BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Winni Siti Alawiah, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang mengungkapkan bahwa saat ini bahasa Indonesia telah dipelajari di tiga

PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN MENULIS SEBAGAI UPAYA PENYIAPAN ALAT UJI KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING

BIPA Pendukung Internasionalisasi Bahasa Indonesia

PENGEMBANGAN TES KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA RAGAM BISNIS BAGI PENUTUR ASING BERBASIS PENDEKATAN INTEGRATIF

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Robita Ika Annisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat penghubung dan pengenal bagi masing-masing. merupakan alat kontrol utama manusia.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Retnosari, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan Bahasa Indonesia dalam dunia Internasional memang belum

BAB 1 PENDAHULUAN. bahasa Indonesia kepada para penutur asing. Di negara-negara yang dimaksud,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Riqoh Fariqoh, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi daya tarik itu sendiri yaitu bahasa Indonesia. Dewasa ini, banyak

PENINGKATAN MUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) YANG PROFESIONAL

2015 PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meida Taftiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. hanya bisa dilakukan dalam ruang dan waktu yang terbatas kini dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia sehari-hari, sama ada di lingkungan keluarga,

Internasionalisasi Bahasa Indonesia melalui Program Pembelajaran BIPA Berbasis Budaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengajaran bahasa asing merupakan salah satu ilmu yang popular

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar di sekolah atau yang lebih dikenal dengan istilah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dalam pembelajaran bahasa Jerman

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik itu berasal dari aspek bahasa yaitu bahasa Indonesia. Banyak yang

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Shindy Grafina Callista, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan dan perbaikan dalam pendidikan. Pendidikan merupakan kebutuhan

Kegiatan Belajar 3: Menulis Tes Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga

USUL KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PROGRAM PENGEMBANGAN INDIVIDUAL DOSEN TAHUN 2014/2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Makin kaya kosakata yang dimiliki, makin besar pula

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Flip Book Berbasis Android Materi Kosakata Untuk BIPA Tingkat Dasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahasa

Mengembangkan Tes Penempatan Bagi Siswa BIPA

BAB 1 PENDAHULUAN. menulis. Keempat aspek keterampilan berbahasa itu saling berhubungan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi membuka gerbang untuk masuknya teknologi informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN LUAR NEGERI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia di Internasional kini menginjak tahap

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU

FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI JANUARI 2017

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3882); 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidi

LABORATORIUM EKONOMI PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. penilaian guru tidak dapat mengetahui kemampuan peserta didik menerima

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilham Zamzam Nurjaman, 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pemeliharaan

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) setelah bahasa Inggris. Dalam. bahasa Jerman baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Contohnya di bidang pendidikan, tes psikologi digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri, alat untuk berintegrasi dan beradaptasi sosial,

UKBI SEBAGAI BENTENG PERTAHANAN DALAM MENGHADAPI BANGSA ASING. Anggun Citra Sari Dewi FKIP Universitas Bengkulu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ghina Afini Capriditi,2013

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian keterbacaan soal ulangan akhir semester ini timbul karena adanya

Perkembangan Ekspor Indonesia Biro Riset LMFEUI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Jerman terdapat empat

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI SEPTEMBER 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2015 HUBUNGAN ANTARA DAYA KONSENTRASI DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG UPI

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2011

BAB I PENDAHULUAN. Andina Pernatawaty,2014 PEMBELAJARAN BERBICARA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

5. Pembelajaran bahasa Indonesia perlu dioptimalkan sebagai media pendidikan karakter untuk menaikkan martabat dan harkat bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah


BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi, baik bertindak sebagai komunikator

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2015

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. secara tepat (Tarigan dalam Fatmawati, 2009: 2). Dibandingkan ketiga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOVEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. (2005:3-4), Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI JAWA BARAT

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. antar bangsa, sebagai anggota masyarakat bahasa. Selain bahasa ibu, bahasa asing

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia menuntut

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN Nomor.: P.3/II-KEU/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh perkembangan global, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jumlah pembelajar bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) terus mengalami peningkatan. Seperti yang diberitakan dalam Kompas.com (1 Juni 2009), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melalui Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri (PKLN) kembali menyelenggarakan Program Darmasiswa pada tahun 2012 ini. Peminat Darmasiswa terus meningkat dari tahun ke tahun. Tahun ini, terdapat sekitar 2.400 mahasiswa asing dari berbagai negara yang mendaftar untuk menjadi peserta program. Namun, hanya 750 mahasiswa yang berhasil lolos seleksi untuk mengikuti program selama satu atau dua semester. Tahun ini, 750 peserta Darmasiswa yang berasal dari 77 negara akan disebar ke 59 perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Sekretaris Jenderal (Sekjen ) Kemendikbud Ainun Na'im mengungkapkan dalam penutupan orientasi dan pembekalan peserta beasiswa Darmasiswa pada tanggal 10 September 2012 bahwa peserta Darmasiswa akan dapat mempelajari dan menikmati perbedaan-perbedaan yang ada di Indonesia, seperti perbedaan agama, budaya, serta bahasa. Program ini juga terbukti menjadi sarana yang efektif menyebarluaskan budaya dan bahasa Indonesia di luar negeri. Sebagaimana tertuang dalam situs Kompas.com (12 Juni 2009), seorang diplomat Indonesia juga melaporkan bahwa Pemerintah Daerah Ho Chi Minh City, Vietnam, telah mengumumkan bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua secara resmi pada bulan Desember 2007. Bahkan, bahasa Indonesia disejajarkan dengan bahasa Inggris, bahasa Perancis, dan bahasa Jepang sebagai bahasa kedua yang diprioritaskan. Adapun jumlah mahasiswa yang mendaftar hingga November 2008 sebanyak 63 orang. Selain itu, bahasa Indonesia juga menjadi salah satu mata pelajaran bahasa asing yang ditawarkan di beberapa sekolah di Australia (Kompas.com, 1 Juli

2 2009). Perkembangan bahasa Indonesia semakin diperkuat dengan adanya kabar yang menyatakan bahwa sebanyak empat puluh negara mempelajari bahasa Indonesia. Adapun negara yang paling intens mengembangkan bahasa Indonesia sebagai bahasa asing di sekolah di antaranya Jepang, Malaysia, Singapura, dan Australia. Secara umum, tidak kurang dari 36 negara telah mengajarkan bahasa Indonesia kepada para penutur asing, seperti Amerika Serikat, Jerman, Italia, Jepang, Korea, Cina, dan Autralia. Perkembangan pesat bahasa Indonesia di mata dunia diperkuat dengan wacana mengenai pengukuhan bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi ASEAN (Association of Southeast Asian Nastion) pada tahun 2013. Wacana tersebut telah menjadi daya tarik bagi para penutur asing untuk mempelajari bahasa Indonesia. Seiring dengan meningkatnya minat penutur asing mempelajari bahasa Indonesia, maka lembaga-lembaga penyelenggara BIPA di Indonesia maupun di luar negeri pun meningkat secara cepat. Menteri Pendidikan Nasional dalam (Sartika 2009) mengatakan bahwa di Indonesia, 45 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta menyelenggarakan Program Darmasiswa. Program tersebut merupakan program pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing yang di selenggarakan oleh pemerintah RI, khususnya Biro Kerjasama Luar Negeri Departemen Pendidikan Nasional. Program Darmasiswa berjalan sejak tahun 2005 dengan peserta dari 110 dari lima benua (Asia, Amerika, Australia, Eropa, dan Afrika). Pesatnya perkembangan pembelajaran BIPA di Indonesia dan di luar negeri seperti yang diterangkan di atas menuntut kebutuhan akan perangkat pembelajaran BIPA yang terstpesertardisasi semakin mendesak agar pembelajaran BIPA dapat berjalan secara optimal dan seragam. Mulyati (2006: 4) mengungkapkan bahwa di samping perangkat pembelajaran, lembaga pendidikan juga perlu memiliki perangkat evaluasi yang terstandardisasi. Setiap lembaga sudah seharusnya memiliki perangkat tes untuk mengevaluasi peserta didiknya

3 setelah melalui pembelajaran. Perangkat tes tersebut haruslah tes yang terstandardisasi. Standardisasi tes uji kemahiran berbahasa ini harus disediakan untuk berbagai keperluan. Berdasarkan beberapa keterangan tersebut, kebutuhan perangkat evaluasi BIPA semakin penting dan mendesak. Di samping itu diperlukan pengembangan tes bahasa yang terstpesertardisasi. Adapun tes bahasa harus disesuaikan dengan materi pembelajaran BIPA yang meliputi empat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, menulis, dan membaca), kosakata dan tata bahasa. Saat ini Indonesia hanya memiliki sebuah tes bahasa terstandardisasi yang mampu mengukur kemahiran berbahasa Indonesia dengan baik, yaitu Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI). Namun, Janniah (2011: 58) mengungkapkan bahwa UKBI ini belum teruji dapat mengukur tingkat kemahiran berbahasa Indonesia bagi penutur asing, karena soal-soal dalam UKBI lebih ditujukan untuk penutur asli bahasa Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan sebuah tes bahasa yang serupa UKBI, namun lebih di spesifikkan untuk mengukur kemahiran berbahasa Indonesia penutur asing. Tes Uji Kemahiran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing atau UKBIPA saat ini tengah dikembangkan oleh pusat bahasa. Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya penyiapan tes UKBIPA agar tes UKBIPA segera terselesaikan dengan baik dan lengkap. Janiah pada tahun 2011 melakukan sebuah penelitian dan pengembangan tes UKBIPA yang sayangnya hanya mengembangkan alat evaluasi yang berupa tes salah satu kompetensi berbahasa saja yaitu membaca. Hasil dari penelitian tersebut adalah seperangkat alat uji berupa soal membaca yang sudah melalui beberapa tahap, validitas, reliabilitas, kesukaran, daya pembeda, dan uji coba. Penelitian dan pengembangan tes UKBIPA dilanjutkan oleh Sartika pada tahun 2012. Namun, penelitian dan pengembangan yang dilakukannya hanya menitikberatkan pada satu kompetensi berbahasa, yaitu keterampilan menyimak. Hasil dari penelitian tersebut adalah seperangkat alat uji berupa soal menyimak

4 yang telah melalui beberapa tahap, validitas, reliabilitas, kesukaran, daya pembeda, revisi dan uji coba. Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dikuasai setelah keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Bagi para pembelajar BIPA tingkat dasar, mereka belum sepenuhnya menguasai keterampilan menulis. Hal ini sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh pengajar BIPA di Balai Bahasa UPI yang menyatakan bahwa pembelajar masih menggunakan ejaan dan tata bahasa yang kurang tepat pada saat menulis. Keterampilan menulis dapat dikatakan sebagai proses yang akan dilalui pembelajar untuk dapat menuangkan pikiran dan perasaannya ke dalam bentuk tulisan. Hal tersebut dapat mengasah kemampuan untuk melahirkan pikiran dan perasaan para pembelajar lewat tulisan, di samping mengetahui tingkat kemahiran berbahasa Indonesia. Pentingnya pengembangan UKBIPA yang bersifat alat uji eksternal juga diungkapkan oleh beberapa ahli. Salah satunya oleh Maryanto (2003:14) yang mengungkapkan bahwa: Pengujian internal yang dilakukan dalam pengajaran BIPA dapat dianggap belum cukup untuk menevaluasi kemampuan penutur asing bahasa Indonesia. Selain bahan evaluasi yang sekarang digunakan dalam pengajaran BIPA masih sangat bervariasi, pengajaran BIPA hanya merupakan salah satu kegiatan yang memungkinkan penutur asing melakukan pembelajaran bahasa itu. Pembelajaran tentu dapat dilakukan di luar program pengajaran. Karena hasil pengujian internal tidak selalu mencerminkan kemampuan sesungguhnya dalam berbahasa Indonesia. Oleh karena itulah, sarana pengujian eksternal, seperti halnya UKBI, perlu disediakan bagi pembelajar yang sewaktu-waktu hendak mengukur kemampuannya dalam berbahasa Indonesia. Maka dari itu pengembangan alat uji kemahiran berbahasa Indonesia bagi penutur asing perlu dilakukan. Setelah sebelumnya pengembangan UKBIPA yang memfokuskan pada dua aspek keterampilan yakni keterampilan membaca dan menyimak. Agar sebuah alat uji dapat dipergunakan maka empat aspek keterampilan berbahasa harus dapat terangkum di dalamnya. Salah satu keterampilan tersebut adalah keterampilan menulis. Setiap pembelajar BIPA akan

5 semakin terasah kemampuan berbahasanya apabila semua aspek keterampilan berbahasanya terkuasai. Mampu berbicara dengan bahasa Indonesia, menyimak, membaca, dan menulis. Berdasarkan pemaparan di atas terlihat jelas bahwa belum ada penelitian dan pengembangan yang memfokuskan pada keterampilan menulis. Oleh sebab itu, penelitian dan pengembangan tes UKBIPA yang harus meliputi keempat aspek keterampilan (membaca, menyimak, berbicara dan menulis) perlu dilengkapi agar sebuah tes kemahiran bagi penutur asing dapat terpenuhi sesuai dengan kebutuhan. Adapun tes menulis pada UKBIPA ini berupa tes esai yang meliputi soal melengkapi, (isian singkat, isian panjang, isian klose), soal jawaban singkat, soal esai terbatas terarah, dan soal esai luas kompleks. Djiwandono (2008: 68) mengungkapkan bahwa Sebuah alat ukur, tes harus memenuhi beberapa syarat diantarannya validitas, reliabilitas, skorabilitas kepraktisan. Selain penyiapan butir-butir soal diperlukan pula sistem penskoran yang terstandardisasi. Tentu saja dengan harapan keperluan akan tes UKBIPA aka segera lengkap meliputi keempat kompetensi berbahasa yang diperlukan dan tentu saja terstandardisasi. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Rincian masalah penelitian ini terdiri atas identifikasi masalah, batasan masalah, dan rumusan masalah. Hal-hal tersebut akan dijabarkan sebagai berikut. 1. Identifikasi Masalah Program BIPA merupakan program untuk pembelajar asing yang ingin mempelajari bahasa Indonesia. Pembelajar BIPA tentu saja akan diberikan pembelajaran tentang bahasa Indonesia baik lisan maupun tulisan. Dalam penelitian ini, ada beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut. 1) Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk orang asing berbeda dengan bahasa Indonesia untuk orang Indonesia;

6 2) Pengujian internal yang dilakukan lembaga-lembaga atau institusi pengajaran BIPA belum cukup untuk mengevaluasi keterampilan menulis penutur asing. 3) Bahan evaluasi keterampilan menulis yang digunakan pada setiap pengajaran BIPA belum teruji dan terstpesertardisasi. 4) Uji kemahiran berbahasa Indonesia (UKBI) belum dapat mengukur tingkat kemahiran berbahasa Indonesia bagi penutur asing secara baik. 2. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, peneliti membatasi ruang lingkup masalah penelitian sebagai berikut. 1) Penelitian ini berfokus pada pengembangan model alat evaluasi kemampuan (proficiency) berbahasa Indonesia bagi penutur asing sesi menulis. 2) Penelitian ini menganalisis tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda setiap butir soal tes keterampilan menulis BIPA yang diteliti dan dikembangkan. 3) Penelitian ini menganalisis bentuk penskoran yang terstpesertardisasi sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kesukaran setiap butir soal. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut ini. 1) Bagaimana kondisi objektif tes keterampilan menulis bahasa Indonesia bagi penutur asing? 2) Bagaimana ruang lingkup materi yang sesuai untuk bahan tes keterampilan menulis bahasa Indonesia bagi penutur asing sesuai dengan silabus BIPA? 3) Bagaimana bentuk butir soal tes keterampilan menulis bahasa Indonesia yang sesuai dengan penutur asing? 4) Bagaimana sistem penskoran dalam tes keterampilan menulis bahasa Indonesia yang perlu dikembangkan dalam penelitian? 5) Bagaimana kualitas (validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda) alat uji keterampilan menulis bagi peutur asing?

7 C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pokok-pokok persoalan yang diuraikan seperti berikut: 1) mendeskripsikan kondisi objektif tes keterampilan berbahasa Indonesia bagi penutur asing; 2) mendeskripsikan materi yang sesuai untuk dijadikan bahan tes keterampilan menulis bahasa Indonesia bagi penutur asing; 3) mendeskripsikan bentuk butir soal tes keterampilan menulis bahasa Indonesia bagi penutur asing; 4) mendeskripsikan sistem penskoran tes keterampilan menulis bahasa Indonesia bagi penutur asing; 5) mendeskripsikan kualitas (validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda) alat uji keterampilan menulis bagi penutur asing. D. Manfaat Penelitian Penelitian dan pengembangan tes keterampilan menulis bahasa Indonesia bagi penutur asing dalam upaya menyiapkan alat uji kemahiran berbahasa Indonesia, memiliki banyak manfaat secara teoretis maupun secara praktis. 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis penelitian ini memiliki tiga manfaat. 1) Penelitian ini akan menambah pembendaharaan bentuk tes evaluasi BIPA mengenai keterampilan menulis serta format penilaian yang terstandardisasi. 2) Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan produk berupa kisi-kisi, butir soal, dan format penilaian yang valid. Produk yang dapat dipergunakan untuk melengkapi penyiapan alat uji kemahiran berbahasa Indonesia (UKBIPA). 3) Uraian penelitian ini juga diharapkan dapat bermakna dan bermanfaat dalam peningkatan kemampuan menulis bagi penutur asing yang sedang mempelajari bahasa Indonesia sebagai bahasa keduanya.

8 2. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini sekurang-kurangnya memiliki tiga manfaat, sebagai berikut. 1) Penelitian ini dapat mengukur tingkat keterampilan menulis bahasa Indonesia penutur asing. 2) Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk penyusunan alat evaluasi keterampilan menulis penutur asing. 3) Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penyiapan alat uji kemahiran berbahasa Indonesia bagi penutur asing. 4) Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi pembuatan soal tes menulis berbagai lembaga penyelenggara BIPA (tes internal). E. Struktur Organisasi Adapun rincian urutan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut. PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian B. Identifikasi dan Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Struktur Organisasi

9 BAB 2 TES KETERAMPILAN MENULIS BAGI PENUTUR ASING, KRITERIA TES BIPA, TES STANDAR, DAN PENYUSUNAN TES, ANALISIS KUALITAS ALAT UJI, UKBIPA A. Tes Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing 1. Tes Esai 2. Tes Pertanyaan Menggunakan Kata Tanya 3. Tes Pertanyaan Jawaban Pendek 4. Tes Melengkapi B. Kriteria Tes BIPA C. Tes Standar D. Penyusunan Tes Keterampilan Menulis 1. Penyusunan Rencana Tes 2. Penyusunan Perangkat Tes 3. Analisis Hasil Tes a. Penskoran b. Pengolahan Skor c. Analisis Tes Secara Keseluruan E. Analisis Kualitas Alat Uji (Validitas dan Reliabilitas) F. Uji Kemahiran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (UKBIPA) BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian B. Prosedur Penelitian C. Definisi Operasional D. Instrumen Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data F. Teknik Analisis Data BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Studi Awal B. Draft Awal Bentuk Soal Tes Menulis

10 1. Format Soal Menulis 2. Timbangan Pakar C. Hasil Uji Coba 1. Analisis Tingkat Validitas Soal 2. Analisis Tingkat Reliabilitas Soal 3. Analisis Tingkat Kesukaran Soal 4. Analisis Daya Pembeda Soal D. Revisi Produk E. Pembahasan BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran dan Rekomendasi DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN