Undang Ruhimat. Herdiyana. Program Studi D-III Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nematoda adalah cacing yang berbentuk panjang, silindris (gilig) tidak

1. Herry Hermansyah, Dosen Jurusan Analis Kesehatan Palembang 2. Yuni Merlin, Staff Laboratorium RSRK Charitas Palembang

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara keberadaan Soil Transmitted Helminths pada tanah halaman. Karangawen, Kabupaten Demak. Sampel diperiksa di

PREVALENSI NEMATODA USUS GOLONGAN SOIL TRANSMITTED HELMINTHES (STH) PADA PETERNAK DI LINGKUNGAN GATEP KELURAHAN AMPENAN SELATAN

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI CACING ASKARIASIS LUMBRICOIDES PADA MURID SDN 201/IV DI KELURAHAN SIMPANG IV SIPIN KOTA JAMBI

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, karena hanya. Kabupaten Blora sedangkan pemeriksaan laboratorium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penduduk di dunia. Biasanya bersifat symtomatis. Prevalensi terbesar pada daerah

PREVALENSI INFEKSI CACING USUS YANG DITULARKAN MELALUI TANAH PADA SISWA SD GMIM LAHAI ROY MALALAYANG

KARYA TULIS ILMIAH. IDENTIFIKASI TELUR CACING TAMBANG (Hookworm) PADA PEMBUAT BATU BATA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian bersifat analitik karena akan membandingkan jumlah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis panelitian yang digunakan adalah analitik, karena akan membahas

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian di lakukan pada bulan Desember Tempat

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kecepatan pemusingan berbeda yang diberikan pada sampel dalam. pemeriksaan metode pengendapan dengan sentrifugasi.

PEMERIKSAAN NEMATODA USUS PADA FAECES ANAK TK (TAMAN KANAK- KANAK) DESA GEDONGAN KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

FREKUENSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI NO. 32 MUARA AIR HAJI KECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI PESISIR SELATAN

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEREH (Cymbopogon nardus) SEBAGAI ANTI-OVIPOSISI TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti. Rudy Hidana, Sani Novia ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Soil transmitted helminths adalah cacing perut yang siklus hidup dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Pemeriksaan cacing parasit

PENUNTUN PRAKTIKUM PARASITOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Pemeriksaan cacing parasit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata Kunci: kebersihan kuku, kebiasaan mencuci tangan tangan, kontaminasi telur cacing pada kuku siswa

Jurnal Riset Kesehatan. HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEJADIAN INFEKSI Soil Transmitted Helminths PADA PEMULUNG DI TPS JATIBARANG

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional (potong lintang) untuk

Efektifitas Dosis Tunggal Berulang Mebendazol500 mg Terhadap Trikuriasis pada Anak-Anak Sekolah Dasar Cigadung dan Cicadas, Bandung Timur

BAB I PENDAHULUAN. Transmitted Helminths. Jenis cacing yang sering ditemukan adalah Ascaris

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan sumber kesenangan, kenikmatan dan kebahagiaan,

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

HELMINTH INFECTION OF CHILDREN IN NGEMPLAK SENENG VILLAGE, KLATEN. Fitri Nadifah, Desto Arisandi, Nurlaili Farida Muhajir

The prevalence and types of soil-transmitted helmint eggs (STH) in basil vegetable of grilled fish traders in Palu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian kecacingan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Lebih

PEMERIKSAAN MIKROFILARIA DI DUSUN CIJAMBAN KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS. Mei Widiati*, Ary Nurmalasari, Septi Nurizki ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (potong lintang), dimana pengukuran variabel hanya dilakukan

Key words: Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, nails hygiene

PEMERIKSAAN FESES PADA MANUSIA

BAB 1 PENDAHULUAN. lumbricoides dengan prevalensi yang masih tinggi di dunia, dengan rata-rata kejadian

PENUNTUN PRAKTIKUM MATA KULIAH PARASITOLOGI

Prevalensi Trematoda pada Sapi Bali yang Dipelihara Peternak di Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung

PENGARUH PERILAKU HIDUP SEHAT TERHADAP KEJADIAN ASCARIASIS PADA SISWA SD NEGERI SEPUTIH III KECAMATAN MAYANG KABUPATEN JEMBER

BAB III METODE PENELITIAN

DEFINISI PARASITOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross

PREVALENSI KECACINGAN Ascaris lumbricoides PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI DESA NELAYAN INDAH KECAMATAN MEDAN LABUHAN. Riwayati *) ABSTRACT

Nugraha Telur Cacing Vol.2 No.1

ABSTRACT. Keywords: intestinal nematodes, infections, Islamic Elementary School 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Infeksi cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI PARASITOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi cacing usus masih menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian jangka panjang Studi Rehabilitasi Tanah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PREVALENSI KECACINGAN SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA SISWA SDN I KROMENGAN KABUPATEN MALANG

Lampiran I. Oktaviani Ririn Lamara Jurusan Kesehatan Masyarakat ABSTRAK

Jenis-Jenis Cacing Parasit Saluran Pencernaan pada Hamster Syria Mesocricetus auratus (Waterhause, 1839) di Kota Padang

CONEGARAN TRIHARJO KEC. WATES 20 JANUARI 2011 (HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM DESEMBER

IDENTIFIKASI TELUR NEMATODA USUS (Soil Transmitted Helmints) PADA ANAK DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) PUUWATU

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian jangka panjang Soil

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Januari 2015 di Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE. dengan Yokohama National University Jepang yang dilaksanakan di Kebun

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan zat gizi yang lebih banyak, sistem imun masih lemah sehingga lebih mudah terkena

BAB I PENDAHULUAN. (cacing) ke dalam tubuh manusia. Salah satu penyakit kecacingan yang paling

UJI DAYA ANTHELMINTIK INFUS BIJI DAN INFUS DAUN PETAI CINA (Leucanea leucocephala) TERHADAP CACING GELANG AYAM (Ascaridia galli) SECARA IN VITRO

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan Metode Penyiapan suspensi Sl NPV

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KETERAMPILAN MEMBUAT APUSAN, MEWARNAI, MENGAWETKAN TINJA, DAN MENGIDENTIFIKASI PARASIT PADA APUSAN TINJA

Berk. Penel. Hayati: 11 ( ), 2006

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

Denai Wahyuni, Arniwita, Fachriani Putri, Erdinal, Telur Parasit Nematoda Usus Pada Pemukiman Kurang Sehat di Kota Pekanbaru

JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat observasional analitik dengan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Infeksi cacing masih merupakan salah satu masalah. kesehatan masyarakat yang penting di negara berkembang,

DESKRIPSI KEGIATAN Kegiatan Waktu Deskripsi 1. Pendahuluan 10 menit Instruktur menelaskan tujuan dari kegiatan ini

BAB 3 METODE PENELITIAN

UJI DAYA ANTHELMINTIK INFUSA BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP CACING GELANG BABI (Ascaris suum) SECARA IN VITRO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan manusia, yaitu sebagai vektor penular penyakit. Lalat berperan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI TELUR CACING USUS PADA LALAPAN DAUN KUBIS YANG DIJUAL PEDAGANG KAKI LIMA DI KAWASAN SIMPANG LIMA KOTA SEMARANG

GAMBARAN KEBERSIHAN TANGAN DAN KUKU DENGAN INFEKSI ENTEROBIASIS PADA SISWA SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN

KONTRIBUSI PENGGUNAAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI TERHADAP KEJADIAN INFEKSI NEMATODA USUS (Studi Pada Petugas Pengangkut Sampah Di Kota Tasikmalaya)

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS Jl. Perintis Kemerdekaan Padang Telp.: Fax:

UJI MPN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR SUMUR BERDASARKAN PERBEDAAN KONSTRUKSI SUMUR DI WILAYAH NAGRAK KABUPATEN CIAMIS

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi dan menyerang semua kelas sosioekonomi (Kim et al., 2013). Hampir 400

Panduan Praktikum Manajemen Kesehatan Ternak

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat sehingga perlu dipersiapkan kualitasnya dengan baik. Gizi dibutuhkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang kurang bersih. Infeksi yang sering berkaitan dengan lingkungan yang kurang

I. PENDAHULUAN. Kejadian kecacingan STH di Indonesia masih relatif tinggi pada tahun 2006,

MAKALAH MASALAH KECACINGAN DAN INTERVENSI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian jangka panjang tentang Studi

Transkripsi:

GAMBARAN TELUR NEMATODA USUS PADA KUKU PETUGAS SAMPAH DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH CIANGIR KELURAHAN KOTA BARU KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA Undang Ruhimat. Herdiyana Program Studi D-III Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya ABSTRAK Sampah merupakan masalah yang tak pernah terselesaikan hingga saat ini, meskipun beberapa negara maju telah menindak tegas orang-orang yang suka membuang sampah sembarangan, namun belum juga membuat para pembuang sampah sembarangan menjadi jera, apalagi dengan negara berkembang yang bahkan belum memiliki undangundang yang jelas mengenai permasalahan ini. Metode penelitian bersifat deskriptif, dan dilakukkan terhadap 30 orang petugas sampah, dilaksanakan di laboratorium STIKes BTH Tasikmalaya dengan metode pemeriksaan sedimentasi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari kotoran kuku petugas sampah di Tempat Pembuangan Akhir Ciangir. Kelurahan Kota Baru Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya, terdapat 25 sampel negatif dan 5 sampel positif, dengan presentase 16,67 % yang mengandung telur cacing Nematoda Usus. Jenis telur cacing yang ditemukan adalah Ascaris lumbricoides dan 83,33 % sampel yang negatif. Kata Kunci : nematode usus, petugas sampah PENDAHULUAN Sampah merupakan masalah yang tak pernah terselesaikan hingga saat ini, meskipun beberapa negara maju telah menindak tegas orang-orang yang suka membuang sampah sembarangan, namun belum juga membuat para pembuang sampah sembarangan menjadi jera, apalagi dengan negara berkembang yang bahkan belum memiliki undang-undang yang jelas mengenai permasalahan ini. Penyakit-penyakit yang ditimbulkan tersebut telah menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hal ini disebabkan karena masih sangat banyaknya sampah yang dibuang di sembarang tempat yang dekat dengan pemukiman masyarakat, sehingga mengakibatkan parasit dan bakteri dari sampah tersebut dapat dengan mudah menyebarkan penyakit di masyarakat (Soedarto, 1992). Pada dasarnya permasalahan tentang sampah tidak bisa kita hindari dari kehidupan sehari-hari. Semakin hari jumlah sampah di permukaan bumi ini terus bertambah banyak. Sampah ini masih menjadi masalah utama di dunia. Banyak dampak negatif yang ditimbulkan oleh sampah. Salah satunya sebagai 150

tempat berkembang biaknya parasit dan bakteri penyebab penyakit di masyarakat. Tumpukan sampah menjadi tempat yang nyaman bagi bakteri, kuman dan virus sebuah penyakit untuk berkembang biak dan menyebarkan penyakitnya. Penyebaran penyakit tersebut selanjutnya dikenal sebagai infeksi yang menyerang manusia. Menurut kamus Online Wikipedia, infeksi merupakan kolonisasi (penyerbuan) yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisasi inang dan membahayakan inang dalam hal ini adalah manusia. Spesies asing atau organisme penginfeksi menggunakan sarana yang dimiliki oleh inang untuk dapat memperbanyak diri. Spesies asing tersebut dapat berupa bakteri, parasit, fungi, virus, prion dan viroid. Nematoda berasal dari kata Yunani nema artinya benang Nematoda adalah cacing yang bentuknya panjang, silindrik (gilig) tidak bersegmen dan tubuhnya bilateral simetrik. Panjang cacing ini antara 2 mm dan 1 meter. Nematoda yang ditemukan pada manusia terdapat dalam organ usus, jaringan dan sistem peredaran darah. Keberadaan cacing ini menimbulkan manifestasi klinik yang berbeda-beda bergantung pada spesiesnya dan organ yang dihinggapi ( Brown, 1969 : 9 ). Di negara kaya dan maju, banyak penyakit parasit dapat di berantas. Sebaliknya pada negara miskin dan terbelakang memperlihatkan prevalensi yang lebih tinggi. Dengan demikian penyakit parasit sangat erat hubungannya dengan kemiskinan dan rendahnya pengetahuan suatu masyarakat (Soedarto, 1992). Berdasarkan latar belakang masalah maka penulis tertarik untuk mengetahui Gambaran Telur Nematoda Usus pada kuku petugas sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Ciangir Kelurahan Kota Baru Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif, dimana hasil akan menguraikan dan menjelaskan gambaran Telur Nematoda Usus pada Kuku Petugas Sampah yang terletak di Kelurahan Kota Baru Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. B. Pengambilan Sampel 1. Dari jumlah keseluruhan Petugas Sampah adalah 109 Petugas Sampah, sampel di ambil dari Petugas Sampah dengan syarat sebagai berikut : a. Petugas sampah yang tidak memakai sarung tangan b. Sampel hanya diambil dari orang yang bertugas mengambil sampah saja. Sampel yang di ambil sebanyak 30 orang Kuku Petugas Sampah di Kelurahan Kota Baru Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. 151

C. Alat berikut : D. Bahan Alat-alat yang akan digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel sebagai Tabel Alat-alat yang digunakan dalam penelitian antara lain : No Nama Alat Spesifikasi Jumlah 1 Cawan petri Ø = 10 cm 5 buah 2 Centrifuge Model 800 1 unit 3 Deck glass 2 x 2 cm 30 buah 4 Mikroskop Binokuler 1 buah 5 Objek glass 7,2 x 2,5 cm 30 buah 6 Pinset - 1 buah 7 Pipet tetes - 1 buah 8 Tabung Centrifuge Plastik 2 buah Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut : Tabel Daftar Bahan yang Digunakan Pada Penelitian No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah 1 Larutan NaOH 0,25 % 100 ml E. Prosedur Kerja Pemeriksaan telur cacing dari kotoran kuku petugas sampah dilakukan dengan metode sedimentasi, dengan cara kerja sebagai berikut : 1. Potong kuku petugas sampah. 2. Kemudian masukkan potongan kuku tersebut ke dalam cawan petri yang mengandung larutan NaOH 0,25%. 3. Larutan NaOH 0,25% yang berisi potongan kuku dimasukkan ke dalam tabung sentrifuge. 4. Diputar selama 3 menit pada kecepatan 2000 rpm. 5. Cairan supernatant dibuang. 6. Sedimen diambil dengan menggunakan pipet, kemudian diletakkan pada objek glass dan ditutup dengan deck glass. 7. Sedimen tersebut kemudian diperiksa di bawah mikroskop dengan perbesaran objektif 10X dan 40X. (Jangkung, 2002 : 21). HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian telur cacing nematoda usus dari 30 sampel diperoleh 5 sampel positif dan 25 sampel negatif. Hasil pemeriksaan dapat dilihat pada tabel 6.1. B. Pengolahan Data 152

Dari penelitian ini, dari 30 sampel yang diperiksa diperoleh 5 sampel positif. Persentase pemeriksaan telur cacing nematoda usus pada kuku petugas sampah di Tempat Pembuangan Akhir Ciangir Kelurahan Kota Baru Kecamatan Cibeureum yang positif dapat dilihat dalam rumus berikut : π = x n keterangan : π = besarnya presentase x = jumlah sampel positif n = jumlah sampel Maka presentase cacing nematoda usus yang positif pada penelitian ini adalah : Presentase telur nematoda usus yang positif : π = 5 30 x 100 % = 16,67 % (Sudjana, 2005) Tabel Hasil Pemeriksaan Telur Cacing Nematoda Usus Pada Kuku Petugas Sampah di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Ciangir Kelurahan Kota Baru Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya No Nama sampel Hasil Jenis telur cacing 1 A Positif Ascaris lumricoides 2 B Negatif - 3 C Negatif - 4 D Negatif - 5 E Negatif - 6 F Negatif - 7 G Negatif - 8 H Negatif - 9 I Negatif - 10 J Negatif - 11 K Positif Ascaris lumbricoides 12 L Negatif - 13 M Negatif - 14 N Negatif - 15 O Positif Ascaris lumbricoides 16 P Positif Ascaris lumbricoides 17 Q Negatif - 18 R Negatif - 19 S Negatif - 20 T Negatif - 21 U Negatif - 22 V Negatif - 23 W Negatif - 24 X Positif Ascaris lumbricoides 25 Y Negatif - 26 Z Negatif - 27 AA Negatif - 28 BB Negatif - 29 CC Negatif - 30 DD Negatif - 153

PEMBAHASAN Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari kotoran kuku petugas sampah di Tempat Pembuangan Akhir Ciangir Kelurahan Kota Baru Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya, terdapat 16,67% yang mengandung telur cacing Nematoda Usus. Jenis telur cacing yang ditemukan adalah Ascaris lumbricoides. Kesadaran petugas sampah akan pentingnya memakai APD masih rendah ketika bertugas sehingga memungkinkan telur cacing masuk ke jari kuku tangan dari sampah sampah yang diambil. Pada penelitian ini pemeriksaan telur cacing dilakukan dengan metode sedimentasi menggunakan larutan NaOH 0,25%. Larutan NaOH 0,25% tersebut dapat berfungsi sebagai larutan isotonis dan dapat memperjelas bagian-bagian telur cacing, serta tidak merusak telur cacing dalam jangka waktu tertentu. Selain itu larutan NaOH 0,25% dapat mengendapkan telur cacing, karena seperti diketahui berat jenis NaOH lebih rendah dari pada berat jenis telur cacing, sehingga yang diperiksa pada mikroskop adalah bagian sedimennya. Pemilihan metode sedimentasi ini karena pada sampel kuku petugas sampah diperkirakan jumlahnya tidak banyak (Samidjo, 2002 :45). Hasil penelitian diatas bisa saja berubah bila petugas sampah memperhatikan kebersihannya. Karena dengan memperhatikan kebersihan adalah suatu cara untuk mencegah terjangkitnya penyakit cacingan. KESIMPULAN Setelah dilakukan penelitian terhadap kuku Petugas sampah ditpa Ciangir, maka didapatkan hasil sebagai berikut, diperoleh 5 sampel positif dengan persentase hasil positif 16,67 %. DAFTAR PUSTAKA Binarti Rukmono, Buku Penuntun Parasitologi Kedokteran, IKAPI Jabar; Bandung, 1988. Brown HW. Basic Clinical Parasitology. Meredith Corporation, 1969. Djaenudin Natadisastra dan Agoes Ridad, Parasitologi Kedokteran, EGC; Jakarta, 2005. H. M. Muslim, Parasitoogi Untuk Keperawatan, EGC; Jakarta, 2005. http://doktersehat.com/penyakitberbahaya-yang-harus-dihindarisaat-musim- /#ixzz2ibw0inpk Inge Susanto, Parasitologi Kedokteran, Edisi IV, FKUI; Jakarta, 2009. Istilah Lingkungan untuk Manajeman, Ecolink, Kesehatan Lingkungan; Jakarta. 1996. Jangkung Samidjo Onggowaluyo, parasitologi Medik II; Bandung 2002. Jangkung Samidjo Onggowaluyo, Parasitologi Medik I; Bandung, 2000. Koes Irianto, Parasitologi, Penerbit CV Yrama Widya; Bandung, 2009. Soedarto, Buku Ajar Parasitologi Kedokteran, CV Sagung Seto; Jakarta, 2011. 154

Soedarto. Helmintologi kedokteran. Jakarta :EGC, 1992. Sriasi Gandahusada, Parasitologi Kedokteran, Edisi III, FKUI; Jakarta, 1998. Srisasi Gandahusada, Parasitologi Kedokteran, Edisi II, FKUI; Jakarta, 1992. Sudjana, Metoda Statistika, Bandung, 2005. Zulkoni Akhsin, Parasitologi, Mulia Medika; Yogyakarta, 2010. 155