BAB V PEMBAHASAN. 1. Pengaruh Pembiayaan Bermasalah terhadap Rasio Likuiditas (Current Ratio)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pemilik modal (fund supplier) dengan pengguna dana (fund user). Bank dengan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE

Jacob Abolladaka Pendidikan Ekonomi, FKIP-Undana Kupang-NTT

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

Ekonomi moneter ( PROFIT, CAR, NPR dan CREDIT MACET)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah milik Hetty Puspita

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI PENUTUP. Bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama (H 1 ) diketahui bahwa

III. METODE PENELITIAN. Indonesia ada dua macam yaitu bank konvensional dan bank syariah.

PENILAIAN KEBERHASILAN BANK DENGAN PERHITUNGAN MATEMATIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Profitabilitas merupakan kemampuan bank untuk mendapatkan revenue atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang kekurangan dana dengan tujuan meningkatkan taraf hidup rakyat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Rahim dan Irpa, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. dilakukan melalui berbagai kebijakan di bidang perbankan tujuan utamanya

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO,

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan uang tersebut kembali ke masyarakat. merupakan lembaga keuangan yang paling lengkap kegiatannya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sebagai wujud peningkatan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup

Lampiran 1. Perhitungan Nilai CAR BRI periode

ANALISIS KINERJA BANK

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. Bank Sahabat Sampoerna karena pada tanggal 9 Mei

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


III. METODE PENELITIAN

ANALISIS PERBANDINGAN KENERJA KEUANGAN BANK DKI KONVENSIONAL DAN BANK DKI SYARIAH

BAB 5 PENUTUP. normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskriptif penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran masingmasing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat dua rujukan, yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK DENGAN PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. Nama : Sarah Natya

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BANK. Alat likuid: uang kas di bank dan rekening giro yang disimpan di Bank Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di

BAB V PENUTUP. variabel dependen. Hasil analisisnya adalah sebagai berikut : a. Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, PR, Dan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return On Asset

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Untuk Menyusun Skripsi S-1 Jurusan Akuntansi.

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Rentabilitas BMT SAHARA. signifikan terhadap ROA dengan arah negatif pada BMT SAHARA

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

AGUS MAULANA

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Pengaruh dari Pembiayaan Bermasalah terhadap Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas dan Rasio Solvabilitas di Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Amanah Ummah Surabaya 1. Pengaruh Pembiayaan Bermasalah terhadap Rasio Likuiditas (Current Ratio) Pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Amanah Ummah likuiditas digunakan untuk memenuhi kewajiban hutang-hutangnya, membayar kembali semua deposannya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan. Dalam memenuhi permintaan pembiayaan bank harus berhati-hati karena setiap penyaluran pembiayaan akan menyebabkan resiko kredit (kredit bermasalah). Bank akan mengalami kesulitan likuiditas yang cukup berat jika ia mempunyai asset pembiayaan bermasalah yang cukup besar. Apabila semakin tinggi nilai pembiayaan bermasalah akan menurunkan tingkat likuiditas bank. Begitu juga sebaliknya, semakin menurunnya pembiayaan bermasalah akan menaikkan likuiditas bank. 1 Rasio likuiditas salah satunya dihitung dengan menggunakan current ratio atau rasio lancar yaitu rasio yang mengukur kemampuan aktiva lancar dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. 1 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Alvabet, 2002), 248-249. 98

99 Semakin tinggi rasio ini berarti semakin terjamin hutang-hutang bank dalam jangka pendek, seperti penarikan simpanan. Dan sebaliknya semakin rendah current ratio kewajiban jangka pendek bank kurang terjamin, dapat dikatakan bank mengalami kesulitan likuiditas. Menurut Kasmir rasio lancar dengan standar 200% dianggap sebagai ukuran yang cukup baik atau memuaskan bagi suatu perusahaan. 2 Dari perhitungan current ratio KJKS BMT Amanah Ummah, dapat disimpulkan bahwa rata-rata current ratio rendah hanya sebesar 15,50% atau 155,50 persen yang artinya setiap satu rupiah kewajiban lancar dijamin oleh 1,55 rupiah harta lancar. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 19 dengan metode regresi linier sederhana diketahui bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari pembiayaan bermasalah terhadap rasio likuiditas yakni current ratio. Hal ini sesuai dengan nilai thitung sebesar -1,674 untuk current ratio yang lebih kecil dari ttabel +2,447/- 2,447 dan memiliki signifikansi lebih dari 0,05 yakni sebesar 0,145. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwasanya adanya pembiayaan bermasalah berpengaruh negativ terhadap likuiditas yaitu current ratio di Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Amanah Ummah Surabaya, karena semakin tinggi pembiayaan bermasalah maka akan 2 Kasmir. Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), 135

100 mengurangi jumlah kas yang semestinya masuk dan menambah likuiditas bank, sehingga mengurangi kemampuan bank dalam membayar kewajiban jangka pendeknya sehingga bank tersebut berada dalam keadaan tidak likuid. Selain itu adanya pembiayaan bermasalah yang cukup besar juga menambah biaya cadangan aktiva produktif, sehingga akan mengurangi pada kolom asset lancar. Hubungan yang terjadi antara pembiayaan bermasalah dengan current ratio tersebut adalah negative dan tidak signifikan yang artinya tidak berpengaruh hal ini disebabkan karena tingkat pembiayaan bermasalah yang relatif rendah yaitu sekitar 5,8% dan fluktuasi pembiayaan bermasalah dan current ratio yang terjadi relatif kecil. Tingginya atau rendahnya pembiayaan bermasalah menyebabkan rendah atau tingginya current ratio, namun fluktuasi current ratio yang disebabkan oleh pembiayaan bermasalah relatif kecil sehingga menyebabkan pembiayaan bermasalah berpengaruh negative dan tidak signifikan. Selain itu Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Amanah Ummah selalu menjaga tingkat likuiditasnya terutama demi menjaga kepercayaan masyarakat. 2. Pengaruh Pembiayaan bermasalah terhadap Rasio Likuiditas (Loan to Deposit Ratio) Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio keuangan yang berhubungan dengan aspek likuiditas. Yakni rasio yang digunakan untuk

101 mengetahui sampai sejauh mana dana masyarakat yang dihimpun oleh BMT disalurkan kembali dalam bentuk pembiayaan, sehingga pihak BMT dapat memperoleh keuntungan dari bagi hasil nasabah, sehingga dapat mencegah terjadinya resiko likuiditas. Pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Amanah Ummah Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas, dimana semakin tinggi tingkat rasio maka akan menunjukkan bahwa BMT Amanah Ummah mampu memaksimalkan penyaluran dananya kepada calon debitur sehingga membuat likuiditasnya semakin kecil karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kreditnya semakin banyak, sebaliknya semakin kecil rasio LDR maka BMT Amanah Ummah akan mengalami kelebihan kapasitas dana yang seharusnya sudah siap untuk dipinjamkan kepada nasabah. Batas toleransi LDR berkisar antara 85%-110%. Tujuan penting dari perhitungan LDR adalah untuk mengetahui serta menilai sampai berapa jauh BMT memiliki kondisi sehat dalam menjalankan operasiatau kegiatan usahanya. Tingkat LDR pada KJKS BMT Amanah Ummah berkisar antara 85%-114% (gambar 4.3). Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat LDR adalah adanya pembiayaan yang bermasalah. Karena adanya pembiayaan bermasalah akan mengurangi jumlah dana yang seharusnya masuk, jumlah dana tersebut yang akan digunakan BMT untuk membiayai kreditnya.

102 Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 19 dengan metode regresi linier sederhana diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari pembiayaan bermasalah terhadap rasio likuiditas yakni loan to deposit ratio. Hal ini sesuai dengan nilai thitung sebesar -2,769 untuk yang lebih besar dari ttabel +2,447/- 2,447 dan memiliki signifikansi kurang dari 0,05 yakni sebesar 0,032. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwasanya adanya pembiayaan bermasalah berpengaruh negativ terhadap likuiditas yaitu loan to deposit ratio di Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Amanah Ummah Surabaya, karena semakin tinggi pembiayaan bermasalah maka akan mengurangi jumlah kas yang semestinya masuk dan menambah likuiditas, sehingga mengurangi kemampuan BMT dalam menyalurkan pembiayaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nurul Fitria dan Raina Linda sari dengan judul Analisis kebojakan pemberian kredit dan pengaruh NPL terhadap LDR pada PT Bank Rakyat Indonesia bahwasanya NPL berpengaruh negativ dan signifikan terhadap LDR. 3. Pengaruh Pembiayaan bermasalah terhadap Rasio Rentabilitas (Return On Assets) Return on assets merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan lembaga keuangan dalam menghasilkan keuntungan

103 (laba) dari pengelolaan aset secara keseluruhan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai BMT dan semakin baik pula posisi BMT dari segi penggunaan aset. Dalam kegiatan operasionalnya BMT Amanah Ummah dituntut untuk mendapatkan keuntungan namun harus sesuai dengan prinsip syariah. Keuntungan tersebut digunakan untuk membiayai usaha perbankan, seperti: bagi hasil atas simpanan nasabah, membayar kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang, menyalurkan pembiayaan pada periode berikutnya, membayar biaya-biaya operasional dan gaji karyawan, dll. Untuk mendapatkan keuntungan yang diharapkan BMT Amanah Ummah harus melakukan peran dan fungsinya dengan benar yakni sebagai lembaga intermediasi keuangan, yaitu mampu menghimpun dana masyarakat melalui simpanan yang akan digunakan untuk modal menjalankan usaha, dan mampu menyalurkan kembali pada masyarakat melalui penyaluran pembiayaan, dan dari penyaluran pembiayaan tersebut BMT memperoleh keuntungan yang nantinya harus dibagikan kepada nasabah yang memiliki simpanan. Dalam penyaluran pembiayaan pihak BMT harus siap menghadapi resiko pembiayaan yang menyebabkan pembiayaan menjadi bermasalah. Karena berdasarkan teori, pembiayaan yang memiliki risiko tinggi atau disebut pembiayaan bermasalah berpengaruh terhadap rentabilitas yakni

104 apabila semakin besar risiko kredit (pembiayaan bermasalah) yang dimiliki bank maka laba yang diperoleh akan semakin kecil, begitu pula sebaliknya semakin kecil risiko kredit (pembiayaan bermasalah) yang dimiliki suatu bank maka semakin besar laba yang diperoleh. 3 Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 19 dengan metode regresi linier sederhana diketahui bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari pembiayaan bermasalah terhadap rasio rentabilitas yakni return on asset. Hal ini sesuai dengan nilai thitung sebesar -0,374 yang lebih kecil dari ttabel +2,447/- 2,447 dan memiliki signifikansi lebih dari 0,05 yakni sebesar 0,722. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwasanya adanya pembiayaan bermasalah pembiayaan bermasalah berpengaruh negativ terhadap rentabilitas yakni return on asset di KJKS BMT Amanah Ummah Surabaya, karena apabila semakin tinggi pembiayaan bermasalah pada suatu bank maka akan menurunkan atau mengurangi pendapatan yang seharusnya diperoleh oleh bank melalui penyaluran kredit. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ahmad Buyung Nusantara (2009) yang berjudul analisis pengaruh NPL, CAR, LDR dan BOPO terhadap profitabilitas bank umum go public dan bank umum non go public. Dengan hasil t hitung -1,904 1,96 (t tabel) dan 3 Sunarya. Pengantar Perbankan (Yogyakarta: UPP AMP YPKN, 2002), 25.

105 nilai signifikansi sebesar 0,569 0,05. Bahwasanya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel NPL dengan variabel ROA pada bank non go public karena bank non go publik cenderung untuk menginvestasikan dananya dengan hati-hati dan lebih menekankan pada survival bank sehingga NPL tidak berpengaruh banyak terhadap profitabilitas bank. Pembiayaan bermasalah dan ROA memiliki pengaruh yang negative dan tidak signifikan yang artinya tidak berpengaruh, hal tersebut bisa disebabkan karena BMT Amanah Ummah selalu menginvestasikan dananya dengan hati-hati. Dan dalam meningkatkan keuntungan/laba yang diharapkan BMT Amanah Ummah tidak hanya memperoleh pendapatan dari bagi hasil atas penyaluran pembiayaan saja, namun pihak BMT juga melakukan beberapa upaya dalam meningkatkan keuntungan, salah satunya melalui pendapatan administrasi, dan pendapatan dari jasa pembayaran yang meliputi, pembayaran zis, pembayaran listrik, pembayaran telepon, pembayaran angsuran mobil dan motor, pembelian pulsa, pembelian tiket pesawat, dan jasa transfer bank, dll. Selain itu pendapatan juga berasal dari bagi hasil bank yakni kas BMT Amanah Ummah yang disimpan di bank lain sehingga mendapatkan pendapatan bagi hasil. 4 Hal ini dapat dilihat pada lampiran pendapatan jasa yang diperoleh oleh BMT Amanah Ummah yang terus mengalami peningkatan, dan 4 Syifaani, Wawancara, Surabaya, 20 Juni 2014.

106 peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2013, peningkatan tersebut diikuti peningkatan terhadap return on asset pada tahun 2013. Jadi rasio pembiayaan bermasalah pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Amanah Ummah tidak berpengaruh terhadap ROA karena penyaluran pembiayaan bukan satu-satunya variabel yang mempengaruhi ROA, sehingga meskipun terjadi pembiayaan yang bermasalah adanya pendapatan dari pembayaran jasa, pendapatan administrasi dan lain-lain dapat meminimalisir risiko pembiayaan yang berpengaruh terhadap ROA. 4. Pengaruh Pembiayaan bermasalah terhadap Rasio Rentabilitas (Return On Equity) Return on equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi dari penggunaan modal sendiri. Yakni berapa persen laba yang diperoleh bila diukur dari modal sendiri. Pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Amanah Ummah rasio ini digunakan untuk mengukur rasio profitabilitas atau rentabilitas, semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin tinggi keuntungan yang diperoleh BMT atas penggunaan modal sendiri, sebaliknya semakin rendah rasio ini maka semakin rendah keuntungan yang diperoleh atas penggunaan modal sendiri.

107 Berdasarkan gambar 4.5 bahwa ROE pada BMT Amanah Ummah mengalami penurunan jika dibandingkan pada tahun 2008, hal ini menunjukkan semakin rendah keuntungan yang diperoleh BMT atas modal sendiri yang digunakan. Pada umumnya dalam memperoleh keuntungan sebuah lembaga keuangan akan menyalurkan pembiayaan yang nantinya lembaga keuangan akan mendapatkan bagi hasil dari pembiayaan, seperti halnya juga pada BMT Amanah Ummah. Namun selain mendapatkan keuntungan dalam penyaluran kredit juga menimbulkan resiko yaitu disebut pembiayaan bermasalah atau adanya pembiayaan yang bermasalah. Adanya pembiayaan yang bermasalah berpengaruh terhadap ROE karena modal yang digunakan untuk menyalurkan kredit tidak mendapatkan keuntungan. Sehingga modal berkurang namun bank tidak memperoleh pengembalian atas modal tersebut. jika rasio pembiayaan bermasalah besar hal ini dapat berpotensi menyebabkan bank akan bangkrut. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 19 dengan metode regresi linier sederhana diketahui bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari pembiayaan bermasalah terhadap rasio rentabilitas yakni return on equity. Hal ini sesuai dengan nilai thitung sebesar -0,609 yang lebih

108 kecil dari ttabel +2,447/- 2,447 dan memiliki signifikansi lebih dari 0,05 yakni sebesar 0,565. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwasanya adanya pembiayaan bermasalah berpengaruh negativ terhadap rentabilitas yakni return on equity di KJKS BMT Amanah Ummah Surabaya, karena apabila semakin tinggi pembiayaan bermasalah pada suatu bank maka akan menurunkan atau mengurangi pendapatan yang seharusnya diperoleh oleh bank melalui penyaluran kredit. Pembiayaan bermasalah pada BMT Amanah Ummah memiliki pengaruh negative terhadap ROA namun tidak signifikan yang artinya tidak berpengaruh hal ini disebabkan karena dalam memperoleh keuntungan BMT Amanah Ummah tidak hanya mengandalkan pada penyaluran pembiayaan saja, namun BMT juga mendapatkan keuntungan dari usaha selain pembiayaan seperti pembayaran jasa, pendapatan admisistrasi dan bagi hasil bank lain. Adanya pendapatan lain-lain tersebut dapat menambah keuntungan BMT Amanah Ummah karena tanpa mengeluarkan modal namun BMT bisa mendapatkan keuntungan. Selain itu adanya penyelesaian pembiayaan yang bermasalah dengan tepat dan baik juga mampu meminimalisir resiko yang disebabkan pembiayaan bermasalah salah satunya pengaruhnya terhadap rasio keuangan yaitu ROE.

109 5. Pengaruh Pembiayaan bermasalah terhadap Rasio Solvabilitas (current asset to debt ratio) Solvabilitas digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajiban jangka panjangnya yaitu utang yang lebih dari satu tahun. Current asset to debt ratio merupakan rasio yang mengukur kemampuan aktiva lancar bank dalam memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar kemampuan bank dalam memenuhi seluruh kewajiban bank dan sebaliknya. Menurut teori rasio pembiayaan bermasalah berpengaruh terhadap current asset to debt ratio karena adanya pembiayaan yang bermasalah dapat mempengaruhi jumlah kas masuk sehingga akan mengganggu jumlah aktiva lancar, aktiva tersebut akan digunakan untuk membayar kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang. Sehingga apabila pembiayaan bermasalah cukup besar maka akan mengurangi kemampuan BMT dalam membayar seluruh kewajibannya. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 19 dengan metode regresi linier sederhana diketahui bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari pembiayaan bermasalah terhadap rasio likuiditas yakni current asset to debt ratio. Hal ini sesuai dengan nilai thitung sebesar -2,147

110 untuk current asset to debt ratio yang lebih kecil dari ttabel +2,447/- 2,447 dan memiliki signifikansi lebih dari 0,05 yakni sebesar 0,075. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwasanya adanya pembiayaan bermasalah berpengaruh negativ terhadap solvabilitas yaitu current asset to debt ratio di BMT Amanah Ummah Surabaya, karena semakin tinggi pembiayaan bermasalah maka akan mengurangi jumlah kas yang semestinya masuk dan menambah likuiditas bank, sehingga mengurangi kemampuan bank dalam membayar seluruh kewajibannya. Selain itu adanya pembiayaan bermasalah yang cukup besar juga menambah biaya cadangan aktiva produktif, sehingga akan mengurangi kas. Hubungan yang terjadi antara pembiayaan bermasalah dengan current ratio tersebut adalah negative dan tidak signifikan yang artinya tidak berpengaruh hal ini disebabkan karena tingkat pembiayaan bermasalah yang tidak terlalu tinggi pada BMT Amanah Ummah yaitu sekitar 5,8%. Selain itu KJKS BMT Amanah Ummah selalu menjaga tingkat likuiditasnya terutama asset lancar (kas) demi menjaga kepercayaan masyarakat dan agar tidak terjadi resiko likuiditas yang menyebabkan BMT tidak mampu memenuhi semua kewajibannya. 6. Pengaruh Pembiayaan bermasalah terhadap Rasio Solvabilitas (capital adequacy ratio) Selain digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kebutuhan jangka panjangnya solvabilitas juga digunakan untuk mengukur

111 seberapa jauh kemampuan modal bank membiayai resiko yang akan ditanggung pihak bank yang dicerminkan dalam capital adequacy ratio. Tingginya capital adequacy ratio menunjukkan bahwasanya bank memiliki kondisi modal yang cukup baik dalam membiayai resiko yang akan ditanggung pihak bank atau disebut ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Resiko), namun sebaliknya rendahnya capital adequacy ratio menunjukkan kemampuan modal bank yang kurang baik dalam membiayai resiko yang ditanggung (ATMR). Perhitungan Aktiva yang terkandung dalam ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Resiko) pada BMT Amanah Ummah berupa kas/bank, tabungan/simpanan berjangka, pembiayaan yang diberikan, aktiva tetap, pendapatan yang masih harus diterima. Pada BMT Amanah Ummah modal bank didapatkan dari obligasi, simpanan masing-masing karyawan, simpanan nasabah dan setiap karyawan dan nasabah diwajibkan memiliki saham SMK (sertifikat modal koperasi) yaitu sebesar Rp 15.000 dan simpanan wajib bagi nasabah baik yang akan melakukan pembiayaan maupun yang akan menyimpan di BMT, simpanan wajib tersebut sebesar Rp 20.000. 5 Modal tersebut yang kemudian dikelola oleh BMT dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dan untuk mendapatkan keuntungan 5 Syifaani, Wawancara, Surabaya, 20 Juni 2014.

112 salah satunya melalui pemberian pembiayaan. Namun setiap pembiayaan yang disalurkan oleh BMT menimbulkan risiko yang menyebabkan pembiayaan menjadi bermasalah. Semakin tinggi pembiayaan bermasalah mengakibatkan semakin tinggi tunggakan bagi hasil yang berpotensi menurunkan pendapatan bagi hasil dan mengakibatkan biaya pencadangan untuk pembiayaan dalam golongan macet bertambah, yang berdampak langsung menurunkan modal bank. Demikian sebaliknya semakin rendah pembiayaan bermasalah maka modal semakin tinggi. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 19 dengan metode regresi linier sederhana diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari pembiayaan bermasalah terhadap rasio solvabilitas yakni CAR. Hal ini sesuai dengan nilai thitung sebesar 3,670 yang lebih besar dari ttabel +2,447/-2,447 dan memiliki signifikansi kurang dari 0,05 yakni sebesar 0,010. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pastory, Dickson dan Marobhe Mutaju (2013) yang berjudul The Influence of Capital Adequacy on Asset Quality Position of Banks in Tanzania. International Journal of Economics and Finance. Berdasarkan hasil penelitian tersebut didapatkan bahwasanya adanya pembiayaan bermasalah berpengaruh positiv terhadap solvabilitas yakni CAR di Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Amanah Ummah Surabaya,

113 karena apabila semakin tinggi pembiayaan bermasalah pada BMT Amanah Ummah maka akan menambah capital adequacy ratio, sebaliknya apabila rasio pembiayaan bermasalah semakin rendah maka akan mengurangi capital adequacy ratio. Hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan teori yang ada bahwasanya adanya pembiayaan bermasalah berpengaruh mengurangi modal suatu bank atau capital adequacy rationya. Hal tersebut disebabkan karena pada saat tingkat pembiayaan bermasalah tinggi pihak BMT Amanah Ummah meningkatkan dana cadangan yang digunakan untuk modal operasional, sebaliknya ketika pembiayaan bermasalah rendah pihak BMT Amanah Ummah juga menurunkan dana untuk cadangan yang digunakan untuk modal operasional. Dana cadangan tersebut berasal dari modal yang sudah disimpan BMT sebelumnya, berdasarkan wawancara setiap tahun BMT sudah ada rencana dan sumber dana sudah di simpan, jadi ketika pembiayaan bermasalah naik BMT menambah cadangan modalnya begitupun sebaliknya pada waktu pembiayaan bermasalah turun BMT menurunkan cadangannya, sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi modal dari BMT Amanah Ummah. Selain itu adanya anggota atau nasabah yang semakin meningkat

114 juga mempengaruhi modal BMT karena setiap nasabah diwajibkan memiliki saham SMK (sertifikat modal koperasi) dan simpanan wajib. 6 B. Besar Pengaruh Pembiayaan bermasalah Terhadap Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas dan Rasio Solvabilitas di Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Amanah Ummah Surabaya KJKS BMT Amanah Ummah sesuai dengan fungsinya yaitu memberikan bantuan tambahan modal kepada para pengusaha baik dalam bentuk pinjaman jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Yang disebut dengan pembiayaan, dimana besarnya pembiayaan yang diberikan sesuai dengan kesepakatan pinjam meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dan dengan pemberian bagi hasil. Hal ini sesuai dengan surat Al- Maidah ayat 1 yang berbunyi Artinya: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. 7 Ayat ini menjelaskan bahwasanya apabila seseorang telah diikat perjanjian utang/pembiayaan dalam jangka waktu tertentu, maka wajib ditepati janji tersebut dan pihak yang menerima pembiayaan membayar utang/kewajiban sesuai perjanjian yang dibuatnya kepada lembaga keuangan dalam hal ini BMT Amanah Ummah. 6 Syifaani, Wawancara, Surabaya, 20 Juni 2014. 7 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, 106.

115 Namun dalam prakteknya pada BMT Amanah Ummah masih banyak nasabah pembiayaan yang belum memenuhi akad tersebut atau dalam dunia perbankan disebut pembiayaan bermasalah. Adanya pembiayaan bermasalah ini ditimbulkan oleh beberapa sebab yaitu: Kelalaian nasabah yang sengaja tidak membayar angsuran/cicilan, terganggunya kelancaran usaha nasabah disebabkan oleh keadaan pasar yang kurang mendukung usaha nasabah, nasabah yang tidak dapat mengembalikan pinjaman dikarenakan kegagalan usaha sehingga sulit untuk mendapatkan pendapatan yang akan dibagihasilkan dengan bank. 8 Salah satu risiko yang muncul akibat adanya pembiayaan bermasalah akan berdampak pada daya tahan atau kesehatan bank, tingkat pembiayaan bermasalah yang tinggi pada suatu bank syariah menunjukkan kualitas suatu bank yang tidak sehat. Kesehatan bank sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. 9 Dalam menilai kesehatan BMT digunakan rasio keuangan yaitu rasio likuiditas (kemampuan bank dalam memenuhi kebutuhan jangka pendeknya), rasio rentabilitas (kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan), dan rasio solvabilitas (kemampuan bank dalam memenuhi kebutuhan jangka panjangnya). 8 Syifaani, Wawancara, Surabaya, 20 Juni 2014. 9 Triandaru, S. & Totok Budisantoso, Bank dan Lembaga Keuangan Lain (Yogyakarta: Salemba Empat. 2006), 51.

116 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Amanah Ummah bahwa adanya pembiayaan bermasalah berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap likuiditas yakni current ratio namun berpengaruh negativ dan signifikan terhadap loan to deposit ratio. Sedangkan pada rasio rentabilitas dihasilkan bahwa pembiayaan bermasalah berpengaruh negativ dan tidak signifikan baik terhadap ROE maupun ROA. Dan pada rasio solvabilitas pembiayaan bermasalah berpengaruh negative dan tidak signifikan pada current asset to debt ratio namun berpengaruh positive dan signifikan terhadap CAR. Berdasarkan hasil penelitian uji kolerasi pearson dan R square uji autokolerasi didapati besarnya pengaruh variabel independen pembiayaan bermasalah terhadap variabel dependen rasio likuiditas, rasio rentabilitas, rasio solvabilitas di Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Amanah Ummah Surabaya. Berdasarkan uji korelasi pearson pada variabel likuiditas current ratio, pembiayaan bermasalah menunjukkan keeratan hubungan sebesar -0,564, yang berarti tingkat keeratan hubungan sedang. Sedangkan pada variabel loan to deposit ratio, pembiayaan bermasalah menunjukkan keeratan hubungan sebesar -0,749, yang berarti tingkat keeratan hubungan kuat. Berdasarkan uji korelasi pearson pada variabel rentabilitas return on asset, pembiayaan bermasalah menunjukkan keeratan hubungan sebesar -0,151,

117 yang berarti tingkat keeratan hubungan sangat rendah. Sedangkan pada variabel return on equity, pembiayaan bermasalah menunjukkan keeratan hubungan sebesar -0,241, yang berarti tingkat keeratan hubungan rendah. Berdasarkan uji korelasi pearson pada variabel solvabilitas current asset to debt ratio, pembiayaan bermasalah menunjukkan keeratan hubungan sebesar - 0,659, yang berarti tingkat keeratan hubungan kuat. Sedangkan pada variabel capital adequacy ratio, pembiayaan bermasalah menunjukkan keeratan hubungan sebesar 0,832, yang berarti tingkat keeratan hubungan sangat kuat. Negatifnya nilai koefisien korelasi pada variabel current ratio, loan to deposit ratio, return on asset, return on equity dan current asset to debt ratio menunjukkan bahwa peningkatan rasio pembiayaan bermasalah akan menurunkan nilai rasio tersebut. Sehingga semakin tinggi tingkat pembiayaan bermasalah maka tingkat rasio tersebut akan semakin rendah karena kas dan pendapatan bagi hasil yang masuk semakin kecil. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat pembiayaan bermasalah maka tingkat rasio tersebut akan semakin tinggi, karena kas dan pendapatan bagi hasil yang masuk akan semakin besar jumlahnya. Positivnya nilai koefisien korelasi pada variabel capital adequacy ratio menunjukkan bahwa peningkatan rasio pembiayaan bermasalah akan meningkakan nilai CAR. sehingga semakin tinggi tingkat pembiayaan bermasalah maka tingkat CAR akan semakin tinggi begitu pula sebaliknya,

118 semakin rendah tingkat pembiayaan bermasalah maka tingkat CAR akan semakin rendah. Berdasarkan pada tabel R Square uji autokorelasi (gambar 4.10) yang menunjukkan besarnya R square current ratio sebesar 0,318 yang berarti bahwa 31,8% current ratio dipengaruhi oleh pembiayaan bermasalah. Besarnya R square loan to deposit ratio sebesar 0,561 yang berarti bahwa 56,1% loan to deposit ratio dipengaruhi oleh pembiayaan bermasalah. Besarnya R square ROA sebesar 0,023 yang berarti bahwa 2,3% return on asset dipengaruhi oleh pembiayaan bermasalah. Besarnya R square ROA sebesar 0,085 yang berarti bahwa 8,5% return on equity dipengaruhi oleh pembiayaan bermasalah. Besarnya R square current asset to debt ratio sebesar 0,435 yang berarti bahwa 43,5% current asset to debt ratio dipengaruhi oleh pembiayaan bermasalah. Besarnya R square CAR sebesar 0,608 yang berarti bahwa 60,8% CAR dipengaruhi oleh pembiayaan bermasalah. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembiayaan bermasalah pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Amanah Ummah cenderung tidak mempengaruhi kesehatan BMT yang dicerminkan dalam rasio likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas. Hal ini disebabkan karena rasio pembiayaan bermasalah pada BMT Amanah Ummah rata-rata sebesar 5,89% dari tahun 2006-2013 sedikit lebih tinggi dari yang disyaratkan BI maksimal 5% sehingga variasi pembiayaan bermasalah tidak mempengaruhi kesehatan BMT.

119 Selain itu adanya penanggulangan yang baik dan tepat yang dilakukan oleh Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Amanah Ummah dalam menyelesaikan pembiayaan yang bermasalah, yaitu: 1) rescheduling (penjadwalan kembali) yaitu perpanjangan yang diminta nasabah ketika nasabah pembiayaan belum mampu melunasi pinjamannya. 2) restructuring (penyusunan kembali). 3) mengekseskusi jaminan yang diberikan nasabah pembiayaan yang berupa KSK, sertifikat tanah dan bangunan, BPKB motor dan BPKB mobil, penyerahan jaminan tergantung pada jumlah uang yang akan dipinjam (lihat lampiran persyaratan pengajuan pembiayaan). 4) dana qardhul hasan merupakan dana untuk jalan kebaikan, jika nasabah sudah tidak mampu membayar maka pembiayaan bermasalah dapat diselesaikan dengan mengambil dana qardhul hasan. 5) cadangan PPAP (penyisihan penghapusan aktiva produktif), ditujukan bagi pembiayaan bermasalah yang mempunyai gangguan faktor kunci dan sulit diselesaikan, cadangan PPAP ini diambil dari laba sebesar 0,015% - 0,025% perbulan yang dikali dengan pembiayaan lancar. 10 Selain itu dalam memberikan pembiayaan pihak Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Amanah ummah selalu melakukan analisis kredit terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembali kewajibannya. Setelah kredit diberikan pihak BMT Amanah Ummah melakukan pemantauan, penilaian dan 10 Shufyan. Wawancara. Surabaya. 14 Juni 2014.

120 pengikatan terhadap penggunaan kredit serta kemampuan dan kepatuhan debitur dalam memenuhi kewajiban untuk memperkecil resikonya. Pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Amanah Ummah dalam analisis kredit dilakukan oleh AO (Account Officer). Setelah nasabah mengisi formulir pembiayaan AO melakukan kunjungan atau survey lapangan yang mencakup pengujian kebenaran informasi calon nasabah pembiayaan, analisa kelayakan anggota pembiayaan berdasarkan prinsip 5 C: Character (Karakter Debitur), Capital (Permodalan), Collateral (Agunan), Conditions (Kondisi usaha dan ekonomi), Capacity (Kapasitas anggota pembiayaan dan usahanya). Kemudian AO mengusulkan kepada komite pembiayaan hasil analisanya dan komite akan memutuskan disetujui atau tidak disetujui permohonan pembiayaan. 11 Dengan adanya analisa kredit dan penyelesaian pembiayaan yang efisien akan mampu menekan angka rasio pembiayaan yang bermasalah, sehingga tidak mempengaruhi operasional dan kesehatan dari Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Amanah Ummah Surabaya. 11 Shufyan. Wawancara. Surabaya. 14 Juni 2014.