PROBLEMATIKA RUU KEAMANAN NASIONAL. Oleh: Al Araf



dokumen-dokumen yang mirip
digunakan untuk mengenyampingkan dan atau mengabaikan hak-hak asasi lainnya yang harus dipenuhi negara, sebagaimana ketentuan hukum

CATATAN TANGGAPAN TERHADAP RUU KAMNAS

PEMDA DAN RUU KAMNAS Oleh: Muradi

BAB V PENUTUP. 1. Konsep keamanan nasional dalam RUU Keamanan Nasional pada. dasarnya telah menerapkan konsep keamanan non tradisional.

ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT DENGAN SISTEM PERTAHANAN NEGARA PUSANEV_BPHN. ANANG PUJI UTAMA, S.H., M.Si

Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan

RUU KEAMANAN NASIONAL (RUU KAMNAS)

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEAMANAN NASIONAL

2 Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Neg

MENEGAKKAN KEDAULATAN INDONESIA SEBAGAI NEGARA KEPULAUAN MENUJU NEGARA MARITIM YANG BERMARTABAT (KOMISI KEAMANAN) (Forum Rektor Indonesia 2015)

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEAMANAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

POLICY BRIEF ANALISIS EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PENGUATAN SISTEM PERTAHANAN NEGARA

KEBIJAKAN PENGINTEGRASIAN KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEAMANAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PASAL-PASAL BERMASALAH PADA NASKAH RUU PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME NO. 15/2003

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MI STRATEGI

RUU Penangan Konflik Sosial: Desentralisasi Masalah, Nihilnya Penegakan Hukum, dan Kembalinya Militer dalam Ruang Sipil

berkualitas agar siap untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya pokok dan personil, materiil terutama alutsista, dan fasilitas yang

PROSEDUR REVISI UNDANG-UNDANG. Revisi UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan stabilitas politik suatu negara. 1 Korupsi juga dapat diindikasikan

MAKALAH. CEDAW: Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan. Oleh: Antarini Pratiwi Arna, S.H., LL.M

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM) PEMERINTAH ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Penyandang Disabilitas di Indonesia: Fakta Empiris dan Implikasi untuk Kebijakan Perlindungan Sosial

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA

MENILIK URGENSI PEMBENTUKAN BADAN SIBER NASIONAL: TINJAUAN DARI SATU SUDUT PERSPEKTIF AKADEMIK

SOLIDARITAS INTERNASIONAL

LAMPIRAN KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 /DPD RI/IV/ TENTANG PANDANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Dinamika Keamanan Nasional 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peacebuilding. Tulisan-tulisan terebut antara lain Aid, Conflict, and Peacebuilding

PUSANEV_BPHN ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PENGUATAN SISTEM PERTAHANAN NEGARA KEMENKUMHAM RI BABINKUMNAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RechtsVinding Online Pengaturan Orang Asing Pencari Suaka dan Pengungsi di Indonesia serta Peraturan yang Diharapkan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan hidup negara tersebut.

Bercumbu Dengan Konflik RUU Penanganan Konflik Sosial Sebagai Solusi Penanggulangan Konflik di Indonesia

Sejak Edisi Pertama diterbitkan pada tahun 2008 sudah banyak perubahan yang terjadi baik

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEAMANAN NASIONAL

KEBIJAKAN PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN, KHUSUSNYA PENGHARMONISASIAN RUU DI DPR

PEMBENTUKAN TIM PENGAWAS INTELIJEN NEGARA SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA

PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REALISASI PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG PRIORITAS TAHUN (Data per Desember 2011)

Rilis Pers Bersama. Perppu Ormas Ancaman bagi Demokrasi dan Negara Hukum

KONVENSI DASAR ILO dan PENERAPANNYA DI INDONESIA

Naskah Akademik Struktur Organisasi TNI Masa Depan Tim Penyusun:

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2004 TENTANG PENGAMANAN OBYEK VITAL NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERAN MASYARAKAT DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DI BIDANG PERTAHANAN Budi Susilo Soepandji

ANCAMAN RUU PEMDA KEPADA DEMOKRATISASI LOKAL DAN DESENTRALISASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bidang: Politik Dalam Negeri dan Komunikasi

NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

No Laut Kepulauan (archipelagic sea lane passage) dan jalur udara di atasnya untuk keperluan lintas kapal dan Pesawat Udara Asing sesuai denga

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PANDANGAN BADAN LEGISLASI TERHADAP HARMONISASI RANCANGAN UNDANG-UNDANG. Oleh: Ignatius Moeljono *

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

Pengarahan Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas, Jakarta, 2 Februari 2012 Kamis, 02 Pebruari 2012

PUSANEV_BPHN KEBIJAKAN ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

Page 1 Catatan ELSAM atas RUU Keamanan Nasional 2011: Rancangan Undang-Undang (RUU) Keamanan Nasional, Jauh dari Ideal

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Munsharif Abdul Chalim, Faisal Farhan Dosen Fakultas Hukum UNISSULA

Assalamu alaikum Warrahmatullah Wa Barakatuh

Problem Pelaksanaan dan Penanganan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PELAKSANAAN FUNGSI LEGISLASI DPR RI OLEH: DRA. HJ. IDA FAUZIYAH WAKIL KETUA BADAN LEGISLASI DPR RI MATERI ORIENTASI TENAGA AHLI DPR RI APRIL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ACUAN KONSTITUSIONAL SISTEM PERTAHANAN NEGARA. Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH. 1

MEMORANDUM ANTARA KEMENTERIAN PERTAHANAN JEPANG DAN KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KERJA SAMA DAN PERTUKARAN DI BIDANG PERTAHANAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bagaimana Undang-Undang Dibuat

MATA KULIAH TEORI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL TEORI-TEORI AKTOR HI. Oleh : Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PENANGANAN GANGGUAN KEAMANAN DALAM NEGERI PROVINSI BALI

Bercumbu Dengan Konflik RUU Penanganan Konflik Sosial Sebagai Solusi Penanggulangan Konflik di Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA BESERTA PENJELASANNYA

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

PROBLEMATIKA RUU KEAMANAN NASIONAL Oleh: Al Araf

WHAT IS SECURITY? 1. Security = Securus (Latin) = terbebas dari bahaya, terbebas dari ketakutan, terbebas dari ancaman. 2. Dua Pendekatan: a) Traditional Security : keamanan diartikan sebagai keamanan sebuah negara yang dapat diancam oleh kekuatan militer negara lain dan harus dipertahankan melalui kekuatan militer negara itu sendiri. Dalam pendekatan ini, negara (state) menjadi subyek dan obyek dari upaya mengejar kepentingan keamanan. b) Non-traditional security: konsepsi keamanan ditekankan kepada kepentingan keamanan pelaku-pelaku bukan negara (non-state actors).

WHAT IS SECURITY? 3. UNDP 7 dimensi keamanan manusia (human security) yaitu: keamanan ekonomi keamanan pangan keamanan kesehatan keamanan lingkungan keamanan individu keamanan komunitas keamanan politik

Hakikat Keamanan Comprehensive Security: 1. Meyakini bahwa ancaman dapat tertuju bukan hanya kepada wilayah negara dan otoritas negara tetapi juga pada segala sesuatu yang langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan kesejahteraan manusia. 2. Comprehensive security menempatkan keamanan sebagai konsep multidimensional sehingga mengharuskan negara menyiapkan beragam aktor keamanan untuk mengelolanya

Comprehensive security Comprehensive Security mensyaratkan: 1. Diperlukan aktor keamanan yang beragam 1. Diferensiasi fungsi dan tugas aktor keamanan 2. Koordinasi antar aktor keamanan 3. Fragmentasi aturan sektor keamanan

Comprehensive Security Bentuk ancaman Ancaman terhadap keamanan negara (kamneg) Keamanan publik dan ancaman keamanan manusia/insani (human security) Namun, isu keamanan insani baru bisa berubah menjadi ancaman keamanan nasional apabila gangguan itu sudah terjadi secara sistematis, berdampak meluas, sehingga mengancam keutuhan negara/bangsa dan keselamatan masyarakat banyak. Dalam kondisi normal dan biasa maka isu keamanan insani tidak menjadi isu ancaman keamanan nasional dan cukup ditangani secara regular oleh institusi yang bersangkutan.

Pengaturan Keamanan dalam UU? Pengaturan keamanan nasional dalam arti menyeluruh (comprehensive security) dilakukan secara terfragmentasi dan tersebar dalam beberapa peraturan perundang-undangan yang berbeda, dengan dasar pertimbangan: Sulit sekali membuat undang-undang tentang keamanan nasional yang cakupannya meliputi semua persoalan yang terkait dengan isu keamanan (Undang-undang sapu jagad?) Dalam rezim internasionalpun pengaturan tentang keamanan dalam arti yang menyeluruh tersebar dalam konvensi internasional yang berbeda-beda semisal konvensi jenewa,konvensi hak-hak sipil politik, konvensi hak-hak ekonomi sosial budaya dll. Continue.

Pengaturan Keamanan dalam UU? Bagaimana pengaturan keamanan nasional dalam menyeluruh dinegara lain? FRAGMENTASI Pengaturan tentang keamanan nasional dalam arti yang menyeluruh dibanyak negara juga dilakukan secara terfragmentasi dan menyebar di dalam berbagi peraturan perundang-undangan. UU kamnas AS dan UU dewan keamanan nasional Turki misalnya lebih dominan mengatur kamnas dalam artian keamanan negara yang mengatur penyelenggara kamnas yang meliputi institusi militer, intelejen, presiden, kementerian yang terkait dengan pertahanan dan keamanan, parlemen dan dewan keamanan nasionl. Sementara pengaturan tentang status darurat, jaminan sosial dan isu human security lainnya diatur dalam undang-undang yang berbeda. Continue

Pengaturan Keamanan dalam UU di Indonesia? Di Indonesia, pengaturan tentang keamanan nasional dalam arti yang menyeluruh sebenarnya juga tersebar dalam undang-undang yang berbeda yakni : UU No.2/2002 tentang Polri UU No.3/2002 tentang Pertahanan Negara UU No.34 /2004 tentang TNI UU No.17/2011 tentang intelijen negara UU No.15/2003 tentang pemberantasan terorisme UU No.23/1959 tentang keadaan darurat UU Penanggulangan bencana alam UU No.39/1999 tentang HAM UU No 7/2012 tentang Konflik sosial dll

Sekuritisasi Fragmentasi pengaturan sektor keamanan dalam undang-undang yang berbeda itu menjadi penting guna meminimalisasi terjadinya Sekuritisasi. Buzan, Weaver dan Williams : Sekuritisasi mendefinisikan ulang pilihan-pilihan solusi yang dapat diterapkan dalam menyelesaikan sebuah permasalahan kepada opsi-opsi yang cepat dan koersif, seringkali berbentuk pengerahan instrumen militer, dan men-delegitimasi solusi-solusi jangka panjang dan negosiasi.

Lalu apa tujuan pembentukan RUU Kamnas? Amanat Presiden 18 Juni 2005: RUU Kamnas ditujukkan pada upaya membangun koordinasi dan sinergi hubungan antar aktor keamanan (TNI-Polisi) agar tidak overlapping dan untuk mengisi kevakuman, dalam mengatasi situasi grey area

Tujuan RUU Kamnas? Dari amanat presiden itu dapat diartikan: 1. RUU Kamnas dibentuk untuk membangun interagencycooperation atau tugas perbantuan antar aktor keamanan. 2. RUU kamnas dibentuk untuk mengatasi situasi contigency maupun situasi darurat. 3. RUU kamnas tidak perlu mengatur tugas pokok aktor keamanan karena telah diatur dalam undang-undang tersendiri.

Tujuan RUU Kamnas? 1. Kalau untuk membangun inter-agency cooperation atau tugas perbantuan bukankah yang dibutuhkan adalah pembentukan undangundang tugas perbantuan bukannya RUU Kamnas? a. UU Polri : Peraturan Pemerintah (PP) tugas perbantuan. b. Tap MPR/UU Pertahanan/UU TNI : Undang-undang tugas Perbantuan c. Prinsip : Tugas perbantuan didasarkan atas asas legalitas, manfaat, fungsional, proporsional, kriteria objektif (eskalasi ancaman), kriteria subjektif (kemampuan polri), last resort (militer alternative terakhir), sementara, dll 2. Kalau untuk mengatasi situasi contigency atau darurat bukankah yang dibutuhkan adalah revisi UU darurat No 23/1959 bukannya RUU Kamnas?

Lalu apa kekhasan tujuan pembentukan RUU Kamnas? 1. Kekhasannya adalah pada pembentukan Dewan Keamanan Nasional (National Security Council) 2. DKN hanyalah advisory council untuk membantu Presiden terutama dalam menghadapi situasi contigency maupun darurat. 3. Meski UU pertahanan no 3/2002 telah memandatkan pembentukan dewan pertahanan negara yang sampai sekarang belum dibentuk 4. Dengan demikian bukankah yang kita butuhkan adalah RUU Dewan Keamanan Nasional dan bukan RUU Keamanan Nasional?

Atau Solusinya: 1. RUU Kamnas fokus pada pengaturan keadaan darurat dengan tujuan merivisi UU darurat semisal revisi UU no 23/1959. 2. Dalam situasi darurat/contigency Dewan Keamanan Nasional sebagai advisory council Presiden memiliki peranan dan perlu diatur dalam RUU kamnas 3. Pengaturan tugas perbantuan yang diatur dalam RUU kamnas difokuskan pada konteks situasi darurat 4. Status darurat terbatas pada status darurat militer (pemerintahan sipil di daerah lumpuh akibat pemberontakan bersenjata), status keadaan perang (ancaman militer negara lain), status darurat bencana (tidak perlu diatur dalam RUU Kamnas tetapi diatur dalam UU penanggulangan bencana yang sudah ada).

Atau solusinya 5. Dengan demikian RUU Kamnas perlu dirombak total terlebih dahulu oleh pemerintah sebelum dibahas oleh parlemen mengingat naskah akademik dan RUU Kamnas yang ada saat ini melebar kemanan-mana dan penekananya lebih kepada membangun sistem keamanan baru yang sebenarnya sudah ada dan sudah diatur dalam berbagai undang-undang sehingga substansinya banyak yang bertentangan dengan undang-undang lain atau menduplikasi pasalpasal dari undang-undang lain serta banyak pasal yang mengancam kehidupan demokrasi dan HAM.

Kritik RUU kamnas Lihat DIM

Terimakasih