BAB I PENDAHULUAN. ETAP) diluncurkan resmi pada tanggal 17 juli 2009, berlaku efektif pada tanggal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia sendiri telah ditetapkan sebuah peraturan yang mewajibkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. serta perubahan posisi keuangan suatu organisasi. Dibuat laporan keuangan ini

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) pada bulan Juli 2009.

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Tak terkecuali di dunia perbankan. Kehadiran bank mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. yang didukung oleh sanksi-sanksi untuk setiap ketidakpatuhan (Belkaoui,

BAB I PENDAHULUAN. menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sebagai bentuk integrasi

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP PADA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH BPR TUGU ARTHA MALANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mengandung makna kerjasama. Definisi koperasi Indonesia

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Usaha mikro, kecil dan menengah yang dalam penelitian ini disingkat

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, pemilik perusahaan dapat mengetahui bagaimana kondisi usaha dan

BAB I PENDAHULUAN. sehat (Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998).

BAB I PENDAHULUAN. usaha kecil atau usaha mikro dan sektor informal, terutama di daerah pedesaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia usaha akan terus berkembang diikuti dengan semakin berkembangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah termasuk Indonesia. Dalam perkembangan perekonomian Indonesia, bernilai tinggi hingga usaha kecil dan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Populasi Indonesia yang mencapai lebih dari 250 juta jiwa menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Pada perusahaan dalam kegiatan operasional sehari-hari terdapat

I. PENDAHULUAN. Dunia perbankan Indonesia telah memberi peranan yang sangat berarti dalam meningkatkan

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB 1 PENDAHULUAN. (2009), unit (2010) dan unit (2011). Di antaranya sekitar 26-27

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan lembaga dimana orang-orang yang memiliki kepentingan relatif

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP

PENDAHULUAN. dengan tujuan untuk memudahkan para penggunanya dalam menerapkan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kecil dan menengah. SAK ETAP ini dimaksudkan agar semua unit usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan suatu sarana penting yang harus tersedia bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keuangan dari beberapa ahli, antara lain sebagaiberikut:

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Permasalahan. PSAK atau Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan adalah suatu standar

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan buku besar tersendiri dengan buku tambahan masing masing. tahun di dalam neraca disajikan sebagai aktiva lancar.

BAB 5 PENUTUP. adopsi dari IFRS for SMEmasih diangap terlalu rumit untuk diterapkan pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Implementasi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) atas Pencatatan Laporan Keuangan pada UMKM Photo Priyangan

BAB II LANDASAN TEORI

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penggerak utama kondisi perekonomian negara adalah dari

Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan?

PT. BPR BUMIASIH NBP 13 STABAT ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL TAHUN 2008 KUMULATIP

PENERAPAN SAK ETAP DALAM LAPORAN KEUANGA N PADA KOPERASI KARYAWAN PT. TATA BUSANA JAKARTA. Dwiyatmoko Pujiwidodo

merupakan KDPPLK (Kerangka Dasar Penyajian dan Pengukuran LK) untuk ETAP

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah

Riska Tri Handayani (Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomika Dan Bisnis, Universitas Kanjuruhan Malang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teknik analisis deskriptif kualitatif. dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kebijakan Akuntansi

STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN NON SAK ETAP KOPERASI SEKERTARIAT UMUM TNI

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 9/SEOJK.03/2015

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4. AKTIVITAS KETIGA

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan ekonomi. Informasi tersebut dapat digunakan oleh

Implementasi SAK ETAP dalam Penyajian Laporan Keuangan UMKM NukitaFood

BAB I PENDAHULUAN. Staf Tata Laksana Administrasi, Staf Teknis Pendidikan didalamnya ada

MODEL IMPLEMENTASI SAK ETAP PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DI KABUPATEN JEPARA. Fatchur Rohman

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, perkreditan, kegiatan pemasaran, atau kegiatan lain. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat memberikan pelayanan sebaik-baiknya dengan manajemen yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, baik dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

29 Oktober Pertemuan

Ikatan Akuntan Indonesia. IAI Copy Right, all rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil tertentu dan hasil tersebut harus

Laporan Keuangan: Neraca

BAB I PENDAHULUAN. menengah dan besar, tidak melihat apakah perusahan tersebut bertujuan untuk

PENGARUH KUALITAS AUDITOR, INDEPENDENSI DAN OPINI AUDITOR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

ISSN ANALISIS STATEMENT OF CASHFLOW UNTUK MENGEVALUASI KEMAMPUAN KOPERASI DALAM MENGHASILKAN KAS DAN SETARA KAS

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan bisnis dalam skala nasional dan. intemasional, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mencanangkan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi Pemerintah yang

Tanggapan Atas Exposure Draft PSAK 1 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan

Implementasi Psak No. 31 Tentang Akuntansi Perbankan Untuk Pengakuan Pendapatan Dan Beban Bunga Pada PT. Bank Bjb Kantor Cabang Majalengka

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Edward, Tanujaya (2012)

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan sangat berperan penting dalam menarik investor.

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DI KABUPATEN GIANYAR

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS. karena itu bila perusahaan menggunakan ilmu akuntansi yang baik, maka dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu organisasi yang menjalankan kegiatan bisnis dan

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akuntansi merupakan suatu ilmu yang terus berkembang dari masa ke

BAB I PENDAHULUAN. kembang sejak sebelum berdirinya Negara ini. Hal ini patut kita banggakan.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai resiko besar dapat bangkrut, apalagi oraganisasi yang berbentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang, yaitu dari sudut pemakai jasa akuntansi, dan dari sudut proses

BAGIAN II LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Reformasi SAK ETAP dan Akuntansi Nirlaba: Tugas Besar IAI untuk Negeri. Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN LAPORAN KEUANGAN USAHA KECIL MENENGAH BERBASIS SAK ETAP PADA TOKO JAMU NIKISAMI

RINGKASAN SKRIPSI Meireny, Silvia Analisis Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP (Studi Kasus Pada Koperasi Pasar Gondanglegi)

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB II BAHAN RUJUKAN

Perancangan Sistem Perbankan Berbasis Usaha Kecil Menengah Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, pengertian dari Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Usaha di Indonesia saat ini kian marak, sebut saja salah satunya yakni Usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebutuhan transportasi pada masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang

Transkripsi:

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) diluncurkan resmi pada tanggal 17 juli 2009, berlaku efektif pada tanggal 1 januari 2011 dan diterapkan lebih awal pada 1 januari 2010.Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik (SAK ETAP) ditujukan kepada entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik dan entitas yang menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pihak eksternal. Bagi entitas yang memiliki entitas publik juga dapat menggunakan SAK ETAP apabila entitas tersebut telah memproleh ijin dari pihak yang berwenang atau dari pihak regulator. Bank perkreditan rakyat menurut Undang Undang Perbankan merupakan bank yang memiliki kegiatan usaha terbatas dengan transaksi yang sederhana. BPR merupakan entitas tanpa akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal atau tidak go publik, dan BPR mempunyai ruang lingkup yang tidak luas. Dengan keterbatasan kegiatan usahannya BPR ini pelayanan utamanya kepada usaha mikro kecil dan menengah dan masyarakat sekitar. Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku bagi Bank Umum dan BPR dalam pelaporan keuangannya adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 31 tentang Akuntansi Perbankan. PSAK No. 31 tersebut bertujuan 1

2 untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan laporan keuangan bank. Dengan diberlakukannya PSAK 50 Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan (PSAK 50) dan PSAK 55 Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran (PSAK 55), yang menggantikan PSAK 31, maka standar akuntansi bagi perbankan mengacu pada PSAK yang berlaku. Penerapan PSAK 50 dan PSAK 55 bagi BPR dipandang tidak sesuai dengan karakteristik operasional BPR dan memerlukan biaya yang besar dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh, maka BPR memerlukan standar akuntansi yang sesuai. Dengan diberlakukannya SAK ETAP sebagai standar akuntansi keuangan bagi BPR, maka pedoman akuntansi atas transaksi keuangan BPR tetap menggunakan pedoman akuntansi sebagaimana yang digunakan selama ini sepanjang Pedoman Akuntansi Bank Perkreditan Rakyat (PABPR) belum diberlakukan. Pedoman Akuntansi BPR merupakan penjabaran lebih lanjut prinsip dan substansi pengaturan dalam SAK ETAP untuk membantu BPR dalam menyusun laporan keuangan. Proses penyusunan Pedoman Akuntansi BPR yang melibatkan regulator, akuntan dan praktisi telah melalui proses yang lazim dalam penyusunan suatu pedoman akuntansi. Hal ini untuk menjamin pengaturan didalamnya sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan sesuai dengan kebutuhan BPR. Pengaturan dalam Pedoman Akuntansi Bank Perkreditan Rakyat akan dilakukan seiring dengan perkembangan usaha BPR, standar akuntansi keuangan, dan hal lain yang berpengaruh terhadap pengaturan akuntansi dan pelaporan BPR secara keseluruhan.

3 Erlinasari (2012), mengidentifikasi penyajian laporan keuangan bank perkreditan rakyat surya abadi bersaudara dalam menerapkan SAK ETAP. Mengungkapkan bahwa BPR Surya Abadi Bersaudara dalam laporan keuanganya belum bisa menerapkan SAK ETAP untuk semua pos-pos dalam laporan keuangan diantaranya untuk untuk pos pendapatan, pos provisi dan pajak penghasilan. Pengungkapan aset tetap untuk tanah dan bangunan tidak dipisahkan dan seharusnya dicatat secara terpisah, meskipun diperoleh secara bersamaan. Penyajian laporan keuangan hanya menyajikan neraca dan laporan laba rugi saja. Afristanti (2012) menganalisis penerapan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik pada PT BPR MENTARI TERANG TUBAN. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pertama, PT BPR Mentari Terang Tuban, telah melakukan penyusunan laporan keuangan Neraca, Laba Rugi dan Arus Kas melalui proses yang baik, karena telah melakukan pencatatan transaksi yang lengkap pengakuan,pengukuran, penyajian dan pengungkapan sehingga memudahkan proses pembuatan laporan keuangan.kedua, PT. BPR Mentari Terang Tuban telah menyusun laporan keuangan yang terdiri dari laporan neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas sudah mengacu pada standar SAK ETAP. Ketiga, PT. BPR Mentari Terang Tuban belum menyusun laporan perubahan ekuitas.keempat, Adanya perubahan nama pos pada laporan keuangan PT BPR Mentari Terang Tuban yang sebelumnya aktiva menjadi aset dan pasiva menjadi kewajiban pada neraca, nama pos beban operasional menjadi beban usaha. Kelima, Beban gaji, upah honorarium biaya pendidikan perusahaan mengakui

4 beban ini dilaba rugi menjadi biaya tenaga kerja, sedangkan menurut SAK ETAP beban tersebut termasuk beban administrasi dan umum. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 1992 tentang Bank Perkreditan Rakyat dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 tahun 1993 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat, Lembaga Badan Bank Perkreditan milik Pemerintah daerah hukumnya ditetapkan menjadi Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat. Inilah yang mendasari dikeluarkannya Peraturan Daerah Tingkat II Malang Nomor 12 tahun 1998 tentang Perusahaan daerah Bank Perkreditan Rakyat Kotamadya Daerah Tingkat II Malang. Pentingnya PD.BPR menerapkan SAK ETAP dalam penyajian laporan keuangannya, karena laporan berdasarkan standar maka PD.BPR dapat menyajikan laporan keuangan yang relevan, andal, akuntabel dan dapat diperbandingkan. Selain menggunakan SAK ETAP sebagai dasar penyususnan laporan keuangan, SAK ETAP dapat digunakan untuk menciptakan keseragamanperlakuan akuntansi bagi BPR sehingga dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan. Peneliatan ini menganalisis penerapan SAK ETAP pada laporan keuangan Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat TUGU ARTHA MALANG. Pemilihan PD.BPR sebagai objek penelitian karena sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No.15/3/PBI/2013 dalam BAB 1 Pasal 1 menyatakan bahwa Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku bagi BPR adalah Standar Akuntansi Keuangan bagi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Maka dari itu penelitian ini

5 mengambil judul ANALISIS PENERAPAPAN SAK ETAP PADA LAPORAN KEUAGAN PERUSAHAAN DAERAH BPR TUGU ARTHA MALANG. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana penerapan SAK ETAP pada laporan keuangan PD.BPR Tugu Artha Malang? 2. Apakah laporan keuangan PD.BPR Tugu Artha Malang sudah sesuai dengan SAK ETAP? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan SAK ETAP pada laporan keuangan PD.BPR Tugu Artha Malang. 2. Untuk mengetahui apakah laporan keuangan PD.BPR Tugu Artha Malang sudah sesuai dengan SAK ETAP. D. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi yang bermanfaat bagi PD.BPR Tugu Artha Malang dan Sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya yang akan mengambil tema serupa, sehingga dapat memberikan kajian keilmuan yang lebih mendalam pada masa yang akan datang.