIK AYAM NUNUKAN

PERBEDAAN KARAKTERISTIK TUBUH MERPATI TINGGI JANTAN DAN MERPATI BALAP JANTAN LOKAL. (Skripsi) Oleh FERY EFATA ZEBUA

KECEPATAN TERBANG BURUNG MERPATI BALAP LOKAL (TIPE TINGGIAN) SKRIPSI RIDWANSYAH

LOVEBIRD. Semoga bermanfaat.

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. terutama untuk daerah pedalaman pada agroekosistem rawa dengan kedalaman air

TINJAUAN PUSTAKA Bangsa-Bangsa Sapi

PENDAHULUAN. untuk alat transportasi, yaitu delman. Delman merupakan alat transportasi yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang terregistrasi

BAB I PENDAHULUAN. Burung anggota Famili Columbidae merupakan kelompok burung yang

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Lokal Ayam Kampung

PEMBAHASAN Penggunaan Kamera IR-CCTV

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang

KAJIAN KEPUSTAKAAN. terdiri atas dua sub spesies yaitu kerbau liar dan kerbau domestik. Kerbau

BAB I PENDAHULUAN. yang berukuran kecil misalnya burung berencet kalimantan (Ptilochia

I. PENDAHULUAN. Rusa merupakan salah satu sumber daya genetik yang ada di Negara Indonesia.

Enceng Sobari. Trik Jitu menangkarkan Lovebird. Sang Burung Primadona

TINJAUAN PUSTAKA. Domba

BAB I. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan daerah yang. mempunyai beragam budaya dan menjadi pusat kegiatan belajar. Kota

KARAKTERISTIK DAN KECEPATAN TERBANG MERPATI LOKAL TIPE TINGGIAN SKRIPSI RICKY FIRMANSYAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. merupakan ruminansia yang berasal dari Asia dan pertama kali di domestikasi

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Indonesia masih sangat jarang. Secara umum, ada beberapa rumpun domba yang

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii RIWAYAT HIDUP... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

UKURAN DAN BENTUK ITIK PEKIN (Anas Platyrhynchos), ENTOK IMPOR DAN ENTOK LOKAL (Cairina moschata)

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TANGGAL : 30 Januari 2008

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi

Tugas Portofolio Pelestarian Hewan Langka. Burung Jalak Bali

TINJAUAN PUSTAKA. menurut Pane (1991) meliputi bobot badan kg, panjang badan

METODE. Materi. Tabel 2. Distribusi Ayam Kampung yang Digunakan

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS TERNAK JALAK SUREN

KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber)

114 Warna dasar, pola bulu dan corak bulu burung merpati balap sama dengan burung merpati lokal, kecuali warna dasar putih tidak ditemukan pada balap

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. lebih murah dibandingkan dengan daging ternak lain seperti sapi dan domba.

PEMILIHAN DAN PENILAIAN TERNAK SAPI POTONG CALON BIBIT Lambe Todingan*)

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 359/Kpts/PK.040/6/2015 TENTANG PENETAPAN RUMPUN KAMBING SABURAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1055/Kpts/SR.120/10/2014 TENTANG

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang menggemari olahraga tersebut baik sebagai cara untuk menjaga

Pada kondisi padang penggembalaan yang baik, kenaikan berat badan domba bisa mencapai antara 0,9-1,3 kg seminggu per ekor. Padang penggembalaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang dengan kambing Ettawa. Kambing Jawarandu merupakan hasil

Bibit induk (parent stock) itik Mojosari muda

PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010.

PENINGKATAN PERFORMA DAN PRODUKSI KARKAS ITIK MELALUI PERSILANGAN ITIK ALABIO DENGAN CIHATEUP

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan, Bobot Badan dan Mortalitas Puyuh

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Bangsa domba secara umum diklasifikasikan berdasarkan hal-hal tertentu,

Generasi Emas Cupang Dunia

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 360/Kpts/PK.040/6/2015 TENTANG PELEPASAN GALUR ITIK ALABIMASTER-1 AGRINAK

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh adalah spesies atau subspecies dari genus Coturnix yang tersebar di

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 2841/Kpts/LB.430/8/2012 TENTANG PENETAPAN RUMPUN SAPI PERANAKAN ONGOLE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Itik atau yang lebih dikenal dimasyarakat disebut bebek (bahasa jawa),

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan mamalia yang termasuk dalam ordo artiodactyla, sub ordo

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Burung mempunyai daya tarik khusus bagi manusia karena berbagai alasan diantaranya adalah burung lebih mudah dilihat dari hewan lain. Beberapa burung memiliki ukuran yang besar, sebagian burung diurnal, sehingga burung banyak hidup berdampingan dalam lingkungan manusia. Burung memiliki keindahan bentuk dan warna serta cara perkawinan yang menarik. Beberapa aspek pada burung seperti pola terbang, makanan dan kegiatan kawin tidak terlalu sulit untuk diamati. Aspek lain yang menarik adalah tingkah laku burung, suara, siulan, dan nyanyian yang indah yang sangat spesifik bagi tiap-tiap burung serta bentuk anatomi dan morfologi terkait dengan pola hidup (Storer et al., 1977). Merpati merupakan salah satu jenis burung yang unik dan menarik. Selain penampilan luar tubuhnya (morfologi) menarik dengan warna bulu cerah bahkan ada yang berwarna metalik, merpati juga memiliki paruh sangat pendek berbentuk kerucut dan mempunyai cere berdaging di pangkalnya, kaki panjang tetapi kuat, sayap panjang meruncing, serta anggotanya berjalan di tanah (arboreal) dengan ukuran berkisar 15-84 cm (Supriatman, 1995). Blakely dan Bade, 1998 membagi burung merpati menjadi tiga kelompok utama yaitu untuk tujuan produksi daging, pameran dan penampilan. Burung merpati yang dimanfaatkan untuk produksi daging lebih menekankan pada jumlah anak burung merpati yang berat badannya besar. Begitu juga Cartmill, 1991 1

2 membedakan burung merpati menjadi tiga tipe yaitu: utility group yaitu kelompok burung merpati penghasil daging, fancy breed yaitu bangsa yang diambil keindahannya untuk pameran, dan performing breed yaitu bangsa yang dinilai ketangkasannya. Contoh bangsa burung yang termasuk dalam utility group adalah King, Carneau, Swiss Mondain, Runt dan White King; fancy breed adalah India, America Fantail, Pouter, Jacobin, Swallow, Chinese Owl, English Trumpeter, Modena dan Helmet; performing breed adalah Homer, Birmingham Roller, Racing Homer dan Parlor Tumbler. Merpati sangat dekat dengan manusia, karena hidupnya menyatu dengan tempat tinggal pemeliharanya. Bukan hanya dekat secara fisik, merpati sering oleh manusia, kelompok organisasi, atau badan usaha digunakkan sebagai nama atau identitas. Selain dijadikan nama atau identitas kelompok atau kegiatan bisnis, merpati selalu menjadi obyek pemeriah acara-acara atau kegiatan-kegiatan tertentu, baik berupa acara adat istiadat maupun acara resmi (Suparman, 2007). Acara resmi yang saat ini semarak yaitu bentuk lomba-lomba merpati di berbagai daerah di Indonesia. Jenis-jenis Merpati yang dilombakan yaitu: merpati hias, merpati tinggian, dan merpati balap. Merpati hias memiliki struktur bulu dan bentuk tubuh unik, merpati tinggian memiliki daya terbang yang mampu mencapai ketinggian dengan arah horizontal, serta merpati balap memiliki postur yang mendukung untuk lomba balapan dengan arah vertikal dan mampu menempuh jarak jauh dengan waktu singkat. Salah satu daerah di Jawa Barat tepatnya kota Cirebon, merpati jenis balap sering diikutsertakan dalam lomba sprint (500 m), lomba galatama (1000 m), dan lomba utama (1,1 km). Merpati

3 balap pun memiliki organisasi yang sah yaitu persatuan penggemar merpati balap seluruh Indonesia (PPMBSI) pada tahun 2000-2003 salah satu sekjen PPMBSI yaitu Herman Tanubrata dari Jakarta (Tanubrata & Syamkhard, 2004). Perkembangan merpati balap di kota Cirebon berkembang pesat pada tahun 90-an. Perkembangan terjadi dimulai dari kabupaten sampai kota, banyak ditemukannya para penggemar merpati balap dan memiliki burung dengan kualitas yang baik. Menurut para penggemar merpati balap Cirebon yaitu Cirebon memiliki potensi besar dalam dunia merpati balap, dan fenomena tersebut menjadi daya tarik dari masyarakat biasa sampai kalangan para penggemar yang menjadi tradisi budaya daerah di Cirebon. Kalangan menengah ke bawah sampai tokohtokoh mania andhokan Cirebon masih ikut terjun meramaikan persaingan balapan di trek-trek perlombaan lokal (Galatama) atau nasional yaitu PPMBSI dan BnR (Para penggemar merpati balap Cirebon, 2011). Postur tubuh merpati balap mengesankan, merpati balap tersebut mampu menjadi penerbang handal. Hal ini tampak dari postur tubuh yang tidak terlalu besar, sayap kuat, dan kepakannya berakselerasi tinggi. Gaya terbangnya yang meliuk-liuk di udara sangat mempesona dan mampu mendarat di betinanya dengan tepat (Suparman, 2007). Dalam perkembangan selanjutnya, merpati-merpati lokal atau merpati biasa yang juga sebagai merpati pos sedikit ditinggalkan dari penggemar merpati balap yang beralih ke merpati dari luar. Diantaranya jenis Carrier Pigeon dari Timur Tengah dan Modern Racing Homer dari Belgia namun, karena kedua jenis merpati ini memiliki kelemahan dengan memiliki kecepatan terbang (200 m) dan

4 tidak memiliki gaya menukik yang bagus, para penangkar atau penggemar merpati balap, berupaya mengembangbiakkan persilangan antara merpati impor dan merpati lokal yang memiliki keunggulan-keunggulan lain, baik gaya terbang, kecepatan terbang, ketinggian terbang, lama waktu terbang, dan gaya menukik landas yang pasti. Merpati-merpati yang memiliki keunggulan-keunggulan tersebut sudah pernah menjadi juara dalam lomba, sehingga lahirlah merpati balap kelas jagoan (Suparman, 2007). Karakter Postur tubuh merpati balap memiliki keterkaitan dengan ciri-ciri morfologi (bentuk dan sruktur luar mahkluk) dan anatomi, Karakteristik tersebut dapat dikaitkan dengan kecepatan dan gaya menukik landas terbang merpati yang dijadikan merpati balap (Tanubrata & Syamkhard, 2004). Morfologi dan anatomi yang dimiliki oleh merpati terutama merpati balap belum banyak dilakukan penelitian, penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan karakteristik merpati balap dari daerah Jawa Barat, tepatnya Kabupaten Cirebon yang memiliki potensi besar dalam dunia merpati balap dan sebagai data primer untuk memberikan wawasan lebih jauh dalam kesulitan membedakan jenis merpati yang dijadikan merpati balap bagi orang awam dan masyarakat umum (Milan, 2009).

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dari masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana karakteristik Merpati (Columba livia) yang dijadikan Merpati Balap berdasarkan ciri-ciri morfologi? 2. Bagaimana karakteristik Merpati (Columba livia) yang dijadikan Merpati Balap berdasarkan ciri-ciri anatomi? C. Batasan Masalah Pada penelitian ini permasalahan dibatasi sebagai berikut: 1. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah burung merpati jenis merpati balap (Columba livia). 2. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah burung merpati balap jantan dari daerah Kabupaten Cirebon. 3. Aspek yang akan diukur pada penelitian ini adalah identifikasi karakteristik morfologi dan anatomi, berat otot pectoralis mayor dan minor dalam satuan (gram). a. Karakteristik morfologi yang diidentifikasi dalam satuan (cm) yaitu: 1) Ukuran panjang total sayap 2) Ukuran panjang total tubuh 3) Ukuran panjang leher (cervical vertebrae) 4) Ukuran panjang pundak 5) Ukuran lingkar tubuh tanpa sayap

6 6) Ukuran panjang paruh (kulmen dan tomia mandubula) 7) Ukuran lingkar kepala 8) Ukuran panjang ekor (caudal vertebrae) 9) Ukuran panjang cere 10) Ukuran kaki yang meliputi panjang (tibia femur-metatarsus-digit I,II,III,IV), serta 11) Warna mata (iris) b. Karakteristik anatomi yang didentifikasi yaitu: 1) Bentuk bulu plumae, plumulae dan filoplumae 2) Berat otot pectoralis mayor dan minor D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik merpati yang dijadikan merpati balap dari identifikasi anatomi morfologi. Dengan demikian dari penelitian ini diharapkan dapat: 1. Mengidentifikasi karakteristik merpati yang dijadikan merpati balap dari identifikasi morfologi dan anatomi dapat mendeskripsikan keterkaitan dengan kecepatan terbang pada jenis merpati balap di Kabupetn Cirebon. 2. Memberikan informasi yang dapat dijadikan panduan oleh penggemar merpati balap awam dari ciri-ciri morfologi dan anatomi untuk memilih kualitas merpati balap yang baik dalam balapan.

7 E. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan dapat diaplikasikan oleh penggemar merpati balap mengenai karakteristik merpati yang dijadikan merpati balap dari identifikasi morfologi dan anatomi.