ANALISIS METODE PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN KONSTRUKSI (STUDI KASUS PADA CV. SAFIRA PRASETYA, KABUPATEN BOJONEGORO) SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi Oleh : DANAR GAGAS GASTA 201010170311107 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014 1
BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Kemajuan suatu negara ditandai oleh perkembangan bidang pembangunan, apabila pembangunan di negara tersebut maju maka negara tersebut dapat dikatakan berkembang. Selain dilihat dari sisi pembangunan fisik, pembangunan dalam arti luas yaitu suatu upaya yang dilakukan dalam rangka menunjang kesejahteraan masyarakat baik dalam bidang ekonomi maupun social yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan tanpa merusak lingkungan atau kehidupan sosial. Dalam hal pembangunan peran penduduk juga angat penting demi menunjangnya pembangunan, hal tersebut dikarenakan penduduk atau masyarakat merupakan bagian penting atau titik sentral dalam pembangunan karena peran penduduk sejatinya adalah sebagai subjek dan objek dari pembangunan. Jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan yang cepat, namun memiliki kualitas yang rendah, akan memperlambat tercapainya kondisi yang ideal antara kuantitas dan kualitas penduduk dengan daya dukung alam dan daya tamping lingkungan yang semakin terbatas. Dalam perusahaan kontruksi terdapat dua metode pengakuan pendapatan yaitu metode kontrak selesai, dan metode persentase penyelesaian. Metode kontrak selesai mengakui pendapatan dan laba kotor pada saat kontrak diselesaikan secara keseluruhan. Metode persentase penyelesaian mengakui 2
pendapatan biaya dan laba kotor sesuai dengan persentase pekerjaan yang diselesaikan dalam tiap periode. Metode persentase penyelesaian memiliki dua pendekatan yaitu metode pendekatan fisik dan metode pendekatan cost-to-cost. Metode pendekatan fisik adalah metode pengakuan pendapatan yang diukur berdasarkan persentase kemajuan fisik yang dicapai di lapangan. Sedangkan metode pendekatan cost-to-cost adalah metode pengakuan pendapatan yang diukur berdasarkan persentase selesai yang diperoleh dari besarnya biaya yang terjadi untuk mencapai tahap penyelesaian pekerjaan proyek. Dengan adanya perbedaan pendekatan dalam metode pengakuan pendapatan persentase penyelesaian, maka perusahaan konstruksi dihadapkan pada permasalahan bagaimana menentukan pengakuan pendapatan yang tepat, terutama pada proyek- proyek jangka panjang. Sehingga laporan keuangan dapat disajikan secara wajar sesuai dengan kinerja perusahaan pada periode tersebut (Ratunuman, 2013). Salah satu faktor yang mempengaruhi kewajaran laporan keuangan yaitu laporan laba rugi yang merupakan dasar penting untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan yang mencakup pendapatan dan biaya. Pendapatan merupakan indikator untuk pembentukan laba, diukur secara wajar sesuai prinsip pengakuan pendapatan untuk diterapkan guna mengukur pendapatan yang diterima sebenarnya oleh perusahaan, akan diperbandingkan dalam laporan keuangan serta disajikan sesuai SAK (Maharani, 2010). Pekerjaan perusahaan bidang konstruksi membutuhkan waktu yang relatif lama dalam penyelesaiannya. Terlebih terdapat kemungkinan 3
pelaksanaannya melebihi satu periode akuntansi atau tidak berada pada satu periode akuntansi. Hal ini akan menimbulkan masalah dalam perlakuan akuntasinya. Oleh karena itu diperlukan suatu perlakuan akuntansi atas metode pengakuan pendapatan (Restiana, 2011). Ada 2 metode pengakuan pendapatan untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi di antaranya yaitu : a. Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of Completion Method) b. Metode Penyelesaian Kontrak (Completed Contract Method) Penelitian tentang pengakuan pendapatan pernah dilakukan oleh Restiana (2011) tentang analisis penerapan metode pengakuan pendapatan jasa konstruksi terhadap laba pada PT. Portofolio Artoscale. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan dalam mengakui pendapatannya menggunakan metode persentase penyelesaian fisik yang lebih efektif jika dibandingkan dengan menggunakan metode kontrak selesai, karena dengan metode persentase penyelesaian, laba yang diakui pada tahun 2009 adalah sebesar Rp. 55.301.400, 2010 sebesar Rp. 265.446.720 dan tahun 2011 sebesar Rp. 47.927.880, sedangkan menggunakan metode kontrak selesai laba yang diperoleh perusahaan hanya pada tahun 2011 yaitu Rp. 368.676.000. Pada penelitian ini akan menganalisis metode pengakuan pendapatan pada perusahaan konstruksi CV. Safira Prasetya. Penelitian ini penting dilakukan mengingat pengakuan pendapatan sangat penting dan membutuhkan pengelolaan yang baik karena dapat memberikan keuntungan atau kerugian bagi perusahaan. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk 4
mengambil judul Analisis Metode Pengakuan Pendapatan Pada Perusahaan Konstruksi CV. Safira Prasetya. b. Rumusan Masalah 1. Bagaimana penerapan metode pengakuan pendapatan perusahaan konstruksi CV. Safira Prasetya dalam pelaksanaan proyeknya? 2. Apakah pengakuan pendapatan perusahaan konstruksi CV. Safira Prasetya telah sesuai dengan PSAK No. 34? c. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penerapan metode pengakuan pendapatan perusahaan konstruksi CV. Safira Prasetya dalam pelaksanaan proyeknya dan kesesuaian dengan PSAK No. 34 yang mengatur tentang kontrak konstruksi. d. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan Dapat dijadikan masukan untuk mengambil keputusan bagi pimpinan perusahaan dalam menanggulangi masalah yang terkait dengan pengakuan pendapatan dan serta menilai kewajaran laporan keuangan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan yang berhubungan dengan penyajian laporan keuangan yang wajar pada setiap perusahaan. 2. Bagi Perkembangan Kajian Akuntansi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian untuk memperkaya sumber literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi khususnya terhadap akuntansi konstruksi 5