Jurnal FEMA, Volume 2, Nomor 2, April 2014

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

BAB II LANDASAN TEORI

HYDRO POWER PLANT. Prepared by: anonymous

UJI EKSPERIMENTAL TURBIN KAPLAN DENGAN 5 RUNNER BLADE DAN ANALISA PERBANDINGAN VARIASI SUDUT GUIDE VANE

a. Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang terdiri dari energi potensial + tekanan +


SESSION 8 HYDRO POWER PLANT. 1. Potensi PLTA 2. Jenis PLTA 3. Prinsip Kerja 4. Komponen PLTA 5. Perencanaan PLTA

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Dasar Teori Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SIMBOL... A. Latar Belakang B. Tujuan dan Manfaat C. Batasan Masalah...

LAPORAN TUGAS SARJANA

UJI EKSPERIMENTAL TURBIN KAPLAN DENGAN 5 RUNNER BLADE DAN ANALISA PERBANDINGAN VARIASI JARAK VERTIKAL RUNNER TERHADAP SUDUT GUIDE VANE 60 0

ANALISA CFD DAN AKTUAL PERFORMA TURBINE BULB DENGAN HEAD 0,6 METER Gatot Eka Pramono 1

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN TURBIN PELTON MINI BERTEKANAN 7 BAR DENGAN DIAMETER RODA TURBIN 68 MM DAN JUMLAH SUDU 12

Pengaruh Variasi Ketinggian Aliran Sungai Terhadap Kinerja Turbin Kinetik Bersudu Mangkok Dengan Sudut Input 10 o

BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

PENGARUH JUMLAH SUDU DAN VARIASI KEMIRINGAN PADA SUDUT SUDU TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN PADA TURBIN KINETIK POROS HORIZONTAL SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan tenaga listrik dari waktu ke waktu semakin bertambah. Sampai saat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Rekayasa Mesin Vol.4, No.3 Tahun 2013: ISSN X. Pengaruh Variasi Sudut Input Sudu Mangkok Terhadap Kinerja Turbin Kinetik

Makalah Pembangkit listrik tenaga air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENGARUH VARIASI JUMLAH SUDU TERHADAP DAYA LISTRIK YANG DIHASILKAN PADA PROTOTYPE TURBIN PELTON

PENGARUH VARIASI DIAMETER NOSEL TERHADAP TORSI DAN DAYA TURBIN AIR

Pengaruh Variasi Tebal Sudu Terhadap Kinerja Kincir Air Tipe Sudu Datar

BAB II LANDASAN TEORI

PENGUJIAN PRESTASI KINCIR AIR TIPE OVERSHOT DI IRIGASI KAMPUS UNIVERSITAS RIAU DENGAN PENSTOCK BERVARIASI

Available online at Website

UJI JUMLAH SUDU ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR IRIGASI

ANALISIS EKSPERIMENTAL PENGARUH RASIO OVERLAP SUDU TERHADAP UNJUK KERJA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SKRIPSI

Studi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius

PENGARUH PERUBAHAN BEBAN TERHADAP KINERJA TURBIN CROSSFLOW

UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGARUH BILANGAN REYNOLD TERHADAP KECEPATAN SUDUT TURBIN GORLOV HYDROFOIL NACA SUDUT KEMIRINGAN 45 TUGAS AKHIR

PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH )

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH JUMLAH SUDU TERHADAP UNJUK KERJA TURBIN HELIK UNTUK MODEL SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) (Skripsi)

Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 1 (2018)

PENGARUH VARIASI BENTUK SUDU TERHADAP KINERJA TURBIN AIR KINETIK (Sebagai Alternatif Pembangkit Listrik Daerah Pedesaan)

PENGARUH SUDUT KELENGKUNGAN SUDU SAVONIUS PADA HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE TERHADAP POWER GENERATION

Desain Turbin Angin Sumbu Horizontal

PENGARUH PROFIL SUDU TERHADAP KOEFISIEN DAYA TURBIN GORLOV

Kata Kunci : PLTMH, Sudut Nozzle, Debit Air, Torsi, Efisiensi

RANCANG BANGUN ALAT PRAKTIKUM TURBIN AIR DENGAN PENGUJIAN BENTUK SUDU TERHADAP TORSI DAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN

PERANCANGAN TURBIN ANGIN TIPE SAVONIUS DUA TINGKAT DENGAN KAPASITAS 100 WATT UNTUK GEDUNG SYARIAH HOTEL SOLO SKRIPSI

Studi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai

ANALISIS UNJUK KERJA TURBIN AIR KAPASITAS 81,1 MW UNIT 1 PADA BEBAN NORMAL DAN BEBAN PUNCAK DI PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM POWER PLANT

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

ANALISIS KINERJA RODA AIR ALIRAN BAWAH SUDU LENGKUNG 180 o UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Rancang Bangun Prototipe Portable Mikro Hydro Menggunakan Turbin Tipe Cross Flow

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI JUMLAH NOZZLE TERHADAP DAYA LISTRIK YANG DIHASILKAN PADA PROTOTYPE TURBIN PELTON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

Panduan Praktikum Mesin-Mesin Fluida 2012

ABSTRAK. Kata kunci : PLTMH, Prosedur Praktikum, Sudu Turbin, Efisiensi.

Turbin angin poros vertikal tipe Savonius bertingkat dengan variasi posisi sudut

BAB II. 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro. lebih kecil. Menggunakan turbin, generator yang kecil yang sama seperti halnya PLTA.

KINERJA YANG DIHASILKAN OLEH KINCIR AIR ARUS BAWAH DENGAN SUDU BERBENTUK MANGKOK. *Luther Sule

PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

Pembangkit Listrik Tenaga Air. BY : Sulistiyono

Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol. 6 No. 3, Juli 2017 ( )

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

START STUDI LITERATUR MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHAN. PENGUMPULAN DATA : - Kecepatan Angin - Daya yang harus dipenuhi

Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin

PROTOTYPE TURBIN PELTON SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF MIKROHIDRO DI LAMPUNG

PENGARUH JUMLAH BLADE DAN VARIASI PANJANG CHORD TERHADAP PERFORMANSI TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL (TASH)

STUDI EKSPERIMENTAL EFEK JUMLAH SUDU PADA TURBIN AIR BERSUMBU HORISONTAL TIPE DRAG TERHADAP PEMBANGKITAN TENAGA PADA ALIRAN AIR DALAM PIPA

KARAKTERISTIK TURBIN KAPLAN PADA SUB UNIT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR KEDUNGOMBO

PERFORMANSI POMPA AIR DAB TYPE DB-125B YANG DIFUNGSIKAN SEBAGAI TURBIN AIR

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi masyarakat. Salah satu manfaatnya adalah untuk. penerangan. Keadaan kelistrikan di Indonesia sekarang ini sangat

ANALISIS DAYA DAN EFISIENSI TURBIN AIR KINETIS AKIBAT PERUBAHAN PUTARAN RUNNER

UNIVERSITAS DIPONEGORO KAJI PERKEMBANGAN KECEPATAN TRANSIENT UNTUK MEMBEDAKAN KUALITAS TURBIN DARIEUS NACA DENGAN VARIASI KECEPATAN ALIRAN AIR

UJI PERFORMANSI TURBIN PELTON DENGAN 26 SUDU PADA HEAD 9,41 METER DAN ANALISA PERBANDINGAN MENGGUNAKAN VARIASI BENTUK SUDU

KAJIAN EKSPERIMENTAL TURBIN TURGO DENGAN VARIASI SUDUT NOSEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik EKAWIRA K NAPITUPULU NIM

BAB II LANDASAN TEORI

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

UJI PERFORMANSI TURBIN PELTON DENGAN 24 SUDU PADA HEAD 5,21 METER DAN ANALISA PERBANDINGAN MENGGUNAKAN VARIASI BENTUK SUDU

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN TURBIN KAPLAN PADA KETINGGIAN (H) 4 M SUDUT SUDU PENGARAH 30 DENGAN VARIABEL PERUBAHAN DEBIT (Q) DAN SUDUT SUDU JALAN

KARAKTERISASI DAYA TURBIN PELTON MIKRO DENGAN VARIASI BENTUK SUDU

PEMODELAN TURBIN CROSS-FLOW UNTUK DIAPLIKASIKAN PADA SUMBER AIR DENGAN TINGGI JATUH DAN DEBIT KECIL

Optimasi Energi Terbarukan (Mikrohidro)

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik GIBRAN

UNJUK KERJA TURBIN AIR TIPE CROSS FLOW DENGAN VARIASI DEBIT AIR DAN SUDUT SERANG NOSEL

BAB II DASAR TEORI. E p = Energi potensial (joule) m =Massa benda (kg) g = Percepatan gravitasi (m/s 2 ) h = Ketinggian benda (m)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan tenaga air untuk berbagai kebutuhan daya (energi ) telah dikenal

KARAKTERISTIK MODEL TURBIN ANGIN UNTWISTED BLADE DENGAN MENGGUNAKAN TIPE AIRFOIL NREL S833 PADA KECEPATAN ANGIN RENDAH

KAJI EKSPERIMENTAL KINERJA TURBIN ZANETTE BERBASIS SUDU EKOR IKAN TUNA

Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Negeri Jakarta Jl. Pemuda No.10, Rawamangun, Jakarta Timur *

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional

UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGARUH BILANGAN REYNOLD TERHADAP KECEPATAN PUTAR TURBIN GORLOV HYDROFOIL NACA SUDUT KEMIRINGAN 37 TUGAS AKHIR

BAB II DASAR TEORI 2.1 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

Transkripsi:

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH BENTUK SUDU TERHADAP UNJUK KERJA TURBIN HELIK UNTUK SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) Andareas Wijaya Sitepu 1) Jorfri B. Sinaga ) dan Agus Sugiri ) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Lampung ) Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Lampung Jln. Prof.Sumantri Brojonegoro No. 1 Gedung H FT Lt. Bandar Lampung Telp. (071) 3555519, Fax. (071) 704947 Abstract Electric energy demand in Indonesia is currently growing and is still dominated by energy-based fossil fuels, such as petroleum and coal. Fossil fuels are not renewable energy, so that when exploited continuously then fossil fuel reserves will be exhausted. In addition there are also areas where geographical conditions which do not allow the electrical networks up to the community. It needs to be made an effort to supply electrical energy needs by utilizing existing and potential conditions on the area such as energy of water flow. One of the turbines that can be used to harness the energy of water flow is helical turbines. The parameters for the use of a turbine is one form of helical blades (NACA), where the form of the blades (NACA) it affects the style of the lift and drag forces helical turbines. On the research study was performed experimentally on effect shape of blade of the helical turbine blades form by varying the shape of turbine blades NACA 000, 005 and 0030 with number of blades as much as 3 pieces for each form of blades. From the results of testing the turbine efficiency is obtained by helical 33,97% on the operation of the turbine blades with NACA helical 0030 and water flow rate of 0.8 m/s with a given light load of 130 Watts. Keywords : water turbines, micro hydro, the helical turbine, water power. PENDAHULUAN Kebutuhan energi listrik di Indonesia saat ini semakin meningkat dan masih didominasi oleh energi yang berbasis bahan bakar fosil, seperti minyak bumi dan batu bara. Kerugian dari penggunaan bahan bakar fosil adalah sifatnya yang tidak ramah lingkungan, karena hasil pembakaran bahan bakar fosil adalah CO yang merupakan gas rumah kaca. Bahan bakar fosil merupakan energi yang tak terbarukan, sehingga apabila dieksploitasi secara terus menerus maka cadangan bahan bakar fosil akan habis. Selain itu ada juga daerah-daerah yang letak atau kondisi geografisnya yang tidak memungkinkan jaringan listrik sampai kepada masyarakat. Maka dari permasalahan tersebut perlu dilakukan suatu upaya untuk menyuplai kebutuhan energi listrik dengan memanfaatkan kondisi dan potensi yang ada pada daerah tersebut. Sebenarnya banyak energi yang dapat dimanfaatkan menjadi energi listrik, tapi banyak terkendala dalam hal biaya pembuatan dan operasional. Oleh karena itu perlu dikembangkan sumber energi alternatif yang dapat menggantikan sumber energi berbasis fosil, yang ramah lingkungan dan bersifat terbarukan. Pemanfaatan energi aliran air sebagai pembangkit listrik merupakan salah satu cara penggunaan sumber energi terbarukan. Di Indonesia telah banyak dikembangkan pembangkit listrik dengan menggunakan turbin, namun kebanyakan turbin tersebut memanfaatkan tinggi jatuh air (head) sebagai penggeraknya, seperti air terjun dan bendungan. Turbin helik adalah turbin yang bekerja tanpa memerlukan ketinggian jatuh air, turbin helik memanfaatkan energi seperti aliran sungai dan gelombang air laut yang belum banyak dikembangkan, yang sebenarnya memiliki potensi yang besar sebagai sumber energi pembangkit listrik PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro). Salah satu parameter unjuk kerja dari 7

JURNAL FEMA, Volume, Nomor, April 014 turbin helik adalah bentuk sudu (NACA), dimana bentuk sudu mempengaruhi gaya aerodinamis dari turbin helik. Hal inilah yang melatarbelakangi perlu dilakukannya kajian eksperimental tentang pengaruh bentuk sudu terhadap unjuk kerja turbin helik untuk sistem pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH). TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Kebanyakan PLTMH dirancang sebagai sistem run off the river, yang berarti tidak diperlukan dam yang besar di sungai, tetapi hanya struktur saluran pengalihan aliran air biasa. Dalam beberapa kasus, air disimpan untuk memenuhi beban puncak harian tetapi tidak ada air yang disimpan dalam jangka panjang. Oleh karena itu instalasi sistem run off the river tidak memiliki dampak negatif yang sama terhadap lingkungan dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga air skala besar (PLTA). Teknologi air sebagai pembangkit tenaga air skala kecil adalah salah satu teknologi pemanfaatan energi yang handal dan hemat biaya, yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam penyediaan energi yang ramah lingkungan. [3] B. Potensi Dan Pemanfaatan Tenaga Air Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat, karena pada air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik (pada air mengalir). Total energi yang tersedia dari suatu reservoir air merupakan energi potensial air, yaitu : [3] E p = m. g. h (Joule)...(1) E p adalah energi potensial air (Joule) m adalah massa air (kg) h adalah head (m) g adalah percepatan gravitasi (m/s²) Energi kinetik air dapat dihitung dengan persamaan: [3] E = 0,5. m. v (Joule)...() E adalah energi kinetik air (Joule) m adalah massa air (kg) v adalah kecepatan aliran air (m/s) C. Turbin Air Turbin air adalah turbin dengan air sebagai fluida kerja. Air mengalir dari tempat yang lebih tinggi menuju tempat yang lebih rendah. Dalam hal tersebut air memiliki energi potensial. Dalam proses aliran di dalam pipa, energi potensial berangsur-angsur berubah menjadi energi kinetik. Di dalam turbin, energi kinetik air diubah menjadi energi mekanis, dimana air memutar roda turbin. Jenis-Jenis turbin Turbin air dibedakan dalam dua golongan utama, yaitu dipandang dari segi pengubahan momentum fluida kerjanya, a. Turbin Impuls b. Turbin Reaksi a. Turbin Impuls Turbin impuls merupakan turbin air yang memiliki tekanan sama pada setiap sudu geraknya (runner). Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pada nosel. Air keluar nosel yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin. Setelah membentur sudu arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan momentum (impuls). Akibatnya roda turbin akan berputar. Jenis dari turbin impuls adalah turbin Pelton, turbin Turgo dan turbin Crossflow. b. Turbin Reaksi Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan tekanan ini memberikan gaya pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang berputar) dapat berputar. Turbin reaksi bekerja dengan secara langsung mengubah energi kinetik juga energi tekanan secara bersamaan menjadi energi mekanik. Jenis dari turbin ini adalah turbin Francis dan turbin Kaplan. 73

D. Airfoil Airfoil adalah salah satu bentuk bodi aerodinamika sederhana yang berguna untuk dapat memberikan gaya angkat tertentu terhadap suatu bodi lainnya dan dengan bantuan penyelesaian matematis sangat memungkinkan untuk memprediksi berapa besarnya gaya angkat yang dihasilkan oleh suatu bodi airfoil. Gambar. Turbin helik dengan dua sudu. [1] F. Model Matematik untuk Perhitungan Daya Turbin Helik Gaya aerodinamis yang dihasilkan adalah gaya lifl (L) dan gaya drag (D), dimana gaya lift dan gaya drag dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut: [1] Gambar 1. Aliran gaya pada airfoil. [4] Untuk airfoil NACA telah dikeluarkan standar data beserta karakteristik aerodinamikanya yang dinyatakan dalam bentuk serial number yang terdiri dari 4 digit, yang mana setiap digitnya mempunyai arti sebagai berikut: Angka pertama menunjukkan harga maksimum chamber dalam persentase terhadap chord. Angka kedua menunjukkan lokasi dari maksimum chamber dalam persepuluh chord. Dua angka terakhir menunjukkan maksimum thickness dalam persentase chord. E. Turbin Helik Turbin helik adalah turbin yang digunakan untuk memanfaatkan energi kinetik dan tenaga air pada head yang rendah. Turbin helik bekerja dengan memanfaatkan aliran air yang akan melewati airfoil (sudu turbin helik) karena bentuk sudu airfoil terpilin memungkinkan jika dilewati aliran air akan mengakibatkan putaran. 1 D =. Cd. ρ. W. A...(3) 1 L =. C1. ρ. W. A...(4) C l adalah koefisian lift C d adalah koefisien drag W adalah resultan vektor kecepatan (m/s) ρ adalah massa jenis air (kg/m 3 ) A adalah luas penampang sudu (m ) Dengan memproyeksikan gaya lift dan drag sebagai gaya yang tegak lurus terhadap lengan (jari-jari), maka selanjutnya dapat diketahui nilai torsi (T) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: [1] ( L.sin α D.cos ) R T = F. R = α....(5) T adalah torsi (Nm) F adalah gaya tegak lurus terhadap lengan (N) R adalah jari-jari turbin (m) 74

JURNAL FEMA, Volume, Nomor, April 014 Daya air / daya hidro dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan: P w = 0,5. ρ. Q. V...(6) P w adalah daya air / daya hidro ( Watt) ρ adalah kerapatan massa fluida (1000 kg/m 3 ) Q adalah debit air (m V adalah kecepatan aliran air ( m/s) Daya turbin / daya poros dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan : P t = T.ω...(7) Dimana : P t adalah daya poros (Watt) T adalah torsi (Nm) ω adalah kecepatan sudut turbin, (rad / sec) Gambar 3. Sistem pengujian turbin helik. Dalam pengambilan data dilakukan variasi ketinggian air terhadap permukaan turbin yaitu 10 cm di bawah permukaan turbin, sejajar permukaan turbin dan 10 cm di atas permukaan turbin untuk setiap bentuk sudu (NACA). C. Diagram Alir Penelitian Efisiensi turbin diperoleh dengan menggunakan persamaan : ( P t P ).100% η =...(8) / w P t adalah daya poros (Watt) P w adalah daya hidro (Watt) METODE PENELITIAN A. Alat Adapun alat yang digunakan untuk pengambilan data sebagai berikut: 1. Clampmeter 4. Obeng. Multimeter 5. kunci 3. Tachometer 6. Pahat 7. Generator 9. Pully generator 8. Rangkaian lampu Paralel B. Metode Pengambilan Data Adapun data yang akan diambil dalam penelitian turbin helik adalah kecepatan putaran turbin (rpm), kecepatan putaran generator (rpm), arus listrik (A), tegangan (V) dan kecepatan air (m/s). Gambar 4. Diagram alir proses penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengujian terhadap turbin helik, maka didapat data-data seperti putaran (rpm), tegangan (V), dan arus listrik (A) yang nantinya akan digunakan untuk menghitung torsi turbin, daya poros, dan efisiensi dari turbin helik. Dari hasil perhitungan dapat 75

dibuat dalam bentuk grafik untuk menunjukkan hubungan antara : 1. Torsi terhadap tip speed ratio. Daya poros terhadap tip speed ratio 3. Efisiensi terhadap tip speed ratio. Hubungan Antara Daya Poros terhadap Tip Speed Ratio (TSR) 1. Hubungan Antara Torsi terhadap Tip Speed Ratio (TSR) Gambar 8. Grafik hubungan antara daya poros terhadap TSR untuk kecepatan aliran air 0,5 m/s. Gambar 5. Grafik hubungan antara torsi terhadap TSR untuk kecepatan aliran air 0,5 m/s. Gambar 9.Grafik hubungan antara daya poros terhadap TSR untuk kecepatan aliran air 0,68 m/s. Gambar 6. Grafik hubungan antara torsi terhadap TSR untuk kecepatan aliran air 0,68 m/s. Gambar 7. Grafik hubungan antara torsi terhadap TSR untuk kecepatan aliran air 0,8 m/s. Gambar 10. Grafik hubungan antara daya poros terhadap TSR untuk kecepatan aliran air 0,8 m/s. 76

JURNAL FEMA, Volume, Nomor, April 014 3. Hubungan Antara Efisiensi terhadap Tip Speed Ratio (TSR) Gambar 11. Grafik hubungan antara efisiensi terhadap TSR untuk kecepatan aliran air 0,5 m/s. Dari hasil pengujian dan perhitungan dapat dilihat bahwa bentuk sudu NACA 0030 merupakan bentuk sudu yang terbaik dibandingkan dengan bentuk sudu lain yang diuji yaitu, NACA 000 dan 005. Hal ini dipengaruhi oleh gaya aerodinamis yang bekerja untuk masing-masing bentuk sudu. Untuk bentuk sudu NACA 0030 memiliki gaya aerodinamis terutama gaya lift yang lebih besar dibandingkan bentuk sudu yang lain. Untuk menentukan gaya lift dan drag harus dicari koefisien lift dan drag. Koefisien lift dan drag dapat dicari dengan menggunakan software JavaFoil. [] Nilai efisiensi maksimum pengujian sebesar 33,97 % untuk bentuk sudu NACA 0030 mendekati nilai efisiensi turbin helik yang diuji oleh US Department of Energy and the National Science Foundation pada tahun 1993-1995 sebesar 35 %. [1] KESIMPULAN Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan pada turbin helik dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Gambar 1. Grafik hubungan antara efisiensi terhadap TSR untuk kecepatan aliran air 0,68 m/s. Gambar 13. Grafik hubungan antara efisiensi terhadap TSR untuk kecepatan aliran air 0,8 m/s. 1. Bentuk sudu (NACA) mempengaruhi hasil unjuk kerja dari turbin helik.. Dari ketiga bentuk sudu yang diuji yaitu bentuk sudu NACA 000, 005 dan 0030 yang terbaik adalah bentuk sudu NACA 0030 untuk setiap kenaikan kecepatan aliran air yang dilakukan pengujian, dimana daya listrik maksimum yang bisa dibangkitkan sebesar 130 Watt pada kecepatan air 0,8 m/s. 3. Efisiensi maksimum turbin helik yang dilakukan pengujian didapatkan pada turbin helik dengan bentuk sudu NACA 0030 dengan efisiensi maksimum sebesar 33,97 %. 4. Nilai efisiensi maksimum yang didapatkan mendekati nilai efisiensi turbin helik yang diuji oleh US Department of Energy and the National Science Foundation pada tahun 1993-1995 sebesar 35 %. 77

DAFTAR PUSTAKA [1] Gorlov, A.M. 010. Helical Turbin and Fish Safety. Mechanical Engineering Department Northeastern University, Boston, MA 0115. Diunduh dari http://www.mainetidalpower.com/files/gor lovrevised.pdf pada tanggal 17 Oktober 013. [] Hepperle,M. 011. JavaFoil User s Guide. [3] Sitompul, R. 011. Teknologi Energi Terbarukan Yang Tepat Untuk Aplikasi Di Masyarakat Pedesaan. Jakarta. Diunduh dari http://psflibrary.org/catalog/repository/tra iningmanualrenewableenergy_greenpnp M-DANIDA.pdf pada tanggal 6 November 01. [4] Wikipedia. 007. Velocities and Incident Angles. Diunduh pada tanggal 09 Februari 014. 78