PERANAN KPU DAERAH DALAM MENCIPTAKAN PEMILU YANG DEMOKRATIS

dokumen-dokumen yang mirip
PANDUAN AKUNTABILITAS POLITIK

Menuju Pemilu Demokratis yang Partisipatif, Adil, dan Setara. Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia Jakarta, 16 Desember 2015

Demokrasi Sudah Digagas Jauh Sebelum Merdeka

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang dianggap demokratis selalu mencantumkan kata kedaulatan

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

I. PENDAHULUAN. diperlukan sikap keyakinan dan kepercayaan agar kesulitan yang kita alami. bisa membantu semua aspek dalam kehidupan kita.

BAB 14 PERWUJUDAN LEMBAGA DEMOKRASI YANG MAKIN KUKUH

BAB I. PENDAHULUAN. kepala eksekutif dipilih langsung oleh rakyat. Sehingga kepala eksekutif tidak

BAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik

LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. langsung dalam pemelihan presiden dan kepala daerah, partisipasi. regulasi dalam menjamin terselenggaranya pemerintahan

I. PENDAHULUAN. akuntabilitas bagi mereka yang menjalankan kekuasaan. Hal ini juga

GBHN = Demokrasi Mayoritas Muchamad Ali Safa at 1

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

BAB VI KESIMPULAN DAN REFLEKSI TEORI

Struktur kelembagaan politik, ekonomi dan sosial suatu masyarakat dapat menciptakan atau melanggengkan demokrasi, tetapi dapat pula mengancam dan mele

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya pemerintahan orde baru telah mengubah dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semarak dinamika politik di Indonesia dapat dilihat dari pesta demokrasi

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya

Akuntabilitas Dana Pilkada Lampung

Kebebasan dan keterbukaan tentu merupakan anugrah yang diharapkan. banyak pihak, terutama dalam iklim demokrasi yang ditandai dengan adanya

URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014

DEMOKRASI & POLITIK DESENTRALISASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

PARTAI POLITIK OLEH: ADIYANA SLAMET. Disampaikan Pada Kuliah Pengantar Ilmu Politik Pertemuan Ke-15 (IK-1,3,4,5)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada. oleh. AA Gde Putra, SH.MH

DEMOKRASI : TEORI DAN PRAKTIK

Mewujudkan Pemilu 2014 Sebagai Pemilu Demokratis

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan

MAKNA DAN HAKEKAT DEMOKRASI

SAMBUTAN KUNCI MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN PADA PERTEMUAN BAKOHUMAS TINGKAT NASIONAL DAN ANUGERAH MEDIA HUMAS TAHUN 2013

Kebebasan dan keterbukaan tentu merupakan anugrah yang diharapkan. banyak pihak, terutama dalam iklim demokrasi yang ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat

proses perjalanan sejarah arah pembangunan demokrasi apakah penyelenggaranya berjalan sesuai dengan kehendak rakyat, atau tidak

Pemilu 2009, Menjanjikan tetapi Mencemaskan

MEMAKNAI ULANG PARTISIPASI POLITIK WARGA: TAHU, MAMPU, AWASI PUSAT KAJIAN POLITIK FISIP UNIVERSITAS INDONESIA 28 JANUARI 2015

I. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)

USULAN ASOSIASI ILMU POLITIK INDONESIA (AIPI) TERHADAP RUU PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 1

DESAIN SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL YANG EFEKTIF

Pemilu Serentak 2019 dan Penguatan Demokrasi Presidensial di Indonesia. Oleh Syamsuddin Haris

PEMBINAAN ORGANISASI MITRA PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. penilaian yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen,

Peran Strategis Komisi Pemilihan Umum dalam Pelaksanaan Pemilu

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut ( Dalam prakteknya secara teknis yang

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

I. PENDAHULUAN. Penelitian ini mengkaji tentang Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU), proses. pengawasan dan hambatan-hambatan yang dialami dalam mengawasi

PENETAPAN KINERJA (TAPKIN)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. KPU (Komisi Pemilihan Umum) adalah lembaga penyelenggaraan pemilu

EVALUASI SATU TAHUN PENYELENGGARA PEMILU

MODEL PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TERHADAP PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE (STUDI DI KOTA SALATIGA) PERIODE

PERILAKU MEMILIH MASYARAKAT KOTA PADANG PADA PEMILU KEPALA DAERAH SUMATERA BARAT TAHUN 2010 SKRIPSI

PEMILU NASIONAL DAN PEMILU DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. adalah melalui kegiatan pendidikan. Sebagai bagian dari masyarakat, kegiatan

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENJADI TUAN DI NEGERI SENDIRI: PERSPEKTIF POLITIK. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

2015 MODEL REKRUTMEN DALAM PENETUAN CALON ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) PROVINSI JAWA BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Studi Aktor Dalam Perspektif Demokrasi Lokal. penting untuk dilakukan mengingat dua hal : Pertama, dalam kaitannya

PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG : DAN DEMOKRATISASI POLITIK LOKAL

WORKSHOP Penyusunan Buku Kelompok Rentan. Yogyakarta, Juni 2010 MAKALAH. Otda & Konflik Tata Ruang Publik. Oleh: Wawan Mas udi JPP Fisipol UGM

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1945 disebutkan bahwa negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi, desentralisasi dan globalisasi. Jawaban yang tepat untuk menjawab

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA Menuju Masyarakat Informasi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Setelah Orde Baru jatuh dikarenakan reformasi maka istilah Good

BAB I PENDAHULUAN. reformasi yang semakin luas dan menguat dalam satu dekade terakhir. Tuntutan

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

publik pada sektor beras karena tidak memiliki sumber-sumber kekuatan yang cukup memadai untuk melawan kekuatan oligarki politik lama.

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial,

DIY DALAM KONTEKS NKRI, OTDA DAN DEMOKRASI

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam memberantas

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Setelah Perang Dunia II, demokrasi menjadi salah satu wacana sentral di

PERILAKU POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2015 DI KECAMATAN MOWILA JURNAL PENELITIAN

Partisipasi LSM..., Firsty Husbani, FISIP UI, 2009 Universitas Indonesia. Mundurnya Demokrasi di Indonesia. Demos.

Perempuan dan Pembangunan Berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ditentukan oleh pemerintah pusat, perencanaan dan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu

Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Politik

BAB I PENDAHULUAN. Keterbukaan informasi akan mendorong partisipasi publik karena dengan

I. PENDAHULUAN. Sejak jatuhnya pemerintahan Orde Baru dan digantikan dengan gerakan

Prayudi POSISI BIROKRASI DALAM PERSAINGAN POLITIK PEMILUKADA

GOOD GOVERNANCE & TRANSPARANSI

Bab 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENEGAKAN HUKUM DAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK 1

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan. 1. Persepsi Mahasiswa Penyandang Disabilitas Tentang Aksesibilitas Pemilu

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

UU 4/2000, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. terlalu dominan. Sesuai konsep government, negara merupakan institusi publik

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu kelompok yang memiliki kepentingan yang sama serta cita-cita yang

BAB I1 Perencanaan Dan Perjanjian Kinerja L IHA PEMILIHAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan satu paket kebijakan tentang otonomi daerah yaitu: Undang-

Bab VI: Kesimpulan. 1 Pemilih idealis mengaktualisasikan suaranya berdasarkan ideologi untuk memperjuangkan nilai-nilai

Pembaruan Parpol Lewat UU

Transkripsi:

PERANAN KPU DAERAH DALAM MENCIPTAKAN PEMILU YANG DEMOKRATIS R. Siti Zuhro, PhD (Peneliti Utama LIPI) Materi ini disampaikan dalam acara diskusi Penguatan Organisasi Penyelenggara Pemilu, yang dilaksanakan oleh KPU DKI Jakarta, Perpustakaan Nasional, Jakarta, 9 April 2010

Pendahuluan Demokratisasi di Indonesia 1999-2010: Era Keterbukaan Politik Pengenalan sistem multi partai, kebebasan berserikat (1999) Penyelenggara Pemilu Independen (KPU, KPU Daerah) Pemilu presiden langsung (2004) Pilkada langsung (2005)

12 tahun menjalani era reformasi, dimana posisi Indonesia sekarang? Mengapa demokrasi prosedural masih dominan? Mengapa bangsa kita masih tampak bimbang dalam melaksanakan demokrasi?

Beberapa Permasalahan Penting Konstruksi Sistem Politik Indonesia Indonesia menganut sistem presidensiil, tapi prakteknya masih melembagakan kerancuan pilihan antara sistem presidensiil dan sistem parlementer, sehingga menghasilkan tata kelola pemerintahan yang tidak efektif. Paket UU Politik (Parpol, Pemilu, Parlemen) yang berlaku saat ini belum mendukung terwujudnya sistem pemerintahan presidensiil yang kuat dan efektif.

Sistem perwakilan, sistem dan proses pemilu (legislatif dan presiden) dan sistem kepartaian belum menunjang realisasi sistem presidensiil. Implikasinya adalah sulit melahirkan kepemimpinan yang demokratis, kuat dan efektif krn tdk didukung oleh pemerintahan yang konsisten dan mantap. Sistem rekrutmen anggota calon anggota DPR/DPRD oleh parpol belum profesional dan sangat top down dan bias gender.

lanjutan Banyaknya parpol peserta pemilu mempersulit munculnya partai yang mampu menguasai mayoritas di DPR/DPRD. Hal ini membuat pemerintahan tidak stabil. Bagi KPU Daerah, ini juga memberikan dampak kerumitan tersendiri yang harus dihadapi.

Demokrasi substansial: proses dan mekanisme Partispasi: pemilih yang kritis, tidak ada diskriminasi bagi pemilih, tidak ada partisipasi semu karena mobilisasi dan vote buying; Kompetisi: kualitas kompetisi jurdil, peluang yg sama bagi semua warga yang dipilih; Civil liberties: tidak ada pembajakan hak-hak politik warga oleh elite; Hasil akhir pemilu (terpilihnya kepala negara & wakil kepala negara).

Demokrasi substansial: pelembagaan demokrasi Proses politik dimaknai sebagai proses pendidikan politik bagi masyarakat secara utuh. Memiliki relevansi nyata sebagai media artikulasi kepentingan masyarakat untuk mewujudkan harapan, keinginan dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Demokrasi substansial ditandai oleh prosesproses politik yang riil dan tdk semu, hakiki dan mampu mewujudkan aspirasi rakyat.

Hasil akhir pemilu: peningkatan kualitas responsiveness dan pertanggungjawaban (accountability) kepala negara/kepala daerah kepada warga, mendekatkan pemerintah ke rakyat, meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan rakyat.

Pemilu diperlukan bukan hanya sekadar pembeda antara rezim otoritarian dan demokrasi, tapi pemilu sebagai sarana bagi suksesi kepemimpinan yang memiliki integritas, kapasitas, kredibilitas, akuntabilitas dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi bangsa saat ini dan menjanjikan perubahan.

Realitanya Perubahan politik sejak 1998 hanya berdampak pada pergeseran konteksnya saja. Proses dominasi elite orde baru dan kelompok oligarki tak hanya mencakup politik dan ekonomi, tapi juga merambah ke civil society. Untuk menjaga pola tersebut digunakan intrumen partai politik, pemilu dan parlemen.

Terjadi metamorfosa, dari penggunaan intrumen otoritas sentral negara ke parpol, pemilu dan parlemen. Proses transisi ditandai oleh minimnya perilaku demokratis, baik di tataran penyelenggara negara maupun masyararkat. Kamuflase yang mengatasnamakan demokrasi dan good governance.

Kamuflase tersebut dapat ditemui dalam fenomena oligarki yang tak terkendali dan pemerintahan yang konspiratif. Oligarki yang tak terkendali tersebut merujuk pada elite-elite yang makin liar dalam menapakkan jejak kekuasaannya. Kombinasi antara demokrasi populer dan desentralisasi yang masih terbaca sebagai sebuah proses administrasi yg menyebabkan

terjadinya kompetisi yang bebas antarpara elite lokal dalam mengendalikan negara. Pluralitas kepentingan dalam masyarakat (ideologis, kultural, ekonomi-politik) teraktualisasi secara bersamaan dalam ranah publik.

Karena itu kualitas demokrasi harus dibangun melalui mekanisme konsensus kolektif di mana rakyat harus dilibatkan dalam setiap proses politik tanpa diskriminasi. Masalahnya, bagaimana menata demokrasi massa menuju tertib politik?

Posisi dan Peran KPU Daerah Sebagai penyelenggara pemilu/pemilu kada, KPU Daerah harus independen, netral dan tidak boleh partisan. Independensi KPU Daerah sangat diperlukan untuk menyukseskan dan menciptakan pemilu yang berkualitas. Karena sukses tidaknya pemilu/pemilu kada akan sangat tergantung pada profesional tidaknya KPU/KPU Daerah.

Mempertimbangkan peliknya peraturan dalam pemilu dan partai politik serta minimnya tanggungjawab bersama yang seharusnya dipikul partai, mensyaratkan penguatan peran dan profesionalitas KPU/KPU Daerah. KPU Daerah tak hanya dituntut memahami materi paket UU Politik (Pemilu, Peraturan Pemilu Kada, Parpol) tapi juga memahami secara komprehensif masalah yang berkaitan dengan teknis pelaksanaan dan administrasi kepemiluan.

Sebagai penyelenggara pemilu, KPU Daerah menjadi garda depan yang karena tupoksinya harus berhadapan langsung dengan pemerintah, partai politik dan masyarakat. Tupoksi tersebut merupakan tugas dan kewajiban yang mesti dilaksanakan secara profesional dan sangat memadai supaya hasilnya memuaskan.

Dengan tugas dan fungsi KPU Daerah sebagaimana tersebut di atas, mensyaratkan SDM dan institusi KPU Daerah siap melaksanakan pemilu. Kesiapan tersebut sangat dibutuhkan agar Indonesia tidak senantiasa melakukan kesalahan yang sama setiap pemilu dan pemilu kada.

Agenda KPU Daerah ke Depan Diperlukan kesiapan yang utuh KPU Daerah dalam melaksanakan Pemilu Kada 2010. KPU Daerah perlu mengantisipasi proses transisi yang terjadi dalam konteks revisi UU Pilkada seiring dengan proses revisi UU Pemda (UU32/2004). KPU Daerah perlu bersinergi dengan institusiinstitusi terkait untuk memaksimalkan kinerjanya.

Terimakasih Semoga bermanfaat Jakarta, 9 April 2010