BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan nafkah, yang berada di luar kekuasaannya (Kemenkes RI, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

PERESMIAN BPJS, PELUNCURAN PROGRAM JKN DAN INTEGRASI JAMINAN KESEHATAN SUMBAR SAKATO, KE JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa (PBB) tahun 1948 tentang hak asasi manusia. Berdasarkan. kesehatan bagi semua penduduk (Universal Health Coverage).

Dr. Hj. Y. Rini Kristiani, M. Kes. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. Disampaikan pada. Kebumen, 19 September 2013

BAB 1 : PENDAHULUAN. berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004

BAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

DR. UMBU M. MARISI, MPH PT ASKES (Persero)

DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH. mutupelayanankesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.29, 2013 KESRA. Sosial. Jaminan Kesehatan. Pelaksanaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu prinsip dasar pembangunan kesehatan yaitu setiap orang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang Undang Nomor 24 tahun 2011 mengatakan bahwa. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (yang selanjutnya disebut UUD) 1945

BAB I PENDAHULUAN. setelah krisis ekonomi melanda Indonesi tahun 1997/1998. Sebagian besar

MATERI DJSN PELAKSANAAN PROGRAM JKN PROPINSI KALSEL Tahun

MANFAAT DALAM PENGATURAN PERPRES NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan tujuan menjamin kesehatan bagi seluruh rakyat untuk memperoleh

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia yang diakui oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk di Indonesia.

There are no translations available. Pertanyaan-Pertanyaan Dasar Seputar JKN dan BPJS

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. dan diakui oleh segenap bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Pengakuan

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. individu, keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta. Upaya untuk meningkatkan derajat

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2015). Sedangkan kesehatan menurut Undang Undang No. 36 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan lanjutan dari Restitutie Regeling tahun Pada tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. termasuk ke Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat. SJSN. mencakup beberapa jaminan seperti kesehatan, kematian, pensiun,

BAB 1 PENDAHULUAN. serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia yang ditetapkan

KONSEP PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PELAYANAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan komitmen global sebagaimana amanat resolusi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal dengan meningkatkan

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. IV.1. Letak Geografis dan Batas Wilayah Administrasi. 1. Sebelah Utara : Kota Yogyakarta Dan Kabupaten Sleman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BPJS KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. sejak 1 Januari 2014 yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan

BAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Hak Asasi Manusia oleh PBB tahun 1948 mencantumkan,

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PALANGKA RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

Prosedur Pendaftaran Peserta JKN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ketika berobat ke rumah sakit. Apalagi, jika sakit yang dideritanya merupakan

ANALISIS BPJS KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. orang per orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan masyarakat. Dalam

secara jelas sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik

BUPATI SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS,

panduan praktis Pelayanan Kebidanan & Neonatal

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hak fundamental setiap warga negara. Menurut UU No. 36

(GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

Reformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan sebenarnya telah dirintis sejak lama. Hal ini dapat dilihat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PELAKSANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara di dunia yang menganut prinsip negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

VI. PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan aspek-aspek lainnya. Aspek-aspek ini saling berkaitan satu dengan

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial. 6

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan khusus kepada penduduk miskin, anak-anak, dan para lanjut usia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional pada Pelayanan Kesehatan Primer

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesehatan. Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun (2009), kesehatan adalah

1 BAB I PENDAHULUAN. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah dilaksanakan sejak 1 Januari 2014

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan yang sempurna kepada pasien baik pasien rawat jalan, rawat

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kondisi sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang produktif secara ekonomis (Ps. 1 point (1) UU Nomor 23/1992 tentang Kesehatan). Dalam konteks bernegara, seorang warganegara juga berhak atas taraf hidup yang menjamin kesehatan dan kesejahteraan untuk dirinya dan keluarganya, termasuk pangan, pakaian, perumahan dan perawatan kesehatannya serta pelayanan sosial yang diperlukan, dan berhak atas jaminan pada saat menganggur, menderita sakit, cacat, menjadi janda, mencapai usia lanjut atau mengalami kekurangan mata pencarian yang lain karena keadaan yang berada di luar kekuasaannya (Pasal 25, Deklarasi Hak Asasi Manusia, 1948). Atas pemahaman tersebut, maka pemerintah sebagai penjamin hak-hak dari tiap warganegaranya wajib mengupayakan agar hak tersebut dapat terpenuhi. Di Indonesia, pasal ke lima (5) dari Pancasila adalah dasar dari semua undang-undang atau peraturan yang akan menjamin hak dari tiap warganegara untuk memperoleh jaminan sosial. Hak ini juga termaktub dalam UUD 45 pasal 28H dan pasal 34, dan diatur dalam UU No. 23/1992 yang kemudian diganti dengan UU 36/2009 tentang Kesehatan. Dalam UU 36/2009 ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Di sisi lain, setiap orang juga mempunyai kewajiban turut serta dalam program jaminan kesehatan sosial. Usaha pemerintah untuk mewujudkan jaminan kesehatan dirintis dengan pendirian PT. Askes Indonesia (Persero) dan PT. Jamsostek, yang tujuan awalnya adalah melayani antara lain pegawai negeri sipil, penerima pensiun, veteran, dan pegawai swasta. Untuk warga tidak mampu ada beberapa macam program yang diselenggarakan yaitu seperti program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesnas) dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Namun program-

2 program tersebut terkesan terbagi-bagi sehingga sulit untuk membuat standar yang merata bagi seluruh warganegara. UU No. 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan UU No 24/2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) merupakan tonggak-tonggak perubahan sistem kesehatan nasional menuju pelayanan kesehatan semesta (universal health coverage). PT. Askes Indonesia berubah menjadi BPJS Kesehatan dan mulai beroperasi sejak tanggal 1 Januari 2014. BPJS Kesehatan telah ditunjuk sebagai pembayar tunggal (single payer) bagi pelayanan kesehatan dari tingkat pertama sampai rujukan tingkat tiga (terakhir) di Indonesia. Visi BPJS Kesehatan adalah Cakupan Semesta 2019, dimana seluruh penduduk Indonesia memiliki jaminan kesehatan nasional untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang handal, unggul dan terpercaya (BPJS, 2010). Peserta BPJS sendiri adalah seluruh warganegara Indonesia dan orang asing yang telah bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran (BPJS, 2014). Sistem pembayaran iuran BPJS dibagi menjadi beberapa cara yaitu membayar sendiri (untuk non pekerja), ditanggung bersama perusahaan (BPJS Ketenagakerjaan), dan ditanggung pemerintah (untuk warga tidak mampu). Cara membayar pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama atau FKTP (puskesmas, klinik swasta dan dokter pelayanan primer) didasarkan pada sistem kapitasi. Pembayaran atas pelayanan di tingkat kedua dan ketiga (rumah sakit rujukan) didasarkan pada tarip INA-CBGs yang tidak lain merupakan cara pembayaran berbasis kasus (case-based), pertama kali dikembangkan di Amerika Serikat (Kusnanto, 2015). BPJS Kesehatan dan Dinas Kesehatan melakukan seleksi kredensial untuk menetapkan fasilitas kesehatan tingkat pertama yang berhak memberikan pelayanan kepada peserta BPJS dan berapa besaran kapitasi yang berhak diterima oleh fasilitas yang bersangkutan, sebagaimana diatur dalam Permenkes 59/2014 ps. 4. Bagi penyedia layanan kesehatan swasta, baik di tingkat pertama (klinik) maupun di tingkat lanjutan (rumah sakit), pemerintah membuka pintu seluasluasnya untuk ikut menjadi penyedia layanan BPJS kesehatan dengan cara

3 melengkapi persyaratan-persyaratan dan mendaftarkan diri ke kantor cabang BPJS Kesehatan setempat. Rumah Sakit atau Klinik swasta harus menjalani proses kredensial yang menuntut persyaratan tertentu berkaitan dengan sarana-prasarana yang harus dipenuhi, sehingga dapat menjadi rujukan pasien-pasien BPJS. Proses kredensial ini membutuhkan waktu dan dana untuk memenuhi persyaratan yang diharuskan. Sebelum lolos kredensial atau akreditasi BPJS, RS atau klinik swasta hanya bisa merawat pasien-pasien non BPJS. Menurut aturan BPJS sesuai yang tercakup dalam Perpres No. 111/2013, Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) adalah institusi yang berhak memberikan pelayanan kesehatan non spesialistik yang mencakup hal-hal seperti pelayanan promotif dan preventif; pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis; tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif; pelayanan obat dan bahan medis habis pakai, dll. Puskesmas, Klinik Pratama, dan praktek dokter umum adalah beberapa contoh dari FKTP tersebut. FKTP berhak merujuk pasien jika dibutuhkan penanganan lanjutan oleh dokter spesialis atau membutuhkan fasilitas yang tidak terdapat di FKTP. Institusi FKTP akan merujuk pasien ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan (FKTL). FKTL, menurut definisinya, merujuk pada institusi kesehatan yang lebih besar, dengan fasilitas yang lebih lengkap, seperti Klinik Pratama, Rumah Sakit Umum (RSU), dan Rumah Sakit Khusus (RSK). Jenis layanan yang terdapat di FKTL adalah pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis dan subspesialis; tindakan medis spesialistik, baik bedah maupun non bedah sesuai dengan indikasi medis; rehabilitasi medis; dan perawatan inap non intensif dan intensif. Di kota Depok sendiri, berdasarkan daftar yang dirilis oleh BPJS, institusi kesehatan yang berhak menjadi FKTL adalah rumah sakit swasta dan rumah sakit umum daerah (RSUD), sehingga klinik-klinik yang berstatus Klinik Utama, baik Klinik Utama Rawat Jalan (KURJ) maupun Klinik Utama Rawat Inap (KURI) tidak bisa menjadi rujukan (FKTL) dari klinik-klinik FKTP. Klinik Utama Rawat Inap (KURI) Sumber Bahagia merupakan fasilitas kesehatan swasta dengan sarana rawat inap, berlokasi di Jalan Bahagia, Depok, Jawa Barat. Klinik tersebut

4 belum mengikuti kredensial untuk dapat melayani pasien BPJS. Fokus pelayanan Klinik Utama Sumber Bahagia, yang dilengkapi dengan USG dan sarana operasi adalah pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk pelayanan spesialistik kebidanan dan pediatrik. Pelbagai pelayanan yang diberikan oleh KURI Sumber Bahagia meliputi pemeriksaan kehamilan, persalinan oleh bidan atau dokter kebidanan, operasi section caesaria, pemasangan alat kontrasepsi, imunisasi dan konseling. Sistem Jaminan Sosial Kesehatan diimplementasikan mulai tahun 2014 dengan BPJS sebagai pembayar tunggal untuk para penerima bantuan iuran (PBI) dan mereka yang telah membayar premi sebagai anggota BPJS. Pada tahun 2019 diharapkan semua individu terlindungi dari asuransi kesehatan, BPJS atau asuransi kesehatan lain yang dikoordinasi oleh BPJS. Dengan demikian, sesuai dengan fakta bahwa di kota Depok hanya institusi sekelas rumah sakit yang hanya bisa menjadi rujukan dari FKTP dan kenyataan bahwa KURI Sumber Bahagia yang belum terakreditasi untuk melayani BPJS akan mengalami penurunan kunjungan atau pemanfaatan rawat inap, sehingga pendapatan akan merosot dan bukan tidak mungkin mengalami kebangkrutan. B. Permasalahan Penelitian Permasalahan penelitian ini adalah apa efek dari implementasi BPJS Kesehatan di 2014 pada jumlah kunjungan pasien di KURI Sumber Bahagia, dan jika memang ada perubahan yang signifikan, strategi apa saja yang ditempuh pengelola klinik tersebut untuk mempertahankan eksistensi klinik tersebut sebagai akibat perubahan tersebut, bahkan jika memungkinkan mengembangkannya menjadi lebih produktif. C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan salah satu atau beberapa model strategi yang ditempuh oleh klinik non BPJS dalam menghadapi implementasi BPJS sejak tahun 2014 sehingga klinik tersebut tidak mengalami penurunan kunjungan dan pendapatan yang dapat mengakibatkan kebangkrutan.

5 D. Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pelaku bisnis provider jasa kesehatan non-bpjs Kesehatan agar dapat bertahan atau lebih mengembangkan usahanya dalam memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif. 2. Hasil penelitian ini dapat memberikan sudut pandang baru dari jenis-jenis pelayanan kesehatan yang belum atau tidak tercakup dalam BPJS Kesehatan dan membuka peluang bagi para pelaku bisnis jasa kesehatan agar lebih kreatif dalam mengembangkan layanan mereka. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis tentang diversifikasi dan spesialisasi layanan untuk institusi kesehatan non rekanan BPJS Kesehatan. E. Keaslian Penelitian Penelitian serupa tentang asuransi kesehatan atau diferensiasi layanan pernah dilakukan oleh: 1. Zulfiah Abdussamad (2013), Pengaruh Diferensiasi Jasa dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien pada Rumah Sakit Islam Gorontalo. 2. Fitri Damayanti (2011), Kepemilikan Asuransi Kesehatan dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan oleh Penduduk Usia Lanjut Di Kota Tarakan. 3. Athanasius Wrin Hudoyo (2010), Hubungan Antara Kepemilikan Asuransi Kesehatan Dengan Kepatuhan Mengikuti Sistem Rujukan Berjenjang Pada Pasien Baru di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. 4. Isak Iskandar Radja (2014), Asuransi Kesehatan Sosial dan Biaya Out of Pocket di Indonesia Timur. 5. Syafik Ahmad (2015), Strategi Pemasaran Diferensiasi dan Fokus untuk Meningkatkan Kunjungan Pasien pada Poliklinik Rawat Jalan di Rumah Sakit Pertamedika Tarakan.