KAJIAN KEPUSTAKAAN. dengan kambing Kacang (Devendra dan Burns, 1983). Menurut tipenya, rumpun

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN KEPUSTAKAAN. 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing PE adalah hasil persilangan antara Etawah dan kambing kacang.

PENDAHULUAN. kambing Peranakan Etawah (PE). Kambing PE merupakan hasil persilangan dari

PENDAHULUAN. sehingga dapat memudahkan dalam pemeliharaannya. Kurangnya minat terhadap

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari

PENDAHULUAN. Seiring bertambahnya jumlah penduduk tiap tahunnya diikuti dengan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pemeriksaan semen segar secara makroskopis meliputi volume, warna,

I. PENDAHULUAN. Teknologi Inseminasi Buatan (IB) atau dikenal dengan istilah kawin suntik pada

I PENDAHULUAN. dikembangkan di Indonesia. Sistem pemeliharannya masih dilakukan secara

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik semen

KAJIAN KEPUSTAKAAN. dalam saluran kelamin betina sewaktu kopulasi. Evaluasi semen segar yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ada (Mulyono dan Sarwono, 2004). K isaran volume semen per ejakulat

PENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS- KUNING TELUR TERHADAP MEMBRAN PLASMA UTUH DAN RECOVERY RATE SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING

PENDAHULUAN. Domba merupakan salah satu ternak penghasil daging yang banyak diminati

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi Semen Segar

BAB II TIJAUAN PUSTAKA. penis sewaktu kopulasi. Semen terdiri dari sel-sel kelamin jantan yang dihasilkan

PENDAHULUAN. masyarakat Pesisir Selatan. Namun, populasi sapi pesisir mengalami penurunan,

PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang dapat menghasilkan wol

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan metode artificial vagaina (AV). Semen yang didapatkan kemudian

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu jenis bangsa sapi asli Indonesia

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan protein hewani di Indonesia semakin meningkat seiring dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semen beku merupakan semen cair yang telah ditambah pengencer sesuai

MAKALAH BIOTEKNOLOGI PETERNAKAN MEMBRAN PLASMA UTUH. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta

HASIL DAN PEMBAHASAN. domba lokal yang digunakan dalam penelitian inibaik secara makroskopis

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Karakteristik Semen Segar Domba Lokal Karakteristik. Volume (ml) 1,54 ± 0,16. ph 7,04±0,8

Tatap mukake 8&9. Universitas Gadjah Mada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Brahman merupakan sapi yang berasal dari India yang merupakan keturunan

PENGGUNAAN TELUR ITIK SEBAGAI PENGENCER SEMEN KAMBING. Moh.Nur Ihsan Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi perkawinan silang dengan kambing kacang. Masyarakat menyebut

BAB I PENDAHULUAN. yang baik pun meningkat. Salah satu sumber gizi yang paling penting adalah protein

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. breeding station Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Domba jantan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang telah

I. PENDAHULUAN. Perkembangan peternakan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. dikembangkan di Indonesia. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan daging di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba

TINJAUAN PUSTAKA. domestik dari banteng ( Bibos banteng) adalah jenis sapi yang unik. Sapi asli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan Inseminasi Buatan (IB)

I PENDAHULUAN. berasal dari daerah Gangga, Jumna, dan Cambal di India. Pemeliharaan ternak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Klasifkasi Kambing

Pengaruh Penggunaan Tris Dalam Pengencer Susu Skim Terhadap Resistensi Spermatozoa Sapi Simmental Pasca Pembekuan

Pengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5ºC

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Data Statistik 2013 jumlah penduduk Indonesia mencapai jiwa yang akan bertambah sebesar 1,49% setiap tahunnya

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Laju pertambahan penduduk yang terus meningkat menuntut

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Evaluasi Karakteristik Semen Ayam Arab pada Frekuensi Penampungan yang Berbeda

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Limousin merupakan keturunan sapi Eropa yang berkembang di Perancis.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. setiap tahunnya, namun permintaan konsumsi daging sapi tersebut sulit dipenuhi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara kambing Kacang dengan kambing etawah. Spesifikasi dari

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelamin sehingga tidak menimbulkan kematian pada anak atau induk saat

Kualitas semen sapi Madura setelah pengenceran dengan tris aminomethane kuning telur yang disuplementasi α-tocopherol pada penyimpanan suhu ruang

II KAJIAN KEPUSTAKAAN Pengertian Umum Kambing Peranakan Etawah

Pengaruh Level Gliserol dalam Pengencer Sitrat... Ayunda Melisa

Pengaruh metode gliserolisasi terhadap kualitas semen domba postthawing... Labib abdillah

Dosis Glukosa Ideal pada Pengencer Kuning Telur Fosfat Dalam Mempertahankan Kualitas Semen Kalkun pada Suhu 5 C

EFEK PENAMBAHAN LAKTOSA DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA EPIDIDIMIS MARMUT (Cavia cobaya) SELAMA PRESERVASI SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara kambing Kacang (lokal) dengan kambing Etawah (kambing

Pengaruh Pengencer Kombinasi Sari Kedelai dan Tris terhadap Kualitas Mikroskopis Spermatozoa Pejantan Sapi PO Kebumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kambing tipe dwiguna yaitu sebagai penghasil daging dan susu (tipe

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Semen Spermatozoa

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ciri khas burung puyuh ( Coturnix-Coturnix Japonica ) adalah bentuk badannya relatif

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penambahan Sari Kacang Hijau pada Tris sebagai Bahan Pengencer terhadap Motilitas, Daya Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Sapi Kebumen

HASIL DAN PEMBAHASAN. Volume Semen Domba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang dengan kambing Ettawa. Kambing Jawarandu merupakan hasil

PEMBEKUAN VITRIFIKASI SEMEN KAMBING BOER DENGAN TINGKAT GLISEROL BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. agar diperoleh efisiensi dan efektifitas dalam penggunaan pejantan terpilih,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh kadar ekstrak daun Binahong (Anredera

SKRIPSI OLEH SARI WAHDINI

Pengaruh Level Gliserol dalam Pengencer Tris-Sitrat... Muthia Utami Islamiati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal seperti Domba Ekor Gemuk (DEG) maupun Domba Ekor Tipis (DET) dan

PENGGUNAAN KATALASE DALAM PRODUKSI SEMEN DINGIN SAPI

ANALISIS KUALITAS SEMEN BEKU SAPI SIMMENTAL MENGGUNAKAN PENGENCER ANDROMED DENGAN VARIASI WAKTU PRE FREEZING

STUDI TERHADAP KUALITAS DAN DAYA TAHAN HIDUP SPERMATOZOA CAUDA EPIDIDIMIDIS DOMBA GARUT MENGGUNAKAN BERBAGAI JENIS PENGENCER

DAYA HIDUP SPERMATOZOA EPIDIDIMIS KAMBING DIPRESERVASI PADA SUHU 5 C

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Tekhnis Daerah Balai

PERBAIKAN TEKNIK PEMBEKUAN SPERMA: PENGARUH SUHU GLISEROLISASI DAN PENGGUNAAN KASET STRAW

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di. Balai Inseminasi Buatan Tenayan Raya, Pekanbaru.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Simmental adalah bangsa Bos taurus yang berasal dari daerah Simme di

TINJAUAN PUSTAKA. dan merupakan hasil domestifikasi dari Banteng liar (Bibos banteng) (Ngadiyono,

PENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU DOMBOS TEXEL DI KABUPATEN WONOSOBO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Ettawa (asal india) dengan Kambing Kacang yang telah terjadi beberapa

TINJAUAN PUSTAKA. dari sapi liar yang disebut banteng ( Bos bibos atau Bos sundaicus) yang telah

PENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP DAYA HIDUP DAN KEUTUHAN MEMBRAN PLASMA SPERMATOZOA ITIK RAMBON

Jurnal Nukleus Peternakan (Juni 2014), Volume 1, No. 1: ISSN :

SKRIPSI. Oleh FINNY PURWO NEGORO. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

Pengaruh Penambahan Berbagai Tingkat DMF (Dimethylformamide)...Nevaya Erlandani S

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Jawarandu (Bligon) merupakan kambing hasil persilangan antara

DAFTAR ISI. BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Berpikir Konsep Hipotesis...

THE QUALITY OF BOER GOAT FREEZING SPERMS USING MR. FROSTY EQUIPMENTS WITH DIFFERENT ANDROMED EQUILIBRATION

PENGARUH TINGKAT PENGENCERAN TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PE SETELAH PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR

PENGARUH JUMLAH SPERMATOZOA PER INSEMINASI TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU KAMBING PERANAKAN ETAWAH

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penambahan Fruktosa Mempertahankan Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Kalkun yang Disimpan pada Suhu 4 C

Transkripsi:

6 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Kambing Peranakan Etawah Kambing PE merupakan hasil persilangan antara kambing Etawah yang berasal dari India yang memiliki iklim tropis/subtropis dan beriklim kering dengan kambing Kacang (Devendra dan Burns, 1983). Menurut tipenya, rumpun kambing PE termasuk kambing dwiguna yaitu penghasil daging dan susu. Adapun taksonomi kambing PE menurut Devendra dan McLeroy (1982) adalah sebagai berikut: Kingdom Phylum Class Order Sub-order Famili Sub Famili Genus Spesies : Animalia : Chordata : Mammalia : Artiodactyla : Ruminantia : Bovidae : Caprinae : Capra : Capra hircus Ciri khas kambing PE antara lain yaitu bentuk muka cembung melengkung dan dagu berjanggut, terdapat gelambir di bawah leher yang tumbuh berasal dari sudut janggut, telinga panjang, lembek menggantung dan ujungnya agak berlipat, ujung tanduk agak melengkung, tubuh tinggi, pipih, bentuk garis punggung mengombak ke belakang, bulu tumbuh panjang di bagian leher, pundak, punggung dan paha, bulu paha panjang dan tebal (Sumoprastowo, 1994). 2.2 Semen Semen adalah sekresi organ reproduksi jantan yang secara normal diejakulasikan pada saat kopulasi atau dapat ditampung untuk kepentingan Inseminasi Buatan. Semen terdiri dari dua bagian yaitu spermatozoa dan plasma

7 semen. Spermatozoa dihasilkan didalam testes sedangkan plasma semen adalah campuran sekresi yang dibuat oleh epididymis dan kelenjar kelamin pelengkap (Toilehere, 1981). Fungsi dari plasma semen yaitu sebagai suatu medium pembawa sperma dari saluran reproduksi hewan jantan kedalam saluran reproduksi hewan betina (Feradis, 2010). Plasma semen kambing umumnya berwarna kuning yang mungkin disebabkan oleh adanya sekresi Riboflavin oleh kelenjar vesikularis, mengandung air 75% dan Prostaglandin (Evans dan Maxwell, 1987). 2.3 Pengencer Pengenceran semen adalah upaya untuk memperbanyak volume semen, mengurangi kepadatan spermatozoa serta menjaga kelangsungan hidup spermatozoa sampai waktu tertentu pada kondisi penyimpanan di bawah atau di atas titik beku (Rusdin dan Jum at 2000). Bahan pengencer yang ditambahkan harus memenuhi syarat seperti murah dan mudah didapat tetapi memiliki daya preservasi yang tinggi, menyediakan zat makanan sebagai sumber energi bagi spermatozoa, melindungi spermatozoa terhadap cold shock, menyediakan suatu penyangga untuk mencegah perubahan ph akibat paembentukan asam laktat dari hasil metabolisme spermatozoa, mempertahankan tekanan osmotik dan keseimbangan elektrolit yang sesuai, memperbanyak volume sehingga banyak hewan betina yang dapat di inseminasi dalam satu ejakulasi (Toelihere, 1993). Pengencer tris (hydroxymethyl- aminometan) terbuat dari tris, asam sitrat, fruktosa dan air memiliki spesifikasi sebagai pencegah perubahan ph, mempertahankan tekanan osmotic, menjaga keseimbangan elektrolit, mengikat butir-butir lemak, sumber energy, melindungi sel spermatozoa dari cold shock dan dapat mempertahankan daya hidup sel spermatozoa selama proses pengawetan.

8 Adanya kuning telur dalam pengencer tris akan melengkapi fungsinya dalam melindungi dan mempertahankan motilitas sel sperm atozoa lebih baik pada saat terjadinya perubahan penurunan suhu dari 5 hingga -196 o C (Bearden dan Fuquay, 1984). Sementara itu, Foote (1978), menyatakan bahwa pengencer sitrat-kuning telur digunakan sebagai media hidup spermatozoa, karena semen itu sendiri mengandung sitrat natricus yang merupakan penyanggah bersifat isotonis, berguna bagi metabolisme sel, sehingga buffer dalam mempertahankan ph dan daya hidup sel sperma. Selanjutnya sitrat natricus akan mengikat logam kalsium dan logam berat lainnya serta mengkoagulasikan butir lemak pada kuning telur saat proses pembekuan berlangsung, sehingga spermatozoa mudah diobservasi dengan baik. Larutan pengencer semen yang memiliki komposisi kimia lebih lengkap akan memberikan fungsi yang baik bagi spermatozoa yang diencerkan, subtrat-subtrat nutrisi diperlukan spermatozoa untuk mempertahankan hidupnya, terutama bagi spermatozoa yang disimpan terlebih dahulu sebelum diinseminasikan (Ridwan, 2008). 2.4 Gliserol Gliserol akan masuk ke dalam membran plasma dengan jalan menyeimbangkan konsentrasi intra dan ekstraseluler. Akibatnya air yang tadinya keluar dari membran dengan cara eksoosmosis, akan masuk kembali ke dalam membran dan selanjutnya akan menyeimbangkan kandungan air intra dan ekstraseluler sama seperti sebelum ada gliserol. Jadi respons membran plasma setelah dipaparkan dengan gliserol adalah terjadi pengeluaran air dari dalam sel terlebih dahulu, terjadi pengkerutan sel kemudian difusi gliserol ke dalam sel sehingga akhirnya ukuran sel spermatozoa kembali normal (Tambing dkk., 2000).

9 Penambahan gliserol yang optimal dapat menyediakan perlindungan untuk kelangsungan hidup spermatozoa selama berlangsungnya proses pembekuan. Menurut Toelihere (1993) pengaruh perlindungannya yaitu memodifikasi kristalkristal es yang terbentuk selama proses pembekuan, sehingga kerusakan organelorganel sel spermatozoa dapat dihindarkan. Bila organel-organel sel spermatozoa, seperti mitokondria maka rantai oksidasi akan terputus sehingga proses metabolisme tidak dapat berlangsung dan akhirnya mati. Ditambahkan Salah satu pengaruh yang merugikan adalah cekaman dingin (cold shock) dimana efeknya adalah kematian spermatozoa yang terjadi setelah spermatozoa di cairkan kembali, akibat tingginya daya konstraksi selubung lipoprotein dinding sel. Dengan adanya gliserol dalam pengencer maka efek dari kejutan dingin tersebut dapat diminimalisasi sehingga kematian spermatozoa dapat dicegah. Gliserol memiliki peranan lain yaitu mencegah terjadinya dehidrasi, karena memiliki daya pengikat air yang kuat (Toelihere, 1993). Hal ini akan mempengaruhi tekanan uap sehingga titik beku medium menurun, akibatya sel spermatozoa akan memperoleh kesempatan lebih lama untuk mengeluarkan air. Tambing dkk., (2000) menyatakan bila konsentrasi gliserol tidak optimal akan menimbulkan gangguan pada sperma berupa penurunan kualitas spermatozoa. Penambahan gliserol terlalu rendah tidak mampu untuk melindungi spermatozoa dari cekamam dingin sehingga belum mampu mencegah terbentuknya kristal-kristal es dalam sel spermatozoa selama proses pembekuan. Kristal-kristal es yang besar dan tajam akan merusak organel-organel sel spermatozoa secara mekanik (Supriatna dan Pasaribu, 1992). Kadar gliserol yang terlalu tinggi atau rendah tidak akan efektif menjalankan fungsi protektifnya. Menurut Rizal dkk., (2002) konsentrasi gliserol yang berlebihan akan

10 menimbulkan efek toksik pada spermatozoa, sebaliknya apabila kurang, gliserol tidak akan memberikan efek yang optimal. Semakin tinggi dosis gliserol yang ditambahkan ke dalam pengencer, efek toksik dari gliserol juga semakin besar. Efek toksisitas dari gliserol adalah memodifikasi struktur membran plasma dan pada konsentrasi yang tinggi dapat menghambat metabolisme energi (McLaughlin dkk., 1992). Akibat terganggunya mekanisme spermatozoa, menyebabkan spermatozoa akan mengalami kekurangan energi sehingga viabilitas dan motilitasnya menurun. 2.5 Membran Plasma Utuh Membran plasma merupakan membrane luar yang melindungi seluruh rangkaian struktur sel. Membran plasma sel yang tetap utuh akan memberikan pengaruh positif terhadap motilitas (daya gerak) dan daya hidup spermatozoa. Motilitas spermatozoa sangat bergantung pada suplai energi berupa ATP hasil metabolisme. Metabolisme akan berlangsung dengan baik jika membran plasma sel dalam keadaan utuh. Hal tersebut karena membran plasma sel berperan dalam mengatur lalu lintas masuk dan keluar seluruh substrat dan elektrolit yang dibutuhkan dalam proses metabolisme sel (Supriatna dan Pasaribu, 1992). Peran membran plasma adalah melindungi organel-organel intraseluler secara fisik, menjaga keluar masuknya zat-zat makanan serta menjaga keseimbangan elektrolit intra dan ekstraseluler (Tambing, dkk. 2000). Keutuhan membran plasma ditandai oleh ekor sperma yang melingkar atau menggembung, sedangkan yang rusak ditandai oleh ekor yang lurus apabila semen dipaparkan di dalam larutan hipoosmotik dan diinkubasi pada suhu 37 o C selama 10 menit (Arifiantini, 2012).

11 Gliserol selama proses pembekuan akan menjaga keutuhan membran plasma spermatozoa dengan jalan mengikat gugus pusat phospolipid sehingga mengatasi ketidkstabilan membran. Disamping itu, gliserol juga akan menjaga keseimbangan konsentrasi larutan intaseluler dan ekstraseluler, jika konsentrasi ini tidak seimbang akan menyebabkan rusaknya membran plasma bahkan dapat membuat sel spermatozoa pecah. Sankai dkk., (2001) menyatakana bahwa penurunan persentase MPU terjadi akibat kerusakan membran plasma spermatozoa karena pengerasan lapisan phospholipid akibat suhu yang rendah. Dengan penambahan gliserol diharapkan dapat mengurangi kerusakan membran plasma karena pengerasan lapisan phospolipid akibat suhu rendah, gliserol didalam membran plasma akan mengikat gugus pusat fosfolipid sehingga mengatasi ketidakstabilan membran untuk mengikat protein dan glikoprotein sehingga menyebabkan partikel intra membran terkumpul (Park dan Graham, 1992). 2.6 Recovery Rate Recovery Rate (RR) yaitu kemampuan pemulihan spermatozoa setelah dilakukannya pembekuan dengan membandingkan persentase motilitas spermatozoa pasca thawing dengan persentase motilitas semen segar. Motilitas akan berpengaruh terhadap nilai RR yang dihasilkan. Semakin tinggi nilai RR maka motilitas spermatozoa semakin baik, mengingat selama proses pembekuan semen akan mengalami kerusakan sekitar 40%, (Garner dan Hafez, 2000). Keberhasilan pembekuan semen tidak hanya dinilai dari persentase motilitas setelah thawing. Persentase spermatozoa yang dapat pulih kembali setelah pembekuan yang memberikan gambaran keberhasilan dari proses pembekuan itu sendiri.