PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

dokumen-dokumen yang mirip
PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT)

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Tahun 2011 Tahun 2010

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2011 DAN 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008

PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk

PT SIANTAR TOP Tbk. LAPORAN KEUANGAN INTERIM UNTUK TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2009 DAN 2008 (TIDAK DIAUDIT)

PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT KARWELL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2011 DAN 30 JUNI 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT Dynaplast Tbk. dan Anak Perusahaan

PT GOLDEN RETAILINDO Tbk

PT GOLDEN RETAILINDO Tbk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk LAPORAN KEUANGAN

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA

LAPORAN TAHUNAN ANNUAL REPORT

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA)

PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 Juni 2010 dan 2009 ( Dalam Rupiah )

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

PT SUPARMA Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017


LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT ALKINDO NARATAMA TBK


PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Diaudit) Serta Untuk

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2013 DAN 31 MARET 2012 (MATA UANG INDONESIA)

PT Citatah Tbk Laporan Posisi Keuangan 30 September 2011 dengan angka perbandingan 31 Desember 2010 (Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA TBK

PT LIONMESH PRIMA Tbk LAPORAN KEUANGAN PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2014 (TIDAK DIAUDIT)

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2012 DAN 30 JUNI 2011 (MATA UANG INDONESIA)

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1 3. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 4-5. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 6-7

PT LIONMESH PRIMA Tbk

PT MILLENNIUM PHARMACON INTERNATIONAL Tbk LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011

PT LIONMESH PRIMA Tbk

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

Salinan Surat Pernyataan tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 PT Citatah Tbk

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

PT LIONMESH PRIMA Tbk LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2014 SERTA TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) Serta Untuk

PT LIONMESH PRIMA Tbk LAPORAN KEUANGAN PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2015 ( TIDAK DIAUDIT )

Catatan 31 Maret Maret 2010

PT Yanaprima Hastapersada Tbk. Laporan Keuangan (tidak diaudit) 30 Juni 2010 Dengan Angka Perbandingan Periode 2009 (Mata Uang Rupiah Indonesia)

REKSA DANA SCHRODER PRESTASI GEBYAR INDONESIA II DAFTAR ISI. Halaman. Laporan Auditor Independen 1

PT ANEKA KEMASINDO UTAMA Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2009 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2008 (MATA UANG INDONESIA)

PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

LAPORAN KEUANGAN. 31 Maret 2018 dan (Tidak diaudit) PT. SARANACENTRAL BAJATAMA, Tbk

PT. PELITA SEJAHTERA ABADI Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009

PT Selamat Sempurna Tbk. Dan Anak Perusahaan

PT GOLDEN RETAILINDO Tbk. Laporan Keuangan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011 Dan Laporan Auditor Independen

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT. PUSAKO TARINKA, Tbk

PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT. Ekadharma International Tbk. & Entitas Anak

DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian... 3

PT. TRIWIRA INSANLESTARI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT SAT NUSAPERSADA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2016 DAN 30 SEPTEMBER 2015 (MATA UANG RUPIAH)

Daftar Isi. Neraca Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Arus Kas Catatan Atas Laporan Keuangan...

PT GOLDEN RETAILINDO Tbk. Laporan Keuangan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 Dan Laporan Auditor Independen

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN 30 September 2011 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010

PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

- 0 - PT SUPARMA Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 30 JUNI 2014 DAN 2013

PT ALKINDO NARATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

Transkripsi:

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Daftar isi Halaman Laporan Auditor Independen 1 Neraca Konsolidasi 2 Laporan Laba Rugi Konsolidasi 3 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi 4 Laporan Arus Kas Konsolidasi 5 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 6-44

NERACA KONSOLIDASI (Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2009) Catatan ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c,2h,2k,3,21 13.546.186.318 6.377.078.330 Piutang usaha Pihak ketiga, bersih 2d,2k,4,8,12,21 33.035.897.088 29.525.348.815 Piutang lain-lain 49.188.250 38.691.400 Persediaan 2e,5,8,12 32.080.621.571 36.736.756.740 Pajak dibayar di muka 11 41.144.501 754.039.925 Uang muka dan biaya dibayar di muka 2f 5.560.687.190 4.049.196.457 Jumlah Aset Lancar 84.313.724.918 77.481.111.667 ASET TIDAK LANCAR Aset pajak tangguhan 2l,11 791.643.650 522.690.158 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 22.615.791.896 pada tahun 2010 dan Rp 17.387.951.605 pada tahun 2009 2g,6,8,12 37.346.130.035 41.176.341.447 Aset lain-lain - bersih 7,25 28.461.064.668 28.254.472.029 Jumlah Aset Tidak Lancar 66.598.838.353 69.953.503.634 JUMLAH ASET 150.912.563.271 147.434.615.301 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan. 2

NERACA KONSOLIDASI (Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2009) (Lanjutan) Catatan KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Hutang bank 8 31.763.244.157 30.955.929.077 Hutang usaha Pihak ketiga 2k,9,21 5.916.630.425 10.680.091.880 Hutang lain-lain 2k,10,21 3.598.678.468 2.269.995.697 Uang muka pelanggan 89.390.852 104.452.729 Biaya masih harus dibayar 468.012.216 773.418.760 Hutang pajak 2l,11 533.532.563 177.724.420 Hutang bank jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun 12 4.074.060.150 4.727.646.770 Jumlah Kewajiban Lancar 46.443.548.831 49.689.259.333 KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Hutang bank jangka panjang setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun 12 4.651.864.020 3.547.764.196 Imbalan kerja 2j,13 673.820.010 425.439.437 Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 5.325.684.030 3.973.203.633 HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH ANAK PERUSAHAAN 2b,14 21.279.653.435 19.932.386.767 EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar - 1.350.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 600.000.000 saham 15 60.000.000.000 60.000.000.000 Agio saham 2n,16 10.505.453.656 10.505.453.656 Saldo laba 7.358.223.319 3.334.311.912 Jumlah Ekuitas - Bersih 77.863.676.975 73.839.765.568 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 150.912.563.271 147.434.615.301 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan. 2a

LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI Catatan PENJUALAN BERSIH 2i,17 171.108.202.314 160.143.139.133 BEBAN POKOK PENJUALAN 2i,18 ( 136.382.288.400 ) ( 128.128.799.124 ) LABA KOTOR 34.725.913.914 32.014.340.009 BEBAN USAHA 2i,19 Penjualan 17.950.211.198 13.958.991.107 Umum dan administrasi 4.947.922.531 4.297.025.439 Jumlah Beban Usaha 22.898.133.729 18.256.016.546 LABA USAHA 11.827.780.185 13.758.323.463 PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Rugi selisih kurs-bersih 2k ( 163.379.818 ) ( 176.099.917 ) Beban bunga 8,12 ( 4.217.994.570 ) ( 6.474.344.225 ) Penghasilan bunga 100.652.066 85.354.224 Lain-lain - bersih ( 333.026.491 ) ( 346.082.111 ) Beban Lain-lain - Bersih ( 4.613.748.813 ) ( 6.911.172.029 ) LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN) PAJAK 7.214.031.372 6.847.151.434 MANFAAT (BEBAN) PAJAK 2l,11 Kini ( 2.111.806.789 ) ( 1.901.180.450 ) Tangguhan 268.953.492 ( 421.959.364 ) Jumlah beban pajak - bersih ( 1.842.853.297 ) ( 2.323.139.814 ) LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN 5.371.178.075 4.524.011.620 HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN 2b,14 ( 1.347.266.668 ) ( 1.401.252.566 ) LABA BERSIH 4.023.911.407 3.122.759.054 LABA BERSIH PER SAHAM DASAR 2m,22 6,7 5,2 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan. 3

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI Modal Ditempatkan dan Jumlah Disetor Penuh Agio Saham Saldo Laba Ekuitas - Bersih Saldo 1 Januari 2009 60.000.000.000 10.505.453.656 211.552.858 70.717.006.514 Laba bersih tahun 2009 - - 3.122.759.054 3.122.759.054 Saldo 31 Desember 2009 60.000.000.000 10.505.453.656 3.334.311.912 73.839.765.568 Laba bersih tahun 2010 - - 4.023.911.407 4.023.911.407 Saldo 31 Desember 2010 60.000.000.000 10.505.453.656 7.358.223.319 77.863.676.975 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan. 4

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI Catatan ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari pelanggan 167.572.095.313 153.936.880.233 Pembayaran kas kepada pemasok, karyawan ( 153.401.411.124 ) ( 140.881.249.509 ) Kas yang diperoleh dari Aktivitas Operasi 14.170.684.189 13.055.630.724 Pembayaran pajak ( 1.805.512.745 ) ( 2.301.942.834 ) Pembayaran beban bunga ( 4.501.830.103 ) ( 6.645.189.768 ) Penerimaan (pembayaran) lain-lain ( 333.026.491 ) 44.815.483 Penerimaan penghasilan bunga 100.652.066 85.354.224 Pembayaran hutang lain-lain - ( 214.440.035 ) Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 7.630.966.916 4.024.227.794 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Perolehan aset tetap 6 ( 1.397.628.879 ) ( 602.411.136 ) Perolehan aset lain - lain 7 ( 322.058.333 ) ( 40.409.800 ) Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi ( 1.719.687.212 ) ( 642.820.936 ) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penambahan hutang bank 8,12 10.450.513.204 105.000.000 Pembayaran hutang bank 8,12 ( 9.192.684.920 ) ( 5.920.753.350 ) Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan 1.257.828.284 ( 5.815.753.350 ) KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS 7.169.107.988 ( 2.434.346.492 ) KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 3 6.377.078.330 8.811.424.822 KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 3 13.546.186.318 6.377.078.330 5

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI INFORMASI TAMBAHAN ARUS KAS: Catatan Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas: Penambahan aset lain-lain dari hutang lain-lain - 745.390.000 Penambahan aset tetap dari hutang lain-lain - 167.090.909 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan. 5a

1. UMUM a. Pendirian Perusahaan PT Sekawan Intipratama Tbk ( Perusahaan ) didirikan berdasarkan akta Notaris Lilia Devi Indrawati, SH No. 68 tanggal 5 November 1994, yang diubah dengan akta No. 266 tanggal 28 Desember 1994 dari notaris yang sama. Akta pendirian dan akta perubahan ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Indonesia dengan Surat Keputusan No.C2-179 HT.01.01.TH.95 tanggal 5 Januari 1995 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 19 Tambahan No. 1466 tanggal 5 Maret 1999. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan akta No. 42 tanggal 16 Mei 2008 dari Notaris Maria Tjandra, SH, mengenai perubahan status menjadi perusahaan terbuka dan perubahan anggaran dasar Perusahaan yang disesuaikan dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas Republik Indonesia No. 40 tahun 2007. Akta perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat keputusan No. AHU - 37192.AH.01.02. TH.2008 tanggal 1 Juli 2008. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi bidang perindustrian, perdagangan, pertambangan, pembangunan, pengangkutan, pertanian, percetakan, dan jasa. Kegiatan utama Perusahaan adalah di bidang industri percetakan dan perdagangan. Perusahaan dan pabriknya berkedudukan di Sidoarjo, Jawa Timur. Perusahaan telah memulai kegiatan komersialnya pada tahun 2003. b. Penawaran umum saham Perusahaan Pada tanggal 26 September 2008, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) melalui suratnya No. S-6957/BL/2008 untuk melakukan penawaran umum saham perdana atas 240.000.000 saham (Nominal Rp 100/saham) Perusahaan kepada masyarakat dengan harga penawaran sebesar Rp 150 per saham. Pada tanggal 17 Oktober 2008 saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 31 Desember 2010, seluruh saham Perusahaan yang ditempatkan dan disetor penuh telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. c. Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan Susunan dewan komisaris dan direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris utama : Teguh Luntoro Komisaris : Jusuf Herjanto Komisaris independen : Ridwan Halim 6

Dewan Direksi Direktur utama Direktur : Onny Soendjaja : Yenny Listyowati Susunan dewan komisaris dan direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut: Dewan komisaris Komisaris utama : Teguh Luntoro Komisaris : Jusuf Herjanto Komisaris independen : Ridwan Halim Dewan Direksi Direktur utama : Onny Soendjaja Direktur : Vivi Evasari Tjokro Jumlah gaji dan kesejahteraan dewan komisaris dan direksi Perusahaan dan Anak Perusahaan selama tahun 2010 dan 2009, masing-masing adalah sebesar Rp 1.212.575.200 dan Rp 1.024.204.756. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki masing-masing 208 dan 195 orang karyawan tetap (tidak diaudit). d. Anak Perusahaan Laporan keuangan konsolidasi tahun 2010 dan 2009 meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dimiliki secara langsung lebih dari 50% dengan rincian sebagai berikut: Jumlah Aset Persentase Tahun operasional kepemilikan Domisili komersial 2010 (Rp) 2009 (Rp) PT Zensei Indonesia Gresik 2006 65% 65% 99.491.892.657 100.927.807.120 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan basis akrual, kecuali untuk laporan arus kas, dan diukur dengan konsep biaya perolehan, kecuali persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih. 7

Laporan arus kas konsolidasi menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Laporan arus kas konsolidasi disajikan dengan menggunakan metode langsung (direct method). Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan adalah Rupiah. b. Prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dimiliki lebih dari 50%. Kepemilikan pemegang saham minoritas atas ekuitas anak perusahaan disajikan sebagai Hak Minoritas atas Aset Bersih Anak Perusahaan dalam neraca konsolidasi. Kerugian yang menjadi bagian dari pemegang saham minoritas pada suatu Anak Perusahaan dapat melebihi bagiannya dalam ekuitas anak Perusahaan. Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut yang menjadi bagian pemegang saham minoritas, harus dibebankan pada pemegang saham mayoritas, dan tidak diakui sebagai aset, kecuali terdapat kewajiban yang mengikat pemegang saham minoritas untuk menutup kerugian tersebut dan pemegang saham minoritas mampu memenuhi kewajibannya. Apabila pada tahun selanjutnya, Anak Perusahaan melaporkan laba, maka laba tersebut harus terlebih dahulu dialokasikan kepada pemegang saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham minoritas yang dibebankan kepada pemegang saham mayoritas dapat dipenuhi. Semua transaksi antara Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dikonsolidasikan dalam jumlah material telah dieliminasi. c. Setara Kas Setara kas meliputi deposito yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak dijaminkan. d. Piutang Usaha Piutang usaha dinyatakan sebesar nilai faktur dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu. Perusahaan dan Anak Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu, berdasarkan penelaahan piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun. e. Persediaan Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang (weighted-average method). Penyisihan penurunan nilai persediaan dibentuk berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir periode, untuk menyesuaikan nilai tercatat persediaan menjadi nilai realisasi bersih. 8

Nilai perolehan ditentukan dengan metode rata-rata yang meliputi biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lainnya yang timbul hingga persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai. Persediaan barang jadi mencakup alokasi yang layak atas biaya produksi tidak langsung tetap dan variabel, disamping bahan baku dan upah langsung. Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga penjualan dalam kegiatan usaha normal setelah dikurangi taksiran biaya penyelesaian dan taksiran biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan. f. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka dibebankan sesuai masa manfaatnya dengan metode garis lurus. g. Aset Tetap Efektif 1 Januari 2008, Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), Aset Tetap, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), Aset Tetap dan Aset Lain-lain dan PSAK No. 17 (1994), Akuntansi Penyusutan. Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), suatu entitas harus memilih model biaya (cost model) atau model revaluasi (revaluation model) sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetap. Perusahaan dan Anak Perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan. Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (Carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya. Penyusutan atas aset tetap menggunakan metode garis lurus (straight-line method) dengan estimasi masa manfaat sebagai berikut: Tahun Bangunan 20 Mesin dan peralatan, instalasi listrik 8-16 Alat pengangkutan, inventaris kantor dan pabrik 4-8 9

Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi. Biaya khusus sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau taksiran masa manfaat ekonomis, mana yang lebih pendek. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah netto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya. Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan direview, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif. h. Instrumen Keuangan Efektif 1 Januari 2010, Perusahaan mengadopsi PSAK No. 50 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pelaporan, dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran. PSAK No. 50 (Revisi 2006) mengatur persyaratan tentang penyajian instrumen keuangan dan mengidentifikasi informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, kewajiban keuangan, dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan dimana asset keuangan dan kewajiban keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang digunakan untuk instrumen tersebut. PSAK No. 55 (Revisi 2006) mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non keuangan. Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai. i. Aset Keuangan Pengakuan awal Aset keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai, akan dievaluasi kembali setiap akhir tahun keuangan. 10

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajar. Dalam hal investasi tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan dan kebiasaan yang berlaku di pasar (pembelian secara regular) diakui pada tanggal perdagangan, seperti tanggal perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. Aset keuangan Perusahaan mencakup kas dan bank, piutang usaha dan piutang lainlain. Pengukuran setelah pengakuan awal Pengukuran setelah pengakuan awal dari aset keuangan tergantung pada klasifikasi sebagai berikut: Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi meliputi aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awalnya telah ditetapkan untuk dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai. Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi dicatat dalam neraca konsolidasi pada nilai wajar dengan laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Perusahaan tidak mempunyai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi pada tanggal 31 Desember 2010. Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. Laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi. Kas dan bank, piutang usaha dan piutang lain-lain termasuk dalam kategori ini. 11

Investasi dimiliki hingga jatuh tempo Aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasi sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo jika Perusahaan mempunyai maksud dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Metode ini menggunakan suku bunga efektif untuk mendiskonto penerimaan kas di masa yang akan datang selama perkiraan umur aset keuangan menjadi nilai tercatat bersihnya. Laba atau rugi diakui pada laporan laba rugi ketika investasi dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi. Perusahaan tidak mempunyai investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2010. Aset keuangan tersedia untuk dijual Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar dengan laba atau rugi yang belum direalisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus direklasifikasi ke dalam laba atau rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi. Perusahaan tidak mempunyai aset keuangan yang dikelompokkan sebagai tersedia untuk dijual pada tanggal 31 Desember 2010. ii. Kewajiban Keuangan Kewajiban keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi, hutang dan pinjaman atau derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai yang efektif, jika sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi kewajiban keuangan pada saat pengakuan awal. Saat pengakuan awal, kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar dan, dalam hal hutang dan pinjaman, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. 12

Kewajiban keuangan Perusahaan mencakup hutang usaha dan hutang lain-lain, biaya masih harus dibayar, dan hutang bank. Pengukuran setelah pengakuan awal Pengukuran kewajiban keuangan bergantung pada klasifikasi sebagai berikut: Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi mencakup kewajiban keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan kewajiban keuangan yang pada saat pengakuan awalnya, telah ditetapkan, diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Kewajiban keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Kewajiban derivatif juga diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Laba atau rugi atas kewajiban dalam kelompok diperdagangkan harus diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Perusahaan tidak mempunyai kewajiban keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan pada tanggal 31 Desember 2010. Hutang dan pinjaman Setelah pengakuan awal, hutang dan pinjaman yang dikenakan bunga diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Laba atau rugi harus diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi ketika kewajiban tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasinya. iii. Saling Hapus Instrumen Keuangan Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca konsolidasi jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan kewajiban keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara bersamaan. 13

iv. Nilai Wajar Instrumen Keuangan Nilai wajar instrumen keuangan yang secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut meliputi penggunaan transaksi-transaksi pasar yang wajar (arm s-length market transactions), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substantial sama, analisis arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lainnya. Penyesuaian risiko kredit Perusahaan menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit pihak yang bertransaksi antara instrumen yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan instrumen yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam penentuan nilai wajar posisi kewajiban keuangan, risiko kredit Perusahaan terkait dengan instrumen keuangan tersebut ikut diperhitungkan. v. Biaya perolehan yang diamortisasi dari instrumen keuangan Biaya perolehan yang diamortisasi diukur dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan penurunan nilai dan pembayaran atau pengurangan pokok. Perhitungan ini mencakup seluruh premi atau diskonto pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaksi serta komisi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif. vi. Penurunan nilai aset keuangan Pada setiap tanggal neraca, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan terlebih dahulu menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. 14

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto dengan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku. Nilai tercatat atas aset keuangan dikurangi melalui penggunaan pos cadangan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Pendapatan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Pinjaman yang diberikan dan piutang beserta dengan penyisihan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan telah terealisasi atau dialihkan kepada Perusahaan. Jika, pada tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan pos cadangan. Jika di masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, jumlah pemulihan tersebut diakui pada laba atau rugi. Aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Dalam hal investasi ekuitas diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual, bukti obyektif akan termasuk penurunan nilai wajar yang signifikan dan berkepanjangan di bawah nilai perolehan investasi tersebut. Ketika terdapat bukti penurunan nilai, kerugian kumulatif yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan dan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai investasi yang sebelumnya diakui pada laba atau rugi direklasifikasikan dari ekuitas ke dalam laba atau rugi. Kerugian penurunan nilai atas investasi ekuitas tidak dihapuskan melalui laba atau rugi; sedangkan peningkatan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui dalam ekuitas. Dalam hal instrumen hutang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual, indikasi penurunan nilai dievaluasi berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi. Penghasilan bunga di masa mendatang didasarkan pada nilai tercatat yang diturunkan nilainya dan diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai. Penghasilan bunga yang masih harus dibayar tersebut dicatat sebagai bagian dari akun Penghasilan Bunga dalam laporan laba rugi konsolidasi. 15

Jika pada tahun berikutnya, nilai wajar atas instrumen hutang meningkat dan peningkatan tersebut secara obyektif dapat dikaitkan dengan peristiwa yang timbul setelah pengakuan kerugian penurunan nilai melalui laba atau rugi, kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laba atau rugi. vii. Penghentian pengakuan aset dan kewajiban keuangan Aset keuangan Penghentian pengakuan atas suatu aset keuangan (atau, apabila dapat diterapkan untuk bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan sejenis) terjadi bila: (1) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir atau (2) Perusahaan memindahkan hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut atau menanggung kewajiban untuk membayar arus kas yang diterima tersebut tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan penyerahan dan salah satu diantara (a) Perusahaan secara substansial memindahkan seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, atau (b) Perusahaan secara substansial tidak memindahkan dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, namun telah memindahkan pengendalian atas aset tersebut. Kewajiban keuangan Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Ketika kewajiban keuangan awal digantikan dengan kewajiban keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan ketentuan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas kewajiban keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan kewajiban keuangan baru dan selisih antara nilai tercatat kewajiban keuangan tersebut diakui dalam laba atau rugi. i. Pengakuan Penjualan dan Beban Pendapatan dari penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan, sedangkan pendapatan dari penjualan ekspor diakui pada saat barang dikapalkan. Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis). j. Imbalan Kerja Perusahaan dan Anak Perusahaan mengakui penyisihan atas imbalan kerja karyawan yang tidak didanai sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2004) Imbalan Kerja, atas kesejahteraan karyawan dengan metode yang disyaratkan dalam standar tersebut. 16

Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), biaya penyediaan imbalan kerja ditentukan menggunakan metode penilaian aktuaria "Projected Unit Credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui di akhir periode pelaporan tahun sebelumnya melebihi 10% dari jumlah nilai kini kewajiban imbalan kerja pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian aktuarial tersebut diamortisasi dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para karyawan. k. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, kurs rata-rata yang digunakan adalah sebagai berikut: Mata Uang Asing Dolar Amerika Serikat (US$)1 8.991 9.400 Yen Jepang (JPY)1 110,3 101,7 Ringgit Malaysia (RM)1 2.916 2.747 l. Manfaat (Beban) Pajak Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. 17

m. Laba Per Saham Dasar Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih masing-masing tahun dengan jumlah rata-rata tertimbang saham Perusahaan yang beredar pada tahun yang bersangkutan, yaitu sebesar 600.000.000 saham masing-masing pada tahun 2010 dan 2009. n. Agio Saham Agio saham merupakan selisih antara jumlah harga jual dengan jumlah nilai nominal saham yang ditawarkan kepada masyarakat setelah dikurangi dengan seluruh biaya yang berhubungan dengan penawaran umum saham Perusahaan. o. Informasi Segmen Informasi segmen disusun dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha dan tidak ada segmen sekunder yang dilaporkan karena kedua perusahaan beroperasi di Indonesia yang memiliki kesamaan kondisi ekonomi dan politik serta tidak memiliki risiko khusus yang terdapat dalam operasi di wilayah tertentu. Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari risiko dan imbalan segmen lain. Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain. p. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat taksiran dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Karena terdapatnya risiko melekat dalam suatu estimasi, hasil sebenarnya yang akan dilaporkan dimasa mendatang mungkin didasarkan pada jumlah yang berbeda dari taksiran tersebut. 18

3. KAS DAN SETARA KAS Akun ini terdiri dari: Kas 251.140.196 150.581.783 Bank Dalam Rupiah PT Bank Central Asia Tbk 628.887.511 1.492.747.917 PT Bank Ganesha 324.155.571 1.010.479.616 PT Bank Mutiara Tbk (dahulu Bank Century Tbk) 30.551.956 2.855.228 PT Bank Permata Tbk - 43.679.190 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk - 28.000 Dalam Dolar Amerika Serikat PT Bank Central Asia Tbk (US$ 205.881 pada tahun 2010 dan US$ 38.338 pada tahun 2009) 1.851.079.308 360.381.524 PT Bank Mutiara Tbk (dahulu Bank Century Tbk) (US$ 15.559 pada tahun 2010 dan US$ 285.126 pada tahun 2009) 139.889.441 2.680.180.358 PT Bank Permata Tbk (US$ 2.496 pada tahun 2010 dan US$ 51.851 pada tahun 2009) 22.438.209 487.402.972 Dalam Yen Jepang PT CIMB Niaga Tbk (JPY 2.702.613) 298.044.126 - PT Bank Mutiara Tbk (dahulu Bank Century Tbk) (JPY 1.462.554) - 148.741.742 Deposito berjangka PT Bank Central Asia Tbk 10.000.000.000 - Jumlah 13.546.186.318 6.377.078.330 Deposito berjangka memperoleh tingkat bunga 5,75% per tahun pada tahun 2010. Tidak terdapat saldo bank atau deposito berjangka yang ditempatkan pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa. 19

4. PIUTANG USAHA a. Akun ini terdiri dari: Pihak ketiga Lokal Dalam Rupiah 32.317.134.707 28.808.886.941 Dalam Dolar Amerika Serikat (US$ 72.580 pada tahun 2010 dan US$ 22.656 pada tahun 2009) 656.382.852 212.967.611 Ekspor Dalam Yen Jepang (JPY 1.710.000 pada tahun 2010 dan JPY 5.284.650 pada tahun 2009) 184.150.800 552.945.600 Dalam Dolar Amerika Serikat (US$ 7.694 pada tahun 2009) - 72.319.934 Jumlah 33.157.668.359 29.647.120.086 Penyisihan piutang ragu - ragu ( 121.771.271 ) ( 121.771.271 ) Jumlah 33.035.897.088 29.525.348.815 b. Rincian piutang usaha dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut : Sampai dengan 1 bulan 16.877.793.507 13.463.561.428 > 1 bulan - 3 bulan 11.367.960.864 11.634.987.417 > 3 bulan - 6 bulan 2.767.711.758 2.898.494.688 > 6 bulan - 1 tahun 1.432.625.710 1.119.561.750 > 1 tahun 711.576.520 530.514.803 Jumlah 33.157.668.359 29.647.120.086 Penyisihan piutang ragu - ragu ( 121.771.271 ) ( 121.771.271 ) Bersih 33.035.897.088 29.525.348.815 20

c. Mutasi penyisihan piutang ragu - ragu adalah sebagai berikut : Saldo pada awal tahun 121.771.271 67.654.626 Penambahan penyisihan tahun berjalan - 54.116.645 Saldo pada akhir tahun 121.771.271 121.771.271 Berdasarkan penelaahan terhadap keadaan akun piutang usaha masing-masing pelanggan pada akhir tahun, manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu - ragu yang telah dibentuk cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha. Piutang usaha digunakan sebagai jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Permata Tbk dan PT Bank Mutiara Tbk (dahulu Bank Century Tbk) (lihat Catatan 8 dan 12). 5. PERSEDIAAN Akun ini terdiri dari: Bahan baku dan penolong 25.142.801.899 26.455.681.129 Barang jadi 6.775.294.693 10.277.002.749 Barang dalam proses - 450.362 Lain-lain 162.524.979 3.622.500 Jumlah 32.080.621.571 36.736.756.740 Manajemen berkeyakinan bahwa tidak diperlukan penyisihan penurunan nilai persediaan karena tidak ada persediaan usang atau akibat penurunan nilai lainnya. Persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 27.500.000.000 dan Rp 26.000.000.000 pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian dari risiko tersebut. Persediaan digunakan sebagai jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Permata Tbk, PT CIMB Niaga Tbk dan PT Bank Mutiara Tbk (dahulu Bank Century Tbk) (lihat Catatan 8 dan 12). 21

6. ASET TETAP Akun ini terdiri dari: 2010 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir Biaya perolehan Tanah 3.039.120.000 - - 3.039.120.000 Bangunan 7.278.798.729 - - 7.278.798.729 Mesin dan peralatan 43.004.683.853 - - 43.004.683.853 Instalasi listrik 878.511.015 931.302.069-1.809.813.084 Alat pengangkutan 1.340.908.130 - - 1.340.908.130 Inventaris kantor dan pabrik 3.022.271.325 466.326.810-3.488.598.135 Jumlah 58.564.293.052 1.397.628.879-59.961.921.931 Akumulasi Penyusutan Bangunan 1.633.391.289 363.939.937-1.997.331.226 Mesin dan peralatan 12.606.044.058 3.822.983.028-16.429.027.086 Instalasi listrik 477.495.733 109.874.502-587.370.235 Alat pengangkutan 674.637.890 242.342.602-916.980.492 Inventaris kantor dan pabrik 1.996.382.635 688.700.222-2.685.082.857 Jumlah 17.387.951.605 5.227.840.291-22.615.791.896 Nilai Buku 41.176.341.447 37.346.130.035 2009 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir Biaya perolehan Tanah 3.039.120.000 - - 3.039.120.000 Bangunan 7.261.298.729 17.500.000-7.278.798.729 Mesin dan peralatan 42.987.083.853 17.600.000-43.004.683.853 Instalasi listrik 878.511.015 - - 878.511.015 Alat pengangkutan 1.118.817.221 222.090.909-1.340.908.130 Inventaris kantor dan pabrik 2.509.960.189 512.311.136-3.022.271.325 Jumlah 57.794.791.007 769.502.045-58.564.293.052 Akumulasi Penyusutan Bangunan 1.269.815.936 363.575.353-1.633.391.289 Mesin dan peralatan 8.883.782.955 3.722.261.103-12.606.044.058 Instalasi listrik 367.681.856 109.813.877-477.495.733 Alat pengangkutan 444.246.802 230.391.088-674.637.890 Inventaris kantor dan pabrik 1.436.870.857 559.511.778-1.996.382.635 Jumlah 12.402.398.406 4.985.553.199-17.387.951.605 Nilai Buku 45.392.392.601 41.176.341.447 22

Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah dalam bentuk Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu 20-30 tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2024 sampai dengan tahun 2031. Manajemen berpendapat bahwa hak tersebut dapat diperpanjang apabila telah jatuh tempo karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai. Penyusutan yang dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing dialokasikan sebagai berikut: Beban pokok penjualan 4.834.089.431 4.604.850.490 Beban penjualan (lihat Catatan 19) 208.297.893 196.346.378 Beban umum dan administrasi (lihat Catatan 19) 185.452.967 184.356.331 Jumlah 5.227.840.291 4.985.553.199 Seluruh aset tetap, kecuali tanah telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 22.121.335.000 dan US$ 3.422.000 pada tanggal 31 Desember 2010 dan Rp 21.051.550.000 dan US$ 3.422.000 pada tanggal 31 Desember 2009 yang menurut pendapat manajemen, cukup untuk menutup kemungkinan kerugian dari risiko tersebut. Berdasarkan evaluasi, manajemen berpendapat tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang menunjukkan penurunan nilai aset tetap pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. Aset tetap berupa tanah dan bangunan, mesin dan alat pengangkutan milik Perusahaan dan Anak Perusahaan digunakan sebagai jaminan atas pinjaman dari PT Bank Permata Tbk, PT CIMB Niaga Tbk dan PT Bank Mutiara Tbk (dahulu Bank Century Tbk) (lihat Catatan 8 dan 12). 7. ASET LAIN - LAIN Akun ini terdiri dari : Aset tetap yang belum digunakan dalam usaha 15.773.245.000 15.773.245.000 Uang muka pembelian aset tetap 12.308.105.000 12.308.105.000 Lain lain - bersih 379.714.668 173.122.029 Jumlah 28.461.064.668 28.254.472.029 23

8. HUTANG BANK Akun ini terdiri dari: Perusahaan PT Bank CIMB Niaga Tbk: Pinjaman rekening koran 1.252.794.168 - Pinjaman tetap 5.000.000.000 - Pinjaman transaksi khusus 5.000.000.000 - PT Bank Mutiara Tbk (dahulu Bank Century Tbk): Pinjaman rekening koran - 4.143.269.669 Anak Perusahaan PT Permata Bank Tbk: Pinjaman rekening koran 480.449.989 - Pinjaman revolving loan 20.030.000.000 - PT Bank Mutiara Tbk (dahulu Bank Century Tbk): Pinjaman atas permintaan - 26.000.000.000 Pinjaman rekening koran - 812.659.408 Jumlah 31.763.244.157 30.955.929.077 Perusahaan : Pada tahun 2010, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit rekening koran, pinjaman tetap dan pinjaman transaksi khusus dari PT Bank CIMB Niaga Tbk dengan batas maksimum masingmasing sebesar Rp 5.000.000.000. Tingkat bunga pada tahun 2010 adalah sebesar 12% per tahun. Berdasarkan perjanjian fasilitas kredit, pinjaman yang diperoleh Perusahaan akan digunakan untuk tambahan modal kerja. Fasilitas ini jatuh tempo pada tanggal 30 Maret 2011 dan dijamin dengan aset tetap tanah dan bangunan, mesin dan persediaan milik Perusahaan. Pada tahun 2004, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dari PT Bank Mutiara Tbk (dahulu Bank Century Tbk) berupa rekening koran dari PT Bank Mutiara Tbk (dahulu Bank Century Tbk), Jakarta, dengan batas maksimum sebesar Rp 8.000.000.000 dan AS$ 500.000. Tingkat bunga pada tahun 2009 adalah sebesar 16,5% per tahun. Fasilitas ini jatuh tempo pada tanggal 27 Februari 2010 dan dijamin dengan aset tetap tanah dan bangunan, kendaraan dan mesin milik Perusahaan. Fasilitas ini telah dilunasi pada bulan Februari 2010 dengan menggunakan dana fasilitas kredit dari PT Bank CIMB Niaga Tbk. 24

Berdasarkan perjanjian pinjaman dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk, Perusahaan harus memenuhi beberapa pembatasan antara lain Perusahaan wajib melakukan subordinasi atas hutang kepada para pemegang saham atau afiliasi, Perusahaan wajib mempertahankan nilai persediaan dan piutang minimal 125 dari outstanding fasilitas kredit, tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank, Perusahaan tidak diperkenankan melakukan tindakan dalam hal melakukan tambahan pinjaman dari Bank atau Lembaga Keuangan lainnya, fixed asset financing dan capital withdrawal, Perusahaan wajib menjaga current ratio minimal 1,2 kali dan leverage maksimal 1,6 kali selama periode pinjaman. Anak Perusahaan : Pada tahun 2010, Perusahaan memperoleh fasilitas dari PT Bank Permata Tbk berupa kredit rekening koran dengan batas maksimum sebesar Rp 2 milyar dan kredit Revolving Loan dengan batas maksimum sebesar Rp 28 milyar. Perusahaan juga memperoleh fasilitas Letter of Credit (Sight L/C) dengan batas maksimum pinjaman sebesar US$ 500.000. Fasilitas ini digunakan untuk pengadaan bahan. Fasilitas di atas akan jatuh tempo pada tanggal 7 Januari 2011 dan dijamin dengan piutang, persediaan dan aset tetap tertentu milik Perusahaan (lihat Catatan 4,5,6). Pada tahun 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas dari PT Bank Mutiara Tbk (dahulu Bank Century Tbk) berupa Kredit Atas Permintaan sebesar Rp 7 milyar dan Kredit Rekening Koran dengan batas maksimum sebesar Rp 2 milyar. Pada bulan Maret dan Agustus 2007, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas Kredit Atas Permintaan masing-masing sebesar Rp 2 milyar dan Rp 4 milyar. Pada bulan Februari dan September 2008, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas Kredit Atas Permintaan masing-masing sebesar Rp 10 milyar dan Rp 5 milyar. Tingkat bunga masing-masing sebesar 16% dan 16,5% per tahun untuk fasilitas Kredit Atas Permintaan dan fasilitas Kredit Rekening Koran pada tahun 2009. Berdasarkan perjanjian fasilitas kredit, pinjaman yang diperoleh Perusahaan akan digunakan untuk tambahan modal kerja. Pada tahun 2008, Perusahaan juga memperoleh fasilitas Letter of Credit (sight L/C) dengan batas maksimum pinjaman sebesar US$ 450.000. Fasilitas L/C ini dibebani biaya provisi sebesar 0,125% dari besarnya pinjaman tersebut dan berdasarkan perjanjian fasilitas kredit, fasilitas ini digunakan untuk pengadaan bahan. Fasilitas di atas akan jatuh tempo pada tanggal 1 Februari 2010 dan dijamin dengan piutang, persediaan dan aset tetap tertentu milik Perusahaan (lihat Catatan 4, 5, 6). Fasilitas pinjaman tersebut telah dilunasi seluruhnya pada bulan Januari 2010 dengan menggunakan dana fasilitas kredit dari PT Bank Permata Tbk. Berdasarkan perjanjian pinjaman dengan PT Bank Permata Tbk, Anak Perusahaan harus memenuhi beberapa pembatasan antara lain tidak menambah pinjaman tanpa pemberitahuan tertulis terlebih dahulu dari Bank, tidak menurunkan jumlah modal disetor selama periode fasilitas kredit di Bank berlaku, maksimum Debt Equity Ratio adalah sebesar satu kali, minimum Debt Security Coverage Ratio (DSCR) satu kali dimana DSCR sama dengan Earning Before Interest, Tax, Depreciation, and Amortization atau prior current portion Long Term Debt ditambah beban bunga. 25

Berdasarkan perjanjian pinjaman dengan PT Bank Mutiara Tbk (dahulu Bank Century Tbk), Perusahaan harus memenuhi beberapa pembatasan antara lain tidak meminjam dari atau meminjamkan uang kepada pihak ketiga selain daripada yang timbul dari usahanya, tidak bertindak sebagai penjamin guna menjamin hutang-hutang pihak lain, jika melakukan perubahan anggaran dasar Perusahaan, susunan pengurus/direksi dan/atau perubahan susunan dewan komisaris harus segera menyerahkan kepada Bank salinan akta beserta pengesahan dari Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, meminta persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank dalam hal terjadi penjualan dan/atau pengalihan sebagian dan/atau seluruh saham peminjam/debitur kepada pihak ketiga yang bukan pemegang saham dan tidak melaksanakan pembagian dividen kepada para pemegang saham, tidak diperkenankan melakukan merger, akuisisi, penjualan harta tetap Perusahaan tanpa persetujuan tertulis pihak Bank. 9. HUTANG USAHA a. Hutang usaha merupakan hutang kepada pemasok atas pembelian bahan baku dan bahan pembantu dengan rincian sebagai berikut : Pihak ketiga Lokal Dalam Rupiah 3.065.429.941 7.191.590.795 Dalam Dolar Amerika Serikat (US$ 305.390 pada tahun 2010 dan US$ 308.599 pada tahun 2009) 2.754.290.678 2.920.441.643 Impor Dalam Dolar Amerika Serikat (US$ 10.742 pada tahun 2010 dan US$ 59.626 pada tahun 2009) 96.909.806 565.414.974 Dalam Ringgit Malaysia (RM 950) - 2.644.468 Jumlah 5.916.630.425 10.680.091.880 b. Rincian umur hutang dihitung sejak tanggal terjadinya hutang adalah sebagai berikut : Sampai dengan 1 bulan 5.577.929.327 9.392.794.816 > 1 bulan 3 bulan 334.526.648 1.283.222.596 > 3 bulan 6 bulan 2.039.050 1.430.000 26

> 6 bulan 1 tahun 1.835.400 - > 1 tahun 300.000 2.644.468 Jumlah 5.916.630.425 10.680.091.880 10. HUTANG LAIN LAIN Akun ini terdiri dari : Komisi penjualan 1.642.500.000 - Pengangkutan 924.151.250 883.667.500 Aset lain-lain (US$ 65.500) 584.415.000 615.700.000 Iklan dan promosi - 470.773.595 Lain-lain 447.612.218 299.854.602 Jumlah 3.598.678.468 2.269.995.697 11. PERPAJAKAN a. Hutang pajak terdiri dari: Perusahaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 3.245.740 1.920.900 Pasal 23 4.725.473 128.784 Pasal 25 23.183.634 - Pasal 29 118.368.770 1.615.755 Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 82.072.849 - Anak Perusahaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 13.654.386 53.434.734 Pasal 23 799.000 1.085.000 27