BAB 4 PAKET INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT KAPASITAS 30 M 3 PER HARI. 4.1 Lokasi dan Kapasitas IPAL



dokumen-dokumen yang mirip
BAB 11 CONTOH PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DOMESTIK KAPASITAS 150 M 3 PER HARI

BAB 3 INSTRUKSI KERJA (IK)

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 6 PERAWATAN DAN PERMASALAHAN IPAL DOMESTIK

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA

BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

PEMBANGUNAN IPAL & FASILITAS DAUR ULANG AIR GEDUNG GEOSTECH

BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)

BAB IV PILOT PLANT PENGOLAHAN AIR LIMBAH PENCUCIAN JEAN MENGGUNAKAN KOMBINASI PROSES PENGENDAPAN KIMIA DENGAN PROSES BIOFILTER TERCELUP ANAEROB-AEROB

BAB 3 METODA PENELITIAN

A. Regulasi IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) atau Sewage Treatment Plant Regulation

III.2.1 Karakteristik Air Limbah Rumah Sakit Makna Ciledug.

PAKET TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT YANG MURAH DAN EFISIEN

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK

BAB 13 UJI COBA IPAL DOMESTIK INDIVIDUAL BIOFILTER ANAEROB -AEROB DENGAN MEDIA BATU SPLIT

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK

BAB 10 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL ATAU SEMI KOMUNAL

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 5 SPESIFIKASI BANGUNAN IPAL DAN PERALATAN

PERENCANAAN TEKNIS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT PROSES BIOFILTER ANAEROB-AEROB KAPASITAS 200 M 3 PER HARI

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI SIRUP, KECAP DAN SAOS

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN / RESTORAN

Sewage Treatment Plant

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB 3 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS MATA KULIAH PENGELOLAAN LIMBAH MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT STUDI KASUS: CUT MEUTIA DI KOTA LHOKSEUMAWE

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

EVALUASI HASIL PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAH AIR LIMBAH DOMESTIK TIPE KOMUNAL DI WILAYAH KOTAMADYA JAKARTA PUSAT

PENGATURAN IPAL PT. UNITED TRACTOR TBK

RANCANG BANGUN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH POTONG HEWAN (RPH) AYAM DENGAN PROSES BIOFILTER

LAMPIRAN. Peta Curah Hujan Kabupaten Magelang

INSTALASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH (IPAL)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR KATA SAMBUTAN

DESAIN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BIOFILTER UNTUK MENGOLAH AIR LIMBAH POLIKLINIK UNIPA SURABAYA

BAB 5 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN PROSES FILM MIKROBIOLOGIS (BIOFILM)

4.1. Baku Mutu Limbah Domestik

PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI GULA

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit dalam kegiatannya banyak menggunakan bahan-bahan yang

Sistem Aerasi Berlanjut (Extended Aeratian System) Proses ini biasanya dipakai untuk pengolahan air limbah dengan sistem paket (package treatment)

BAB 4 ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN

Tata cara perencanaan dan pemasangan tangki biofilter pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki biofilter

ANALISIS KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK STUDI KASUS PT. UNITED CAN Co. Ltd.

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BOJONGSOANG

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

BAB 6 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN PROSES TRICKLING FILTER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAGIAN 9. Teknologi Pengolahan Limbah Cair Rumah Makan. Oleh : Ir. Sutiyono, M.Si. dan Ir. Sri Rahayu, MT.

PERENCANAAN IPAL BIOFILTER DI UPTD KESEHATAN PUSKESMAS GONDANGWETAN KABUPATEN PASURUAN. Siti Komariyah **) dan Sugito*)

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT KAJIAN ASPEK PEMILIHAN TEKNOLOGI

PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA IPAL INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT BTIK LIK MAGETAN

TEKNOLOGI PENGOLAHAAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN SISTEM BIOFILTER ANEROB-AEROB

APLIKASI TEKNOLOGI BIOFILTER UNTUK MENGOLAH AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG PERKANTORAN

kimia lain serta mikroorganisme patogen yang dapat

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM

BAB V HASIL MONITORING IPAL PT. United Tractor Tbk

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

Rancang Bangun, Jumsan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PENYEMPURNAAN IPAL & DAUR ULANG AIR GEDUNG BPPT

REDISAIN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) TIMIKA, PAPUA

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

RANCANG BANGUN PAKET IPAL RUMAH SAKIT DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROB-AEROB, KAPASITAS M 3 PER HARI

Desain Alternatif Instalasi Pengolahan Air Limbah Pusat Pertokoan Dengan Proses Anaerobik, Aerobik Dan Kombinasi Aanaerobik Dan Aerobik

ANALISIS KUALITAS AIR WADUK RIO RIO DENGAN METODE INDEKS PENCEMARAN DAN TEKNOLOGI UNTUK MENGURANGI DAMPAK PENCEMARAN

BAB III LANDASAN TEORI

PERENCANAAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM TERPUSAT (STUDI KASUS DI PERUMAHAN PT. PERTAMINA UNIT PELAYANAN III PLAJU SUMATERA SELATAN)

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

BAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS

MODIFIKASI & OPTIMALISASI IPAL GEDUNG BPPT DENGAN PROSES LUMPUR AKTIF DAN BIOFILTER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VIII UNIT DAUR ULANG DAN SPESIFIKASI TEKNIS Sistem Daur Ulang

I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA SKALA INDIVIDUAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

Kelompok 3. PENGOLAHAN LIMBAH CAIR RSUP dr.sardjito

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK disusun oleh : Dr. Sugiarto Mulyadi

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT

BAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM

BAB V PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI FARMASI DAN RUMAH SAKIT

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT

Abstarct

APLIKASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH BIOFILTER UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN PENCEMAR BOD, COD DAN TSS DI RUMAH SAKIT BUNDA SURABAYA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. digunakan pada sistem pengolahan desentralisasi karena memiliki. beberapa keunggulan, diantaranya; kompak, kokoh, memiliki

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. IV.1 Karakteristik Air Limbah

BAB I PENDAHULUAN. resiko toksikologi juga akan meningkat. terbentuk secara alami dilingkungan. Semua benda yang ada disekitar kita

ALAT PENGOLAH AIR LIMBAH RUMAH TANGGA INDIVIDUAL ATAU SEMI KOMUNAL

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) PT. INDESSO AROMA BATURRADEN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

Transkripsi:

BAB 4 PAKET INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT KAPASITAS 30 M 3 PER HARI 4.1 Lokasi dan Kapasitas IPAL Untuk IPAL rumah sakit dengan kapasitas kecil dapat dibuat dalam bentuk paket IPAL rumah sakit yang kompak sehingga pengerjaannya lebih cepat dan praktis serta tidak memerlukan area yang luas. Untuk rumah sakit yang sudah beroperasi, jika harus membuat IPAL maka sedapat mungkin tidak mengganggu aktifitas rumah sakit. Reaktor paket IPAL Rumah sakit dapat dibuat dari bahan baja yang dilapis dengan cat anti karat atau dari bahan fiberglass. Untuk pemasangannya dapat dipendan di dalam tanah, diletakkan di atas tanah maupun di tanam sebagian. Salah satu contoh paket IPAL rumah sakit dari bahan baja adalah paket IPAL Rumah Sakit St. YUSUF yang berada di Jl. Ganggeng Raya No. 9 Tanjung Priok - Jakarta Utara. Kapasitas instalasi pengolahan air limbah (IPAL) direncanakan sebesar 30 m 3 per hari dengan menggunakan proses biofilter anaerob-aerob. 4.2 Pemilihan Teknologi Pengolahan Air Limbah Pemilihan proses pengolahan air limbah rumah sakit yang digunakan didasarkan atas beberapa kriteria antara lain : Efisiensi pengolahan dapat mencapai standar baku mutu lingkungan. 137

Pengelolaannya harus mudah. Lahan yang diperlukan tidak terlalu besar. Konsumsi energi sedapat mungkin rendah. Biaya operasinya rendah. Lumpur yang dihasilkan sedapat mungkin kecil. Dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BOD yang cukup besar. Dapat menghilangkan padatan tersuspensi (SS) dengan baik. Perawatannya mudah dan sederhana. Berdasarkan kriteria tersebut di atas untuk pengolahan air limbah rumah sakit teknologi yang banyak digunakan saat ini adalah kombinasi proses biofilter anaerob- aerob. 4.3 Disain Proses Pengolahan Air Limbah Seluruh air limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit, yakni yang berasal dari limbah domestik maupun air limbah yang berasal dari kegiatan klinis rumah sakit dikumpulkan melalui saluran pipa pengumpul secara gravitasi, selanjutnya dialirkan ke bak pemisah lemak. Fungsi bak pemisah lemak adalah untuk memisahkan lemak yang berasal dari limbah dapur agar tidak masuk ke dalam unit pengolahan limbah, serta mencegah padatan yang tidak bisa terurai misalnya lumpur, pasir, abu gosok dan lainnya agar tidak masuk kedalam unit pengolahan limbah. Air limbah yang berasal dari kegiatan laboratorium dialirkan ke bak pengumpul air limbah secara gravitasi. Dari bak pengumpul, air limbah dipoma ke unit bak pemisah lemak dengan menggunakan pompa celup yang dilengkapi dengan pelampung ON/OF otomatis. Dari bak pemisah lemak air limbah 138

dialirkan ke bak ekualisasi secara gravitasi. Selanjutnya air limbah di dalam bak ekualisasi dipompa ke unit instalsi pengolahan air limbah ( IPAL) Biofilter Anaerob-Aerob dengan menggunakan pompa celup secara otomatis. Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dengan proses biofilter anaerob-aerob terdiri dari beberapa bagian yakni bak pengendap awal, biofilter anaerob (anoxic), biofilter aerob, bak pengendap akhir, dan jika perlu dilengkapi dengan bak kontaktor khlor. Air limbah yang berasal dari proses penguraian anaerob (pengolahan tahap perama) dialirkan ke bak pengendap awal, untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran lainnya. Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungasi sebagai bak pengontrol aliran, serta bak pengurai senyawa organik yang berbentuk padatan, sludge digestion (pengurai lumpur) dan penampung lumpur. Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke bak kontaktor anaerob dengan arah aliran dari atas ke dan bawah ke atas. Di dalam bak kontaktor anaerob tersebut diisi dengan media dari bahan plastik berbentuk sarang tawon. Jumlah bak kontaktor anaerob ini bisa dibuat lebih dari satu sesuai dengan kualitas dan jumlah air baku yang akan diolah. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau fakultatif aerobik Setelah beberapa hari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikroorganisme. Mikroorganisme inilah yang akan menguraikan zat organik yang belum sempat terurai pada bak pengendap. Air limpasan dari bak kontaktor anaerob dialirkan ke bak kontaktor aerob. Di dalam bak kontaktor aerob ini diisi dengan media dari bahan PVC tipe sarang tawon (honeycomb tube) sambil diaerasi atau dihembus 139

dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan media. Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikroorgainisme yang tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada permukaan media yang mana hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik, deterjen serta mempercepat proses nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan ammonia menjadi lebih besar. Proses ini sering di namakan Aerasi Kontak (Contact Aeration). Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang mengandung massa mikroorganisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Sedangkan air limpasan (over flow) dialirkan ke bak penampung air olahan. Dari bak penampung air olahan selajutnya dipompa ke Khlorinator. Di dalam khlorinator ini air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor dalam bentuk tablet untuk membunuh mikroorganisme patogen. Dari unit khlorinator air olahan selanjutnya dialirkan ke alat pengukur aliran (flow meter). Air yang keluran dari flowmeter merupakan air olahan dan dapat dibuang ke saluran umum. Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut selain dapat menurunkan zat organik (BOD, COD), juga dapat menurunkan amoniak, deterjen, padatan tersuspensi (SS), phospat dan lainnya. Dengan adanya proses pengolahan lanjut tersebut konsentrasi BOD dalam air olahan yang dihasilkan relatif rendah yakni sekitar 20-30 ppm. Diagram proses pengolahan air limbah rumah sakit dengan proses biofilter anaerob-aerob dapat dilihat pada Gambar 4.1. 140

Gambar 4.1 : Diagram Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Bersalin St. Yosep dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob Kapasitas 30 m 3 per hari. 141

4.4 Spesifikasi Teknis Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Kapasitas 30 m 3 per hari 4.4.1 Kapasitas Disain Kapasitas = 30 m 3 /hari Influent BOD = 300 ppm Influent SS = 200 ppm Effluent BOD = 30 ppm Effluent SS = 30 ppm Efisiensi Pengolahan = 90 % 4.4.2 Unit Bak Pemisah Lemak dan Bak Ekualisasi Pemisah Lemak Dimensi : Panjang Lebar Tinggi Bahan Tebal : 100cm : 100 cm : 120 cm : Mild Steel dilapis dengan anti karat. : 4 mm Disain bak pemisah lemak dan bak ekualiasasi dapatdilihat seperti pada gambar 4.2. 142

Gambar 4.2 : Potongan Melintang dan Tampak Atas Bak Ekulaisasi & Pemisah Lemak 143

Bak Ekualisasi Dimensi : Panjang : 200cm Lebar : 200 cm Tinggi : 230 cm Bahan : Mild Steel dilapis dengan anti karat. Tebal : 4 mm Konstruksi bak pemisah lemak dan bak ekualisasi dapat dilihat seperti pada Gambar 4.3. Gambar 4.3 : Bak Pemisah Lemak dan Equalisasi. 144

4.4.3 Pompa Air Limbah Tipe : Pompa Celup / submersible pump Kapasitas : 50 100 liter per menit Total Head : 5-8 m Output listrik : 350-500 watt Material : Stainless Steel Jumlah : 2 (dua) buah (1 cadangan). Gambar 4.4 : Pompa Limbah Model F-05AF 4.4.4 Unit Reaktor Biofilter Anaerob-Aerob Unit paket IPAL Domestik Biofilter Aaerob-Aerob dibagi menjadi dua reaktor yaitu : 145

Reaktor I : Dimensi : Panjang : 400 cm Lebar : 200 cm Tinggi : 230 cm Bahan : Mild Steel dilapis dengan anti karat. Tebal : 4 mm Media Penyangga : Media Sarang Tawon Perlengkapan : Tangga untuk inspeksi. Gambar 4.5 : Reaktor Biofilter I. 146

Reaktor II : Dimensi : Panjang Lebar Tinggi Bahan Tebal Media Penyangga : 370 cm : 200 cm : 230 cm : Mild Steel dilapis dengan anti karat. : 4 mm : Media Sarang Tawon 4.4.5 Blower Udara : Gambar 4.6 : Reaktor Biofilter II. Tipe : HIBLOW 200 Kapasitas Head Listrik Jumlah : 200 liter per menit : 200 cm akua : 200 watt, 220 volt; 1 phase. : 3 unit 147

4.4.6 Pompa Sirkulasi Gambar 4.7 : Blower Udara Tipe HIBLOW 200. Tipe Kapasitas Listrik Total Head Jumlah : Submersible Pump : 20 liter/menit : 100 watt, 220 volt; 1 phase. : 6-8 meter : 1 unit Gambar 4.8 : Pompa Sirkulasi. 148

4.4.7 Media Biofilter Material : PVC sheet Ketebalan : 0,15 0,23 mm Luas Kontak Spsesifik : 200 226 m2/m3 Diameter lubang : 3 cm x 3 cm Warna : bening transparan. Berat Spesifik : 30-35 kg/m3 Porositas Rongga : 0,98 Gambar 4.9 : Media Sarang Tawon. 4.4.8 Flowmeter Merk : - Diameter Inlet/Outlet : 2 Material : Carbon Steel 149

Gambar 4.10 : Flowmeter. 4.4.9 Khlorinator Material : PVC Diameter : 4" cup 10 Tinggi : 30/L60 cm Gambar 4.11: Klorinatror 150

4.4.10 Elekrikal dan Panel Kontrol Box panel Material : Stell Coated powder Ukuran : 50 x 60 cm Kelengkapan MCB 1 phase 4,6,10 Amp - 220 Volt Earth Copper Rod Tape 1" T Doz, Ruber Tape 3 - M Contactor D - 10,8 Amp-220 Vac Selector Switch Amp - 220 Volt Pilot Lamp 2 Amp - 220 Volt Cu Bus Bar, Earth Bus Bar Cable Duct 25 x 25 mm Terminal Blok 12 Pole Volt Meter 1 Phase - 500 Volt Kabel Ukuran : 3 x 2,5 500 Volt Tipe : NYY Gambar 4.12 : Panel Listrik. 151

4.4.11 Foto Pembangunan IPAL Biofilter Anaerob-Aerob Kapasitas 30 m 3 per hari. Gambar 4.13 : Lokasi IPAL Sebelum Dibangun. Gambar 4.14 : Pembersihan Lokasi IPAL 152

Gambar 4.15 : Pondasi Keliling. Gambar 4.16 : Pondasi Plat 153

Gambar 4.17 : Pembesian Lantai. Gambar 4.18 : Pembesian Balok. 154

Gambar 4.19 : Pengadukan Batu Split, Pasir, Semen. Gambar 4.20 : Pengecoran landasan IPAL. 155

Gambar 4.21 : Perapihan Bantalan Reaktor (IPAL) Gambar 4.22 : Bantalan reaktor (IPAL) 156

Gambar 4.23 : Pembuatan kolam Biokontrol. Gambar 4.24 : Pembuatan ReaktorBiofilter. 157

Gambar 4.25 : Pengecatan dan finishing Reaktor Biofilter. Gambar 4.26 : Pemasangan Reaktor IPAL Biofilter. 158

Gambar 4.27 : Pemasangan Reaktor IPAL Biofilter. Gambar 4.28 : Pemasangan Reaktor Biofilter. 159

Gambar 4.29: Pemasangan Bak Equalisasi. Gambar 4.30 : Pemasangan IPAL. 160

Gambar 4.31: Flowmeter. Gambar 4.32 : Media biofilter Tipe Sarang Tawon. 161

Gambar 4.33 : Panel Kontrol. Gambar 4.34 : Blower Tipe Hi Blow. 162

Gambar 4.35 : IPAL Biofilter Anaerob-Aerob kapasitas 30 m 3 per 163

Gambar 4.36 : Kolam Biokontrol. 4.5 Operasional Dan Perawatan IPAL Biofilter Anaerob-Aerob 4.5.1 Pengoperasian IPAL 1. Sebelum IPAL dioperasikan Reaktor Biofilter diisi dengan air bersih sampai penuh. 2. Seluruh peralatan mekanik dan elektrik harus dipastikan dalam keadaan berjalan dengan baik. 3. Air limbah yang berasal dari kegiatan rumah saki dialirkan ke bak penampung atau bak ekualisasi. Bak ekualisasi dilengkapi dengan pompa air limbah yang bekerja secara otomatis yakni jika permukaan air limbah lebih tinggi melampaui batas level 164

minimum maka maka pompa air limbah akan berjalan dan air limbah akan dipompa ke reaktor biofilter pada sistem IPAL. Jika permukaan air limbah di dalam bak ekualisasi mencapai level minimum pompa air limbah secara otomatis akan berhenti (mati). 4. Debit pompa air limbah diatur sesuai dengan kapasitas IPAL, dengan cara mengatur posisi bukaan valve by pass (Gambar 4.37). Debit pompa air limbah (Q 2 ) diatur sesuai dengan kapasitas IPAL dengan cara mengatur debit Q 1 dengan cara manual. 5. Pada saat pertama kali IPAL dioperasikan (Start Up), Reaktor Biofilter harus sudah terisi air sepenuhnya. 6. Setelah itu dilakukan proses aerasi dan proses sirkulasi air dari bak pengendapan akhir ke bak pengendapan awal di dalam reaktor aerob. Gambar 4.37 : Diagram Pompa Air Limbah dengan Valve By Pass. 165

7. Proses pembiakan mikroba dapat dilakukan secara alami atau natural karena di dalam air limbah domestik sudah mengandung mikroba atau mikroorganisme yang dapat menguraikan polutan yang ada di dalam air limbah atau dapat pula dilakukan seeding dengan memberikan benih mikroba yang sudah dibiakkan. 8. Jika pengoperasian IPAL dilakukan dengan pembiakan mikroba secara alami, proses operasional yang stabil memerlukan waktu pembiakaan (seeding) sekitar 1-2 minggu. Waktu adaptasi tersebut dimaksudkan untuk membiakkan mikroba agar tumbuh dan menempel pada permukaan media biofilter. Jika proses pembiakan mikroba (seeding) dilakukan dengan memberikan benih mikroba yang sudah jadi, proses dapat stabil dalam waktu 1 minggu. 9. Pertumbuhan mikroba secara fisik dapat dilihat dari adanya lapisan lendir atau biofilm yang menempel pada permukaan media. 10. Proses disinfeksi atau pembunuhan kuman yang mungkin masih ada didalam air olahan IPAL dilakukan dengan memberikan khlor tablet kedalam Khlorinator. Jika khlor tablet di dalam hklotinator sudah habis harus diisi kembali. Catatan : Pengisian air limbah ke dalam reaktor dilakukan secara bertahap ke setiap ruang di dalam reaktor agar beban pada dinding reaktor merata, sehingga tidak menyebabkan dinding reaktor bagian dalam tekanan merata. Pengisian dilakukan sampai semua ruangan di dalam reaktor terisi air 166

limbah sampai penuh dan keluar ke bak kontrol outlet. Selanjutnya debit pompa air limbah yang masuk ke dalam reaktor dan pompa sirkulasi diatur sesuai dengan kapasitas perencanaan. Pengoperasian Blower Udara Unit IPAL ini dilengkapi dengan dua buah blower yang dioperasikan secara terus menerus (kontinyu). Blower udara dijalankan secara bersamasama. Pengoperasian Pompa Air Limbah Dan Pompa Sirkulasi Unit IPAL dilengkapi dengan satu buah pompa air limbah dan dua buah pompa sirkulasi (pompa celup) yang dioperasikan secara terus menerus (kontinyu). Pompa air limbah secara otomatis akan berjalan jika permukaan air limbah di dalam bak ekualisasi cukup tinggi dan akan berhenti secara sendirinya jika permukaan air di dalam bak ekualisasi turun sampai level minimum, sedangkan pompa sirkulasi dijalankan secara kontinyu. 4.5.2 Perawatan IPAL Unit IPAL ini tidak memerlukan perawatan yang khusus, tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain : Sedapat mungkin tidak ada sampah padat (plastik, kain, batu, softex, dll) yang masuk ke dalam sistem IPAL. Diusahakan sedapat mungkin untuk mencegah masuknya sampah padat ke dalam sistem IPAL. 167

Bak kontrol harus dibersihkan secara rutin minimal satu minggu sekali atau segera jika terjadi penyumbatan oleh sampah padat. Menghindari masuknya zat-zat kimia beracun yang dapat menggaggu pertumbuhan mikroba yang ada di dalam biofilter misalnya, cairan limbah perak nitrat, merkuri atau logam berat lainnya. Perlu pengurasan lumpur di dalam Bak ekualisasi dan bak pengendapan awal secara periodik untuk menguras lumpur yang tidak dapat terurai secara biologis. Biasanya dilakukan minimal 6 bulan sekali atau disesuaikan dengan kebutuhan. Perlu perawatan rutin terhadap pompa pengumpul, pompa air limbah, pompa sirkulasi serta blower yang dilakukan 3-4 bulan sekali. Perawatan rutin pompa dan blower udara dapat dilihat pada buku operasional dan perawatan dari pabriknya. 4.5.3 Penghentian Operasional IPAL Jika pengoperasian IPAL akan dihentikan atau dipindahkan ke tempat lain, beberapa hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut : 1) Pompa air limbah di dalam Tangki Biofil dihentikan, sedangkan blower dan pompa sirkulasi di dalam reaktor Pengolahan lanjut tetap dijalankan. 168

2) Selanjutnya air limbah di dalam Reaktor Biofilter Anaerob dipompa dan dimasukkan ke Reaktor Aerob (pengolahan Lanjut) sampai habis. 3) Air limbah di dalam Reaktor IPAL aerob terus di aerasi dan pompa sirkulasi tetap jalankan minimal selama 6 jam. 4) Setelah itu air di dalam rekator biofilter boleh dibuang melalui lubang pengeluaran. 4.5.4 Permasalahan yang Mungkin Timbul dan Cara Penanganannya Permasalahan permasalahan dan cara penanganannya Jenis Permasalahan Penyebab Cara mengatasi Bak penampung atau bak kontrol air limbah luber Aliran air limbah ke dalam reaktor lambat atau pelan. Pompa pengumpul air limbah tidak berjalan atau saringan pompa buntu. Pompa air limbah di dalam bak ekualisasi kurang lancar, atau meter air tersumbat kotoran. Cek aliran listrik pompa, cek posisi pelampung otomatis pompa, bersihkan saringan pompa dari kotoran-kotoran Cek pompa air limbah, cek saringan air limbah, cek screen meter air tersumbat atau tidak. Jika tersumbat harus dibersihkan. 169

Jenis Permasalahan Penyebab Cara mengatasi Blower udara di bak aerobik bekerja namun tidak mengeluarkan hembusan udara. Blower udara di bak aerobik tidak bekerja. Pipa saluran udara bocor Listrik tidak mengalir. Lepas pipa, dan kemudian sambung lagi dengan lem pralon. Cek instalasi kelistrikan ke blower. Terjadi pengapungan di bak aerobik Kualitas air limbah hasil olahan tidak memenuhi baku mutu lingkungan Air olahan yang keluar masih bau Udara kurang. Proses peruraian limbah berkurang karena aktifitas mikrobe melemah. Hembusan udara di unit aerobik kurang. debit air limbah melebihi kapasitas IPAL. Suplai udara kurang, debit air limbah melebihi kapasitas IPAL. Cek aliran distributor udara dari blower. Atur debit air limbah rata-rata sesuai dengan kapasitas. Periksa blower dan pipa pengeluaran udara. Apabila terjadi kebocoran, perbaiki. Cek blower sudah bekerja dengan baik atau tidak. 170

Jenis Permasalahan Penyebab Cara mengatasi Konsentrasi Amoniak Masih tinggi Udara Kurang di dalam reaktor biofilter Aerobik kurang. Waktu tinggal di dalam reaktor biofilter aerobik kurang. Cek blower dan difuser udara masih bekerja dengan baik atau tidak. Jika masih kurang kapasitas blower perlu ditambah. Jika difuser rusak perlu diganti. 171