Pembuatan Elektroda Fuel Cell dengan Metode Elektrodeposisi Menggunakan Katalis Pt-Cr/C dan Pt/C dan Karakterisasinya

dokumen-dokumen yang mirip
(Fuel cell handbook 7, hal 1.2)

Aplikasi Teknik Sputtering Untuk Deposisi Katalis Pada Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra

Hasil Penelitian dan Pembahasan

2014 PEMBUATAN BILAYER ANODE - ELEKTROLIT CSZ DENGAN METODE ELECTROPHORETIC DEPOSITION

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman sekarang, manusia sangat bergantung pada kebutuhan listrik

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013)

Pengaruh Rapat Arus dan Asam Borat terhadap Kualitas dan Morfologi Hasil Elektrodeposisi Kobal pada Substrat Tembaga

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC) merupakan suatu energi

BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI SEL BAHAN BAKAR

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan hal yang sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap

I. Tujuan. Dasar Teori

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,

MAKALAH ENERGI TEKNOLOGI FUEL CELL SEBAGAI ALTERNATIF PENGGUNAAN BAHAN BAKAR

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peran listrik dalam kehidupan manusia sangatlah penting karena

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. MPL yang divariasi jumlah layer 2, 4 dan 6 memiliki carbon loading

Bab III Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menipis. Konsumsi energi di Indonesia sangat banyak yang membutuhkan

III.METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan terhitung pada bulan Februari Mei

BAB I PENDAHULUAN. umumnya dibagi menjadi dua yaitu mesin pembangkit energi tidak bergerak. (stationer) dan mesin pembangkit energi bergerak (mobile).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH VARIASI VOLUME AIR PADA WATER TANK DAN BEBAN LISTRIK TERHADAP PERFORMANSI POLYMER ELECTROLYTE MEMBRANE FUEL CELL (PEMFC)

SKRIPSI PERFORMANSI POLYMER ELECTROLYTE MEMBRANE FUEL CELL DENGAN VARIASI JUMLAH SEL FUEL CELL DAN BESAR DAYA INPUT LISTRIK PADA ELEKTROLIZER

BAB I PENDAHULUAN. portable tersebut biasanya menggunakan baterai litium yang dapat diisi ulang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menit tiap percobaan, didapatkan data tekanan gas pada tabel berikut :

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dielektrik.gambar 2.1 merupakan gambar sederhana struktur kapasitor. Bahan-bahan

BAB I PENDAHULUAN. disamping memberikan dampak positif yang dapat. dirasakan dalam melakukan aktifitas sehari hari, juga dapat memberikan beberapa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Elektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning

Recovery logam dengan elektrolisis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN

PENINGKATAN KETAHANAN KOROSI BAJA JIS S45C HASIL ELECTROPLATING NIKEL PADA APLIKASI MATERIAL CRYOGENIC

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

ANALISA PEMBUATAN SERBUK TEMBAGA HASIL PROSES ELECTROREFINING METODE LABORATORIUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGAMBILAN TEMBAGA DARI BATUAN BORNIT (Cu5FeS4) VARIASI RAPAT ARUS DAN PENGOMPLEKS EDTA SECARA ELEKTROKIMIA

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Preparasi Lapisan Tipis ZnO Dengan Metode Elektrodeposisi Untuk Aplikasi Solar Cell

PENGEMBANGAN SENSOR OKSIGEN TERLARUT MENGGUNAKAN ELEKTRODA KERJA KARBON-PALADIUM (C-Pd) SECARA VOLTAMMETRI SIKLIK SKRIPSI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembangkit Non Konvensional OTEC

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Voltametri

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini dunia dihadapkan pada suatu masalah

Pengaruh Rapat Arus Terhadap Ketebalan Dan Struktur Kristal Lapisan Nikel pada Tembaga

DAFTAR ISI... PERNYATAAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II SEL ELEKTROLISIS (PENGARUH SUHU TERHADAP SELASA, 6 MEI 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha

Rancangan Alkaline Fuel Cell Sederhana dengan Menggunakan Stainless Steel sebagai Elektrodanya

BAB III DASAR TEORI. mengalami pengkristalan dan dapat menimbulkan gout. Asam urat mempunyai peran

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN AIR GARAM SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF Muh. Ali Usman 1, Muhammad Hasbi 2, Budiman Sudia 3

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Metodologi Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KARBON AKTIF MONOLIT DARI KAYU KARET DENGAN VARIASI KONSENTRASI KOH UNTUK APLIKASI SUPERKAPASITOR

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI WAKTU ANODIZING TERHADAP STRUKTUR PERMUKAAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN KEKERASAN ALUMINIUM 1XXX. Sulaksono Cahyo Prabowo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

PENGARUH VARIASI RAPAT ARUS TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ELEKTROPLATING SENG PADA BAJA KARBON RENDAH. Nizam Effendi *)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT.

LAMPIRAN II PERHITUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes:

Elektrokimia. Sel Volta

Gambar 4.2 Larutan magnesium klorida hasil reaksi antara bubuk hidromagnesit dengan larutan HCl

LAMPIRAN II PERHITUNGAN

MODUL 7 FUEL CELL DAN SEL SURYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dosen Pembimbing : Sutarsis,ST,M.Sc.Eng. Oleh : Sumantri Nur Rachman

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. energi listrik. Pemanfaatan energi listrik terus berkembang tidak hanya berfokus

JURNAL SAINS DAN SENI Vol. 2, No. 1, (2013) ( X Print) 1

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga. Melimpahnya aluminium

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

KARAKTERISASI TiO 2 (CuO) YANG DIBUAT DENGAN METODA KEADAAN PADAT (SOLID STATE REACTION) SEBAGAI SENSOR CO 2

Deskripsi METODE UNTUK PENUMBUHAN MATERIAL CARBON NANOTUBES (CNT)

Elektroda Cu (katoda): o 2. o 2

Transkripsi:

Jurnal Penelitian Sains Volume 13 Nomer 2(C) 13206 Pembuatan Elektroda Fuel Cell dengan Metode Elektrodeposisi Menggunakan Katalis Pt-Cr/C dan Pt/C dan Karakterisasinya Dedi Rohendi 1), Yulinar Adnan 2) 1) Staf Pengajar Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia 2) Staf Pengajar Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia Intisari: Telah dilakukan penelitian Pembuatan Elektroda Fuel Cell dengan Metode Elektrodeposisi Menggunakan Katalis Pt-Cr/C dan Pt/C yang dilanjutkan dengan karakterisasi konduktivitas dan massa terdeposisi. Penelitian diawali dengan membuat backing layer dari substrat karbon dengan pengikat teflon emulsion dengan perbandingan karbon dan teflon emulsion 1 : 1, kemudian dikarakterisasi konduktivitasnya. Elektroda Fuel Cell dibuat dengan melakukan elektrodeposisi larutan platina (H 2PtCl 6.6H 2O) dan larutan krom (CrCl 6.6H 2O) pada backing layer dengan konsentrasi bervariasi pada beda potensial 7,5 Volt dan waktu 10 menit. Hasil pengamatan konduktivitas backing layer menunjukkan bahwa backing layer yang dibuat sudah memenuhi syarat sebagai backing layer fuel cell dengan konduktivitas rata-rata sebesar 1,8133.10 1 mhos untuk permukaan dan 2,397.10 2 mhos untuk konduktivitas penampangnya. Hasil elektrodeposisi Pt dan Cr pada backing layer untuk membuat elektroda Pt-Cr/C dan Pt pada backing layer untuk membuat elektroda Pt/C menunjukkan konduktivitas elektrik permukaan mengalami kenaikan, sementara konduktivitas penampangnya tidak mengalami kenaikan secara signifikan. Hasil elektrodeposisi juga menunjukkan bahwa massa katalis Pt dan Cr terdeposisi paling banyak dalam elektroda Pt-Cr/C diperoleh pada komposisi massa Pt : Cr = 40 : 60 dan massa katalis Pt terdeposisi paling banyak dalam elektroda Pt/C diperoleh pada massa Pt = 0,6 mg/cm 2. Kata kunci: Pt-Cr/C, Pt/C, Backing layer Mei 2010 1 PENDAHULUAN K risis energi dan krisis lingkungan yang melanda dunia memaksa para ilmuwan untuk mencari sumber energi yang memadai secara kualitas dan kuantitas serta ramah lingkungan. Salah satu teknologi energi alternatif yang mempunyai prospek untuk masa mendatang adalah fuel cell (sel bahan bakar) yang mengkonversi energi kimia dari bahan bakar dan oksidan menjadi energi listrik secara langsung. Diantara keunggulan fuel cell dibandingkan dengan sumber energi konvensional adalah: merupakan sumber energi bersih dengan tingkat polusi yang sangat rendah; tidak bising; bahan bakar beragam; mempunyai efisiensi konversi energi yang lebih baik dan lebih responsif; memiliki tingkat keandalan lebih tinggi dan perawatan yang mudah serta bersifat modular sehingga aplikasi fuel cell cukup luas mulai dari aplikasi portable, rumah tangga, transportasi hingga utilitas [1]. Salah satu komponen penting yang menentukan kinerja dari fuel cell adalah elektroda tempat terjadinya reaksi katalitik pengubahan bahan bakar (H 2 atau lainnya) dan oksidan (O 2 atau udara) menjadi air dan energi listrik [2]. Ada beberapa metode pembuatan elektroda fuel cell yang telah dikembangkan, diantaranya metode casting [3], spraying dan metode elektrodeposisi [4,5]. Metode elektrodeposisi merupakan metode penempatan katalis pada substrat secara elektrokimia. Diantara keunggulan dari metode elektrodeposisi adalah penempatan katalis berukuran nanometer dan distribusi lebih merata sehingga dapat mereduksi jumlah katalis yang ditempatkan tapi meningkatkan utilitas dari katalis. Hal ini pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja dan menekan biaya produksi fuel cell. Katalis yang digunakan dalam elektroda fuel cell umumnya katalis berbasis platina. Akan tetapi, selain katalis tunggal platina, pemakaian logam golongan transisi lain selain platina dilaporkan digunakan sebagai katalis pendukung platina. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan fungsi katalitik elektroda dan mengurangi kandungan platina. Penggunaan krom sebagai katalis fuel cell telah dilakukan oleh Luczak dan Landsman [6] dalam bentuk paduan tiga logam Pt, Cr dan Co dengan metode casting c 2010 FMIPA Universitas Sriwijaya 13206-28

2 EKSPERIMEN 2.1 Penyiapan Alat dan Bahan 1. Peralatan Penelitian Peralatan yang digunakan meliputi oven, furnace, desikator, cetakan backing layer, cawan cruss, bejana elektrodeposisi, anoda, amperemeter dan voltmeter, pencatat waktu dan suhu, alat-alat gelas, pinset dan spatula. 2. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan adalah: Karbon Aktif sebagai substrat backing layer, Polytetrafluoroetylen (PTFE) powder 1 mikron sebagai binder dan untuk meningkatkan kehidrofobikan elektroda, H 2 PtCl 6.6H 2 O sebagai bahan katalis, H 2 CrO 4 sebagai bahan katalis pendukung dan, isopropanol serta glyserin untuk membuat teflon emulsion. 2.2 Pembuatan dan Karakterisasi Backing Layer 1. Aktivasi Bubuk Karbon Sebelum digunakan, karbon aktif dipanaskan dalam furnace pada suhu 350 C selama 2 jam. 2. Pembuatan Backing Layer [7] Backing layer dibuat dari karbon aktif dan teflon emulsion sebagai pengikat. Sejumlah tertentu karbon dengan kadar 50% berat ukuran 100 mesh dicampur dan diaduk dengan teflon emulsion hingga homogen, kemudian dipaparkan dan dicetak dalam cetakan dengan ukuran 5x5 cm dengan ketebalan sekitar 1 mm dan dipanaskan di dalam furnace dengan temperatur 350 C selama 30 menit. Setelah dingin, konduktivitas penampang dan permukaan backing layer ditentukan dengan cara mengukur resistansinya. 2.3 Pembuatan Elektroda dengan Metode Elektrodeposisi dan Karakterisasi Elektroda Elektrodeposisi dilakukan dengan menggunakan arus DC pada tegangan dan waktu yang konstan serta konsentrasi larutan elektrolit bervariasi. Backing layer diletakkan di katoda dan sebagai anoda digunakan elektroda Ag/AgCl. Elektroda fuel cell yang dibuat dengan metode elektrodeposisi ini terdiri atas dua jenis, yaitu elektroda yang mengandung katalis Pt/C sebagai hasil elektrodeposisi Pt pada substrat/backing layer karbon dan elektroda yang mengandung katalis Pt-Cr/C dengan perbandingan konsentrasi Pt dan Cr bervariasi sebagai hasil elektrodeposisi Pt dan Cr secara bersamaan pada backing layer karbon. Variasi konsentrasi Pt dan Cr adalah 20:80 ; 40:60; 50:50; 60:40 dan 80:20. Sementara itu, massa Pt untuk pembuatan elektroda Pt/C dibuat bervariasi dengan massa total mengikuti perbandingan total antara Pt dan Cr pada pembuatan elektroda Pt-Cr/C. 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pembuatan dan Karakterisasi Backing Layer Backing layer yang dibuat harus memenuhi syarat: lentur tapi kuat, berpori, ketebalan tidak melebih 1 mm, hidrofobik akan tetapi konduktif. Kehidrofobikan Backing layer terjadi karena penambahan teflon emulsion, sementara konduktivitas backing layer ditunjang oleh material karbon konduktif. Kehidrofobikan diperlukan untuk menjaga agar backing layer tidak dapat ditembus oleh air dan konduktivitas backing layer diperlukan karena backing layer berfungsi juga sebagai penghantar elektron. Selain itu, backing layer mempunyai fungsi sebagai substrat dan penahan elektroda serta sebagai gas diffusion layer yang berfungsi menyalurkan gas. Backing layer yang dibuat ditentukan konduktivitas penampang dan permukaannya untuk memastikan dapat dipergunakan sebagai backing layer fuel cell. Data konduktivitas penampang backing layer disajikan dalam tabel 1 dan konduktivitas permukaan disajikan dalam tabel 2 di bawah ini. Tabel 1: Harga konduktivitas Penampang Backing Layer Backing Backing Layer Layer 1 2,484.10 2 6 1,454.10 2 2 2,151.10 2 7 3,883.10 2 3 3,864.10 2 8 2,139.10 2 4 2,005.10 2 9 2,020.10 2 5 1,358.10 2 10 2,614.10 2 Konduktivitas Rerata 2,397.10 2 Tabel 2: Harga konduktivitas Permukaan Backing Layer Backing Backing Layer Layer 1 1,878.10 1 6 1,041.10 1 2 1,501.10 1 7 2,409.10 1 3 1,810.10 1 8 1,778.10 1 4 1,606.10 1 9 2,515.10 1 5 1,786.10 1 10 1,809.10 1 Konduktivitas Rerata 1,8133.10 1 13206-29

Berdasarkan tabel 1 dan 2 di atas, harga konduktivitas dari backing layer termasuk tinggi dan memenuhi syarat sebagai backing layer fuel cell (minimal 10 2 mhos) [8]. Harga konduktivitas backing layer permukaan relatif lebih besar dari konduktivitas penampang. Hal ini terjadi karena pada permukaan resultan gaya partikel tinggi dan elektron sangat peka sehingga mobilitas elektronnya meningkat, mengarah pada energi aktivasi dan konduktivitas permukaan yang lebih tinggi. Selain itu, konduktivitas permukaan memiliki struktur lebih rapat pada backing layer yang terdiri atas karbon yang konduktif. Penampang backing layer memiliki mobilitas elektron relatif kecil dan terdapat kesetimbangan gaya. 3.2 Pembuatan Elektroda dengan Metode Elektrodeposisi Elektrodeposisi dilakukan dengan menggunakan arus DC pada tegangan dan waktu yang konstan serta konsentrasi larutan elektrolit bervariasi. Backing layer diletakkan di katoda dan sebagai anoda digunakan elektroda Ag/AgCl. Elektroda yang telah dibuat dikarakterisasi konduktivitas permukaan dan penampangnya untuk melihat pengaruh elektrodeposisi pada konduktivitas elektriknya serta ditentukan massa terdeposisi pada katoda. Data konduktivitas elektrik permukaan dan penampang elektroda disajikan pada tabel 3 dan 4 di bawah ini. Tabel 3: Data Konduktivitas Elektrik Penampang dan Permukaan Elektroda Pt-Cr/C Variansi Katalis Penampang permukaan Pt : Cr = 0 : 100 2,094.10 2 1,666.10 1 Pt : Cr = 20 : 80 1,990.10 2 3,603.10 1 Pt : Cr = 40 : 60 2,072.10 2 2,424.10 1 Pt : Cr = 60 : 40 4,255.10 2 1,895.10 1 Pt : Cr = 80 : 20 1,286.10 2 1,923.10 1 Konduktivitas rerata 2,3394.10 2 2,3022.10 1 Berdasarkan data tabel 3 dan 4 dapat dilihat bahwa konduktivitas permukaan elektroda meningkat dibandingkan konduktivitas backing layer. Hal ini terjadi karena elektrodeposisi menghasilkan lapisan logam yang konduktif. Sementara itu, konduktivitas penampang elektroda tidak berubah secara signifikan. Hal ini dapat difahami karena proses elektrodeposisi hanya terjadi pada permukaan backing layer. Selain diukur konduktivitas elektriknya, elektroda yang dibuat diamati massa terdeposisi dan rapat arus yang terjadi. Pengamatan data massa katalis terde- Tabel 4: Data Konduktivitas Elektrik Penampang dan Permukaan Elektroda Pt /C Massa Pt mg/cm 2 Penampang permukaan 1 2,03.10 2 2,078.10 1 0,8 2,266.10 2 1,501.10 1 0,6 2,74.10 2 1,975.10 1 0,4 2,128.10 2 1,975.10 1 0,2 1,128.10 2 1,688.10 1 rerata 2,2582.10 2 1,834.10 1 posisi dan rapat arus pada setiap variasi massa Pt:Cr untuk elektroda Pt-Cr/C dan massa Pt untuk elektroda Pt/C disajikan dalam tabel 5 dan 6. Tabel 5: Data massa Katalis Pt dan Cr Terdeposisi untuk Elektroda Pt-Cr/C dan Rapat Arus Rata-rata Massa Variansi Katalis terdeposisi Rapat arus rata-rata (gr) (A/cm 2 ) Pt : Cr = 0 : 100 0,0011 0,0015 Pt : Cr = 20 : 80 0,0043 0,0025 Pt : Cr = 40 : 60 0,0142 0,0035 Pt : Cr = 60 : 40 0,0041 0,0020 Pt : Cr = 80 : 20 0,0030 0,0017 Tabel 6: Data massa katalis Pt terdeposisi untuk Elektroda Pt/Cvdan rapat arus rata-rata Massa Pt Massa Rapat arus ratamg/cm 2 terdeposisi (g) rata (A/cm 2 ) 1 0,0015 0,0025 0,8 0,0089 0,0017 0,6 0,0122 0,003 0,4 0,0048 0,002 0,2 0,0025 0,0015 Jika data pada tabel 5 dan 6 ditampilkan dalam bentuk grafik, maka jumlah massa terdeposisi dan rapat arus pada perbandingan Pt dan Cr serta massa Pt bervariasi dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2. Gambar 1 memperlihatkan bahwa massa terdeposisi makin meningkat dengan meningkatnya perbandingan massa Pt : Cr dan mencapai maksimum pada perbandingan massa Pt dan Cr = 40 : 60. Meningkatnya massa terdeposisi diikuti dengan meningkatnya rapat arus yang digunakan. Massa terdeposisi dan rapat arus kembali menurun pada perbandingan Pt : Cr = 60 : 40. Hal ini dimungkinkan oleh terjadinya 13206-30

Gambar 2 memperlihatkan massa katalis Pt terdeposisi mengalami peningkatan dengan menurunnya massa Pt yang dideposisi dan mencapai maksimum pada massa Pt 0,6 mg/cm 2. Setelah itu, massa Pt terdeposisi menurun seiring menurunnya jumlah Pt yang dideposisikan. Kondisi ini terjadi karena deposisi Pt mengalami penataan ulang dengan menurunnya massa Pt terdeposisi seiring semakin meningkat jumlah Pt yang tersedia. Hal ini menunjukkan bahwa komposisi massa Pt 0,6 mg/cm 2 adalah massa Pt optimum yang terdeposisi pada backing layer karbon dengan kemungkinan homogenitas yang lebih baik. Berdasarkan hukum Faraday, massa zat yang terdeposisi pada katoda tergantung pada arus dan waktu yang digunakan. Pada penelitian ini, proses elektrodeposisi dilakukan pada waktu konstan, yaitu selama 20 menit dan arus yang tidak dibatasi. Setiap selang waktu 2 menit dilakukan pencatatan arus yang terpakai. Dengan demikian, jumlah Pt terdeposisi hanya tergantung pada arus yang digunakan. Pada massa Pt yang terdeposisi paling banyak (massa Pt yang dideposisi 0,6 mg/cm 2 ) didapatkan rapat arus yang paling tinggi yaitu pada kisaran 0,06 Ampere dengan densitas arus/kerapatan arus 0,003 A/cm 2. Densitas arus yang paling tinggi dapat dikaitkan dengan harga konduktivitas elektroda yang relatif tinggi. 4 KESIMPULAN DAN SARAN Gambar 1: Massa Terdeposisi dan Rapat Arus rata-rata pada Perbandingan Massa Pt dan Cr Bervariasi untuk Elektroda Pt-Cr/C penumpukan katalis pada situs-situs tertentu. Selain itu, menurunnya jumlah massa terdeposisi dengan meningkatnya kandungan Pt disebabkan oleh mobilitas Pt yang relatif rendah dibandingkan Cr, karena massa atom relatif Pt lebih besar dari Cr. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah: 1. Backing layer yang dibuat telah memenuhi syarat sebagai backing layer fuel cell dilihat dari harga konduktivitas rata-rata sebesar 2,397.10 2 mhos untuk penampang dan 1,8133.10 1 mhos untuk permukaan. 2. Konduktivitas rata-rata dari permukaan elektroda hasil elektrodeposisi meningkat dibandingkan dengan konduktivitas backing layer, sementara konduktivitas penampang tidak berubah secara signifikan. Gambar 2: Massa Terdeposisi dan Rapat Arus Rata-rata pada perbandingan massa Pt bervariasi untuk Elektroda Pt/C 13206-31 3. Massa katalis terdeposisi dan rapat arus tertinggi untuk elektroda Pt-Cr/C terjadi pada variasi komposisi massa Pt : Cr = 40 : 60 dan Massa katalis Pt/C terdeposisi paling banyak diperoleh pada massa Pt = 0, 6 mg/cm 2 Saran Untuk melihat kompisisi mana yang terbaik dari sisi struktur dan kinerja elektrokimia, maka perlu dilakukan karakterisasi elektroda lebih lanjut meliputi: analisa struktur dan kandungan katalis menggunakan EDX-SEM dan TEM, analisa voltametri siklik untuk melihat kinerja elektrokimia, serta analisa kapasitas distribusi gas. DAFTAR PUSTAKA [1] Carrete, L., K.A. Friedrich, dan U. Stimming, 2000, Fuel Cells: Principles, Type, Fuels, and Aplications, Chemphyschem, 1: 162-193. [2] EG&G Services Parsons, Inc., 2000, Fuel Cell Handbook, Fifth Edition, U.S. Department of Energy Office of Fossil Energy National Energy Technology Laboratory. [3] Ralf, Z., et all., 2002, Gas Diffusion Structures and Gas Diffusion Electrodes for Plymer Electrolyte Fuel Cells, United States Patent Application No. 0041992.. [4] Hayashi, K. Furuya, 2004, Preparation of Gas Diffusion Electrodes by Electrophoretic Deposition Journal Of The Electrochemical Society, 151 (3): A354-A357; Mar 2004 [5] Jayashree, R.S., et al., 2005, Characterization and application of Electrodeposited Pt, Pt/Pd, and Pd Catalyst Structures for Direct Formic Acid Micro Fuel Cells, Electrochimica Acta 50,4674-4682. [6] Luczak,F.J. dan D.A. Landsman, 1984, Ternary fuel cell catalysts containing platinum, cobalt and chromium, United States Patent 4447506.

[7] Rohendi, D., N. Rusnaeni, dan Z. Fanani, 2006, Pembuatan Elektroda Polymer Electrolyte Fuel Cell (PEFC) dengan Metode Casting Menggunakan Katalis Pt-Co/C, Laporan Penelitian Hibah Bersaing XIII [8] Ismail, S. dan D. Rohendi, 2003, Modification on Electrode System to Increase Performance of Polymer Electrolyte Fuel Cell (PEFC), Proceedings of Regional Symposium on Chemical Engineering 2003, Metro Manila, Philipines 13206-32