PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS RUGI DAYA SISTEM DISTRIBUSI DENGAN PENINGKATAN INJEKSI JUMLAH PEMBANGKIT TERSEBAR. Publikasi Jurnal Skripsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Strategi Interkoneksi Suplai Daya 2 Pembangkit di PT Ajinomoto Indonesia, Mojokerto Factory

ANALISIS DAMPAK PEMASANGAN DISTIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP PROFIL TEGANGAN DAN RUGI-RUGI DAYA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

ANALISIS HUBUNG SINGKAT 3 FASA PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN ADANYA PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegangannya menjadi tegangan tinggi, tegangan ekstra tinggi, dan tegangan ultra

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Load Flow atau studi aliran daya di dalam sistem tenaga merupakan studi

PENGARUH PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP RESPON GANGGUAN PADA SISTEM DISTRIBUSI

STUDI ALIRAN DAYA PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERINTERKONEKSI DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG PM.6 GI PEMATANG SIANTAR)

Analisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory

STUDI PENGATURAN TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERHUBUNG DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG TR 5 GI TARUTUNG)

PENGARUH PENAMBAHAN PLTU TELUK SIRIH 100 MEGAWATT PADA SISTEM SUMATERA BAGIAN TENGAH

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

Jurnal Media Elektro Vol. V No. 2 ISSN: ANALISIS RUGI-RUGI DAYA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv PADA SISTEM PLN KOTA KUPANG

Static Line Rating untuk Integrasi PLTB di Jaringan Tegangan Menengah : Studi Kasus Master Plan Pembangkit Hibrid di Krueng Raya

Analisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND

PENENTUAN TITIK INTERKONEKSI DISTRIBUTED GENERATION

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

: Distributed Generation, Voltage Profile, Power Losses, Load Flow Analysis, EDSA 2000

Panduan Praktikum Sistem Tenaga Listrik TE UMY

SISTEM TENAGA LISTRIK

ANALISIS PEHITUNGAN RUGI-RUGI DAYA PADA GARDU INDUK PLTU 2 SUMUT PANGKALAN SUSU DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SIMULASI ELECTRICAL TRANSIENT ANALYZER

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Listrik Negara (PLN) merupakan penyuplai listrik di Indonesia

DASAR TEORI. Kata kunci: grid connection, hybrid, sistem photovoltaic, gardu induk. I. PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. alternatif seperti matahari, angin, mikro/minihidro dan biomassa dengan teknologi

ANALISA JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv DI FEEDER PENYU DI PT. PLN (PERSERO) RAYON BINJAI TIMUR AREA BINJAI LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali di Indonesia. Menipisnya bahan bakar fosil sebagai sumber energi, sistem

EFFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA SISTEM INTERKONEKSI 150 kv NANGGROE ACEH DARUSSALAM MENGGUNAKAN DISTRIBUTED GENERATION (DG)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik sangat di butuhkan pada zaman modern ini, karena saat ini kebutuhan manusia akan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi listrik tersebut terus dikembangkan. Kepala Satuan

PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA JARINGAN DISTRIBUSI DI KOTA PONTIANAK

PENENTUAN SLACK BUS PADA JARINGAN TENAGA LISTRIK SUMBAGUT 150 KV MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS HUBUNG SINGKAT TIGA PHASE

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT SATU FASE KE TANAH PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS

PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 20 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI

Penentuan Nilai Arus Pemutusan Pemutus Tenaga Sisi 20 KV pada Gardu Induk 30 MVA Pangururan

ANALISIS RUGI DAYA AKIBAT PENAMBAHAN PENYULANG BARU GI MASARAN

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU

atau pengaman pada pelanggan.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS

STUDI ALIRAN DAYA PADA SISTEM KELISTRIKAN SUMATERA BAGIAN UTARA (SUMBAGUT) 150 kv DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE POWERWORLD VERSI 17

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu energi yang sangat penting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibangkitkan oleh pembangkit harus dinaikkan dengan trafo step up. Hal ini

Studi Penempatan dan Kapasitas Pembangkit Tersebar terhadap Profil Tegangan dan Rugi Saluran pada Saluran Marapalam

BAB I PENDAHULUAN. bahan bakar fosil sebagai bahan bakar pembangkitannya. meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus-menerus meningkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN ANALISA. IEEE 30 bus yang telah dimodifikasi. Sistem IEEE 30 bus ini terdiri 30 bus,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

OPTIMASI PENEMPATAN DAN KAPASITAS SVC DENGAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY ALGORITHM

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

EVALUASI RUGI-RUGI JARINGAN YANG DILAYANI OLEH JARINGAN PLTS TERPUSAT SIDING

Pembangkit Listrik Tenaga Air. BY : Sulistiyono

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi masyarakat. Salah satu manfaatnya adalah untuk. penerangan. Keadaan kelistrikan di Indonesia sekarang ini sangat

SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN METODA ALGORITMA KUANTUM PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT

ANALISIS PEMBANGKIT LISTRIK HIBRIDA (PLH), DIESEL DAN ENERGI TERBARUKAN DI PULAU MANDANGIN, SAMPANG, MADURA MENGGUNAKAN SOFTWARE HOMER

I. PENDAHULUAN. Studi aliran daya merupakan tulang punggung dari perencanaan operasi sistem

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia saat ini, dimana hampir semua aktivitas manusia berhubungan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. panas yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar menjadi energi mekanik, dan

RANCANG BANGUN BECAK LISTRIK TENAGA HYBRID DENGAN MENGGUNAKAN KONTROL PI-FUZZY (SUBJUDUL: HARDWARE) Abstrak

PERENCANAAN SISTEM PENGETANAHAN PERALATAN UNTUK UNIT PEMBANGKIT BARU DI PT. INDONESIA POWER GRATI JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

KARYA ILMIAH ANALISIS HUBUNG SINGKAT LINE TO GROUND

STUDI KOORDINASI FUSE

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Semakin bertambahnya permintaan konsumen terhadap energi listrik dari

SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT

Analisis Kontingensi Sistem Tenaga Listrik dengan Metode Bounding

Pemodelan dan Analisis Fault Current Limiter Sebagai Pembatas Arus Hubung Singkat Pada GI Sengkaling Malang

BAB III PENGUMPULAN DATA DAN PEMBUATAN RANCANG BANGUN SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH)

BAB II LANDASAN TEORI

SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN

Generation Of Electricity

STABILITAS SISTEM TENAGA LISTRIK di REGION 4 PT. PLN (Jawa Timur dan Bali)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Prosiding SENTIA 2016 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN:

ANALISIS PENGOPERASIAN SPEED DROOP GOVERNOR SEBAGAI PENGATURAN FREKUENSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PLTU GRESIK

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana

Analisis Rugi Daya Pada Penyulang Bangli Dengan Beroperasinya PLTS Kayubihi

PENGARUH BENTUK GELOMBANG SINUS TERMODIFIKASI (MODIFIED SINE WAVE) TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI SATU FASA

STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V8.i4 ( ) Perbaikan Jatuh Tegangan Dengan Pemasangan Automatic Voltage Regulator

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.

Transkripsi:

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 167 Telp & Fax. 0341 554166 Malang 65145 KODE PJ-01 PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA NAMA : SEPTIAN KEVIN ADIATAMA NIM : 105060300111008-63 PROGRAM STUDI JUDUL SKRIPSI : TEKNIK ENERGI ELEKTRIK : ANALISIS PENGARUH PENYAMBUNGAN DISTRIBUTED GENERATION PADA RUGI RUGI DAYA SALURAN DISTRIBUSI TELAH DI-REVIEW DAN DISETUJUI ISINYA OLEH: Pembimbing I Pembimbing II Hadi Suyono, ST., MT., Ph.D NIP.19730520 200801 1 013 Dr. Rini Nur Hasanah, S.T.,M.Sc. NIP.19680122 199512 2 001

ANALISIS PENGARUH PENYAMBUNGAN DISTRIBUTED GENERATION PADA RUGI RUGI DAYA SALURAN DISTRIBUSI Septian Kevin Adiatama¹, Hadi Suyono, ST., MT., Ph.D², Dr. Rini Nur Hasanah, S.T., M.Sc.³ ¹Mahasiswa Teknik Elektro, ² ³Dosen Teknik Elektro, Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia E-mail: septiankevin20@gmail.com Abstrak -Akhir-akhir ini telah dikembangkan sistem pembangkitan energi mandiri yang dapat dikoneksian pada jaringan distribusi. Pembangkit tersebut adalah pembangkit tersebar atau Distributed Generation (DG). Pembangkit tersebut diantaranya adalah mikrohidro, wind turbine dan sel surya. Beberapa pembangkit tersebut akan disambungkan pada saluran sistem distribusi 20 kv penyulang pujon untuk mengurangi rugi-rugi daya pada saluran tersebut. Rugi daya pada saluran distribusi 20 kv pada penyulang pujon sebelumnya adalah 0,3122 MW dan 0,3752 MVar pada saat beban maksimum dan pada saat beban minimum rugi dayanya adalah sebesar 0,0239 MW dan 0,0286 MVar. Setelah penyambungan tiga pembangkit tadi rugi daya pada penyulang pujon berkurang menjadi 0,31 MW dan 0,3725 MVar saat beban maksimum dan ketika beban minimum rugi dayanya berkurang menjadi 0,0232 MW dan 0,0279 MVar. Penyambungan tiga pembangkit tersebut juga menaikkan nilai tegangan di ujung saluran distribusi 20 kv penyulang pujon, dimana sebelum DG disambungkan nilai tegangan di ujung saluran saat beban maksimum adalah 17,8108 kv dan setelah DG disambungkan tegangan di ujung saluran naik menjadi 17,8344 kv. Kata Kunci distributed generation, rugi daya, saluran distribusi. R I. PENDAHULUAN Ugi daya merupakan masalah yang belum dapat dipecahkan secara menyeluruh. Rugi-rugi daya hanya bisa diminimalisasi atau direduksi. Perkembangan baru dalam teknologi pembangkit tenaga listrik memungkinkan daya listrik yang akan dihasilkan oleh pembangkit listrik skala kecil relatif dekat dengan pusat-pusat konsumsi, yaitu langsung terhubung ke jaringan distribusi. Distributed Generation (DG) mencakup berbagai teknologi pembangkit seperti sistem fotovoltaik, turbin angin, sel bahan bakar, pembakaran internal mesin, turbin gas [1]. Integrasi DG sangat efektif dalam mengurangi kerugian daya di jaringan distribusi. Penelitian juga mengungkapkan bahwa manfaat maksimal dari DG dapat diperoleh jika perencanaan DG dilakukan dengan tepat [2]. Keberadaan pembangkit ini dikembangkan karena potensi yang dimiliki suatu wilayah atau daerah yang berbeda. Karena setiap pembangkit skala kecil menghasilkan energi yang kecil maka untuk dapat digunakan dan memiliki nilai ekonomis harus digabung menjadi satu sistem pembangkit listrik. Pemikiran ini muncul karena tidak memungkinkan membuat pembangkit listrik dengan skala besar, karena sumber energi yang digunakan adalah energi terbarukan (bersumber dari kekayaan alam yang dapat diperbaharui). Sistem Distributed Generation mempunyai beberapa keuntungan diantaranya adalah menggunakan energi terbarukan yang ramah lingkungan seperti energi matahari, energi air dan energi angin [3]. Ketika DG dipasang dekat dengan gardu, kerugian saluran listrik berkurang. Mempertimbangkan kapasitas DG, jika kapasitas DG tidak terlalu besar, angka rugi- rugi saluran listrik akan menurun. Namun, jika kapasitas DG menjadi lebih besar dan jarak antara DG dan beban lebih panjang, kerugian daya cenderung meningkat [4]. Tugas akhir ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui besar dari rugi-rugi daya yang terjadi pada sistem sebelum dipasang DG dan mengetahui pengaruh penambahan Distributed Generation (DG) terhadap rugi-rugi daya yang terjadi. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Distribusi Listrik Ada tiga bagian penting dalam proses penyaluran tenaga listrik yaitu, Penyaluran (transmisi) dan distribusi. Tegangan sistem distribusi dapat dikelompokan menjadi 2 bagian besar yaitu distribusi primer (20kV) dan distribusi sekunder (380/220V). Jaringan distribusi 20kV sering disebut sistem distribusi tegangan menengah dan jaringan distribusi 380/220V sering disebut jaringan distribusi sekunder atau disebut jaringan tegangan rendah 380/220V. Jaringan pada sistem distribusi tegangan menengah (primer 20kV) dapat dikelompokkan menjadi lima model yaitu jaringan radial, jaringan hantaran penghubung (tie line), jaringan lingkaran (loop), jaringan spindle, dan sistem gugus atau kluster. Sistem distribusi sekunder merupakan bagian dalam sistem distribusi yaitu mulai dari gardu trafo sampai pada pemakai akhir atau konsumen [5]. B. Distributed Generation Pembangkit listrik tersebar (DG) berkaitan dengan penggunaan unit pembangkit kecil pada titik-titik strategis dari suatu sistem tenaga listrik atau yang dekat dengan lokasi pusat beban. DG dapat digunakan dengan cara yang terisolasi untuk daerah-daerah yang tidak terpasok oleh jaringan listrik PLN, bisa juga digunakan untuk memasok permintaan konsumen lokal atau diintegrasikan ke dalam grid untuk memasok energi sistem tenaga listrik. Teknologi DG dapat berjalan pada sumber energi terbarukan, seperti bahan bakar fosil atau limbah panas. Peralatan berkisar dalam ukuran kurang dari satu kilowatt atau megawatt. DG dapat memenuhi semua atau sebagian dari kebutuhan 1

listrik pelanggan jika terhubung ke saluran distribusi atau saluran transmisi, kemudian daya dapat dijual kepada pihak ketiga [6]. C. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) adalah pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan energi air sebagai penggeraknya, misalnya saluran irigasi, sungai atau air terjun dengan cara memanfaatkan tinggi terjunnya (head) dan jumlah debit airnya. Kondisi energi air yang dimanfaatkan sebagai sumber daya penghasil listrik memiliki kapasitas aliran maupun ketinggian tertentu. Semakin besar kapasisitas aliran maupun ketinggiannya maka semakin besar energi yang dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Pembangkit tenaga mikrohidro bekerja dengan cara memanfaatkan semaksimal mungkin energi potensial air. Energi ini secara perlahan diubah menjadi energi mekanik saat melalui nosel yang ditembakkan untuk memutar sudutsudut turbin. Energi mekanis dari putaran turbin akhirnya diubah menjadi energi listrik melalui putaran generator [5]. Untuk menghitung daya mekanik yang dibangkitkan oleh turbin generator adalah [7]: berkecepatan tinggi dengan dua baling baling, sedangkan untuk turbin berkecepatan rendah dengan baling baling lebih dari dua nilai Cp berkisar antara 0,2 0,4 [8]. E. Panel Surya (solar photovoltaic) Tenaga sel surya adalah istilah umum yang digunakan untuk tenaga listrik yang dihasilkan dari sinar matahari. Sel surya adalah suatu perangkat mandiri yang memproduksi listrik yang menghasilkan tegangan arus searah (DC). Sistem panel surya mengubah sinar matahari menjadi listrik. Sel yang di susun secara parallel dan seri membentuk suatu modul atau panel. Gabungan modul atau panel yang terhubung secara seri,parallel atau kombinasi keduanya disebut array. Solar sel dapat dimodelkan dengan suatu rangkaian ekivalen yang terdiri dari sumber arus yang diparallelkan dengan suatu diode P = 9,8 ƞ H Q (1) Dimana : P = daya terbangkit ( KW ) H = tinggi terjun air (m) Q = debit air (m3/ detik) Ƞ = efisiensi turbin generator D. Wind Turbine Turbin angin dirancang untuk menangkap energi kinetik yang dihasilkan oleh angin dan mengubahnya menjadi energi listrik. Energi listrik yang diproduksi turbin angin tergantung pada interaksi antara rotor turbin angin dan angin. Berarti output daya ditentukan oleh kecepatan angin rata-rata, sehingga aerodinamis steady-state telah dianggap menjadi penting dalam proyek ini dan turbulensi telah diabaikan. Rasio daya yang dihasilkan untuk daya yang tersedia dinyatakan sebagai CP koefisien daya rotor. Daya yang dapat dihasilkan demikian ditulis sebagai [7]: P wind = 1/2 Cp ρ A v 3 wind (2) Dimana : P wind Cp ρ A v : daya yang dibangkitkanoleh angin : koefisien daya rotor : kerapatan udara : luas baling baling : kecepatan angin Nilai dari Cp tergantug dari perbandingan kecepatan downstream dan upstream dari angin. Suatu analisis menunjukkan bahwa dalam suatu desain yang praktis nilai maksimum yang dapat dicapai oleh Cp berkisar antara 0,4 0,5 untuk turbin moderen Gambar 1. Rangkaian ekivalen solar sel sumber : singh dan gevorgian, 2013 Pada solar sel terdapat suhu sel saat pemakaian yang dapat diperoleh dari persamaan : Tc = T amb + (0.0256 G) (3) Dimana : T amb : suhu lingkungan ( C) G : radiasi solar sel ( W/m2 ) Nilai Tc pada persamaan (3) digunakan untuk mencari daya output solar sel yang diperoleh dari persamaan dibawah ini [9]: P PV-out = PR -PV (G/Gref) [1+ KT(Tc - T ref)] (4) Dimana : PR -PV : rating daya solar sel G : radiasi solar sel ( W/m2 ) Gref : referensi radiasi solar sel (Gref = 1000 W/m2) KT : koefisiensi suhu solar sel (KT = - 3.7 x 10-3 (1/ C)) Tc T ref : suhu sel ( C) : suhu referensi sel (Tref = 25 C) F. Aliran Daya Studi aliran daya merupakan bagian yang sangat penting dalam perencanaan sistem tenaga listrik. Beberapa metode telah dikembangkan dalam studi aliran daya ini yaitu metode Gauss Seidel, metode Newton Raphson dan metode Fast Decouple. 2

Tujuan utama dari studi aliran daya adalah: 1. Untuk mengetahui daya aktif dan reaktif tiap pembangkit. 2. Untuk mengetahui besar tegangan dan sudut phase pada setiap bus. 3. Untuk mengetahui daya aktif dan daya reaktif yang mengalir pada setiap komponen tenaga listrik. Oleh karena itu dalam studi aliran daya diperlukan suatu proses perhitungan yang sistematis melalui model jaringan dan persamaan aliran daya. Berdasarkan hokum Kirchoff untuk arus, maka besar arus yang masuk dan keluar dari suatu titik simpul sama dengan nol [10]. V i V 1 Y i1 Y i2 I i V 2 V 3 Y i3 Y in V n Y i0 Gambar 2. Tipikal dari Sistem Tenaga Sumber: Saadat,1999 I i = Y(ij). Vj (5) Dalam bentuk matriks: [ I_(i ) ] = [ Y (ij ) ].[V j ] (6) Daya aktif dan reaktif pada bus I adalah : Atau P i + j Q i = V(i) I(i)* (7) I (i) III. METODOLOGI PENELITIAN (8) Bagian ini memberikan urutan langkah-langkah yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan penyusunan penelitian. Untuk menyelesaikan rumusan masalah dan merealisasikan tujuan penelitian, langkah-langkah pengerjaan metode penelitian pada skripsi ini dilakukan dengan cara mempelajari buku referensi, jurnal, skripsi, web browsing, serta forumforum resmi tentang jenis sistem distribusi, pembangkit terbarukan, distributed generation, analisis aliran daya, metode newton-rhapson, stelah itu melakukan pengumpulan dan pengolahan data yang diperlukan, kemudian menghitung daya yang dibangkitkan oleh DG dan melakukan penyambungan DG untuk mengetahui pengaruh DG pada sistem. Pada gambar 3 ditunjukkan diagram alir penelitian adalah sebagai berikut: Gambar 3. Diagram Alir Penelitian Sumber : Penulis IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penyulang Pujon Gardu induk (GI) Sengkaling disuplai dari GI Kebon Agung. Pada GI Sengkaling terdapat 2 trafo yaitu trafo 3 (30 MVA/866 A) dan trafo 4 (60 MVA/1732 A). Trafo 3 ini terhubung ke penyulang Junrejo, penyulang Pujon, penyulang Karangploso, penyulang Wastra Indah. Penyulang pujon terletak di daerah kecamatan Pujon kabupaten Malang. B. Sistem Distribusi Daya Sistem distribusi pada penyulang pujon adalah sistem distribusi tipe radial tegangan 20 kv dengan panjang saluran 59.64 km. Pada bab 2 telah dijelaskan bahwa keuntungan saluran distribusi tipe radial adalah tipe ini tidak rumit dan lebih murah dibanding dengan sistem yang lain. Namu, keandalan sistem ini lebih rendah dibanding dengan sistem lainnya. Kurangnya keandalan disebabkan karena hanya terdapat satu jalur utama yang menyuplai gardu distribusi, sehingga apabila jalur utama tersebut mengalami gangguan, maka seluruh gardu akan ikut padam. Kerugian lain yaitu mutu tegangan pada gardu distribusi yang paling ujung kurang baik, hal ini dikarenakan jatuh tegangan terbesar ada diujung saluran. Besarnya jatuh tegangan di ujung saluran itulah sehingga perlu dilakukan penyambungan DG untuk memperbaiki level tegangan di ujung saluran. Terdapat beberapa data yang diperlukan pada penelitian ini untuk mensimulasikan saluran distribusi diantaranya data generator, data saluran, dan data pembebanan trafo. 3

C. Simulasi Aliran Daya Simulasi aliran daya dilakukan untuk mengetahui awal sistem sebelum dilakukan analisis pengaruh penyambungan distributed generation terhadap rugi-rugi daya. Simulasi aliran daya ini berdasarkan data-data yang telah dibahas sebelumnya meliputi data pembangkit, data saluran dan data beban. Simulasi akan dilakukan dalam lima keadaan, yaitu keadaan sebelum penambahan distributed generation, keadaan setelah penambahan mikrohidro, keadaan setelah penambahan wind turbine, keadaan setelah penambahan solar photovoltaic, keadaan setelah penambahan wind turbine, solar photovoltaic dan mikrohidro. Lima sistem inilah yang akan dianalisis pada penelitian ini, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1 berikut: Tabel 1 Pengondisian Sistem Nama Kondisi 1 2 Kondisi 3 Kondisi 4 Kondisi 5 Kondisi PLN PLN + mikrohidro PLN + wind turbine PLN + solar photovoltaic PLN + mikrohidro + wind turbine + solar photovoltaic 1. Simulasi Kondisi 1 1 ini ditentukan bahwa bus Generator 1 adalah slack bus dengan tegangan 1 0 p.u. sedangkan bus Generator 2 merupakan PV bus Sedangkan untuk bus yang lain ditentukan sebagai PQ bus. Hasil simulasi aliran daya pada 1 meliputi nilai tegangan dan besar rugi-rugi daya. Dalam hal ini dilakukan pengaturan meliputi daya dasar 100 MVA, frekuensi 50 Hz, tegangan dasar 20 kv, waktu gangguan dimulai detik ke-2, dan waktu gangguan 0,15 detik, maka diperoleh hasil simulasi aliran beban seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2 dan 3 berikut: Tabel 2 Hasil Simulasi Kondisi 1 beban maksimum P = 4,5155 MW Q = 1,7179 MVar P = 4,0852 MW Q = 1,343 MVar P = 0,3122 MW Q = 0,3752 MVar Tabel 3 Hasil Simulasi Kondisi 1 beban minimum P = 1,2268 MW Q = 0,4241 MVar Q = 0,3955 MVar P = 0,0239 MW Q = 0,0286 MVar Pada hasil simulasi 1 dimana ketika beban maksimum tersebut rugi-rugi daya mencapai 0,00312 p.u. dan 0,00375 p.u. dan ketika beban minimum tersebut rugi-rugi daya mencapai 0,00239 p.u. dan 0,00286 p.u. Tegangan pada saat terjadi gangguan sempat mengalami penurunan hingga mencapai nilai 0,1 P.u., ketika gangguan berakhir nilai tegangan mulai kembali ke normal, sehingga tegangan sistem masih dalam stabil. Pada table 2 dan 3 telah ditunjukkan nilai rugi-rugi daya pada sistem sebelum disambungkannya DG ketika beban maksimum dan beban minimum. 2. Simulasi Kondisi 2 2 ini terdapat pembangkit mikro hidro yang disambungkan pada bus 60 pada sistem distribusi 20 kv. Hasil simulasi aliran daya pada 2 meliputi nilai tegangan dan besar rugi-rugi daya. Dalam hal ini dilakukan pengaturan meliputi daya dasar 100 MVA, frekuensi 50 Hz, tegangan dasar 20 kv, waktu gangguan dimulai detik ke-2, dan waktu gangguan 0,15 detik, maka diperoleh hasil simulasi aliran beban seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4 dan 5 berikut: Tabel 4 Hasil Simulasi Kondisi 2 beban maksimum P = 4,3978 MW Q = 1,7181 MVar P = 4,0860 MW Q = 1,3430 MVar P = 0,3119 MW Q = 0,3748 Mvar Tabel 5 Hasil Simulasi Kondisi 2 beban minimum P = 1,2271 MW Q = 0,4283 MVar Q = 0,3955 MVar P = 0,0238 MW Q = 0,0285 Mvar Pada hasil simulasi 2 ketika beban maksimum rugi-rugi daya mencapai 0,00311 p.u. dan 0,00374 p.u. dan ketika beban minimum tersebut rugirugi daya mencapai 0,00238 p.u. dan 0,00285 p.u. Tegangan pada saat terjadi gangguan sempat mengalami penurunan hingga di bawah 0,1 P.u., ketika gangguan berakhir nilai tegangan mulai kembali ke normal, sehingga tegangan sistem masih dalam stabil. Pada tabel 4 dan 5 telah ditunjukkan nilai rugi-rugi daya pada sistem saat DG disambungkan. 3. Simulasi Kondisi 3 3 ini terdapat pembangkit listrik tenaga angin yang disambungkan pada bus 17 pada sistem distribusi 20 kv. Hasil simulasi aliran daya pada 3 4

meliputi nilai tegangan dan besar rugi-rugi daya. Spesifikasi turbin yang digunakan dapat dilihat pada lampiran 4. Penelitian ini dilakukan pengaturan meliputi daya dasar 100 MVA, frekuensi 50 Hz, tegangan dasar 20 kv, waktu gangguan dimulai detik ke-2, dan waktu gangguan 0,15 detik, maka diperoleh hasil simulasi aliran beban seperti yang ditunjukkan pada Tabel 6 dan 7 berikut: Tabel 6 Hasil Simulasi Kondisi 3 beban maksimum P = 4,4011 MW Q = 1,7375 MVar P = 4,0856 MW Q = 1,3428 MVar P = 0,3104 MW Q = 0,3730 MVar Tabel 7 Hasil Simulasi Kondisi 3 beban minimum P = 1,2286 MW Q = 0,46 MVar Q = 0.3955 MVar P = 0,0235 MW Q = 0,0281 MVar Pada tabel 6 dan 7 telah ditunjukkan nilai rugi-rugi daya pada sistem saat DG disambungkan. Pada hasil simulasi 3 beban maksimum dengan penyambungan wind turbine, rugi-rugi daya mencapai 0,0031 p.u. dan 0,00373 p.u. dan ketika beban minimum dengan penyambungan wind turbine, rugirugi daya mencapai 0,00023 p.u. dan 0,00028 p.u. Tegangan pada saat terjadi gangguan sempat mengalami penurunan hingga di bawah 0,1 P.u., ketika gangguan berakhir nilai tegangan mulai kembali ke normal, sehingga tegangan sistem masih dalam stabil. 4. Simulasi Kondisi 4 4 ini terdapat pembangkit listrik tenaga surya yang disambungkan pada bus 28 pada sistem distribusi 20 kv. Hasil simulasi aliran daya pada 4 meliputi nilai tegangan dan besar rugi-rugi daya. Penelitian ini dilakukan pengaturan meliputi daya dasar 100 MVA, frekuensi 50 Hz, tegangan dasar 20 kv, waktu gangguan dimulai detik ke-2, dan waktu gangguan 0,15 detik, maka diperoleh hasil simulasi aliran beban seperti yang ditunjukkan pada Tabel 8 dan 9 berikut: Tabel 8 Hasil Simulasi Kondisi 4 beban maksimum P = 4,3976 MW Q = 1,7179 MVar P = 4,0854 MW Q = 1,3428 MVar P = 0,3120 MW Q = 0,3750 MVar Tabel 9 Hasil Simulasi Kondisi 4 beban minimum P = 1,2276 MW Q = 0,4241 Mvar Q = 0,3955 Mvar P = 0,0238 MW Q = 0,0286 Mvar \ Pada tabel 8 dan 9 telah ditunjukkan nilai rugi-rugi daya pada sistem saat DG disambungkan. Pada hasil simulasi 4 beban maksimum dengan penyambungan solar photovoltaic, rugi-rugi daya mencapai 0,00312 p.u. dan 0,00375 p.u.dan ketika beban minimum dengan penyambungan solar photovoltaic, rugi-rugi daya mencapai 0,000238 p.u. dan 0,000286 p.u. Tegangan pada saat terjadi gangguan sempat mengalami penurunan hingga di bawah 0,1 P.u., ketika gangguan berakhir nilai tegangan mulai kembali ke normal, sehingga tegangan sistem masih dalam stabil. 5. Simulasi Kondisi 5 5 ini terdapat pembangkit listrik tenaga mikrohidro yang disambungkan pada bus 60, tenaga surya yang disambungkan pada bus 28, dan tenaga angin yang disambungkan pada bus 17 pada sistem distribusi 20 kv. Hasil simulasi aliran daya pada 5 meliputi nilai tegangan dan besar rugi-rugi daya. Penelitian ini dilakukan pengaturan meliputi daya dasar 100 MVA, frekuensi 50 Hz, tegangan dasar 20 kv, waktu gangguan dimulai detik ke-2, dan waktu gangguan 0,15 detik, maka diperoleh hasil simulasi aliran beban seperti yang ditunjukkan pada Tabel 10 dan 11 berikut: Tabel 10 Hasil Simulasi Kondisi 5 beban maksimum P = 4,4037 MW Q = 1,7421 Mvar P = 4,917 MW Q = 1,3448 Mvar P = 0,31 MW Q = 0,3725 Mvar Tabel 11 Hasil Simulasi Kondisi 5 beban minimum P = 1,2293 MW Q = 0,4439 Mvar Q = 0,3955 Mvar P = 0,0232 MW Q = 0,0279 Mvar 5

Pada tabel 10 dan 11 telah ditunjukkan nilai rugirugi daya pada sistem saat DG disambungkan. Pada hasil simulasi 5 beban maksimum dengan penyambungan mikrohidro, wind turbine, dan solar photovoltaic, rugi-rugi daya mencapai 0,0031 p.u. dan 0,003725 p.u. dan ketika beban minimum dengan penyambungan mikrohidro, wind turbine, dan solar photovoltaic, rugi-rugi daya mencapai 0,000232 p.u. dan 0,000279 p.u. Tegangan pada saat terjadi gangguan sempat mengalami penurunan hingga di bawah 0,1 P.u., ketika gangguan berakhir nilai tegangan mulai kembali ke normal, sehingga tegangan sistem masih dalam stabil. D. Rugi-Rugi Daya Rugi-rugi daya yang dapat dikurangi dengan penyambungan distributed generation pada tiap pengondisian untuk beban maksimum dan minimum ditunjukkan pada gambar 4 dan gambar 5 berikut dengan satuan [kw/kvar]: 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 Gambar 4. Rugi daya yang dapat dikurangi pada saat beban maksimum Pada beban maksimum pengurangan rugi-rugi daya paling banyak adalah pada 3 dan 5 berturut-turut yaitu sebesar 0,0018 MW dan 0,0022 MVar serta 0,0022 MW dan 0,0027 MVar. 0.8 0.6 0.4 0.2 0 1 1 2 2 3 3 4 5 4 5 Gambar 5. Rugi daya yang dapat dikurangi pada saat beban minimum Pada beban minimum pengurangan rugi-rugi daya paling banyak adalah pada 3 dan 5 berturut-turut yaitu sebesar 0,0004 MW dan 0,0005 MVar serta 0,0007 MW dan 0,0007 MVar. E. Nilai Tegangan Nilai tegangan sesudah dan sebelum disambungkannya distributed generation saat setelah P Q P Q gangguan pada beban maksimum ditunjukkan pada gambar 6 dan untuk beban minimum ditunjukkan pada gambar 7 dibawah ini: 17.84 17.83 17.82 17.81 17.8 17.79 Gambar 6. Nilai tegangan pada tiap beban maksimum 19.4700 19.4650 19.4600 19.4550 19.4500 19.4450 19.4400 19.4350 113 113 114 114 115 115 116 116 117 117 Gambar 7. Nilai tegangan pada tiap beban minimum Pada gambar 6 dan 7 menunjukkan bahwa dengan penambahan DG pada sistem dapat menaikkan level tegangan dari 17,8108 kv menjadi 17,8344 kv saat beban maksimum dan dari 19,4473 kv menjadi 19,4672 kv saat beban minimum. V. KESIMPULAN 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Berdasarkan hasil simulasi dan analisis pada pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kondisi sistem distribusi penyulang pujon 20 kv sebelum dan sesudah penyambungan distributed generation dalam normal maupun setelah gangguan menunjukkan sistem dalam stabil. Nilai tegangan setelah penyambungan distributed generation mengalami peningkatan,pada bus 117 beban maksimum nilai tegangaan sebelum penyambungan DG adalah 17,8108 kv sedangkan tegangan setelah DG disambungkan adalah 17,8344 kv. 2. Rugi-rugi daya sesudah penyambungan distributed generation mengalami penurunan, hal itu dapat dilihat dari hasil simulasi yang menunjukkan rugi daya sebelum DG disambungkan adalah 0,3122 MW dan 0,3752 MVar, sedangkan prugi daya saat DG disambungkan adalah 0,31 MW dan 0,3725 MVar. 6

DAFTAR PUSTAKA [1] Bawan, E.K. 2012. Distributed generation impact on power system case study: Losses and voltage profile. IEEE CONFERENCE PUBLICATIONS. [2] MA Kashem, G Ledwich, An DT Le, and M Negnevitsky. 2006. Distributed generation for minimization of power losses in distribution systems. IEEE CONFERENCE PUBLICATIONS. [3] Wang Bo, Lan Ka. 2011. Analysis of the Distributed Generation System and the Influence on Power losses IEEE CONFERENCE PUBLICATIONS. [4] Chiradeja, P., Ngaopitakkul, A. 2013. The impacts of electrical power losses due to distributed generation integration to distribution system. IEEE CONFERENCE PUBLICATIONS [5] Singh, M., Gevorgian. E. Muljadi, and 2013. PSCAD Modules Representing PV Generator. United State: NREL [6] L.L.Lai,T.F Chan. 2007. Permanent-Magnet Machines for Distributed Power Generation. IEEE Journals & Magazines. [7] M. Singh,S Santoso. 2008. Dynamic Models for Wind Turbines and Wind Power Plants. Texas:National Renewable Energy Laboratory The University of Texas at Austin. [8] Patel, Mukund R. 2006. Wind and Solar Power Systems. New York : Taylor & Francis Group. [9] Saadat, Hadi. 1999. Power System Analysis. New York: McGraw-Hill [10] Wikarsa, Tresna. 2010. Studi Analisis Aliran daya. Jakarta : Universitas Indonesia [11] Massey,William. 2010. Essentials of Distributed generation system. United State: World Headquarters [12] Gӧnen, Turan. 1987. Modern Power System Analysis. England: John Willey & Sons. 7