BAB 2 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research)

Metoda Analisa Antrian Loket Parkir Mercu Buana

Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI

IDENTIFIKASI MODEL ANTRIAN PADA ANTRIAN BUS KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

BAB II. Landasan Teori

BAB 2 LANDASAN TEORI

TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen operasional adalah the term operation management

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK DAN KARTU KELURGA DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN KUNINGAN

BAB III PEMBAHASAN. Dalam skripsi ini akan dibahas tentang model antrean satu server dengan

ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( )

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan

Sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan program strata satu (S1), selain. sarana untuk menerapkan teori yang diterima di bangku kuliah dengan

Model Antrian 02/28/2014. Ratih Wulandari, ST.,MT 1. Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari

MODUL PRAKTIKUM RISET OPERASIONAL 2

MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Herjanto (2008:2) mengemukakan bahwa manajemen operasi merupakan

Model Antrian. Tito Adi Dewanto S.TP LOGO. tito math s blog

PENERAPAN TEORI ANTRIAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK (STUDI KASUS: KANTOR LAYANAN CERENTI) TUGAS AKHIR

Operations Management

BAB II LANDASAN TEORI. Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu : 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

Teori Antrian. Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method)

PRAKTIKUM STOKASTIK MODUL TEORI ANTRIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Operations Management

MODEL ANTRIAN RISET OPERASIONAL 2

ANALISIS PENERAPAN SISTEM ANTRIAN MODEL M/M/S PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. X(t) disebut ruang keadaan (state space). Satu nilai t dari T disebut indeks atau

Lecture 2 : Teori Antrian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari banyak terlihat kegiatan mengantri seperti, pasien

MAKALAH REKAYASA TRAFIK TEORI ANTRI

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen, Manajemen Operasi dan Antrian

Analisis Sistem Antriam Multi Channel Multi Phase Pada Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Regional I Medan

BAB I PENDAHULUAN. yang sering terjadi. Peristiwa menunggu tersebut sering disebut antrean,

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. PENGERTIAN TEORI ANTRIAN

BAB II LANDASAN TEORI. pembahasan model antrian dengan working vacation pada pola kedatangan

DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA KLINIK DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM

TEORI ANTRIAN. Riset Operasional 2, Anisah SE., MM 1

ANALISIS SISTEM ANTRIAN UNTUK MENENTUKAN JUMLAH GARDU KELUAR YANG OPTIMAL PADA GERBANG TOL TANJUNG MULIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada Bab 1, permasalahan

BAB 2 LANDASAN TEORI. harus menunggu dalam sebuah proses manufaktur untuk diproses ke tahap

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Riska Sismetha, Marisi Aritonang, Mariatul Kiftiah INTISARI

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Operations Management

Pendahuluan. Teori Antrian. Pertemuan I. Nikenasih Binatari. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY. September 6, 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Riset Operasional. Tahun Ajaran 2014/2015 ~ 1 ~ STIE WIDYA PRAJA TANA PASER

TEORI SIMULASI ANTRIAN


BAB I PENDAHULUAN. 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS. 4.4 Analisis Tingkat Kedatangan Nasabah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DAN SIMULASI SISTEM ANTRIAN PADA BANK ABC

BERKELOMPOK ( BATCH ARRIVAL ) SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. ABB Sakti Industri IA Turbocharging Jalan

MODEL ANTRIAN PADA STASIUN PENGISIAN DAN PENGANGKUTAN BULK ELPIJI (SPPBE) PT USAHA GAS ELPINDO PONTIANAK DENGAN NOTASI KENDALL-LEE

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Riset Operasional JAWABAN KISI-KISI UAS PENAWARAN G N O PERMINTAAN = 140

ANALISIS ANTRIAN PEMBAYARAN PADA TOKO OBAT KHARISMA, JAKARTA TIMUR

BAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang

MODEL SISTEM ANTRIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Teller 1. Teller 2. Teller 7. Gambar 3.1 Proses antrian pada sistem antrian teller BRI Cik Ditiro

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sistem antrian adalah suatu himpunan pelanggan, pelayan (server) serta suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK MANDIRI CABANG AMBON Analysis of Queue System on the Bank Mandiri Branch Ambon

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini diuraikan tentang dasar-dasar yang diperlukan dalam pembahasan

Simulasi Model Sistem Jasa. DosenPengampu: Ratih Setyaningrum,MT Hanna Lestari, M.Eng

TEORI ANTRIAN PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

Jurnal Matematika dan Aplikasi. decartesian. ISSN: J o u r n a l h o m e p a g e:

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya persaingan antar perusahaan di. sektor perdagangan dan jasa, maka Manajemen operasi memegang

BAB II KAJIAN TEORI. Peluang suatu kejadian adalah jumlah bobot semua titik sampel dalam A.

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN (QUEUING THEORY) Teknik Riset Operasi Fitri Yulianti Universitas Gunadarma

KAJIAN ANTRIAN TIPE M/M/ DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT

Queuing Models. Deskripsi. Sumber. Deskripsi. Service Systems

BAB II KAJIAN TEORI. dalam pembahasan model antrean dengan disiplin pelayanan Preemptive,

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Transkripsi:

BAB LANDASAN TEORI Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam sebuah sistem pelayanan tertentu. Dalam pelaksanaan pelayanan pelaku utama dalam hal ini adalah pelanggan dan pelayan..1 Teori Antrian Teori Antrian (Queueing Theory) merupakan studi matematika dari antrian atau kejadian garis tunggu (Waiting lines), yakni suatu garis tunggu dari pelanggan yang memerlukan layanan dari sistem pelayanan yang ada. Kejadian antrian sering kali terjadi pada banyak hal dalam kehidupan sehari-hari, seperti loket-loket pembayaran rekening, loket-loket stasiun bus, loket jalan tol, industri-industri dan sebagainya. Dimana langganannya berupa konsumen yang datang sedangkan loket merupakan stasiun pelayanan. Rata rata lamanya untuk menunggu (waiting time) sangat bergantung kepada rata-rata tingkat keepatan pelayanan ( rate of servie ). Kejadian garis tunggu timbul disebabkan oleh kebutuhan akan pelayanan melebihi kemampuan (kapasitas) pelayanan yang ada akibatnya pelanggan yang tiba pada fasilitas pelayanan tidak bisa segera mendapat layanan.. Sistem Antrian yang tiba dapat bersifat tetap atau tidak tetap untuk memperoleh pelayanan. Apabila pelanggan yang tiba dapat langsung masuk kedalam sistem pelayanan maka pelanggan tersebut akan langsung dilayani, sebaliknya jika harus menunggu maka mereka harus membentuk antrian hingga tiba waktu pelayanan. Berdasarkan uraian tersebut maka dalam sistem antrian terdapat komponen utama yakni: 1. Antrian yang memuat langganan atau satuan-satuan yang, memerlukan pelayanan (pembeli, orang sakit, mahasiswa, kapal dan lain-lain). Fasilitas pelayanan yang memuat pelayanan dan saluran pelayanan (Pompa minyak dan pelayanannya, loket bioskop dan petugas jual karis dan lain-lain).

.3 Disiplin Antrian Disiplin antrian adalah konsep membahas mengenai kebijakan dalam mana para langganan dipilih dari antrian untuk dilayani, berdasarkan urutan kedatangan pelanggan. Ada 4 bentuk disiplin pelayanan yang biasa digunakan dalam praktek yaitu : 1. First Come First Served (FCFS) atau First In First out (FIFO) yaitu pelanggan yang datang lebih dulu akan dilayani lebih dulu. Misalanya: sistem antrian pada Bank, SPBU, dan lain lain.. Last Come First Served (LCFS) atau Last In First Out (LIFO) yaitu sistem antrian pelanggan yang datang terakhir akan dilayani lebih dulu. Misalnya:sistem antrian dalam elevator lift untuk lantai yang sama. 3. Servie in Random Order (SIRO) yaitu panggilan didasarkan pada peluang seara aak, biasanya timbul dalam keadaan praktis. 4. Priority Servie (PS) yaitu pelayanan diberikan kepada mereka yang mempunyai prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang mempunyai prioritas lebih rendah. Kejadian seperti ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, misalnya seseorang yang karena kedudukan atau jabatannya lebih tinggi menyebabkan dia dipanggil terlebih dahulu atau diberi prioritas lebih tinggi, atau seseorang yang keadaan penyakitnya lebih berat dibanding dengan orang lain dalam suatu tempat praktek dokter..4 Elemen Dasar Antrian Elemen-elemen dasar model antrian bergantung kepada faktor-faktor berikut : 1. Distribusi Kedatangan Kedatangan langganan ke dalam sistem selalu menurut proses Poisson, yaitu banyaknya langganan yang datang sampai pada waktu tertentu mempunyai distribusi Poisson. Hal ini benar apabila kedatangan langganan seara random pada keepatan kedatangan ratarata tertentu.

. Barisan Antri Suatu antrian selalu ditandai dari besarnya jumlah langganan yang ada di dalam sistem untuk mendapatkan pelayanan. Antrian disebut terbatas apabila jumlah langganan yang dibolehkan masuk ke dalam sistem dibatasi sampai jumlah tertentu, bila pembatasan yang demikian tidak diadakan, maka antrian dikatakan tidak terbatas. 3. Disiplin Pelayanan Disiplin pelayanan adalah suatu urutan yang dikenakan di dalam memilih langganan dari barisan antri untuk segera dilayani. Aturan yang biasa digunakan adalah First In First Out (FIFO), yakni siapa yang lebih dahulu datang maka ia akan dilayani lebih dahulu. Aturan-aturan lain seperti, Last In First Out (LIFO), yakni belakangan datang akan lebih dahulu dilayani, Random, Prioritas dan lain-lain. Disiplin pelayanan berdasarkan prioritas, pada umumnya ditemui pada pelayanan di rumah sakit, bahwa orang yang menderita penyakit lebih parah akan dilayani lebih dahulu walaupun belakangan datang. 4. Mekanisme Pelayanan Mekanisme pelayanan adalah jumlah susunan stasiun, yang terdiri dari satu atau lebih stasiun pelayanan disusun seri atau pararel, gabungan atau sirkuler. Suatu model dikatakan pelayanan tunggal apabila sistem hanya mempunyai satu stasiun pelayanan dan model dikatakan model pelayanan ganda bila stasiun pelayanan lebih dari satu. 5. Waktu Pelayanan Waktu yang diperlukan untuk pelayanan, sejak pelayanan dimulai hingga selesai disebut waktu pelayanan. Waktu pelayanan ini juga mempunyai suatu distribusi probabilitas, yakni ditentukan berdasarkan sample dari keadaan sebenarnya. 6. Sumber Masukan Sumber adalah kumpulan orang atau barang darimana satuan-satuan datang atau dipanggil untuk dilayani. Ukuran populasi dikatakan tidak terbatas apabila jumlah langganan ukup besar dan dikatakan terbatas apabila jumlah langganan keil.

.4 Model Model Antrian Berdasarkan sifat pelayanannya dapat diklasifikasikan fasilitas-fasilitas pelayanan dalam susunan saluran dan phase yang akan membentuk suatu struktur antrian yang berbeda-beda. Istilah saluran menunjukkan jumlah jalur untuk memasuki sistem pelayanan. Sedangkan istilah phase berarti jumlah stasiun-stasiun pelayanan, dimana para langganan harus melaluinya sebelum pelayanan dinyatakan lengkap. Ada empat model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian: 1. Single Chanel - Single Phase Single Chanel berarti bahwa hanya ada satu jalur untuk memasuki sistem pelayanan atau ada satu pelayanan. Single phase menunjukkan bahwa hanya ada satu stasiun pelayanan sehingga yang telah menerima pelayanan dapat langsung keluar dari sistem antrian. Contohnya adalah pada pembelian tiket bus yang dilayani oleh satu loket, seorang pelayan toko dan lain-lain. Sumber Sistem Antrian Datang Antrian dilayani Pelayan pergi Gambar 1. Single Chanel Single Phase. Single Chanel - Multi Phase Multi phase berarti ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakn seara berurutan dalam phase-phase. Misalnya pada proses penuian mobil, lini produksi massa dan lain-lain.

Sumber Sistem antrian Datang Antrian Pelayan 1 Pelayan pergi Gambar. Single Chanel Multi Phase 3. Multi Chanel - Single Phase Sistem multi hanel- single phase terjadi jika ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh suatu antrian tunggal. Sebagai ontoh adalah pada pembelian tiket yang dilayani oleh lebih dari satu loket, pelayanan nasabah di Bank, dan lain-lain. Sumber Sistem Antrian Pelayan 1 Datang Antrian Pelayan Pelayan 3 pergi Gambar 3. Multi Chanel Single Phase

4. Multi Chanel - Multi Phase Sistem ini terjadi jika ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dengan pelayanan pada lebih dari satu phase.sebagai ontoh adalah pada pelayanan kepada pasien di rumah sakit dari pendaftaran, diagnosa, tindakan medis sampai pembayaran. Setiap sistemsistem ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahap, sehingga lebih dari satu individu dapat dilayani pada suatu waktu. Sumber Sistem Antrian Pelayan 1 Pelayan Datang Antrian 1 pergi Antrian Pelayan 1 Pelayan Gambar 4. Multi Chanel Multi Phase.6 Terminologi dan Notasi Terminologi dan notasi yang biasa digunakan dalam sistem antrian adalah sebagai berikut : 1. Keadaan sistem ialah jumlah atau banyaknya aktivitas pelayanan yang melayani satuan langganan yang berada dalam sistem. Panjang antrian adalah banyaknya satuan yang berada dalam sistem dikurangi dengan jumlah satuan yang sedang dilayani. Notasi yang digunakan sebagai berikut : n = Jumlah satuan nasabah dalam sistem antrian pada waktu t. = Jumlah satuan pelayanan. P = Peluang bahwa ada n satuan nasabah yang masuk dalam antrian dalam waktu t.

λ = Keepatan pertibaan rata-rata. λ t = Peluang bahwa ada satu satuan nasabah yang masuk dalam antrian selama waktu t. µ = Keepatan pelayanan rata-rata. µ t = Peluang bahwa ada satu satuan nasabah yang selesai dilayani selama waktu t. = Intensitas lalu lintas. µ = Faktor utilitas untuk fasilitas pelayanan. L L q W W q = Ekspektasi panjang garis. = Ekspektasi panjang antrian. = Ekspektasi waktu menunggu dalam sistem. = Ekspektasi waktu menunggu dalam antrian Untuk kemudahan dalam memahami karakteristik suatu sistem antrian digunakan notasi Kendall Lee yaitu format umum, (a / b / ) : (d / e /f ). Notasi ini dikenalkan pertama kali oleh DG Kendall dalam bentuk (a / b / ) dan selanjutnya AM.Lee menambahkan symbol d, e dan f pada notasi kendall. Notasi tersebut mempunyai arti sebagai berikut : a b : Bentuk distribusi pertibaan, yaitu jumlah pertibaan pertambahan waktu : Bentuk distribusi pelayanan, yaitu selang waktu antara satuan-satuan yang dilayani. : Jumlah saluran pararel dalam sistem d : Disiplin pelayanan e : Jumlah maksimum yang diperkenankan berada dalam sistem f : Besarnya populasi masukan Simbol a dan b untuk kedatangan dan kepergian digunakan kode-kode berikut sebagai pengganti : M : Distribusi pertibaan Poisson atau distribusi pelayanan eksponensial D : Waktu pelayanan tetap G : Distribusi umum keberangkatan atau waktu pelayanan Untuk huruf d digunakan kode-kode pengganti : FIFO atau FCFS LIFO atau LCFS SIRO

Untuk huruf, dipergunakan bilangan bulat positif yang menyatakan jumlah pelayanan pararel. Untuk huruf e dan f digunakan kode N atau menyatakan jumlah terbatas atau tak berhingga satu-satuan dalam sistem antrian dan populasi masukan. Misalnya kalau ditulis model (M/M/1) : (FIFO/~/~), ini berarti bahwa model menyatakan pertibaan didistribusikan seara Poisson, waktu pelayanan didistribusikan seara eksponensial, pelayanan adalah first in first out, tidak berhingga jumlah langganan yang boleh masuk dalam sistem antrian dan ukuran (besarnya) populasi masukan adalah tak berhingga..6 Pola Kedatangan dan Lama Pelayanan a. Pola Kedatangan Fungsi peluang Poisson digunakan untuk menggambarkan tingkat kedatangan dengan asumsi bahwa jumlah kedatangan adalah aak. Dimana persamaannya fungsi Peluang Poisson adalah sebagai berikut : P(x-kedatangan) λ x. e = x! λ dengan : P (x) = Peluang bahwa ada x pelanggan dalam sistem λ = Harga rata-rata keepatan kedatangan e = Bilangan navier ( e =,7188 ) x = Bilangan aah ( 0,1,,3, ) Uji Kesesuaian Poisson Uji kesesuaian poisson dilakukan dengan uji x. Untuk menghitung nilai x dari data pengamatan pada H 1,H sampai H 10 dahulu ditentukan nilai data yang diharapkan yang ditentukan dengan rumus: terlebih x x i = x x Kriteria keputusan dilakukan dengan terima pola kedatangan berdistribusi poisson apabila x hitung x tabel dalam hal lain keputusan ditolak.

b. Lama Pelayanan Lama Pelayanan yang dihitung sejak kedatangan pelanggan dalam sistem antrian sampai selesai pelayanan mengikuti : a. Distribusi Eksponensial yang persamaannya sebagai berikut : f (t) = µ e - µ t dengan : µ = Rata-rata lama pelayanan e = Bilangan navier ( e =,7188 ) t = waktu lamanya pelayanan tiap unit. Uji Kesesuaian Eksponensial Untuk menghitung nilai x dari data pengamatan pada H 1, H, sampai H 10 terlebih dahulu ditentukan nilai waktu pelayanan yang diharapkan dengan menggunakan rumus distribusi Eksponensial. Untuk menentukan nilai x maka digunakan rumus: ( µ x = i µ i µ i harapan harapan ) Kriteria keputusan dilakukan dengan terima rata-rata pelayanan berdistribusi eksponensial apabila x hitung x tabel dalam hal lain keputusan ditolak

.7 Analisis Formula yang digunakan Dalam melakukan perhitungan penulis mengambil auan dengan formula yang digunakan dalam pemeahan persoalan yang ditemukan di loket Bank, yaitu: = λ µ 1. Menentukan peluang masa sibuk f(b) : Dalam sistem pelayanan tunggal peluang masa sibuk dinyatakan sebagai perbandingan keepatan pertibaaan rata-rata dengan keepatan pelayanan rata-rata. f (b) = λ Seara umum P o merupakan peluang waktu menganggur berlaku untuk semua sistem pelayanan baik dalam sistem pelayanan tunggal maupun sistem pelayanan ganda. Bila seorang langganan berada dalam sistem, maka satu pelayan akan sibuk dan (-1) pelayan akan menganggur. Apabila dua langganan berada dalam sistem pelayanan maka dua pelayan akan sibuk dan (-) pelayan akan menganggur demikian seterusnya hingga n sehingga semua pelanggan akan sibuk. Dinyatakan dengan formula : f (b) = P [ n ] f (b) = f (b) = f (b) = µ! P o ( µ λ) µ! ( µ µ ) P! 1 o

dengan: P o = 1 1 j + j = 0 j!!(1 ) Maka untuk pembahasan dalam tulisan ini dengan dua loket pelayanan ( = ) diperoleh: P o = 1 1 + j! j= 0!(1 ). Ekspektasi panjang antrian ( L q ): Untuk sistem saluran tunggal ekspektasi panjang antrian dinyatakan dengan : λ λ λ L q = µ µ λ = µ ( µ λ) Maka untuk sistem pelayanan ganda ekspektasi panjang antrian dinyatakan dengan: L q = f (b) 3. Ekspektasi panjang garis (L) : Untuk sistem saluran tunggal ekspektasi panjang garis dinyatakan dengan: L = λ µ λ + ( µ λ) µ Karena dalam mekanisme pelayanan ganda, pelayanan dilakukan oleh lebih dari satu saluran dengan tiap saluran pelayanan mempunyai keepatan pelayanan yang sama sebesar µ maka keepatan pelayanan dalam sistem adalah µ dikalikan dengan banyaknya saluran pelayanan sehingga menjadi sebesar µ.

Jadi untuk sistem saluran ganda, ekspektasi panjang garis dinyatakan dengan: L = f (b) atau L = L q + + 4. Ekspektasi waktu menunggu dalam sistem ( W ) : W = λ L 5. Ekspektasi waktu menunggu dalam antrian ( W q ) : Karena waktu menunggu rata-rata dalam antrian ditambah dengan waktu pelayanan merupakan waktu menunggu rata-rata dalam sistem, maka : W q = W - µ.8 Uji Keaakan Dalam hal ini data-data yang diambil oleh pengamat akan diuji keaakannya dengan uji runtun. Runtun barisan huruf-huruf atau tanda-tanda yang identik yang didahului atau diikuti oleh sebuah huruf atau tanda yang berbeda. Panjang runtun ditentukan oleh banyak huruf atau tanda yang ada dalam setiap runtun. Dengan adanya runtun maka dapat diuji hipotesis tentang: a. Data pengamatan atau sampel yang diambil dari sebuah populasi adalah aak. b. Dua sampel aak berasal dari sampel yang sama.

Pengujian dapat dilihat dari tabel batas kritis untuk runtun u dengan taraf nyata 0,05. Dari susunan runtun sampel yang diambil maka penentuan selanjutnya adalah: a. Tentukan nilai median dari data. b. Berikan tanda positif pada data yang nilainya diatas median dari sampel pertama dan sampel kedua kemudian anggap sebagai n. Berikan tanda negatif pada data yang nilainya dibawah median dari sampel pertama dan sampel kedua kemudian anggap sebagai n 1.. Pendekatan sebaran normal baku diawali dengan hipotesis sebagai berikut : H 0 H 1 : Data sample seara aak dari sebuah populasi : Data sample diambil tidak seara aak Statistik uji yang digunakan adalah : Z = Dengan : r = banyak runtun n 1 n r n ( 1n 1+ ) n1 + n n1 n( n1 n n1 n ) ( n 1+ n ) ( n1 + n 1) = jumlah data diatas median = jumlah data dibawah median Kriteria keputusan yang digunakan adalah : Terima Ho jika -Z < Z hit < Z 1 α ) 1 (1 α ) Dalam hal lainnya Ho ditolak. Untuk taraf nyata sebesar α nilai Z ) dapat diperoleh dari tabel distribusi normal baku. 1 (1 α (1