SESI WAWANCARA TOTAL PERKUSI DENGAN FRANKI RADEN Transkripsi oleh : Iwang Prasiddha Lituhayu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. etnis batak toba, batak karo, batak simalungun, batak mandailing, batak pak-pak,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

POTENSI MUSIK DAN MOTIVASI. Review Dari Buku The Science And Psychology of Music Performence ANTHONY E. KEMP & JANET MILLS

CJ Percussion Rhythm Tradisi Indonesia dibalik Album Nyore

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

OLEH : YUDHA FAHLEVI AMRI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman kebudayaan Indonesia merupan kebanggaan yang pant as

BAB 1 PENDAHULUAN. Semua bangsa memiliki kebudayaan masing-masing. Dan kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Semua aktifitas manusia hampir semuanya didukung dengan. musik. Musik adalah bahasa yang universal. Manusia mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tentang seni adalah masalah klasik, dimana setiap manusia tidak akan dapat menghindarkan diri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beraneka ragam suku budaya dan kebudayaan sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah

BAB I PENDAHULUAN. Di Sumatera Utara khususnya dikota medan dapat kita lihat dari pentas seni

BAB I PENDAHULUAN. umumnya musik sangat berkaitan penting dengan keberadaan tradisi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik adalah salah satu hasil dari proses kebudayaan manusia dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara berkembang yang identik dengan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki ribuan pulau

BAB VII KESIMPULAN. Bentuk dan gagasan pada tari kontemporer telah jauh. berkembang dibandingkan dengan pada awal terbentuknya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

Plenary Session III : State and Religion-Learning from Best Practices of each Country in Building the Trust and Cooperation among Religions

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat diterima orang lain, sehingga tercipta interaksi sosial sesama

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMALB TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN. yang ada, sehingga dapat menjadi sebuah daya tarik bagi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. Mark C.Gridely, Jazz style history and analysis, eleven edition (United State: Pearson, 2012), hlm.3.

BAB I PENDAHULUAN. diterima dan dirasakan oleh pencipta atau pengamat seni.

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Proses Terbentuknya dan Proses Garapan Karya Group Maliq Ghodong di Surakarta Oleh Galih Febri Hastiyanto

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

BAB IV KESIMPULAN. Talempong goyang awalnya berasal dari Sanggar Singgalang yang. berada di daerah Koto kociak, kenagarian Limbanang, kabupaten

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Unggun Oktafitri Pratama, 2013

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI MUSIK) (WAJIB PILIHAN)

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai

2015 KESENIAN MACAPAT GRUP BUD I UTOMO PAD A ACARA SYUKURAN KELAHIRAN BAYI D I KUJANGSARI KOTA BANJAR

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI MUSIK) (WAJIB PILIHAN)

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih

2016 PROSES PEMBELAJARAN RAMPAK KENDANG DI SANGGAR SENI KUTALARAS CIRANJANG-CIANJUR

Bab I PENDAHULUAN. Museum Musik di Medan. Arsitektur Ikonik. Universitas Sumatera Utara

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Alat komunikasi yang sangat penting bagi kehidupan manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada umumnya tumbuh dan besar melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Pembangunan Indonesia, Sekretariat Negara Republik Indonesia, 2007, 1 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Sejak dahulu tanpa disadari, manusia telah mengunakan seni dalam

Keanekaragaman Suku Bangsa Indonesia Sangat Mengagumkan

Falsafah hidup masyarakat jawa dalam pertunjukan musik gamelan. Falsafah hidup masyarakat jawa dalam pertunjukan musik gamelan.zip

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan didefinisikan sebagai alat untuk memanusiakan manusia dan juga

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. karena daerah Bekasi berbatasan langsung dengan Ibu Kota Jakarta (Betawi) dan

Foto: Kahar. Buruh Menggugat

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang kita dapatkan. Banyak orang berilmu membagi wawasan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pulau, daerah di Indonesia tersebar dari sabang sampai merauke.

Dalam menari hal yang sangat menonjol adalah mengenai kemampuan penari tersebut dalam menguasai wiraga. Menurut Rosala, Dedi dkk (1999:7)

LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KEGIATAN DIES NATALIS UNY KE 47

MUSIK TRADISIONAL MINANGKABAU DARI MASA KEMASA

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. sangat erat dengan masyarakat. Salah satu masyarakat yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. luas dan sekaligus merupakan salah satu negara multikultural terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

BAB I PEDAHULUA. budaya etnis Tionghoa, yakni Budaya Seni Tari Barongsai. Judul Tayangan : Liukan Barongsai

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam

BAB I PENDAHULUAN. Musik Minimalis merupakan salah satu seni kontemporer yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN LAGU SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERILAKU MENYONTEK DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

PENINGKATAN KREATIVITAS BERMAIN MUSIK ANSAMBEL. Erlin Sofiyanti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang berbeda-beda,

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)

BAB V KESIMPULAN A. KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, yakni dengan penggunaan handphone

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan informal, dan non formal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan,

BAB I PENDAHULUAN. secara mendalam mengenai tanggapan pelanggan terhadap produk K2 Guitar/Bass

BAB I PENDAHULUAN. keunikan masyarakat Indonesia itu sangat berkaitan erat dengan keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pesatnya perkembangan Gong Kebyar di Bali, hampir-hampir di setiap Desa atau

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

Buku Dua Metrum. 1.Pembuka. 2.birama 2/4

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan yang sampai saat ini merupakan hal yang berpengaruh besar pada sikap

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

Transkripsi:

SESI WAWANCARA TOTAL PERKUSI DENGAN FRANKI RADEN Transkripsi oleh : Iwang Prasiddha Lituhayu TP : INO sepengetahuan kita merupakan proyek yang sudah cukup lama digagagas oleh bapak bahkan sewaktu bapak masih di Amerika pada waktu itu. Nah saya ingin mengetahui alasan bapak tentang mendirikan INO ini terlepas dari tren yang ada pada masyarakat? FRANKI : Oke kita kan tahu alat musik kita bermacam- macam bentuknya baik itu dari Sabang hingga Merauke. tetapi setahu saya tidak pernah ada suatu Platform yang bisa melihat semua alat itu dalam konteks musikal, yang ada hanya gamelan (Jawa Sunda Bali), ansambel Talempong, Ansambel Rebana Aceh, Taganing Batak dsb, yang kesemuanya merupakan perwakilan dari beberapa etnis dari berbagai penjuru daerah di Indonesia dan bukan mewakili Indonesia. Dari sini saya berfikir harus ada sebuah platform yang bisa menyatukan seluruh kekayaan yang beragam di Indonesia, tetapi tidak hanya melihat instrumen secara satu persatu, tetapi kesatuan dalam konteks musikal. Nah ini menantang bagi saya, bahwa kita mampu engga membuat musik dari kekayaan yang beragam itu. Nah secara formasi musik ini sangat besar dan banyak seperti formasi Orkestra simfoni pada tradisi musik Barat yang diaanggap sebagai sebuah formasi yang katakanlah sophisticated. Nah kebetulan lainnya adalah latar belakang saya sebagai komponis dan juga Etnomusikolog, saya anggap INO sebagai manifestasi dari dua disipilin yang saya tekuni selama berpuluh tahun. Dua disiplin yang saya tekuni saya rasa memberi banyak sekali manfaat, baik urusan pertunjukan maupun teknik komposisi dan kedalaman komposisi yang bersifat Orkestral ini. Yha inilah salah satu latar belakang saya mendirikan Orkestra ini (INO). Nah kemudian saya lanjutkan mengenai target saya, yakni membuka sebuah horison baru tentang atau titik tolak mengenai Orkestra yang selama ini hanya berasal dari dunia Barat saja. Dan INO saya rasa akan menjadi embrio yang baik untuk beberapa kemungkinan- kemungkinan baru untuk beberapa waktu kedepan.

TP : Menarik sekali ketika pak Franki menyinggung soal Indonesia. tadi disebutkan oh..ini jawa, ini sunda, ini bali dsb yang kesemuanya itu dianggap belum mewakili Indonesia. karena kita kadang bingung mengenai musik Indonesia, dari ini ada tidak penemuan- penemuan dari pak Franki mengenai hal ini? FRANKI : Ini musik Indonesia In the Making, atau dalam proses pembuatan, proses terjadinya. Karena memang senyatanya memang belum pernah dirumuskan apa itu musik Indonesia. Dalam konteks kebudayaan pun belum jadi dan tidak ada rumusan pasti menganai apa itu budaya Indonesia. Dalam sejarah perumusan kebudayaan Indonesia sering terjadi konflik- konflik karena dari semua perwakilan ingin menonjolkan kebudayaan etnis masing- masing, dan mengklaim mewakili kebudayaan Indonesia. Menurut saya tidak bisa seperti itu sekecil apapun juga sebuah kebudayaan perlu terepresentasikan dengan baik dalam kebudayaan Indonesia. Saya beranggapan musik lebih memungkinkan untuk bisa disatukan, cuman harus dengan pendekatan- pendekatan yang memang luas dan mendalam. Saya beranggapan juga bahwa INO sekarang tidak hanya dalam konsteks Indonesia tetapi lebih luas lagi yakni konteks global, sederhananya adalah INO saya anggap sebagai counter akan Orkestra- Orkestra Barat pada umumnya. Kalau dilihat gejala seperti ini tidak hanya terjadi di Indonesia, China berusaha membikin orketra tradisi sendiri, Korea juga berusaha. Tetapi jika ditilik kembali, Orkestra tradisi di negara lain masih mengekor pada sistem- sistem musik Orkestra Barat dan saya tidak menerapkan itu pada INO. Tetapi saya akui bahwa untuk mengolah sekian banyak instrumen yang ada di Indonesia tantangannya sangat berat. TP : Kita ke lain soal pak Franki, saya mempunyai dugaan bahwa sebenarnya kita tidak hanya diserang oleh budaya mayoritas/barat, tetapi juga misalnya oleh budaya yang dianggap minoritas. Seperti kasus begini, sekarang banyak anak- anak tertarik dengan djembe dan ritem afrikanya, lain lagi jika kita belajar drumset dimana pada kurikulumnya mewajibkan untuk belajar ritem- ritem latin. Kenapa tidak belajar gondangan batak kemudian diterapkan kepada drumset atau yang lainnya, bagaimana bapak menanggapi fenomena ini? FRANKI : Yha itu benar sekali, bahkan ada yang salah kaprah dan lucu banyak yang mengira djembe itu alat asli Indonesia, mungkin karena banyak sekali dijumpai djembe

di berbagai daerah. Nah menanggapi hal semacam ini saya rasa dibutuhkan orang- orang yang benar- benar mengerti untuk terus menerus mengkampanyekan kekayaan yang dimiliki Indonesia ke khalayak luas. Bisa dengan berbagai cara, salah satunya bisa dengan festival. Tetapi memang seharusnya kita mempunyai forum untuk mengangkat ini. Kalau kita diem saja ya yang masuk selalu kebudayaan luar, misalnya dalam ranah musik pop yang masuk malah musik dari kebudayaan K- POP korea. Dan hal yang menjadi sorotan saya adalah kita selalu berusaha untuk memainkan musik dari Orkestra Barat sejak dulu, saya bertanya kapan kita bisa bersaing jika kita memainkan musik orkstra Barat, karena secara kultur kita sudah jauh. Di eropa anak kecil sudah terbiasa maen lagu klasik, bagaimana kita bersaing? Maka kita harus sangat jeli dalam membuat strategi, dan masalah eksposing yang perlu kita pehatikan dengan seksama. Nah sama aja daripada maen djembe kan mending maen rebana sampak aceh. Nah saya harap dari Orkestra INO, saya bisa memberikan hal yang signifikan untuk menanggulangi hal- hal semacam di atas. TP : Kembali Ke INO pak, di Orkestra ini yang notabene nya berbeda dengan Orkestra Barat, ada proses dimana pak Franki bertemu dengan pemain tradisi yang berbeda- beda latar belakang musiknya. Nah bagaimana metode yang digunakan pak Franki untuk mentransfer gagasan musik ke pemain- pemain yang ada di INO? FRANKI : Yha ini yang saya bilang, ini etnografik music making, artinya disini adalah sebelum membuat musik kita harus melakukan riset, sehingga sebagai komponis saya harus berfikir dengan kacamata pemain, bukan semata mata memakai kacamata saya (komponis) jadi artinya tidak otoriter dan mutlak. Maka konsekuensinya untuk itu saya harus belajar juga mengenai musik- musik tradisi, untuk memperoleh data dan pengetahuan baik itu teknis maupun hal yang lain. Ini penting mengingat mereka merupakan pemain tradisi musik tertentu, sehingga pendekatan model ini diperlukan demi kenyamanan bermain para musisi. Sederhananya, mereka kan bermain musik baru, tetapi tetap terasa bermain musik mereka sendiri feel at home itu poinnya. Nah itu yang menurut saya susah dilakukan oleh orang Barat. Ketika saya bermain di Australia banyak komponis- komponis yang ingin membuat komposisi untuk INO, tetapi saya mengatakan kepada mereka, bahwa anda harus datang ke Indonesia untuk belajar terlebih dahulu musik- musik tradisi yang ada di Indonesia, kenal dulu lingkungannya dan tidak hanya belajar instrumennya saja. Karena ini penting untuk menyamakan

persepsi musik, saya yang sudah belajar musik tradisi saja masih banyak melakukan- melakukan kesalahan. Dialog juga merupakan metode pendekatan yang penting juga di sini. Di INO saya juga mempunyai konsep, bahwa gagasan saya adalah refleksi yang di pantulkan dari kekuatan yang dimiliki pemain, bukan sebaliknya. TP : Pak Franki, Orkestra ini pastinya akan berkaitan dengan hal- hal yang juga merambah ke arah politis, dan ekonomi, bisa disebutkan apa saja hal- hal itu? FRANKI : Ya pasti, misal begini secara politis saya sedang mengajukan orkesrtra ini sebagai Orkestra Negara, karena kita (INO) mewakili keragaman budaya, suku, agama Indonesia. Semuanya ada di dalam Orkestra saya. Bukan semata- mata saya yang membikin INO, tetapi senyatanya memang kita harus punya orkes nasional atau orkes negara, seperti umumnya negara- negara maju lainnya. Disisi lain juga bahwa biaya untuk menghidupi Orkestra ini saya pribadi merasa tidak mampu, maka sangatlah tepat jika INO dihidupi oleh negara. Dampak ekonomi yang bisa saya sampikan misalnya, tentang produksi alat yang bisa di perjualbelikan untuk menambah pemasukan uang. Tetapi ini semua membutuhkan kerja keras yang menyeluruh dan disokong oleh berbagai pihak. TP: Bagaimana proses regenerasi pada pemain INO, apakah itu otoritas anda sebagai komponis disini, atau ada proses audisi? FRANKI : Saat ini anggota INO masih bersifat isidental, artinya langsung ambil dari sana- sini, tetapi saya mempunyai cita- cita untuk menjadikan ini lembaga, bahkan menjadikan ini sebuah sekolah yang mempelajari instrumen tradisi dengan konteks yang baru, nah dari sini proses regenerasi akan berjalan dengan sendirinya. Banyak orang- orang di Indonesia belajar instrumen maupun musik tradisi bahkan juga banyak sekolah- sekolah formal menjadikan musik tradisi dalam pembelajarannya, tetapi saya ingin membuat ini dalam konteks dan pemahaman yang baru. TP : Pertanyaan terakhir pak Franki, sebagai orang yang sudah lama berkecimpung dalam dunia festival seni, bagaimana anda memandang perkusi di Indonesia saat ini?apa fakta- fakta menarik menurut pak Franki? FRANKI : yha kita tahu bahwa instrumen perkusi di Indonesia ini sangat kaya dan beragam, baik bentuk maupun tekniknya. Cuma hal yang kurang adalah eksposing ke

khalayak yang masih kurang, saya berfikir harus banyak elemen yang mengkampanyekan kekayaan perkusi kita ini. Saya punya pengalaman bahwa ada orang yang baru melihat instrumen Taganing dari batak, ironisnya instrumen Taganing sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Nah dari sini kita perlu melakukan hal- hal tadi yang saya sebutkan. Hal lain lagi adalah saya bercita- cita bahwa Indonesia adalah negara yang mempunyai festival perkusi terbesar di dunia, dan itu harus terealisasi. Sekarang ini saya baru membikin festival world music, tetapi satu saat saya akan membikin festival perkusi Indonesia dengan skala International, yang memberikan fokus terhadap perkusi Indonesia. karena sekarang ini kelompok- kelompok musik yang terkenal di dunia semuanya perkusi. Seperti KODO dari jepang, misalnya dengan menggunakan beduk (taiko), nah kita beduk banyak di sini, makanya saya rasa kita mampu. TP : Apa pesan untuk perkusionis Indonesia pak? FRANKI : Yha saya rasa harus ada sekolah untuk masuik perkusi tradisional di Indonesia yang bisa mewadahi semua musik tradisi kita. Tetapi hars difikirkan dengan serius materi- materinya. TP : Oke pak terimakasih untuk sesi wawancaranya, semoga sukses selalu dengan INO nya. FRANKI : Oke sama- sama, sukses untuk Total Perkusi.