BAB I PENDAHULUAN. Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. Restoran aneka bali boga di Denpasar

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA SAUNG KATINEUNG RASA PUNCLUT MELALUI ANALISIS SWOT

BAB I PENDAHULUAN. Bali terkenal sebagai daerah tujuan wisata dengan keunikan berbagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar Ha dan

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang

BAB I PENGANTAR. menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Bali yang juga dikenal dengan nama Pulau Dewata, Pulau Seribu

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata dapat memberikan keuntungan cepat di suatu daerah jika

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik

Abstrak. Kata kunci : kompetensi, kapabilitas, keunggulan kompetitif dan kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat, pendapatan daerah, pendapatan pemerintah, dan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh belahan dunia. Saat ini, seluruh Negara berlomba-lomba untuk

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu bisnis yang tumbuh sangat cepat, dengan

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat boleh berbangga dengan Kota Bandungnya dimana baru-baru ini

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. panorama alam, keberadaan seniman, kebudayaan, adat-istiadat dan sifat religius

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Profil Perusahaan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) tertinggi

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. cepat, dikarenakan oleh kunjungan wisatawan yang semakin meningkat untuk datang

BAB I PENDAHULUAN. Bali sebagai pusat pengembangan kepariwisataan di Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. Pantai Sanur Kaja terletak di pesisir utara (Kaja) kawasan Sanur dan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan pengujian model yang dapat menjelaskan sebab dan akibat perilaku seorang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anies Taufik Anggakusumah, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun Bulan Tingkat Hunian

potensi kepariwisataan yang bisa dikembangkan dan ditingkatkan, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia adalah negara berkembang yang memiliki banyak pulau

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. baik dari segi alam, sosial, maupun budaya. Kuta yang teletak di Kabupaten

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tempat. Pemerintah sedang giat-giatnya untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Biaya Pengeluaran Rata-rata Per Hari Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan di Jawa Barat Tahun 2006 dan 2008

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang diunggulkan sebagai

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Andi Sulaiman, 2014

kepada budi adi luhur masyarakat Bali sendiri. Penetapan pariwisata budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN kepulauan yang berlokasi disepanjang khatulistiwa di Asia Tenggara yang

BAB I PENDAHULUAN. budaya, suku serta memiliki adat istiadat yang unik di masing masing

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1-1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung Tahun

1 BAB I PENDAHULUAN. menghadapi krisis global seperti tahun lalu, ketika penerimaan ekspor turun tajam.

BAB I PENDAHULUAN TABEL 1.1 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara,misalnya dengan mengadakan pameran seni dan budaya, pertunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber pendapatan daerah.program pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, ciri itulah yang menandai pola kehidupan manusia. Mobilitas merupakan

beragam budaya yang masih melekat sehingga dapat mencuri perhatian kehidupan. Banyak hamparan pemandangan indah dan adat istiadat yang masih

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan alam sehingga banyak sekali objek wisata di Indonesia yang patut untuk

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

2014 ANALISIS MEAL EXPERIENCE TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. wisata utama di Indonesia. Yogyakarta sebagai kota wisata yang berbasis budaya

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II PENGATURAN IZIN USAHA PARIWISATA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NO. 4 TAHUN 2014 TENTANG KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sosial dan ekonomi. Menurut undang undang kepariwisataan no 10

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara masih mengenal beberapa destinasi saja, seperti Bali yang sudah

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

UKDW BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis retail saat ini mengalami persaingan yang sangat ketat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. industri pariwisata nasional. Indonesia merupakan negara yang memiliki luas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan yang berkunjung di obyek wisata yang bersangkutan. Banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia yang sudah terkenal sampai ke mancanegara dan memiliki kedudukan yang dapat disejajarkan dengan daerah-daerah tujuan wisata lainnya yang ada didunia. Sebagai daerah tujuan wisata utama di Indonesia, Bali telah mendapatkan perhatian dari pemerintah dalam mengembangkan pariwisata khususnya di Indonesia Bagian Tengah. Pengembangan pariwisata di Bali telah mengalami kemajuan yang sangat pesat baik dari kualitas maupun kuantitas. Hal ini, dapat dilihat dari perkembangan dan bertambahnya sarana dan prasana pariwisata seperti akomodasi, transportasi, fasilitas rekreasi, hiburan, komunikasi dan atraksi wisata. Bali memiliki keunikan dan keunggulan kebudayaan, yaitu: adanya perpaduan yang harmonis antara potensi kebudayaan dan sumber daya manusia yang kreatif dengan dukungan alam yang mempesona menjadi modal dasar untuk menopang keunggulan kompetitif pariwisata daerah Bali. Tingginya minat wisatawan dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan ke Bali dalam 5 (lima) tahun terakhir pada Tabel 1.1 Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan yang Berkunjung ke Bali Periode 2009-2014 Tahun Mancanegara Nusantara Jumlah Pertumbuhan (%) 2009 2,229,945 3,521,135 5,751,080-2010 2,493,058 4,646,343 7,139,401 24,1% 2011 2,756,579 5,675,121 8,431,700 18,1% 2012 2,892,019 6,063,558 8,955,577 6,2% 2013 3,278,679 6,976,536 10,255,215 14,5% 2014 3,766,638 6,392,460 10,159,098-0,9% Rata-rata pertumbuhan 12,76% Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali, 2015 1

Menurut data Tabel 1.1, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara mengalami naik dan turun setiap tahunnya dengan rata-rata pertumbuhan 12,76%, dengan tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2010 sebesar 24,1%, pada tahun 2011 juga mengalami pertumbuhan sebesar 18,1 %, pada tahun 2012 mengalami pertumbuhan sebesar 6,2 %, pada tahun 2013 sebesar 14,5% dan trakhir mengalami penurunan pertumbuhan sebesar 0,9%. Penyebab meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali disebabkan pelayanan serta sarana dan prasana pendukung pariwisata di Bali sudah baik dan terjamin bagi wisatawan mancanegara. Pada tahun 2013, Bali juga dipercaya sebagai tempat pelaksanaan event-event besar, dalam dekade ini Bali juga sebagai tempat diadakannya pemilihan Miss World 2013 dan adanya konfrensi internasional KTT APEC yang dihadiri seluruh delegasi Negara didunia. Selain itu, dapat dilihat persentase jumlah kunjungan wisatawan mengalami penurunan pertumbuhan pada tahun 2014, hal ini dikarenakan menurunnya tingkat jumlah kunjungan wisatawan nusantara ke Bali. Penurunan jumlah kunjungan wisatawan nusantara disebakan meningkatnya tingkat kriminalitas, kemacetan, kotor karena sampah dan menurunnya nilai rupiah. Tetapi hal ini tidak berpengaruh kepada wisatawan mancanegara yang tetap mengalami peningkatan kunjungan setiap tahunnya. Wisatawan mancanegara merasa Bali adalah salah satu destinasi terbaik di dunia dikarenakan Bali memiliki keindahan pantai dan pariwisata budaya yang unik. Bali tidak hanya untuk wisatawan yang menyukai pantai melainkan Bali juga memiliki wisata kesenian dan wisata alam yang menarik untuk wisatawan ketika berkunjung ke Ubud. 2

Ubud merupakan salah satu daerah di Bali yang menyimpan seni dan potensi-potensi alam yang sangat menarik untuk dinikmati dan dikunjungi. Ubud memiliki banyak objek wisata yang menarik untuk mengisi liburan wisatawan yang berkunjung ke Bali. Hal ini didukung dengan disepanjang jalan dari Batubulan menuju Ubud berdiri artshop, kios-kios, gallery, museum seni, pasar seni Ubud yang menjadi andalan dari kepariwisataan Ubud. Selain itu ada yoga di pagi hari, naik sepeda di tepi sawah, wisata kuliner, belajar memasak makanan khas bali dan masih banyak lagi. Selain itu ubud terkenal dengan suasananya yang nyaman, tentram, dan juga wisata spritualnya. Berkembangnya Ubud sebagai daerah tujuan wisata tentunya disertai dengan penyediaan sarana dan prasarana kepariwisataan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan wisatawan di tempat tujuan wisata, mulai dari sarana transportasi yang memadai, komunikasi, maupun sarana akomodasi sehingga diharapkan lama tinggal wisatawan akan semakin meningkat dan hal ini dapat memberikan kontribusi bagi semua pihak yang ada dalam komponen pariwisata, hal ini dapat dibuktikan dari jumlah kunjungan wisatawan ke Ubud selama periode tahun 2009-2013. Tabel 1.2 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Ubud Tahun 2009-2014 No Tahun Asing Domestik Jumlah Persentase (%) 1 2009 84965 8287 93252-2 2010 121929 25128 147057 37% 3 2011 122925 32128 155053 5% 4 2012 153494 37531 191025 19% 5 2013 158330 33885 192215 1% 6 2014 164116 34352 198468 3% Rata-rata pertumbuhan 13% Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar, 2015 3

Berdasarkan Tabel 1.2 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara mengalami tingkat kunjungan tertinggi pada tahun 2010 sebesar 37% dari tahun sebelumnya, pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan sebesar 5%, pada tahun 2012 mengalami pertumbuhan sebesar 19%, pada tahun 2013 mengalami pertumbuhan sebesar 1%, dan pada tahun 2014 mengalami pertumbuhan sebesar 3%. Penyebab meningkatnya jumlah kunjungan nusantara dan mancanegara tersebut, dikarenakan dari tahun ke tahun Ubud tidak mengalami perubahan yang banyak tetapi Ubud memiliki daya tarik sendiri dibandingkan dengan daya tarik wisata lain di Bali, daya tarik wisata Ubud masih mempertahankan keaslian budaya Bali yang dapat dilihat dari aktivitas masyarakat Ubud sendiri, seperti mata pencaharian mereka sebagai petani, pelukis, pemahat atau pembuat patung dan sering dilakukannya ritual-ritual adat di pura. Selain itu, pariwisata ubud memiliki budaya tinggi terbukti dengan banyaknya museum seperti, Museum Blanco, Museum Puri Lukisan dan Museum Arma. Dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke Ubud, maka sangat penting dikembangkannya akomodasi untuk parawisata di Ubud sehingga memudahkan wisatawan yang akan berkunjung ke daerah tujuan wisata, salah satunya yaitu mengembangkan sarana akomodasi restoran. Karena restoran merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk melepaskan rasa haus dan lapar bagi wisatawan. Karena restoran adalah setiap usaha komersial yang lingkup kegiatannya yaitu menyediakan makanan dan minuman yang ditujukan untuk umum (Soekresno, 2000). 4

Restoran merupakan salah satu akomodasi selain hotel yang diperlukan wisatawan selama melakukan kegiatan pariwisata, oleh karena itu banyak dari pihak hotel atau masayarakat yang ingin membangun restoran khususya di daerah Ubud. Perkembangan restoran di Ubud dapat dilihat pada tabel 1.3 Tabel 1.3 Perkembangan Restoran/ Rumah Makan di Ubud Periode, 2009 2014 No Tahun Jumlah Pertumbuhan Seat Restoran (%) 1 2009 209 9876-2 2010 207 9844-0,97 3 2011 207 9777 0,00 4 2012 203 9556-1,97 5 2013 343 13955 40,82 6 2014 355 14233 1,8 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar, 2015 Menurut data tabel 1.3 jumlah pertumbuhan restoran mengalami penurunan tertinggi pada tahun 2012 sebanyak 1, 97% hal tersebut disebabkan mengalami masa habis kontrak penyewaan tanah, peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2013, dimana peningkatan tersebut sebanyak 40, 82% hal ini disebabkan oleh mulai meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Ubud yang menyebabkan pihak masyarakat lokal maupun asing tertarik untuk mendirikan restoran. Salah satu restoran yang berada di Ubud adalah restoran Laka Leke yang terletak di Dusun Nyuh Kuning Desa Mas yang memiliki 68 kursi yang memiliki keunikan dan daya tarik yang sangat mempesona, dapat dilihat restoran tersebut dikelilingi area persawahan, tersedianya tempat untuk belajar melukis dan tersedianya kebun kecil yang ditanami bahan-bahan untuk di dapur restoran. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan jumlah kunjungan wisatawan ke Restoran Laka Leke periode 2009 2013 pada table 1.4. 5

Tabel 1.4 Jumlah Kunjungan Wisatwan ke Restoran Laka Leke Periode 2009 2014 Jumlah Pertumbuhan No Tahun Wisatawan (Orang) (%) 1 2009 7920-2 2010 9024 12% 3 2011 12665 29% 4 2012 13320 5% 5 2013 15846 16% 6 2014 17833 11% Rata-rata pertumbuhan 14% Sumber : Restoran Laka Leke, 2015 Menurut data Tabel 1.4 jumlah kunjungan wisatawan mengalami tingkat pertumbuhan tertinggi pada tahun 2011 sebesar 29%. Hal ini disebabkan oleh semakin tingginya minat wisatawan untuk berkunjung ke Ubud dan meningkatnya publisitas yang dilakukan Restoran Laka Leke, pertumbuhan kunjungan wisatawan melambat pada tahun 2012 dengan pertumbuhan sebesar 5%. Hal ini disebabkan munculnya restoran-restoran kecil di Ubud. Selain itu Restoran Laka Leke berada dekat dengan pasar seni Ubud yang menjadi pusat kesenian di daerah Ubud. Selain itu Restoran Laka Leke dikelilingi areal persawahan yang menjadikan suasana terasa sejuk. Sehingga para tamu atau wisatawan yang berkunjung merasa comfortable layaknya rumah sendiri, dan membuat mereka tertarik untuk datang kembali ke Restoran Laka Leke. Sebagai salah satu restoran yang ada di Ubud, selain sebagai rumah makan, Restoran Laka Leke memiliki keunggulan sebagai tempat belajar memasak atau biasa disebut dengan cooking class. Cooking class merupakan suatu kegiatan yang diadakan guna menyebarkan informasi dan promosi yang berhubungan dengan kegiatan exhibition yang dihadiri oleh sekelompok orang dari kalangan dan latar belakang yang berbeda- 6

beda guna memberikan pelatihan dan pembelajaran tentang bagaimana cara memasak dan mengolah suatu produk makanan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan jumlah wisatawan yang mengikuti cooking class di Restoran Laka Leke pada Tabel 1.5. Tabel 1.5 Jumlah Kunjungan Wisatawan yang Mengikuti Cooking Class di Restoran Laka Leke Periode 2009-2014 No Tahun Jumlah Wisatawan Pertumbuhan (Orang) (%) 1 2009 720-2 2010 932 22.75% 3 2011 1267 26.44% 4 2012 1448 12.50% 5 2013 1621 10.67% 6 2014 1689 04,02% Rata-rata pertumbuhan 15,27% Sumber : Restoran Laka Leke, 2015 Menurut data Tabel 1.5 jumlah kunjungan wisatawan mengalami tingkat pertumbuhan tertinggi pada tahun 2011 sebesar 26.44%. Hal ini disebabkan semakin meningkatnya kegiatan promosi untuk penjualan paket wisata cooking class serta semakin meningkatnya minat wisatawan terhadap kegiatan pariwisata yang unik dan menarik terhadap budaya, khususnya masakan khas di Bali. Pada tahun 2012, 2013 dan 2014 mengalami peningkatan yang tidak signifikan, karena meningkatnya daya saing penjualan paket cooking class antar restoran di Ubud khususnya JL. Nyuh Kuning Ubud Bali. Misalnya Restoran Budha Bar JL. Monkey Forest, Restoran Casa Luna JL. Raya Ubud, Restoran Bumi Bali JL. Monkey Forest, Lobong Café JL. Monkey Forest, Warung Enak JL. Raya Pengosekan Ubud dan Restoran Payuk Bali JL. Laplapan Ubud. Dalam perkembangannnya cooking class yang ditangani oleh Restoran Laka Leke tidak lepas dari strategi pemasaran pada bidang promosi yang dilakukan 7

serta penerapan teknologi yang mendukung usahanya. Department Restoran Laka Leke berperan dalam penyelenggaran cooking class, yang dimulai dengan mempersiapkan produk yang akan dipasarkan yaitu mempromosikan produk cooking class. Restoran Laka Leke dapat dikatakan restoran yang berada di lokasi yang strategis dan memiliki program cooking class. lokasi Restoran Laka Leke tepat berada di belakang daya tarik wisata monkey forest tetapi wisatawan belum menyadari adanya restoran tersebut yang menawarkan program cooking class. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu penelitian tentang strategi promosi yang dilakukan di Restoran Laka Leke untuk menganalisis strategi promosi dan membuat suatu program promosi yang tepat untuk memasarkan produk cooking class. sehingga Restoran Laka Leke tersebut dapat memenangkan persaingan pasar dan meningkatkan jumlah pengguna jasa oleh wisatawan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah strategi promosi paket wisata cooking class yang dapat diterapkan oleh Laka Leke restaurant di Ubud Bali? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui strategi promosi paket wisata cooking class yang ditetapkan oleh Laka Leke restaurant di Ubud Bali. 8

1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis a. Bagi Mahasiswa Penelitian ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa serta menerapkan ilmu pengetahuan dan konsep-konsep yang telah diperoleh dibangku kuliah khususnya sbidang Pemasaran Produk Pariwisata, Pengantar Industri Perjalanan Wisata serta Metodologi Penelitian, selain itu juga menambah pengetahuan pembaca mengenai dunia pariwisata. b. Bagi Fakultas Pariwisata Penelitian ini sebagai tambahan referensi bagi perpustakaan yang nantinya diharapkan dapat digunakan bahan acuan dalam proses belajar mengajar, khususnya di jurusan pariwisata, baik bagi staff pengajar maupun mahasiswa yang mendalami atau mempelajari mengenai strategi pemasaran. 2. Manfaat praktis Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan pengaruh kepada pengelolaan restoran-restoran di Bali pada umumnya dan di Ubud pada khususnya untuk memiliki strategi promosi yang baik sehingga tingkat kunjungan wisatawan tersebar secara merata. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan informasi bagi pihak yang berkepentingan, khususnya bagi pemerintah dan masyarakat. 9

1.5 Sistematika Pembahasan Laporan penelitian ini ditulis dengan sistematika sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menguraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan. BAB II TINJAUAN PUSATAKA Merupakan uraian konsep dan teori yang terkait dalam permasalahan yang dibahas meliputi hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilakukan, tinjauan tentang strategi promosi. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini berisi penjelasan tentang lokasi penelitian, defenisi operasional variable, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis data. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini merupakan uraian dan hasil dari pembahasan data yang diperoleh selama penelitian. Meliputi tentang strategi promosi pake wisata cooking class oleh restoran laka leke di Ubud Bali dan jenis promosi yang mempunyai hubungan yang paling kuat dalam mempromosikan paket wisata cooking class ke wisatawan. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan menguraikan tentang simpulan dari pembahasan masalah dan saran sebagai masukan untuk pembaca dan instansi terkait. 10