BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan (1000 HPK) yaitu 270 hari selama kehamilan, dan 730 hari pada kehidupan pertama

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang sejak. pembuahan sampai mencapai dewasa muda. Pada masa tumbuh kembang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2009), hlm Drajat Boediman, Sehat bersama gizi,(jakarta: CV Sagung Seto,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

Jakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA

ini dia... Urusan Kesehatan Ibu dan Anak di Negeri Kita

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stunting merupakan salah satu indikator masalah gizi yang menjadi fokus

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM UNTUK PEJABAT DINAS KESEHATAN DAN TPG PUSKESMAS

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang kekurangan gizi dengan indeks BB/U kecil dari -2 SD dan kelebihan gizi yang

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN PELAYANAN PROMOTIF DAN PREVENTIF DI PUSKESMAS TELADAN KOTA MEDAN TAHUN 2016

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM No.

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kesejahteraan manusia. Setiap kegiatan dan upaya untuk

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KEPANJEN Jalan Raya Jatirejoyoso No. 04 Telp. (0341) Kepanjen

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan Masyarakat (IPM). IPM terdiri dari tiga aspek yaitu pendidikan,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.

BAB I PENDAHULUAN menjadi 228 kasus pada Angka kematian bayi menurun dari 70

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti penting dalam. kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TANTANGAN PROGRAM GIZI DI INDONESIA. Doddy Izwardy Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu prioritas Kementrian Kesehatan saat ini adalah meningkatkan status

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna. mendukung pertumbuhan dan perkembangan balita, orang tua perlu

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian negara berkembang di dunia termasuk Indonesia menjadi salah satu

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SOSIAL (BANSOS) PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup yang merupakan salah satu unsur utama dalam penentuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang

KERANGKA ACUAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) ANAK

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan

PENGABDIAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGELOLAAN POSYANDU BALITA MELALUI PERBAIKAN SISTEM ADMINISTRASI

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang baik. Menciptakan sumber daya

Sekilas tentang POKJANAL POSYANDU Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Kemenkes RI, 2011

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa yang membutuhkan perhatian lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. balita yang cerdas. Anak balita salah satu golongan umur yang rawan. masa yang kritis, karena pada saat itu merupakan masa emas

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyelenggaraan pembangunan kesehatan dasar terutama ibu, bayi dan anak balita

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor yang berkontribusi terhadap kejadian BGM di Provinsi Lampung

Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN FREKUENSI KEHADIRAN ANAK USIA 1-3 TAHUN (BATITA) DALAM PENIMBANGAN DI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI ANAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KADARZI DENGAN ASUPAN ENERGI DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA JAGAN KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal. masyarakat dan swasta (Depkes RI, 2005).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MATERI PENYEGARAN KADER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Setiap 25 tahun negara dengan angka pertambahan penduduk 2,5%

PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS BANJARANGKAN II PROTAP PELAYANAN PENINGKATAN GIZI DI PUSKESMAS BANJARANGKAN II

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan anak yang berkualitas dapat dilakukan dengan. memenuhi kebutuhan anak. Kebutuhan pada anak tidak hanya meliputi

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan dengan jumlah responden 40 0rang dimana

URAIAN PROGRAM PUSKESMAS

I. PENDAHULUAN. Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mempunyai makna mengonsumsi empat kelompok makanan setiap hari dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA

RIWAYAT HIDUP PENULIS

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Daftar Masalah di Puskesmas Pauh No Program Masalah Target / Indikator

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat 7,7 juta balita yang terhambat pertumbuhannya. Dalam

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

Rumah Bersalin Gratiis Rumah Zakat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009, p.98).

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. yakni gizi lebih dan gizi kurang. Masalah gizi lebih merupakan akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan di tiap kelurahan/rw. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masa kehamilan merupakan masa periode awal kehidupan atau biasa disebut

Oleh JUSTIN DARREN RAJ

BAB I PENDAHULUAN. penting yaitu memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30

PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN IBU, ANAK DAN KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan ASI eksklusif atau pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi

BAB 1 : PENDAHULUAN. Millenuim Development Goals (MDGs) adalah status gizi (SDKI, 2012). Status

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi memiliki dimensi luas, tidak hanya masalah kesehatan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia yang berkualitas dalam pembangunan Bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat atau kader posyandu (Depkes, 2007). Menurut MDGs (Millenium Development Goals) di tingkat ASEAN, AKB

KERANGKA ACUAN PROGRAM GIZI PUSKESMAS KAMPAR KIRI

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun oleh : AGUSTINA ITRIANI J

PEDOMAN PROGRAM GIZI PUSKESMAS GEMAHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Usia antara 0-5 tahun adalah merupakan periode yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status gizi dan kesehatan Ibu pada masa prahamil, saat hamil, dan saat menyusui merupakan periode yang sangat kritis. Periode ini disebut sebagai periode 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) yaitu 270 hari selama kehamilan, dan 730 hari pada kehidupan pertama bayi yang dilahirkan. Kehidupan pertama bayi merupakan periode sensitif, karena gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi. (1) Dampak dari pertumbuhan dan perkembangan yang tidak optimal dapat berakibat pada gangguan pertumbuhan fisik, gangguan perkembangan mental, penurunan kecerdasan, menurunnya produktifitas, dan meningkatnya angka kesakitan serta kematian.proses pertumbuhan dan perkembangan pada masa balita sangat penting dan perlu untuk mendapatkan (1, 2) perhatian. Kondisi pembangunan kesehatan diharapkan telah mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan dengan membaiknya berbagai indikator pembangunan Sumber Daya Manusia.Salah satu bentuk upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah menumbuh kembangkan Posyandu.Posyandu merupakan tempat bagi balita untuk mendapatkan pelayanan baik untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan, memperoleh kapsul vitamin A, imunisasi dan mendapatkan konseling sesuai permasalahan yang dihadapi balita. Posyandu dapat menjadi saran penting dalam masyarakat untuk mendukung pencapaian keluarga sadar gizi (KADARZI). (3,4,5) Program yang ada di Posyandu mencakup lima kegiatan, yakni Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare. Dalam

pelaksanaan Posyandu terdapat 5 langkah kegiatan yaitu: pendaftaran, penimbangan, pencatatan, penyuluhan dan pelayanan kesehatan. Langkah ke 4 yaitu penyuluhan oleh kader Posyandu tidak maksimal diberikan oleh kader kepada masyarakat yang datang ke Posyandu.Kader kurang kompeten dan kurang aktif dalam melakukan penyuluhan.penguatan kader di posyandu dalam melakukan deteksi dini terhadap kesehatan ibu, bayi, dan balita, yang didukung oleh petugas kesehatan, tokoh masyarakat dan tokoh agama, dapat mendeteksi gangguan pertumbuhan dan perkembangan balita sedini mungkin. (4) Upaya perbaikan status gizi masyarakat yang mempunyai daya ungkit tinggi dan berkelanjutan salah satunya adalah edukasi gizi (pendidikan gizi). Edukasi gizi bertujuan untuk merubah perilaku kearah pola hidup sehat dan sadar gizi, melakukan aktifitas fisik dan mempertahankan berat badan normal.aspek gizi yang masih kurang dalam keluarga dapat ditingkatkan dengan intervensi edukasi gizi. (6) Pada anak usia 6-24 bulan, kebutuhan gizinya semakin meningkat, dan memerlukan makanan pendamping ASI (MP-ASI). Hasil dari US-AID, Nutrition Report dalam kerangka kebijakan 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK), hanya 9,5% anak yang mendapat MP-ASI yang benar. Hal ini disebabkan kemiskinan dan kurangnya pengetahuan keluarga. (1) Ibu sebagai pengasuh terdekat anak harus mengetahui lebih banyak proses pertumbuhan dan perkembangan anak, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jika pengetahuan ibu terbatas dalam pengasuhan anak, kurang memberikan rangsangan atau stimulasi dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan anak. Anak-anak dari ibu yang usianya masih remaja dan pengetahuannya masih kurang, hanya 28% anak-anak mereka yang perkembangannya normal. (13)

Penyuluhan gizi sangat berpengaruh terhadap sikap pola asuh gizi orang tua kepada anak usia dini. (7) Media sangat berperan penting dalam peningkatan pengetahuan gizi, dan merupakan alat peraga untuk menyampaikan informasi atau pesan tentang kesehatan. (8) Penelitian Desy menemukan, ada pengaruh pemberian media buku saku terhadap tingkat pengetahuan gizi anak sekolah. (9) Penyuluhan dengan media audio visual dan konvensional cukup efektif untuk meningkatkan pengetahuan ibu. (10) Menurut Sadiman, media audio visual dapat memberikan gambaran yang lebih nyata dan dapat meningkatkan retensi memori karena lebih menarik dan mudah diingat. (11) Penelitian Rinik, menemukan bahwa pengetahuan dan sikap ibu tentang diare, meningkat dengan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan media audio visual. (12) Penggunaan edutainment konseling gizi seimbang yang diberikan melalui video lebih efektif terhadap pemahaman tentang gizi seimbang. (26) Studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Ibuh Kota Payakumbuh pada bulan April 2016 tentang pengetahuan ibu yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan di wilayah kerja Puskesmas Ibuh, masih kurang yaitu: sebesar 30%, oleh karena itu penyuluhan gizi yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak sangat penting diberikan. Penyuluhan yang dilaksanakan oleh kader dilangkah 4 di 21 posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas belum dilaksanakan maksimal oleh kader. Kader hanya aktif di kegiatan pencatatan, penimbangan dan membagikan pemberian makanan tambahan.penyuluhan yang ada dilakukan kader di posyandu dengan media buku Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA), jika ditemukan anak yang berat badannya (BB) tidak naik.bila ada ibu yang tidak membawa buku KIA, kader melakukan penyuluhan tanpa media.media penyuluhan yang ada di Posyandu tidak

selalu disediakan.kalaupun ada itupun yang dibawa petugas bila datang ke posyandu untuk melakukan pelayanan kesehatan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik mengadakan penelitian Efektifitas Penyuluhan Gizi Menggunakan Video Dan Buku Saku Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Bayi Usia 6-12 Bulan Tentang Pertumbuhan dan Perkembangan Di Wilayah Kerja Puskesmas Ibuh Kota Payakumbuh Tahun 2016. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka peneliti ingin melihat efektifitas penyuluhan gizi menggunakan video dan buku saku terhadap pengetahuan dan sikap ibu bayi usia 6-12 bulan tentang pertumbuhan dan perkembangan di wilayah kerja Puskesmas Ibuh Kota Payakumbuh tahun 2016. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui efektifitas penyuluhan gizi menggunakan video dan buku saku terhadap pengetahuan dan sikap ibu bayi usia 6-12 bulan tentang pertumbuhan dan perkembangan di wilayah kerja Puskesmas Ibuh Kota Payakumbuh tahun 2016. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui distribusi rata-rata skor pengetahuan ibu tentang pertumbuhan dan perkembangan pada kelompok penyuluhan dengan media video, buku saku dan tanpa media. 2. Mengetahui distribusi rata-rata skor sikap ibu tentang pertumbuhan dan perkembangan pada kelompok penyuluhan dengan media video, buku saku dan tanpa media.

3. Mengetahui perbedaan rata-rata skor pengetahuan ibu tentang pertumbuhan dan perkembangan sebelum dan sesudah intervensi. 4. Mengetahui perbedaan rata-rata skor sikap ibu tentang pertumbuhan dan perkembangan sebelum dan sesudah intervensi. 5. Mengetahui perbedaan rerata pengetahuan ibu tentang pertumbuhan dan perkembangan antara kelompok perlakuan penyuluhan dengan media video, buku saku dan tanpa media. 6. Mengetahui perbedaan rerata sikap ibu tentang pertumbuhan dan perkembangan antara kelompok perlakuan penyuluhan dengan video, buku saku dan tanpa media. 7. Mengetahui efektifitas penyuluhan gizi menggunakan media video, buku saku dan tanpa media untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang pertumbuhan dan perkembangan. 8. Mengetahui efektifitas penyuluhan gizi menggunakan media video, buku saku dan tanpa media untuk meningkatkan sikap ibu tentang pertumbuhan dan perkembangan. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Menambah pengetahuan tentang efektifitas penyuluhan gizi menggunakan video dan buku saku terhadap pengetahuan dan sikap ibu bayi usia 6-12 bulan yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi. 2. Bagi Masyarakat Meningkatkan pengetahuan tentang penyuluhan gizi melalui video dan buku saku yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi, serta meningkatkan kepedulian masyarakat tentang pemantauan tumbuh kembang sedini mungkin. 3. Bagi Instansi.

Masukan dan informasi khususnya sektor kesehatan dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi melalui penyuluhan gizi di posyandu menggunakan video dan buku saku. 4. Bagi Peneliti Menambah wawasan tentang penyuluhan gizi menggunakan video dan buku saku yang dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu tentang pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 6-12 bulan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Ibuh kota Payakumbuh untuk mengetahui tentang efektifitas penyuluhan gizi menggunakan video dan buku saku terhadap pengetahuan dan sikap ibu bayi usia 6-12 bulan tentang pertumbuhan dan perkembangan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan metode quasi eksperimen.