PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN ENERGI TERBARUKAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

FP-39: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN LISTRIK DINAMIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA

Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Negeri Jakarta Jl. Pemuda No.10, Rawamangun, Jakarta Timur *

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA FISIKA SMA MATERI HUKUM NEWTON DAN APLIKASINYA

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA FISIKA MATERI GERAK MELINGKAR UNTUK SMA

PF-38: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI HUKUM ARCHIMEDES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Gall, dkk.

Pengembangan Media Pembelajaran Termoelektrik Generator sebagai Sumber Energi

BAB III METODE PENELITIAN

PERSEPSI SISWA TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN OLEH GURU FISIKA DI KELAS IX SMP N 16 KOTA JAMBI. Oleh:

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN BUKU FISIKA MULTI REPRESENTASI PADA MATERI GELOMBANG DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MASALAH

III. METODE PENELITIAN. SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2011/2012. SMA Al-

VALIDITAS DAN REABILITAS SOAL TES UJI KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dalamnya merupakan kegiatan perancangan desain intruksional.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian

KAJI EKSPERIMENT PERFORMA TURBIN PELTON TYPE FM 32

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-satu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN PROSES SAINS MATERI FLUIDA STATIS KELAS X SMA/MA

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian dan

Pengembangan Media Pembelajaran Alat Peraga pada Materi Hukum Biot Savart di SMA Negeri 1 Prambanan Klaten

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimen yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangakan sebuah media pembelajaran interaktif, maka metodologi

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk menyediakan informasi yang saling berkaitan dengan. kemauan, perilaku dan nilai ( Nursalam, 2013).

BAB III METODE PENELITIAN. Tibawa Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Waktu penelitian, sejak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan pengembangan (Research and Development) merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode penelitian dan pengembangan (research and development). Borg and

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Panduan Manual. Alat Peraga PLTMH Dengan Turbin Pelton. 1. Bagian Bagian Alat. Gambar 1.1 Bagian Alat. Keterangan gambar:

BAB III METODE PENETILIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA semester

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai pijakan dalam peningkatan kualitas

BAB III METODE PENELITIAN

PENGUJIAN PROTOTYPE ALAT KONVERSI ENERGI MEKANIK DARI LAJU KENDARAAN SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK DENGAN VARIASI PEMBEBANAN INTISARI

Profesionalisme Guru/ Dosen Sains PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. tempat penelitian dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kampar

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PROTOTIPE TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Kurikulum. Strata Satu (S1) Teknik Mesin

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April dan Mei Semester genap Tahun

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan, yaitu research and development atau

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI MODEL ATOM HIDROGEN MATA KULIAH FISIKA ATOM DAN INTI

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi masyarakat. Salah satu manfaatnya adalah untuk. penerangan. Keadaan kelistrikan di Indonesia sekarang ini sangat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan pengembangan merupakan konsep yang telah ada di bidang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. energi tanpa mengeluarkan biaya yang relatif banyak dibanding dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang diteliti oleh peneliti harus sudah jelas 1. variable terikat (motivasi belajar) melalui pengujian hipotesis.

PENGEMBANGAN SET PRAKTIKUM PEMBIASAN CAHAYA UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KINERJA RODA AIR ALIRAN BAWAH SUDU LENGKUNG 180 o UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan metode quasi

Keterangan : X = Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan PMR O = Tes KIM dan KBKM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 2014

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian

Pengembangan Alat Praktikum Sederhana Konsep Listrik Magnet untuk Siswa SMP Daerah Terpencil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. atau angket serta dari data yang dimiliki oleh pihak perusahaan. 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1

PENGEMBANGAN MEDIA KARTUN IPA POKOK BAHASAN GAYA MAGNET KELAS V DI SD NEGERI 1 SEKARSULI

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2013 di SMA N 1

PF-42: PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA MATERI LISTRIK DINAMIS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MEMFASILITASI PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN FLYWHEEL MAGNET SEPEDA MOTOR DENGAN 8 RUMAH BELITAN SEBAGAI GENERATOR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan media animasi kimia yang berbasis

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Vol.09/No.01/Januari 2017 ISSN:

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN ALAT PERAGA PADA SISTEM STARTER MOBIL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK CIPTA KARYA PREMBUN

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

PENGEMBANGAN ALAT PENILAIAN BERBASIS KETERAMPILAN GENERIK SAINS PADA PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. AMANU, yang berstatus terakreditasi A terletak di Jl. Kol. Sugiono No

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN ENERGI TERBARUKAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Miroah 1*, Esmar Budi, Vina Serevina Universitas Negeri Jakarta, Jl. Pemuda No.10 Jakarta Timur, 13220 Email: miroahahmad@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran pada materi Energi Terbarukan khususnya energi air. Media pembelajaran yang dihasilkan memberikan kemudahan kepada siswa untuk mengubah ketinggian jatuhnya air dan debit air sehingga memudahkan siswa mengambil data untuk membandingkan energi listrik yang dihasilkan serta efisiensinya pada ketinggian dan debit air yang berdeda-beda. Pada saat uji coba produk diperoleh kesimpulan bahwa semakin tinggi jatuhnya air dan semakin besar debit air, energi listrik yang dihasilkan semakin besar adapun efisiensinya memiliki kecenderungan semakin kecil. Media pembelajaran ini dilengkapi charge untuk menyimpan energi listrik, lampu, kipas dan bel sebagai indikator outputnya. Metode yang digunakan adalah metode Research and Development (R&D) dengan menggunakan desain model Borg & Gall. Pengambilan data validasi media pembelajaran menggunakan instrument berupa angket kepada lima guru, dua ahli media dan dua ahli materi. Nilai rata-rata guru, ahli media dan ahli materi masingmasing berada di atas 80% sehingga media pembelajaran ini dapat dikatagorikan sangat baik. Data berpikir kritis diperoleh menggunakan lembar test dan non test yang sebelumnya di uji validitas dengan product moment dan uji reliabilitas dengan Alpha Cronbach, dari hasil analisis menunjukkan bahwa soal test dan non test valid dan reliabel. Hasil test dan non test menunjukkan bahwa pengembangan media pembelajaran energi terbarukan secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Kata kunci: Media pembelajaran, Energi Terbarukan, Kemampuan Berpikir Kritis. 1. Pendahuluan Energi terbarukan merupakan salah satu materi dalam fisika yang sangat penting untuk dipelajari saat ini termasuk energi air, sehingga pada kurikulum 2013 materi tersebut dimasukkan dalam kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa (Kompetensi Dasar, Kurikulum 2013). Pada era modern ini, tenaga air atau yang sering dikenal dengan energi hidro merupakan salah satu bentuk energi yang telah berkontribusi banyak dalam pemenuhan kebutuhan energi umat manusia, bahkan pada awal abad ke-21, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) memberikan kontribusi sekitar 19% dari total energi listrik yang dibangkitkan diseluruh dunia (Nugraha dan Sunardi, 2010:2). Sebagai sumber energi yang bersih dari polusi, tenaga air merupakan sebuah alternatif yang menarik guna dijadikan sebagai sumber tenaga untuk membangkitkan energi listrik. Aliran air yang terus menerus adanya secara alami, menjadikan tenaga air sebagai salah satu sumber energi terbarukan. Di tengah naiknya harga minyak bumi yang disebabkan oleh menipisnya cadangan minyak di perut bumi, menjadikan tenaga air sebagai alternatif yang semakin menarik. Dalam proses pembelajaran diperlukan media pembelajaran yang berfungsi sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru (Arsyad, 2011:15), media pembelajaran memiliki peran dan fungsi strategis yang secara langsung maupun tak langsung dapat mempengaruhi motivasi, minat dan atensi peserta didik serta membuat pembelajaran lebih menarik, pesan dan informasi menjadi lebih jelas serta mampu menghadirkan obyek yang sulit dijangkau oleh peserta didik (Asyhar, 2012:27), yang lebih penting lagi untuk dipikirkan adalah media pembelajaran yang membuat peserta didik dapat berpikir lebih kritis guna meningkatkan hasil pembelajaran yang akan dicapai. Dalam analisis kebutuhan yang dilakukan peneliti, masih ditemukan beberapa kendala pada saat praktikum materi energi terbarukan khususnya energi air di laboratorium. Observasi awal dilakukan dengan mengamati kelengkapan alat di laboratorium dan wawancara dengan siswa dan beberpa guru fisika di beberapa SMA Negeri dan Swasta di Jakarta. Masalah yang ditemukan peneliti antara lain: 1. Media pembelajaran energi terbarukan belum dapat berfungsi dengan baik sesuai yang SNF2015-II-11

diharapkan guru yaitu untuk lebih meningkatkan kemampuan berfikir kritis peserta didik. 2. Media pembelajaran yang tersedia di beberapa SMA tidak dilengkapi alat ukur debit air, sehingga peserta didik kesulitan saat mengukur debit air. 3. Tidak tersedia alat yang digunakan untuk mengubah besar kecilnya kecepataan air yang mengalir sehingga peserta didik tidak bisa membandingkan besar kecilnya energi listrik yang dihasilkan saat energi kinetiknya airnya berubah. sehingga perlu ada pengembangan model baru. Pengumpulan data bisa dilakukan melalui survei, mengkaji literatur dan hasil-hasil penelitian terdahulu. 2. Perencanaan Pada tahap perencanaan ini, peneliti mulai menetapkan rancangan perangkat pembelajaran, rancangan model, untuk memecahkan masalah yang telah ditemukan pada tahap pertama. Hal-hal yang direncanakan antara lain menetapkan rancangan model, menetapkan model, merumuskan tujuan pebelajaran, mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap penelitian dan menguji kelayakan rancangan model dalam cakupan wilayah terbatas. Uji kelayakan rancangan model bisa dilakukan dengan meminta pertimbangan ahli melalui diskusi. Ampere meter Volt Meter Baterai charger Bunyi Kipas Lampu Saklar Lampu power Saklar variable speed 40 cm Flow meter Variable Speed Gambar 1 Media pembelajaran energi terbarukan sebelum pengembangan 4. Ketinggian jatuhnya air tidak berfariasi sehingga peserta didik tidak bisa menentukan besar kecilnya energi listrik yang dihasilkan saat energi potensial air berubah. Berdasarkan hasil observasi awal tersebut, maka dipandang perlu suatu upaya untuk mengembangkan media pembelajaran energi terbarukan yang mampu meningkatkan efektifitas kegiatan eksperimen yang nantinya akan meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik dan mencari inovasi-inovasi baru untuk memaksimalkan kemampuan peserta didik. Dengan menggunakan media secara tepat dan bervariasi akan menimbulkan semangat belajar peserta didik dan mendorong peserta didik untuk meningkatkan kemampuan berpikirnya sehingga diharapkan hasil belajar akan meningkat. 2. Metode Penelitian Penelitian Pengembangan ini menggunakan model Borg and Gall (2007:589), terdapat 10 tahapan dalam penelitian pengembangan ini menurut Mulyatiningsih (2012:163) Berikut langkah-langkah penelitian pengembangan energi terbarukan: 1. Penelitian dan pengumpulan informasi awal Tahap ini digunakan peneliti untuk menganalisis kebutuhan, mencari literatur, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang menimbulkan permasalahan 90 cm 70 cm Generator Turbin Air Curahan Air Pompa+ Motor Gambar.2 Rancangan Model Pembelajaran EnergiTerbarukan Ceck Valve 3. Pengembangan produk awal Tahap ini mulai disusun bentuk awal model dan perangkat yang diperlukan. Produk awal model, buku panduan penerapan model, instrument alat pengumpul data seperti lembar observasi, pedoman wawancara yang diperlukan untuk mengumpulkan semua informasi selama penerapan model. 4. Uji coba awal. Setalah model dan perangkatnya siap untuk digunakan, kegiatan selanjutnya adalah melakukan uji coba kelompok kecil rancangan model. Uji coba ini melibatkan 6 peserta didik terlebih dahulu. Hal ini penting dilakukan untuk mengantisipasi kesalahan yang dapat terjadi selama penerapan model yang sesungguhnya berlangsung. Selain itu SNF2015-II-12

uji coba kelompok kecil juga bermanfaat untuk menganalisis kendala yang mungkin dihadapi dan berusaha untuk mengurangi kendala tersebut pada saat penerapan model berikutnya. Perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data pada tahap ini berupa kuesioner. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan dievaluasi untuk memperbaiki penerapan model pada tahap berikutnya. 5. Perbaikan Produk. Perbaikan produk utama dilakukan bardasarkan hasil uji coba produk tahap pertama. Dengan menganalisis kekurangan yang ditemui selama uji coba produk sekala kecil, dan mempertimbangkan hasil evaluasi teman sejawat, hasil evaluasi ahli media dan ahli materi. Instrumen yang digunakan pada tahap validasi ini berupa kuesioner yang diberikan kepada ahli media, ahli materi dan guru. Skala penilaian yang digunakan pada kuesioner menggunakan skala Likert (Sugiyono:135) yang terdiri dari lima katagori yaitu: Sangat Baik (skor 5) Baik (skor 4) Sedang (skor 3) Tidak Baik (skor 2) Sangat Tidak Baik (skor 1) Rentang penilaian keefektifan dari media pembelajaran energi terbarukan untuk dijadikan sebagai media pembelajaran Fisika yaitu: 0-20% : Sangat Tidak Baik 21% - 40% : Tidak Baik 41% - 60% : Sedang 61% - 80% : Baik 81% - 100% : Sangat Baik Penilaian akhir dihitung berdasarkan skor perolehan tiap item : % interpretasi skor = x 100%...(3.1) Berikutnya peneliti melaksanakan perbaikan terhadap media pembelajaran yang dikembangkan sehingga media tersebut menjadi layak untuk digunakan. 6. Uji coba lapangan Produk yang telah direvisi, berdasarkan hasil uji coba kelompok kecil (6 peserta didik), kemudian diujicobakan lagi kepada kelompok besar (18 peserta didik), tanpa mengikutsertakan kembali kelompok kecil. 7. Perbaikan Produk. Revisi produk selalu dilakukan setelah produk tersebut di terapkan atau diujicobakan pada kelompok besar, serta mempertimbangkan masukan dari ahli media dan ahli materi. Hal ini dilakukan terutama apabila ada kendala-kendala baru yang belum terpikirkan pada saat perencanaan. Hal-hal yang mendesak untuk diperbaiki misalnya apabila ditemukan hasil yang kurang optimal pada saat penerapan model sebagai media pembelajaran di kelas. 8. Uji Coba Lapangan Setelah melalui pengujian dua kali dan revisi juga sebanyak dua kali, implementasi model dapat dilakukan dalam wilayah yang luas melibatkan 36 peserta didik.yang berbeda dari kelompok sebelumnya. Pada tahap ini pengumpulan data dilaksanakan dengan kuesioner. 9. Perbaikan Tahap Akhir Sebelum model dipublikasikan ke sasaran pengguna yang lebih luas maka perlu dilakukan revisi terakhir untuk memperbaiki hal-hal yang masih kurang baik hasilnya pada saat implementasi model. Diharapkan dengan revisi terakhir ini, model sudah benar-benar terbebas dari kekurangan dan layak digunakan pada kondisi yang sesuai dengan persyaratan penggunaan model. 10. Pelaporan Hasil Pengembangan. Tahap terakhir dari penelitian dan pengembangan adalah melaporkan hasil pengembangan dalam SNF 2015. Pengujian Keefektifan MediaPembelajaran Pengujian keefektifan media pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis, indikatornya diambil dari teori John Langrehr yang dilakukan dengan tes dan non tes saat pembelajaran berlangsung. Adapun instrument penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut: Tabel.1. Kemampuan Berpikir Kritis No Indikator 1 Mempertimbangkan Konskuensi 2 Membedakan fakta dan opini 3 Membedakan kesimpulan yang pasti dari yang belum pasti 4 Mengidentifikasikan makna dan maksud pokok 5 Mempertimbangkan sudut pandang alternatif 6 Penyebab dan bukti 7 Membedakan fakta yang relevan dan tak relevan 8 Mengambil Keputusan 9 Menguji reliabilitas suatu pernyataan yang dibuat 10 Mengajukan pertanyaan pribadi Test dan observasi untuk memperoleh gambaran peningkatan kemempuan berpikir kritis peserta didik dilakukan dua kali yaitu setelah mengukuti proses pembelajaran dengan media pembelajaran lama/sebelum dikembangkan dan setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang sudah dikembangkan. Hasil keduanya dibandingkan untuk SNF2015-II-13

melihat apakah ada peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran energi terbarukan yang telah dikembangkan. Secara sederhana prosedur pengembangan model dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Pengumpulan informasi awal 1. Analisis kebutuhan 2. Desain Merumuskan : model, tujuan, dan kegiatan 3. Pembuatan Prototype 4. Uji coba model ke-1 5. Revisi model ke-1 6. Uji coba model ke-2 8. Penerapan model 7. Revisi model ke-2 9. Revisi Terakhir 10. Deseminasi dan publikasi Gambar.3. Prosedur Pengembangan Model 3. Hasil dan Pembahasan Pengembangan dalam penelitian ini adalah pengembangan media pembelajaran energi terbarukan, dengan beberapa pengembangan dari media lain, seperti pada tabel berikut: Tampilan model pembelajaran hasil pengembangan seperti pada gambar di berikut. Tabel.2 Desain Media Pembeajaran Nama Alat Fungsi Ketersediaan model lain Variable speed Mengubah kecepatan air tidak Baterai tidak Penyimpan energi charge Cek valve Penahan air tidak Flow meter/inverter Mengukur debit air tidak Volt meter Mengukur digital tegangan manual Ampere meter manual Mengukur arus digital Gambar 4 Media Pengembangan Energi Terbarukan SNF2015-II-14

Hasil rata-rata validasi oleh lima guru, dua dosen ahli media dan dua dosen ahli materi semuanya menunjukkan bahwa media pembelajaran hasil pengembangan sangat baik. Aspek media memiliki rata-rata nilai 90,00. Aspek materi memiliki rata-rata nilai 92,35. Hasil validasi oleh guru memiliki rata-rata nilai 93,26. seperti ditunjukkan pada gambar di bawah: 94 92 90 88 Guru Ahli Media Ahli Materi Gambar. 5 Grafik Hasil Validasi Media Meda penbelajaran ini digunakan untuk menunjukkan adanya perubahan energi air menjadi energi listrik. Hasil Pengambilan data saat uji coba media pembelajaran menunjukkan bahwa efisiensi akan semakin besar jika air jatuh dari ketinggian yang semakin kecil, sementara pemasangan pipa paralon di atas sudu-sudu memperkecil efisiensi, data hasil uji coba alat adalah berikut ini: Gambar. 7 Grafik kemampuan berpikir kritis 4. Kesimpulan Pengembangan media pembelajaran energi terbarukan dapat digunakan sebagai media pembelajaran fisika disekolah. Pengembangan media pembelajaran energi terbarukan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Ucapan Terimakasih Terimakasih saya ucapkan kepada Kaprodi, Dosen Pembimbing, dan semua pihak yang telah membantu terselesainya tulisan ini. Daftar Pustaka Asyhar, R. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta; Referensi Jakarta. Fisher, A. 2009. Berpikir Kritis, Sebuah Pengantar, terjemahan. Jakarta: Erlangga. Gambar. 6 Grafik Ketinggian Jatuhnya Air Vs Efisiensi Test untuk memperoleh gambaran peningkatan kemempuan berpikir kritis peserta didik dilakukan dua kali yaitu setelah mengukuti proses pembelajaran dengan media pembelajaran lama/sebelum dikembangkan dan setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang sudah dikembangkan. Hasil analisis menunjukkan ada peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa setelah melakukan pembelajaran dengan media pengembangan. Terdapat 8 indikator dari 10 indikator kemampuan berpikir kritis yang dapat ditingkatkan. Gall Meredith D, Gall Joyce P. 2007. Educational Research, An Introduction. New York: Pearson Education. Hartati, B. 2010. Pengembangan Alat Peraga Gaya Gesek untuk Meningkatkan Ketrampilan Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 6. Langrehr, J. 2006. Thinking Skills. Mengajarkan Ketrampilan Berpikir pada Anak. terjemahan, Jakarta: Gramedia. Mulyatiningsih, E. 2011. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Nugraha, T dan Sunardi. D. 2010 Energi Air. Jakarta: Indocerdas. SNF2015-II-15

Paul, R and Elder, L. 2001. Critical Thinking, Concep and Tools, International Conference on Critical Thinking. California:Near University of California. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. SNF2015-II-16