PE GGU AA FLOKULA Al 2 (SO 4 ) 3. 18H 2 O DA Ca(OH) 2 DALAM PEMEKATA RADIO UKLIDA Cs-137 DA Co-60

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN FLOKULAN A12(S04h18H20 DAN Ca(OH)2 DALAM PEMEKATAN RADIONUKLIDA Cs-137 DAN Co-60. Sudiyati, Sutoto

UPAYA MINIMISASI LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN CARA PENGAMBILAN KEMBALI RADIONUKLIDA

ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

OPTIMASI TAWAS DAN KAPUR UNTUK KOAGULASI AIR KERUH DENGAN PENANDA I-131

PENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF. Untara, M. Cecep CH, Mahmudin, Sudiyati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

KAJIAN PEMAKAIAN FERRO SULFAT PADA PENGOLAHAN LIMBAH CHROM

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

OPTIMALISASI PE EMPATA KEMASA LIMBAH RADIOAKTIF AKTIVITAS RE DAH DA SEDA G DALAM REPOSITORI

ANALISIS KUALITAS DESTILAT, DOUBTFUL EFFLUENT DAN ACTIVE EFFLUENT UNTUK TINDAK LANJUT PELEPASAN PADA TAHUN 2012

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

PENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI

OPTIMASI ALAT CACAH WBC ACCUSCAN-II UNTUK PENCACAHAN CONTOH URIN

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DENGAN SPEKTROMETER GAMMA PORTABEL DAN TEKNIK MONTE CARLO

PROSES PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK SECARA KOAGULASI DAN FLOKULASI

PE E TUA SOURCE-TERM TAHU A DI REAKTOR GA. SIWABESSY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS LEPASAN RADIOAKTIF DI RSG GAS

PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 2005

IMOBILISASI LlMBAH SLUDGE RADIOAKTIF DARI PROSES PENGOLAHAN LlMBAH RADIOAKTIF CAIR SECARA KIMIA DENGAN KOAGULAN FERI KLORIDA MENGGUNAKANSEMEN

SUNARDI. Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telp. (0274) Abstrak

PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN

PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI

BAB III METODE PENELITIAN

PROSES RECOVERY LOGAM Chrom DARI LIMBAH ELEKTROPLATING

PENGARUH BAHAN PENCAMPUR SEMEN CHORMEN TERHADAP KEKUATAN FISIKA DAN KIMIA BETON LIMBAH

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) D-22

KAJIAN BAKU TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI LINGKUNGAN UNTUK CALON PLTN AP1000

EFEKTIVITAS JENIS KOAGULAN DAN DOSIS KOAGULAN TEHADAP PENURUNAN KADAR KROMIUM LIMBAH PEYAMAKAN KULIT

UJI BANDING SISTEM SPEKTROMETER GAMMA DENGAN METODA ANALISIS SUMBER Eu-152. Nugraha Luhur, Kadarusmanto, Subiharto

TEKNIK PENJERNIHAN AIR MENGGUNAKAN BAHAN FLOKULAN PAC, ALUM, CaCl 2, FeSO 4, SEMEN, EDTA, FeCl 2, dan CaCO 3.

PENGOLAHAN EFLUEN REAKTOR FIXED BED SECARA KOAGULASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan

KAJIAN AWAL ADSORBEN DARI LIMBAH PADAT LUMPUR AKTIF. INDUSTRI CRUMB RUBBER PADA PENYERAPAN LOGAM Cr

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dimulai pada bulan Juli 2013 sampai dengan bulan November

BAB 3 METODE PENELITIAN. -Beaker Marinelli

KAJIAN PROSES ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

PENGOLAHAN LOGAM BERAT DARI LIMBAH CAIR DENGAN TANNIN. Djarot S. Wisnubroto Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif

EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO

PENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI

A ALISIS LIMBAH RESI PE UKAR IO SISTEM PEMUR IA AIR PE DI GI PRIMER RSG-GAS*

KARAKTERISASI KADAR ZAT PADAT DALAM EFLUEN PADA PROSES SORBSI LIMBAH B3 CAIR MENGGUNAKAN ZEOLIT

ANALISIS KONSENTRASI I-131 LEPASAN UDARA CEROBONG DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI

RANCANG BANGUN PERANGKAT PREPARATOR SKALA LABORATORIUM PADA UNIT PENGOLAHAN KIMIA LIMBAH RADIOAKTIF CAIR

PENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT DAN CAIR DARI PENIMBUL KE INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. Arifin Pusat Teknologi Limbah Radioaktif -BATAN

SAM PEL LlMBAH UNTUK ANALISIS DI LABORA TORIUM

OPTIMASI DAN REVISI KANAL HUBUNG - INSTALASI PENYIMPANAN SEMENTARA BAHAN BAKAR BEKAS

OPTIMASI KONDISI ELEKTROKOAGULASI ION LOGAM TIMBAL (II) DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING

DAFTAR ISI ABSTRAK...

SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

2. Konfigurasi elektron dua buah unsur tidak sebenarnya:

SMA UNGGULAN BPPT DARUS SHOLAH JEMBER UJIAN SEMESTER GENAP T.P 2012/2013 LEMBAR SOAL. Waktu : 90 menit Kelas : XII IPA T.

ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

ANALISIS RADIOAKTIVITAS GROSS α, β DAN IDENTI- FIKASI RADIONUKLIDA PEMANCAR γ DARI AIR DAN SEDIMEN SUNGAI CODE YOGYAKARTA

KEGUNAAN KITOSAN SEBAGAI PENYERAP TERHADAP UNSUR KOBALT (Co 2+ ) MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

PRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

OPTIMASI TRANSPOR Cu(II) DENGAN APDC SEBAGAI ZAT PEMBAWA MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

PENGARUH KANDUNGAN LIMBAH RESIN DAN BAHAN ADITIF (BETONMIX) TERHADAP KARAKTERISTIK HASIL SEMENTASI

Pengolah Air Backwash Tangki Filtrasi Menggunakan Proses Koagulasi Flokulasi Dan Sedimestasi (Studi Kasus Unit Pengolahan Air Bersih Rsup Dr.

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

2013 LEMBAR SOAL. WAKTU : 90 MENIT KELAS : XII IPA T

Skala ph dan Penggunaan Indikator

KAJIAN PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR Pb dan Cd DALAM LIMBAH CAIR

II.2.1. PRINSIP JAR TEST

PROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA PENGUKURAN. RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA ENERGI RENDAH:RADIONUKLIDA Pb-210

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia.

UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA

PENGARUH IRADIASI BATU TOPAS TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN PRIMER DAN KESELAMATAN RSG-GAS

PENURUNAN BOD DAN COD LIMBAH INDUSTRI KERTAS DENGAN AIR LAUT SEBAGAI KOAGULAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) Banyumas 53171

Mardini, Ayi Muziyawati, Darrnawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioal<tif, BATAN

PENGENDALIAN MUTU METODE NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DENGAN UJI

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Uji Pengendapan dengan Variasi Konsentrasi Koagulan dan Variasi Konsentrasi Flokulan

STUDI PERBANDINGAN METODE AKTIVASI NEUTRON DAN ELEKTRODEPOSISI PADA PENENTUAN URANIUM DAN THORIUM DALAM CONTOH URIN

BAB III METODE PENELITIAN

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia

PERCOBAAN AWAL PROSES ELEKTROKOAGULASI SEBAGAI METODE ALTERNATIF PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

Antiremed Kelas 11 Kimia

Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : WIB

Transkripsi:

PE GGU AA FLOKULA Al 2 (SO 4 ) 3. 18H 2 O DA Ca(OH) 2 DALAM PEMEKATA RADIO UKLIDA Cs-137 DA Co-60 Sudiyati, Sutoto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BATAN ABSTRAK PE GGU AA FLOKULA Al 2 (SO 4 ) 3. 18H 2 O DA Ca(OH) 2 DALAM PEMEKATA RADIO UKLIDA Cs-137 DA Co-60. Telah dilakukan pemekatan radionuklida Cs-137 dan Co-60 menggunakan flokulan Al 2 (SO 4 ) 3. 18H 2 O dan Ca(OH) 2. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan sensitivitas pengukuran spektrometri-γ. Dalam percobaan digunakan variasi konsentrasi flokulan dari 500 ppm ditambahkan ke dalam limbah simulasi dengan aktivitas Cs-137 = 193 Bq/l dan Co-60 = 14.5 Bq/l. Hasil flokulasi optimum kedua flokulan, yaitu 400 ppm kemudian dicoba pada sampel limbah cair asal PRSG. Hasil pemekatan pada larutan simulasi yang diperoleh Cs-137 dapat terflokulasi maksimum 88.9 % oleh flok Al(OH) 3 dan 90.9 % oleh flok CaCO 3, sedang Co-60 dapat terflokulasi maksimum 97.3 % oleh flok Al(OH) 3 dan 95.8 % oleh flok CaCO 3. Proses flokulasi radionuklida menggunakan dua jenis flokulan Al 2 (SO 4 ) 3. 18H 2 O dan Ca(OH) 2 dapat diaplikasikan pada limbah cair lingkungan lainnya seperti limbah cair PBT dan ISSF. ABSTRACT THE USE OF Al 2 (SO 4 ) 3. 18H 2 O A D Ca(OH) 2 FLOCCULA T FOR CO CE TRATED OF RADIO UCLIDE Cs-137 A D Co-60. Concentrated radionuclide of Cs-137 and Co-60 has been done using Al 2 (SO 4 ) 3.18H 2 O and Ca(OH) 2 flocculant. The aim of this study is to increase the sensitivity of measurement spectrometry-γ. Ιn this study, various concentration of flocculant from 500 ppm which added to simulated waste with Cs-137 = 193 Bq/l dan Co-60 = 14.5 Bq/l activities have been used. The optimum result of both flocculant, which is 400 ppm have been tried to liquid waste sample from PRSG. Concentrated result of simulation liquid was Cs-137 can 88.9% maximally flokulated by Al(OH) 3 flox and 95.8% by CaCO 3 flox. Radionuclide flokulation prasses using both flocculant, Al(OH) 3 dan CaCO 3 can applicated in other environtment waste water such as liquid waste PBT and ISSF. PE DAHULUA Limbah cair yang ditimbulkan dari operasi reaktor riset GA. Siwabeesy mengandung radionuklida Cs-137, Co-60 dan Zn-65 beraktivitas rendah ( 0.74, 14.4 dan 3.19) Bq/l. Penetapannya dilakukan secara langsung pada sampel limbah cair tersebut dengan metode spektrometri-γ. Salah satu jalur perpindahan (pathway) radionuklida ke tubuh manusia adalah melalui air. Konsentrasi tertinggi dari Cs- 137 pada tubuh manusia ditemukan pada otot, sedangkan yang terendah ditemukan pada tulang dan lemak. Paparan radiasi Cs- 137 dapat meningkatkan resiko kanker, bila paparannya sangat tinggi dapat menyebabkan kematian.[1]. Mengingat bahayanya limbah radioaktif tersebut, maka diperlukan pretreatment dalam melakukan analisis untuk meningkatkan sensifitas pengukuran spektrometri-γ. Salah satu tugas dari BKL-PTLR adalah membuat rekomendasi pembuangan limbah cair dari PRSG, berkaitan dengan hal tersebut adalah dalam melakukan analisis diperlukan pretreatment. Percobaan dilakukan dengan cara pemekatan terhadap sampel limbah cair, yaitu dengan 2 jenis flokulan, percobaan I menggunakan flokulan Al 2 (SO 4 ) 3. 18H 2 O dan percobaan II menggunakan flokulan lime : Ca(OH) 2. Selain kedua jenis flokulan tersebut fero sulfat (FeSO 4 ) juga dapat digunakan, namun faktor pemekatan lebih kecil, sehingga tidak dipilih.[2]. Flokulan alumunium sulfat atau Al 2 (SO 4 ) 3. 18H 2 O dalam suasana basa (ph:8) akan membentuk flok berwarna putih dari Al(OH) 3 yang bersifat elektro positip. Endapan Al(OH) 3 menarik ion (OH) - dalam larutan yang selanjutnya awan negatif dari endapan tersebut menarik kation Cs-137 dan Co-60. Proses pemekatan terjadi dalam 2 tahap, tahap I yaitu tahap koagulasi atau pembentukan emulsi Al(OH) 3 dengan kondisi pengadukan kecepatan tinggi (rapid mixing) dan dilanjutkan dengan tahap II (flokulasi) dengan kondisi kecepatan pengadukan rendah, yaitu proses pembentukan flok atau padatan yang akan 73

terendapkan secara presipitasi dan tinggal dibagian bawah larutan. Untuk pembentukan flok yang sempurna diperlukan waktu dan pengaturan keasaman sehingga larutan bersifat basa. Proses koagulasi-flokulasi terjadi dengan selang waktu beberapa detik saja, selanjutnya dilakukan percobaan koagulasi-flokulasi dengan memvariasikan konsentrasi flokulan dan analisis hasilnya ditetapkan dengan metode spektrometri-γ. Pemekatan Cs-137 dan Co-60 dalam contoh lingkungan sebagai langkah pretreatment analisis radionuklida Cs-137 dan Co-60 diperlukan untuk meningkatkan ketelian dalam melakukan analisis, dengan mendapatkan konsentrasi aktivitas maksimum yang dapat dipekatkan oleh flokulan. Dalam penelitian ini dipelajari variasi konsentrasi penambahan flokulan Al 2 (SO 4 ) 3. 18H 2 O dan jenis flokulan lain yaitu lime : Ca(OH) 2 antara 500 ppm. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan sensifitas pengukuran terhadap sampel lingkungan dengan cara pemekatan dengan menggunakan 2 jenis flokulan, yaitu flokulan Al 2 (SO 4 ) 3.18H 2 O dan lime:ca(oh) 2. Teknik ini diaplikasikan pada Limbah Cair Aktivitas Rendah (LCAR) dari Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG), karena untuk melakukan pengukuran langsung (tanpa pemekatan) terhadap sampel tersebut diperlukan waktu yang relatif lama (8-24 jam). Selain disebabkan karena kandungan radionuklida Co-60 dan Cs-137 kecil (<15 Bq/l), juga disebabkan karena detektor yang digunakan mempunyai relative - efficiency rendah yaitu (10 %). Tahapan selanjutnya adalah memanfaatkan metode pemekatan tersebut untuk sampel lingkungan lain yang berbentuk cair seperti pada air PBT (Pembuangan Bak Terpadu), air kolam dan air kanal hubung pada ISSF (Interim Storage For Spent Fuel) karena jenis sampel tersebut ada kemungkinan mengandung radionuklida Co-60 dan Cs- 137 dengan jumlah yang relatif kecil, sehingga dengan menggunakan metode pemekatan ini kemudian dilakukan pengukuran dengan spektrometri-γ akan diperoleh hasil analisis yang lebih cepat dan mempunyai tingkat akurasi yang tinggi. TATA KERJA Bahan Larutan simulasi : akuades + sumber standar (hasil pengenceran sumber yang diperoleh dari PTKMR) dengan aktivitas hasil pengenceran = 193 Bq/l Cs-137 dan 14.5 Bq/l Co-60, NH 4 (OH) 6M, Al 2 (SO 4 ) 3.18H 2 O, Ca(OH) 2, limbah cair dari PRSG, kertas lakmus (kertas ph). Metode Proses koagulasi-flokulasi [2] Peralatan yang digunakan : corong, batang pengaduk, kertas saring whatman 40, pengaduk magnit (stirer), timbangan analitis, alat cacah Spektrometer-γ. Ditentukan aktivitas jenis radionuklida Cs- 137 dan Co-60 dalam larutan simulasi dan juga ditentukan ph awal, kemudian dilakukan pemekatan kedua radionuklida tersebut melalui proses koagulasi-flokulasi dengan penambahan flokulan Al 2 (SO 4 ) 3.18H 2 O dan Ca(OH) 2 dengan cara sbb: Dimasukkan 50 ml larutan simulasi ke dalam beker gelas ukuran 250 ml, kemudian ditambahkan flokulan dengan variasi konsentrasi (; 200; 300; 400 dan 500 ppm). Kemudian ph larutan diatur sampai menjadi basa (ph=8.0) dengan menggunakan larutan NH 4 (OH) 6M, dilakukan pengadukan dengan kecepatan tinggi yaitu pada 700 rpm, diikuti dengan pengadukan lambat yaitu pada 250 rpm, selama 30 menit. Setelah itu dienapkan semalaman, kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring whatman 40. Dari tahapan di atas kemudian dilakukan aplikasi analisis terhadap Limbah Cair Aktivitas Rendah dari PRSG yang mengandung radionuklida Cs-137, Co-60 dan Zn-65. Filtrat dan flok yang diperoleh kemudian ditentukan aktivitas jenis radionuklida dengan menggunakan alat cacah spektrometer-γ. a. Perhitungan aktivitas [3] Perhitungan aktivitas Cs-137 dan Co- 60 secara otomatis dilakukan dengan memakai softwere Gamma-Trac. Secara teori dapat dijelaskan sebagai berikut : aktivitas Cs-137 dan Co-60 dalam larutan dihitung dengan menggunakan persamaan : 74

A ( Bq Ct Cb l )= ε VR Y /... (1) Dimana: A : aktivitas jenis contoh (Bq/l) C t : laju cacah total (cps) C b : laju cacah latar (cps) ε : efisiensi pencacahan pada energi tertentu V : volume contoh yang dianalisis (liter) R : kedapatulangan pada analisis contoh (%) Y : Kelimpahan energi gama (%) b. Perhitungan batas deteksi terendah pada tingkat kepercayaan 95% [3] nb LLD = 4,66... (2) ε T Y dimana : n b : laju cacah latar (cps) T : waktu cacah latar (detik) ε : efisiensi pencacahan pada energi tertentu (%) Y : kelimpahan energi gama (%) c. Perhitungan Faktor pemekatan (Fp) [4] Prosentase faktor pemekatan (Fp) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Fp = Kt/Ka x %...(3) Fp Kt Ka d. Flokulan [5] = Faktor pemekatan) = konsentrasi terendapkan = konsentrasi awal Al 3+ ; Cr 3+ dan Zn 2+ adalah ion-ion logam amfotir, sebagai bahan flokulan dipakai Al 3+ dari Al 2 (SO 4 ) 3.18H 2 O, maka dalam melakukan pengaturan ph harus hatihati dalam melakukan penambahan larutan basa (NH 4 OH) atau melakukan penambahan Al 2 (SO 4 ) 3. 18H 2 O. Karena jika dalam suasana asam Al 3+ bersifat basa dan dalam suasana basa bersifat asam. Al 3+ akan membentuk garam aluminat dengan rumus umum: MM (SO 4 ) 2.12H 2 O, dimana M adalah kation bermuatan (+1) : NH 4 + dan M adalah kation bermuatan (3+): AL 3+. Garam aluminat yang terbentuk adalah NH 4 {AL(SO 4 ) 2.12H 2 O. Dari 12 molekul H 2 O, 6 molekul H 2 O akan mengikat ion Al 3+ membentuk asam karena terbentuk {AL(H 2 O) 6 } 3+, dan 6 molekul H 2 O lainnya secara simetris berikatan dengan ion NH 4 +, tetapi tidak membentuk {NH 4 (H 2 O) 6 } +. Secara umum reaksi hidrolisa ion positip dapat ditulis : M + + H 2 O M(OH) + H +... (4) Al 3+ dengan air dalam suasana basa akan terbentuk flok atau koloid berwarna putih dari Al(OH) 3, Al 3+ + 9H 2 O 3Al(OH) 3 + 9H+... (5) Koloid putih Dalam suasana asam Al 3+ dan terjadai reaksi hidrolisa sbb : Al 3+ + H 2 O H + + {Al(OH)} 2+... (6) Pada flokulasi dengan flokulan Ca(OH) 2 dalam suasana basa maka terbentuk Ca(CO 3 ). Sebagai pengatur ph digunakan larutan NH 4 (OH) 6M, seperti persamaan reaksi berikut : suasana basa - H 2 O + CO 2 (dari udara) HCO 3... (7) Ca 2+ +HCO 3 - Ca(CO 3 ) +H 2 O+CO 2 (8) Ca 2+ + HCO 3 - +OH - Ca(CO 3 ) +H 2 O (9) HASIL DA PEMBAHASA koloid putih Dari analisis terhadap larutan awal dengan menggunakan alat cacah spektrometer-γ, maka diperoleh hasil seperti disajikan pada Tabel 1. Dari percobaan ini diperoleh data besaran aktivitas radionuklida Cs-137 dan Co-60 yang terflokulasi (dalam flok) dan besaran aktivitas radionuklida Cs- 137 dan Co-60 yang tidak terflokulasi (dalam filtrat). Dari data tersebut kemudian ditentukan Faktor pemekatan (Fp) dengan rumus (3), maka diperoleh prosentase Faktor pemekatan (Fp) dari radionuklida Cs-137 dan Co-60 dengan flokulan Al 2 (SO 4 ) 3. 18H 2 O dan Ca(OH) 2. Hasil percobaan disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3. 75

Tabel 1. Data komposisi larutan awal. Jenis Radionuklida Co-60 Energi (KeV) 1173.21 1332.50 Yield (%) Aktivitas, Bq/l ph awal T ½ Larutansi Larutan LCAR LCAR mulasi simulasi 5.26 Th 14,5 14,4 Cs-137 661.60 85.1 30.0 Th 193 0,74 Zn-65 1115.5 50.6 50.6-3.19 5,5 5,7 Tabel 2. Prosentase faktor pemekatan (Fp) radionuklida Cs-137 dan Co-60 dengan flokulan Al 2 (SO 4 ) 3. 18H 2 O dengan variasi konsentrasi (percobaan I) o. Konsentrasi Aktivitas jenis, Bq/l Faktor pemekatan, R Al 2 (SO 4 ) 3, ppm filtrat flok (Fp), % 1 Cs-137 159 34 17.6 Co-60 0.79 13.71 94.5 2 200 Cs-137 38.9 154.1 79.8 Co-60 0.51 13.99 95.9 3 300 Cs-137 22.6 170.4 88.3 Co-60 0.45 14.05 96.9 4 400 Cs-137 21.3 171.7 88.9 Co-60 0.39 14.11 97.3 5 500 Cs-137 29.8 163.2 84.5 Co-60 0.39 14.11 97.3 Tabel 3. Prosentase faktor pemekatan (Fp) radionuklida Cs-137 dan Co-60 dengan flokulan Ca(OH) 2 dengan variasi konsentrasi (percobaan II) o. Konsentrasi Ca(OH) 2, ppm R Aktivitas jenis, Bq/l filtrat flok Faktor pemekatan, (Fp), % 1 Cs-137 32.4 160.6 83.2 Co-60 1.8 12.7 87.6 2 200 Cs-137 27.5 165.5 85.7 Co-60 0.97 13.53 93.3 3 300 Cs-137 21.9 171.1 88.6 Co-60 0.92 13.58 93.6 4 400 Cs-137 17.6 175.4 90.9 Co-60 0.61 13.89 95.8 5 500 Cs-137 21.8 171.2 88.7 Co-60 0.81 13.69 94.4 Dari Tabel 2. terlihat pada penambahan flokulan Al 2 (SO 4 ) 3.18H 2 O pada konsentrasi 400 ppm, diperoleh konsentrasi aktivitas yang terflokulasi mencapai maksimum yaitu 171.7 Bq/l atau 88.9 % untuk Cs-137 dan 13.89 Bq/l atau 97.3 % untuk Co-60. Pemekatan Co-60 mulai dari penambahan Al 2 (SO 4 ) 3.18H 2 O dengan konsentrasi ppm sudah terflokulasi >90 % hal ini disebakan karena konsentrasi awal Co-60 yaitu 14.5 Bq/l, konsentrasi ini jauh lebih kecil dibanding dengan konsentrasi Cs-137 awal yaitu 193 Bq/l. Sedang pada Tabel 3. penambahan Ca(OH) 2 pada konsentrasi 400 ppm dicapai konsentrasi aktivitas terflokulasi maksimum yaitu 175.4 Bq/l atau mencapai 90.9 % untuk Cs-137 dan 13.89 Bq/l atau 95.79 % untuk Co-60. Pemekatan Co-60 oleh flokulan Ca(OH) 2 pada konsentrasi mulai dari ppm sudah 76

mencapai 87.6 %. Sehingga flokulan Al 2 (SO 4 ) 3.18H 2 O dan Ca(OH) 2 dapat digunakan sebagai bahan pemekatan radionuklida Cs-137 dan Co-60 dalam sampel. Perbandingan prosentase pemekatan Cs-137 dengan kedua jenis flokulan hampir sama yaitu 88.9 % untuk Ca(OH) 2 dan 90.9 % untuk Al 2 (SO 4 ) 3.18H 2 O. Pemekatan Co- 60 juga hampir sama antara kedua jenis flokulan yaitu pemekatan maksimum pada penambahan 400 ppm Al 2 (SO 4 ) 3.18H 2 O dan pada penambahan 400 ppm Ca(OH) 2. Perbedaan faktor pemekatan ini disebabkan oleh konsentrasi aktivitas Co-60 dalam larutan awal jauh lebih kecil yaitu 14.5 Bq/l dibandingkan dengan Cs-137 yaitu 193 Bq/l. Hubungan antara konsentrasi flokulan dengan aktivitas pemekatan Cs-137 dan Co-60 dari larutan dapat dilihat dalam Gambar 1 dan Gambar 2. Gambar 1 dan Gambar 2. menunjukkan bahwa besar aktivitas terflokulasi dipengaruhi oleh besar aktivitas jenis awal. Untuk Cs-137 aktivitas jenis awal = 193 Bq/l; sedang untuk Co-60 aktivitas jenis awal = 14.5 Bq/l, aktivitas terflokulasi secara maksimal pada penambahan flokulan 400 ppm. Hal ini dapat dijelaskan dengan perbedaan besar jari-jari atom.[5]. Jika ditinjau dari perbedaan besar jari-jari atom antara Co-60 dan Cs-137 adalah cukup signifikan. Radionuklida Co-60 mempunyai jari-jari atom lebih pendek = 0,116 nm, dengan inti atom = 27 + (dengan konfigurasi elektron : 2e - 8e - 8e - 8e - 1e - ) maka konfigurasi elektronnya juga lebih pendek dibanding dengan Cs-137 yang mempunyai inti atom 55 + (dengan konfigurasi elektron : 2e - 8e - 18e - 18e - 8e - 1e - ) dan mempunyai jari-jari atom lebih panjang = 0,235 nm, selain ukuran jari-jari atom sifat keelektropositifan Cs-137 terhadap air juga lebih besar, sehingga jumlah konsentrasi aktivitas Cs- 137 yang dapat terflokulasi jauh melebihi jumlah aktivitas Co-60, tetapi karena aktivitas jenis awal kecil maka Co-60 dapat terflokulasi hampir seluruhnya. Hal ini terlihat dari Gambar 1 dan Gambar 2, aktivitas terflokulasi Co-60 jauh lebih kecil dari pada aktivitas Cs-137 sesuai dengan tngkat aktivitas jenis awal A ktivitas terserap, Bq/l 200 150 50 0 200 300 400 500 Konsentrasi Al2(SO4)3, ppm Cs-137 Co-60 Gambar 1. Grafik pemekatan Cs-137 dan Co-60 (Bq/l) dengan flokulan Al 2 (SO 4 ) 3 18H 2 O (ppm). 77

Aktivitas terserap, Bq/l 200 150 50 0 200 300 400 500 Konsentrasi Ca(OH)2, ppm Cs-137 Co-60 Gambar 2. : Grafik pemekatan Cs-137 dan Co-60 (Bq/l) dengan flokulan Ca(OH) 2 (ppm) Pada perlakuan aplikasi pretreatment terhadap limbah cair dari PRSG yang mengandung Cs-137, Co-60, dan Zn-65 pada konsentrasi flokulan 400 ppm, maka diperoleh hasil seperti disajikan pada Tabel 4. sebagai berikut : Tabel 4. Prosentase faktor pemekatan (Fp) radionuklida Cs-137, Co-60 dan Zn-65 dengan flokulan Al 2 (SO 4 ) 3. 18H 2 O dan Ca(OH) 2. o. Flokulan : 400 ppm R Aktivitas jenis, Bq/l filtrat flok Faktor pemekatan, (Fp), % 1 Al 2 (SO 4 ) 3 Cs-137 0.29 0.45 60.81 Co-60 0.91 1.96 13.61 Zn-65-3.19 2 Ca(OH) 2 Cs-137 0.36 0.38 51.35 Co-60 0.99 1.88 13.05 Zn-65-3.19 Tabel 4 adalah hasil percobaan pada aplikasi terhadap limbah cair dari PRSG. Dengan flokulan Al 2 (SO 4 ) 3. 18H 2 O, faktor pemekatan Cs-137 = 60.81 %, Co-60 = 13.61 %, dengan flokulan Ca(OH) 2, faktor pemekatan Cs-137 = 51.35 %, Co-60 = 13.05 %. Hasil ini lebih kecil dibanding faktor pemekatan pada larutan simulasi. Hal ini disebabkan karena larutan simulasi dibuat dari akuades ditambahkan sumber standar Cs-137 dan Co-60, tidak ada unsur pengganggu. Sedang pada limbah cair dari PRSG dimungkinkan ada unsur pengganggu yang memperkecil terbentuknya flok. Batas deteksi limit alat cacah spektrometer-γ yang digunakan, adalah : Co-60 = 0.0053 Bq/l; Cs-137 = 0.002 Bq/l; dan Zn-65 = 0.0018 Bq/l. Hasil pengukuran aktivitas awal untuk Cs-137 = 0.74 Bq/l, Co-60 = 14.4 Bq/l dan Zn-65 = 3.19 Bq/l. Pengukuran aktivitas dalam filtrat untuk mengetahui radioaktivitas yang tersisa dalam sampel. Dari percobaan pretreatment analisis dengan pemekatan ini diperoleh peningkatan sensifitas pengukuran. KESIMPULA Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan flokulan Al 2 (SO 4 ) 3. 18H 2 O dan Ca(OH) 2 diperoleh konsentrasi aktivitas terflokulasi Cs-137 lebih banyak dibanding dengan Co-60 dalam larutan simulasi dan limbah cair PRSG. Hasil flokulasi optimum kedua flokulan pada 400 ppm kemudian dicoba pada sampel limbah cair asal PRSG. Faktor pemekatan Cs-137 pada larutan simulasi yang diperoleh terflokulasi maksimum 88.9 % oleh flok Al(OH) 3 dan 90.9 % oleh flok CaCO 3, sedang Co-60 dapat terflokulasi maksimum 97.3 % oleh flok Al(OH) 3 dan 95.8 % oleh flok CaCO 3. Metode ini dapat diaplikasikan terhadap limbah cair dari PRSG yang mengandung radionuklida Cs-137, Co-60 dan Zn-65. Hasil pemekatan yang diperoleh 60.81 % untuk Cs-137, 13.61 % untuk Co- 60 dan % untuk Zn-65 dengan flokulan Al 2 (SO 4 ) 3.18H 2 O. Sedang dengan flokulan lime : Ca(OH) 2 51.35 % untuk Cs-137, 78

13.05 % untuk Co-60 dan % untuk Zn- 65. Metode pemekatan ini dapat digunakan untuk analisis sampel lingkungan yang lain, seperti sampel air PBT (Pembuangan Bak Terpadu), air kolam dan air kanal hubung ISSF (Interim Storage For Spent Fuel). DAFTAR PUSTAKA 1. A REPORT OF COMMITTEE 2 OF THE INTERNATIONAL COMMISSION ON RADIOLOGICAL PROTECTION, Annals of the ICRP, Limits for intakes of Radionuclides by Wokers, Pergamon press Oxford, NY, 1978. 2. PT NUSANTARA WATER CENTER, Environmental Laboratory and Consultant, Jakarta, 2004. 3. BATAN, Prosedur Analisis sampel radioaktivitas Lingkungan, Kep. Dirjen Batan No: 156/DJ/IV/98, 1998. 4. JAPAN CHEMICAL ANALYSIS CENTER, Environmental Radioaktivity Analysis and Measurement, Course No.: Japan -94-00454, F.Y.1994. 5. DAVID R. LIDE, Crc Hand Book of Chemistry and Physics Editor in Chief 75 th Edition 1913 1995. 6. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Treatment of low and intermediate level liquid Radioactive Waste, Technical Report Series No. 236, IAEA, Viena, 1984. 7. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Treatment of low and intermediate level liquid Radioactive Waste, Technical Report Series No. 337, IAEA, Viena, 1992. 79