PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PELAKSANAAN BINA KOMUNIKASI, PERSEPSI BUNYI DAN IRAMA ( BKPBI) DI SLB B DENA UPAKARA WONOSOBO

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS

DESAIN PENGEMBANGAN MODEL BAHAN AJAR PENDIDIKAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. fisik yang berbeda-beda, sifat yang berbeda-beda dan tingkah laku yang

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN LUAR BIASA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Intan Mara Mutiara, 2013

Oleh: Hermanto SP, M.Pd.

PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PERSEPSI BUNYI SISWA TUNARUNGU KELAS TAMAN KANAK-KANAK DI SLB TUNAS BHAKTI PLERET SKRIPSI

MEDIA PEMBELAJARAN BPBI. Oleh, ENDANG RUSYANI

BAB I PENDAHULUAN. Bicara sebagai suatu symbol linguistic merupakan ekspresi verbal dari

BAHAN AJAR PROGRAM KHUSUS SLB TUNARUNGU

SKRIPSI. Oleh Emy Susiani NIM

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan

Peningkatan Keterampilan Berbahasa Siswa Tunarungu Kelas Dasar 1 SLB-B YPPLB Ngawi Melalui Program Khusus Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Dalam hal ini membaca merupakan

PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN ARTIKULASI DAN OPTIMALISASI FUNGSI PENDENGARAN. Oleh : Dra. Tati Hernawati, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. sensitif dan akan menentukan perkembangan otak untuk kehidupan dimasa

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh pembicara melalui alat-alat artikulasi dan diterima melalui alat

BAB I PENDAHULUAN. Banyak keterampilan yang harus dikuasai oleh manusia baik sebagai makhluk

MEMBANGUN KESADARAN BUNYI ANAK TUNARUNGU MELALUI PEMBELAJARAN BINA PERSEPSI BUNYI DAN IRAMA DI SEKOLAH

Hermanto 1. Keywords: Sound Awareness, BPBI Instructional, and Deaf Children

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KHUSUS DAN LAYANAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. tunarungu kelas satu SDLB sebanyak enam orang belum mempunyai

Pengembangan Komunikasi Verbal pada Anak Tunarungu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk Pendidikan anak

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. belajarnya. Segala bentuk kebiasaan yang terjadi pada proses belajar harus. terhadap kemajuan dalam bidang pendidikan mendatang.

BAB II KAJIAN TEORITIS. Istilah tunarungu berasal dari dua kata yaitu tuna dan rungu. Tuna berarti

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat

MEDIA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN ARTIKULASI DAN OPTIMALISASI FUNGSI PENDENGARAN. Oleh: Dra. Tati Hernawati, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tim Pengembang Model Bahan Ajar SDLB Tunarungu. : Dra. Diah Harianti, M.Psi. : Drs. NS Vijaya, KN, MA.

BAB I PENDAHULUAN. paling pesat, baik fisik maupun mental (Suyanto, 2005:5). Maka tepatlah bila

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Mulyana (2010:108), salah satu prinsip komunikasi adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ratih Dwi Lestari,2013

SISTEM KOMUNIKASI TUNARUNGU

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

BAB I PENDAHULUAN. yang telah merubah peradaban manusia, menjadikan manusia menjadi. berguna bagi diri sendiri maupun orang lain. Ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjang dalam kehidupan manusia. Peranan suatu bahasa juga sangat

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BINA KOMUNIKASI PERSEPSI BUNYI DAN IRAMA (BKPBI) PADA KELAS TAMAN 1 DI SLB B KARNNAMANOHARA YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi manusia di samping sebagai makhluk individu yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keterampilan mendengarkan yang digunakan guru dalam pembelajaran (1) 9.1

RENCANA PEMBELAJARAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi. 1. Deskripsi Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan pula dalam memproduksi suara atau bunyi bahasa yang terdapat. menerima konsep-konsep ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Inggris merupakan bahasa yang digunakan sehari-hari di negara

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol untuk berkomunikasi yang meliputi Fonologi (Unit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial, di. sesama. Tanpa adanya komunikasi dan interaksi tidak akan mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang menjadi gerbang

BAB I PENDAHULUAN. sisi lain. Orang mempunyai kecacatan fisik belum tentu lemah dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak. diselenggarakan pada jalur formal, nonformal maupun informal.

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

Penggolongan Tahapan Perkembangan Normal Bicara dan Bahasa Pada Anak. Oleh: Ubaii Achmad

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah tonggak keberhasilan suatu bangsa. Suatu bangsa yang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hana Haniefah Latiefah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kelancaran proses pembangunan Bangsa dan Negara Indonesia kearah

penelitian serta beberapa saran perbaikan untuk pihak

SILABUS BAHASA JAWA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JAWA TENGAH

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. tepatnya di Jl. Pahlawan Sunaryo No. 5 A Kel. Kutorejo Kec. Pandaan

BAB 1 PENDAHULUAN. kepedulian terhadap perkembangan bangsa dan negaranya (Izhar,1998).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeyen Yeni Aminah, 2014

METODE PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH LUAR BIASA TUNARUNGU (SLB/B) MELALUI ALAT PERAGA UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pemikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat

2015 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO LAGU DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP PENGUASAAN TABEL PERIODIK PADA MATA PELAJARAN KIMIA DI SMA

Implementasi Pendidikan Segregasi

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan usia dini dilakukan melalui

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH. kerja, mendorong perguruan tinggi untuk membekali lulusannya dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B)

Transkripsi:

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS Program Khusus : Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama Paket Keterampilan : Kekhususan SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA TUNARUNGU (SMPLB-B) DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH LUAR BIASA 2006 0

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Satuan Pendidikan Program Khusus : SMPLB Tunarungu : Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama A. Latar Belakang Pelajaran Bina Persepsi Bunyi dan Irama (BPBI) yang dilaksanakan hingga akhir tahun 2005 ini telah dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah luar biasa (SLB) untuk siswa tunarungu sejak tahun 1984 sebagai program khusus yang wajib diikuti oleh peserta didik dari taman kanak-kanak luar biasa sampai dengan sekolah menengah pertama luar biasa. Bahkan jika ada sekolah tunarungu yang telah menyelenggarakan program pendidikan anak usia dini, BPBI harus segera dilaksanakan sedini mungkin. Gagasan pemanfaatan sisa pendengaran melalui BPBI ini, dilandasi oleh pandangan para ahli pendidikan luar biasa yang mengemukakan pendapat: Penyelenggaraan pelayanan pendidikan untuk siswa berkelainan tidak boleh menitik beratkan pada ketidak mampuannya, tetapi harus memperhitungkan kompetensi yang masih mungkin dikembangkan. Maksudnya : Kompetensi yang masih bisa dikembangkan dan dimanfaatkan adalah kompetensi menghayati bunyi atau kompetensi memanfaatkan sisa pendengaran yang masih dimilikinya, dengan menggunakan Alat Bantu Mendengar (ABM) atau tanpa ABM jika anak belum memilikinya. Pemanfaatan sisa pendengaran siswa tunarungu; terutama setelah siswa memakai Alat Bantu Mendengar; akan besar sekali artinya untuk kehidupan sehari-hari, antara lain: 1. Siswa tunarungu yang tergolong kurang dengar, indra pendengarannya akan tetap memegang peranan penting, untuk membantu menangkap pembicaraan di lingkungannya. Sedangkan untuk siswa tunarungu yang tergolong berat hingga total, bukan pendengarannya yang berperan penting, tetapi perasaan vibrasinya akan mampu menangkap getaran-getaran di dalam rongga-rongga tubuhnya dan kemudian menghantarkannya ke pusat pendengaran di otak. 2. Dari berbagai macam kegiatan manusia, wicara ternyata paling berirama dan paling diwarnai oleh nada-nada, atau mengandung lagu. Musik dan bahasa memiliki 1

banyak sekali kesamaan. Oleh karena irama dapat dilatih tanpa menggunakan pendengaran, maka pelajaran BPBI tidak mustahil diberikan juga pada siswa tunarungu yang tergolong berat hingga total sekalipun, sekurang-kurangnya pada tahap deteksi hingga diskriminasi bunyi. 3. Dengan mengikuti program khusus BPBI secara intensif, terprogram dan berkesinambungan, siswa tunarungu yang tergolong berat dan totalpun akan mampu berbicara secara berirama. Hal ini penting sekali artinya sebab irama bahasa akan menunjang daya ingatan anak, selanjutnya daya ingatan akan besar sekali pengaruhnya terhadap perkembangan bahasanya dan akhirnya kompetensi berbahasa siswa akan membantu pula dalam memperoleh pengetahuan umum lainnya. Ditekankan di atas bahwa manfaat dari program khusus BPBI terutama untuk memperbaiki mutu komunikasi dan bahasa siswa tunarungu. Baik komunikasi secara verbal maupun komunikasi total dengan menggunakan keterampilan berbahasa secara reseptif maupun ekspresif. Maka bersamaan dengan diberlakukannya kebijakan pengembangan kurikulum baru, dan dengan disahkannya Standar Nasional Pendidikan antara lain standar isi, standar kompetensi lulusan dan implementasi standar isi dan standar kompetensi kelulusan oleh Menteri Pendidikan Nasional pada bulan Mei 2006, Program Kekhusus Bina Persepsi Bunyi dan Irama disempurnakan namanya menjadi Program Khusus Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama (BKPBI) B. Tujuan Secara Umum : Program khusus Bina Komunikasi Persepsi dan Irama bertujuan agar kepekaan sisa pendengaran siswa dan perasaan vibrasi siswa semakin terlatih untuk memahami makna berbagai macam bunyi, terutama bunyi bahasa yang sangat menentukan keberhasilan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya : dengan menggunakan ABM atau tanpa ABM. 2

Secara khusus : Program khusus Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama juga bertujuan agar : - Siswa tunarungu dapat beradaptasi dengan masyarakat dengar di tengah dunia bunyi - Kehidupan emosi siswa tunarungu berkembang lebih seimbang setelah mengenal bunyi - Penyesuaian siswa tunarungu menjadi lebih baik berkat pengalamannya lebih luas di dunia bunyi - Gerakan motorik siswa tunarungu berkembang lebih sempurna setelah mengenal irama C. Ruang Lingkup Ruang lingkup Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama : 1. Sasaran - BKPBI diberikan untuk siswa tunarungu mulai dari satuan pendidikan Taman Kanak Kanak Luar Biasa (TKLB), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), sampai dengan Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) - BKPBI juga diberikan kepada siswa yang masuk sekolah setelah berusia lebih dari 6 (enam) tahun (terlambat masuk sekolah). Siswa yang tergolong tunarungu; baik ringan, sedang maupun berat hingga total serta siswa yang memakai ABM dan yang tidak memakai ABM; semua harus memperoleh program khusus BKPBI dengan benar. 2. Program a. Materi Cakupan materi BKPBI secara ringkas dapat disusun secara berjenjang, mulai dari penghayatan bunyi yang sifatnya paling primitif sampai dengan bunyi sebagai lambang bahasa yang paling tinggi nilainya, yaitu: 1. Taraf penghayatan bunyi primitif atau taraf penghayatan unyi bunyi latar belakang 3

2. Taraf penghaytan bunyi sebagai isyarat atau tanda, termasuk bunyi bunyi alat musik 3. Taraf pengahayatan bunyi yang tertinggi, yaitu penghayatan bunyi bahasa atau cakapan yang terjadi saat ada interaksi antar manusia b. Pentahapan BKPBI Adapun tahapan-tahapan BKPBI meliputi: 1. Tahapan deteksi bunyi, yaitu kemampuan siswa dalam menyadari ada dan tidak adanya bunyi, dengan menggunakan atau tanpa menggunakan ABM 2. Tahap deskriminasi bunyi, yaitu kemampuan siswa dalam membedakan berbagai macam sifat bunyi, menghitung bunyi, mencari arah bunyi, membedakan sumber bunyi, membedakan birama/,membedakan irama musik baik memakai ABM atau tanpa ABM. 3. Tahap identifikasi bunyi, yaitu kemampuan siswa dalam mengenali cirri-ciri berbagai macam sumber bunyi dan berbagai sifat bunyi dengan menggunakan ABM 4. Tahap komprehensi, yaitu kemampuan anak dalam memahami makna berbagai macam bunyi terutama bunyi bahasa. c. Metode dan Pendekatan Pelaksanaan BKPBI tak boleh terlepas dari pengajaran bahasa, maka latihan BKPBI musik selalu diakhiri dengan latihan BKPBI bahasa. Oleh karena itu pemilihan metode sebaiknya dikaitkan dengan metode yang dipergunakan dalam pengajaran bahasa. Metode yang dianjurkan untuk pelaksanaan BKPBI terutama percakapan, ditunjang berbagai metode yang relevan, yaitu: - Permainan - Demonstrasi - Imitasi - Pemberian tugas - Observasi dengan cara mengamati respon anak terhadap rangsangan bunyi 4

Adapun pendekatan metodenya antara lain: - Pendekatan multisensoris (visual, auditoris, taktil/ pengalaman kontak) sedikit demi sedikit menuju pendekatan unisensoris atau eka indra artinya hanya menggunakan indra pendengaran saja. - Pendekatan klasikal maupun individual - Pendekatan BKPBI aktif, maksudnya siswa secara aktif menciptakan bunyi dan direspon sendiri, dan pendekatan pasif maksudnya siswa menyimak bunyi yang diproduksi oleh orang lain dan kemudian meresponnya. - Pendekatan formal dan non formal, pendekatan formal adalah BKPBI direncanakan/ diprogramkan, dan non formal adalah BKPBI tak direncanakan jika terjadi bunyi secara tiba-tiba. 5

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB-B) Program Khusus : Bina Komunikasi Presepsi Bunyi dan Irama Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Mendeteksi bunyi-bunyian disekitar sekolah dengan 1.1. Menyadari adanya bunyi-bunyian latar belakang di sekitar sekolah yang datang menggunakan ABM sebatas secara tiba-tiba dengan kekerasan kemampuan dengar berdasar gambaran data audiogram dan aided-audiogram kurang dari 90 db Bunyi benda Bunyi alarm Bunyi binatang Bunyi musik Suara manusia 1.2. Menyadari adanya bunyi atau suara tertentu dengan kekerasan kurang dari 90 db yang disajikan secara terprogram. Bunyi benda terpilih Bunyi alat musik terpilih Bunyi musik/lagu terpilih Suara manusia 1.3. Mendeteksi bunyi dengan kekerasan kurang dari 90 db, yang diperdengarkan lewat rekaman secara terprogram Bunyi benda Bunyi alarm Bunyi binatang Bunyi musik Suara manusia 6

Standar Kompetensi 2. Mendiskriminasi bunyi di sekitar sekolah yang pernah dideteksi, dengan menggunakan ABM sebatas kemampuan dengar berdasarkan gambaran oudiogram dan aided audiogram 3. Mengidentifikasi bunyi di sekitar yang pernah didiskriminasikan dengan menggunakan ABM sebatas kemampuang dengan berdasar gambaran audiogram dan aided audiogram Kompetensi Dasar 2.1. Membedakan 2 macam sumber bunyi atau lebih, yang berbeda timbrenya dengan kekerasan kurang dari 90 db. Suara bapak dan ibu Suara anak dan bapak Bunyi fonem-fonem berbeda Bunyi suku-suku kata berbeda Bunyi kata-kata berbeda Bunyi kalimat berita; tanya, seru 3.1. Mengidentifikasi ciri bunyi-bunyi tertentu dengan kekerasan kurang dari 90 db yang datang secara tiba-tiba Bunyi benda Bunyi alam Bunyi binatang Bunyi musik Bunyi suara manusia 3.2. Mengenali ciri bunyi-bunyi tertentu dengan kekerasan kurang dari 90 db yang diperdengarkan langsung secara terprogram. Bunyi macam-macam musik tertentu Bunyi macam-macam irama musik tertentu Bunyi macam-macam fonem Bunyi macam-macam suku kata Bunyi macam-macam kata tertentu Bunyi macam-macam kalimat tertentu 7

Standar Kompetensi 4. Mengkonprehensi bunyi di sekitar sebagai sinyal, tanda, atau sebagai lambang, dengan menggunakan alat Bantu mendengar (ABM) sebatas kemampuan degar berdasar gambaran audiogram dan aided audiogram Kompetensi Dasar 4.1. Memahami bunyi latar belakang yang datang secara tiba-tiba dengan kekerasan 90 db, sebagai sinyal, tanda, atau lambang. Bunyi petir, akan hujan Bunyi motor, papa datang Bunyi anjing menggonggong, ada orang Suara nama dipanggil, harus ditanggapi 4.2. Memahami bunyi-bunyi bahasa tertentu sebagai lambing, yang diperdengarkan secara terprogram Panggilan nama, harus ditanggapi Pertanyaan, harus dijawab Perintah, harus dijalankan Pernyataan, harus ditanggapi 4.3. Memahami bunyi-bunyian Panggilan nama teman-teman Pernyataan spontan Perintah spontan Pernyataan spontan E. Arah pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar menjadi arah landasan untuk mengembangakan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indicator pencapaian kompetensi unit penilaian dan merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan standar proses dan standar penilaian. 8

D. Rambu-rambu 1. Standar kompetensi dan kompetensi dasar program BKPBI yang telah dirumuskan untuk satuan pendidikan SDLB dan SMPLB akan dilaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi lapangan (kondisi sarana-siswa-dan tenaga) Guru diberi wewenang untuk menentukan kompetensi mana yang sesuai dengan kondisi siswa. 2. Materi pokok dari standar kompetensi ini telah diurutkan sesuai dengan prinsip dasar BKPBI yang mulai dengan mendeteksi ada dan tidak adanya bunyi, mendiskriminasi, mengidentifikasi bunyi dan mengkomprehensi makna bunyi bahasa. 3. Standar kompetensi ini dapat dipakai secara fleksibel, kapanpun dan usia berapapun siswa mulai diterima di sekolah. Hal yang penting adalah BKPBI harus dilaksanakan hingga ke tahap akhir kegiatan. Kompetensi dasar dibelajarkan secara terstruktur dan continue. Jadi standar kompetensi ini tidak tergantung pada urutan jenjang satuan pendidikan dan umur anak 4. Inisiatif dan kreatifitas guru dalam kegiatan pembelajaran sangat diharapkan agar BKPBI menarik, menantang, menyenagkan bagi siswa dan hasilnya memuaskan. Oleh karena itu perlu: a. Mempertimbangkan tarap ketunarunguan masing-masing siswa, agar guru dapat memperlakukan siswa secara adil sesuai dengan sisa pendengarannya b. Memperhatikan kondisi alat bantu mendengar yang dipakai siswa, apakah saat berlatih siswa memakai alat bantu mendengar atau tidak. Bagi yang memakai alat bantu mendengar periksalah apakah berfungsi baik atau tidak c. Mempertibangkan kecerdasan dan daya ingat masing-masing siswa d. Memperhatikan keadaan dan perkembangan motorik siswa 5. Lewat latihan BKPBI guru sekaligus melatih keterampilan bahasa saat melaksanakan BKPBI bahasa 6. Latihan BKPBI hendaknya tidak terbatas pada jam pelajaran BKPBI, tetapi melintas ke semua matapelajaran yang berlangsung sepanjang hari, bahkan diluar kelas 7. Agar tujuan tercapai, perlu dilaksanakan penilaian secara objektif dan secara kualitatif dan sesuai dengan: a. Kompetensi dasar 9

b. Sisa pendengaran siswa dan kondisi ABM saat latihan c. Kecerdasan siswa d. Metode dan pendekatan yang tepat e. Pilihan sumber bunyi dan peralatan penunjang yang tepat. 10

Model Silabus Nama Sekolah : SMPLB Tunarungu Program Khusus : Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama Standar Kompetensi : Mendeteksi bunyi-bunyian di sekitar sekolah dengan menggunakan ABM sebatas kemampuan dengar berdasar gambaran data audiogram dan aided-audiogram Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Jenis Penilaian Sumber Bahan/Alat 1 2 3 4 5 6 7 1. Menyadari adanya bunyi-bunyian latar belakang di sekitar sekolah yang datang Bunyi-bunyi latar belakang yang punya kekerasan kurang dari 90 db. 2 jam pelajaran/m inggu Observasi - KTSP - Buku panduan - Kreativitas guru - ABM tiba-tiba dengan kekerasan kurang dari 90 db Bunyi benda Bunyi alam Bunyi musik - Sound level meter a. Memberi respon jika mendengar ada bunyi latar belakang dengan mencari sumber bunyi b. Memberi respon jika mendengar ada bunyi latar belakang dengan menanyakan kepada guru : Dari mana asal bunyi ini? Atau Bunyi apa ini c. Memberi respon jika tidak mendengar bunyi dengan menjelaskan alasannya : a. Tidak pakai ABM b. Tidak bisa dengar suara lemah c. Tidak bisa dengar karena sisa pendengaran kecil Bunyi binatang Suara manusia a. Latihan mengamati adanya bunyi latar belakang yang tiba-tiba didengar b. Latihan menyatakan kepada guru bahwa mendengar bunyi c. Latihan menanyakan kepada guru, darimana asal bunyi, atau : bunyi apa ini d. Latihan menjelaskan alasannya tidak mendengar bunyi: 1. Tidak pakai ABM 2. Baterai habis 3. ABM rusak 4. Sisa dengar kecil 5. Suara lemah 11

Model Silabus Nama Sekolah : Satuan Pendidikan Program Khusus Standar Kompetensi : SMPLB Tunarungu : Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama : Mendiskriminasi bunyi di sekitar sekolah, yang pernah dideteksi dengan menggunakan ABM sebatas kemampuan dengar berdasarkan gambaran audiogram dan aided audiogram Kompetensi Dasar Materi Pokok Pengalaman Belajar Indikator Alokasi Waktu Jenis Penilaian Sumber Bahan/Alat 1 2 3 4 5 6 7 2. Membedakan 2 Musik yang 1. Latiahan melakukan 2 a. Memberi respon dengan 2 jam Observasi KTSP (dua) macam sumber bunyi dimainkan dengan 2 (dua) alat musik (dua) macam gerakan tari yang berbeda, sesuai membuat gerakan tari yang berbeda jika mendengar pelajaran/m inggu Pemberian tugas Buku Panduan Guru atau lebih yang yang berbeda bunyi musik yang rekaman musik dengan ABM berbeda atau timbrenya didengar gamelan Bali dan musik Sound level berbeda 2 (dua) macam 2. Latiahan menjelaskan dengan orgen, setelah meter timbrenya musik yang perbedaan antara musik menyimak baik-baik Rekaman dengan dimainkan dengan I dan II setelah b. Memberi respon dengan berbagai kekerasan cepat dan lambat menyimak baik-baik menjelaskan perbedaan macam musik kurang dari 90 2 (dua) macam 3. Latiahan mencari musik gamelan Bali dan Instrumen db musik instrumentalia persamaan suara musik I musik dengan orgen musik yang jelas iramanya dan II dengan orang setelah menyimak baik-baik (langsung untuk melakukan yang sedang bicara c. Memberi respon dengan dapat gerakan tari menyamakan irama musik dimainkan Bali seperti orang bicara cepat-cepat dan musik orgen seperti orang bicara pelan-pelan 12

Model Silabus Nama Sekolah : Satuan Pendidikan Program Khusus Standar Kompetensi : SMPLB Tunarungu : Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama : Mengidentifikasi bunyi di sekitar yang pernah didiskriminasikan dengan menggunakan ABM sebatas kemampuan dengan berdasar gambaran audiogram dan aided-audiogram Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Pengalaman Belajar Alokasi Waktu 3. Mengenali ciri Bunyi-bunyi dari 2 jam bunyi-bunyi tertentu sumber bunyi yang pelajaran/m dengan kekerasan pernah inggu kurang dari 90 db didiskriminasikan yang datang secara tiba-tiba a. Memberi respon secara spontan terhadap bunyi benda, musik, suara manusia yang ditangkap dan didengarnya dengan menjelaskan : - Itu suara meja yang dipukul satu kali - Itu suara musik dangdut - Itu Ibu Guru bertanya; Siapa yang sakit? b. Memberi respon secara spontan terhadap bunyi yang ditangkap dan disimak dengan mengatakan ciri-cirinya sebatas kemampuan dengarnya Suara guru mengucapkan : - Kalimat tanya - Kalimat perintah - Kalimat berita Dari percakapan seharihari 1. Latihan mengamati bunyi yang dihadirkjan lalu memberi respon spontan : menebak bunyi yang didengar a. Menjelaskan ciri-ciri bunyi yang didengar b. Melakukan gerkaan tari sesuai bunyi yang didengar c. Menjawab pertanyaan yang diucapkan guru dan ditangkap lewat pendengaran saja Jenis Penilaian Observasi Tugas Perbuata Tes formal Sumber Bahan/Alat KTSP Buku panduan guru ABM Sound level meter Alat tes : Identifikasi fonem, kata, kalimat 13

Model Silabus Nama Sekolah : Satuan Pendidikan : SMPLB Tunarungu Program Khusus : Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama Standar Kompetensi : Mengkomprehensi bunyi di sekitar sebagai signal, tanda atau lambang dengan menggunakan ABM sebatas kemampuan dengar berdasar gambaran data audiogram dan aided-audiogram Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Pengalaman Belajar Alokasi Waktu Jenis Penilaian Sumber Bahan/Alat 1 2 3 4 5 6 7 4 Memahami bunyibunyi a. Memberi respon a. Suara guru 1. Latihan mengamati 2 jam Observasi KTSP bahasa sebagai lambang, terhadap suara guru memanggil nama-nama memanggil namanama anak /menyimak suara guru, lalu menanggapi dengan pelajaran/m inggu Pemberian Tugas Buku panduan guru yang teman sekelas dengan b. Suara guru pernyataan-pernyataan Tes formal ABM diperdengarkan menanggapi/menjawab menanyakan sekitar yang sesuai dengan Sound level secara terprogram panggilan pelajaran hari ini suara ucapan guru yang meter - Ada, Bu didengar Daftar nama - Tidak masuk anak - Terlambat 2. Latihan mengamati/ Daftar - Sakit menyimak suara guru, pertanyaan b. Memberi respon lalu menjawab guru terhadap suara guru pertanyaan-pertanyaan Tes yang bertanya mengenai guru secara spontan pemahaman pelajaran hari ini Pagi ini belajar apa? Siapa mengajar? Dimana Pak Toni? 14