BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah dengan diundangkannya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang. maka Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. landasan untuk menjawab masalah penelitian, yang difokuskan kepada literaturliteratur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas

ANALISIS IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus berpartisipasi dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik (good

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan tuntutan masyarakat terhadap terselenggaranya

Ony Widilestariningtyas 1) ; Irvan Permana 2)

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar dengan diterapkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II DASAR TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. theory yaitu stewardship theory (Donaldson dan Davis, 1991), yang

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik,

BAB I PENDAHULUAN. mencatat desentralisasi di Indonesia mengalami pasang naik dan surut seiring

BAB I PENDAHULUAN. Akuntanbilitas publik merupakan kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Coso dalam Hartadi (1999: 92) pengendalian intern

BAB I PENDAHULUAN. satunya yang terpenting adalah keuangan (Kusuma, 2008). Dewasa ini tuntutan

2. Kerangka Teoritis 2.1. Laporan Keuangan Pemerintah Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ghia Giovani, 2015

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan keuangan adalah catatan informasi suatu entitas pada suatu periode

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban, serta pengawasan yang benar-benar dapat dilaporkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran kinerja pemerintah merupakan hal yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsinya yang didasarkan pada perencanaan strategis yang telah ditetapkan.

KERANGKA KONSEPTUAL. 11. Mata uang...

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aksesibilitas laporan keuangan SKPD, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. dengan menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Moeheriono (2009:4) mendefinisikan kapabilitas sebagai sebuah karakteristik

2. TELAAH TEORITIS 2.1 Laporan Keuangan Pemerintah Laporan keuangan pemerintah disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang handal, dapat dipertanggungjawabkan dan dapat digunakan sebagai dasar

1.1. Latar Belakang Penelitian

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pertimbangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di

Assallamualaikum Wr.WB dan Salam Sejahtera untuk Kita Sekalian

BAB I PENDAHULUAN. reformasi yang semakin luas dan menguat dalam satu dekade terakhir. Tuntutan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pengelolaan keuangan dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17

BAB I PENDAHULUAN. Era reformasi dan pelaksanaan otonomi daerah yang lebih luas, mengakibatkan semakin kuatnya tuntutan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance government). Good governance. yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi seperti perusahaan swasta, unit pemerintah, organisasi

BAB I PENDAHULUAN. tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik atau yang biasa disebut Good Government

I. PENDAHULUAN. melakukan pengelolaan keuangan serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan

DAFTAR ISI. Halaman I. DAFTAR ISI... i II. DAFTAR TABEL... iii III. DAFTAR LAMPIRAN... iv

BAB I PENDAHULUAN. reformasi dapat dinilai kurang pesat, pada saat itu yang lebih mendapat perhatian

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENYUSUNAN HIPOTESIS

BAB II. individu atau suatu organisasi pada suatu periode tertentu. Menurut Stoner (1996 :

BAB I PENDAHULUAN. memahami garis besar lingkup pengelolaan keuangan unit-unit kerja yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun. transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini dituntut seluruh elemen masyarakat termasuk perusahaan baik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance). Untuk mewujudkan tata. kelola tersebut perlunya sistem pengelolaan keuangan yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Standar akuntansi pemerintahan merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang jelas tentang aktivitas suatu entitas ekonomi dalam satu periode

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan negara. Hal ini diindikasikan dengan telah diterbitkannya Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik adalah organisasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik (good governance),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi dan didukung oleh sebuah sistem akuntansi yang handal.

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. adalah tentang tata kelola pemerintahan yang baik atau good government

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah yang merupakan hak, wewenang dan kewajiban daerah

BAB I PENDAHULUAN. karena entitas ini bekerja berdasarkan sebuah anggaran dan realisasi anggaran

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. signifikan dalam organisasi/instansi. Hal ini ditandai dengan semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Mursyidi (2009: 1), akuntansi pemerintahan (governmental

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah di Indonesia, Pemerintah Daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. principal. (Donaldson dan Davis, 1991). Teori stewardship berasumsi

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN (Menurut PP No 71 Tahun 2010 ttg SAP)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pergantian Pemerintahan dari orde baru ke orde reformasi yang. dimulai pertengahan tahun 1998 menuntut pelaksanaan otonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Kualitas informasi dalam laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang tepat, jelas, dan terukur sesuai dengan prinsip transparansi dan

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Salah satu bentuk konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah dengan diundangkannya Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan yang ditetapkan dengan peraturan Pemerintah. Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tersebut, Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). SAP merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dengan demikian, SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia. 23

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis 24 2.1.1 Standar Akuntansi Pemerintahan Dengan ditetapkan PP SAP, diharapkan akan adanya transparansi, partisipasi dan akuntabilitas pengelolaan keuangn negara guna mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance). Sehingga diperlukan langkah-langkah strategis yang perlu segera diupayakan dan diwujudkan bersama dalam rangka implementasi Standar akuntansi Pemerintahan. Definisi Standar Akuntansi Pemerintahan yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 tahun 2005 (2005:1)adalah Standar Akuntansi Pemerintahan, selanjutnya disebut SAP, adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah Adapun definisi Standar Akuntansi Pemerintahan menurut Indra Bastian (2005:134) adalah Standar Akuntansi Pemerintahan, selanjutnya disebut SAP, adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dengan demikian SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia. Dari kedua pemaparan diatas dapat penulis simpulkan bahwa Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) merupakan prinsip akuntansi yang harus diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah daerah maupun pusat. Dengan demikian SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia.

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis 25 Standar Akuntansi Pemerintahan dimaksud dibutuhkan dalam rangka penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD berupa laporan keuangan yang setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Peraturan Pemerintah ini juga merupakan pelaksanaan Pasal 184 ayat (1) dan (3) Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang menyatakan bahwa laporan keuangan pemerintah daerah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. 2.1.2 Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Laporan keuangan yang berkualitas menunjukkan bahwa Kepala Daerah bertanggungjawab sesuai dengan wewenang yang dilimpahkan kepadanya dalam pelaksanaan tanggung jawab mengelola organisasi Definisi kualitas menurut Iman Mulyana (2010:96) adalah: Kualitas diartikan sebagai kesessuaian dengan standar, diukur berbasis kadar ketidaksesuaian, serta dicapai melalui pemeriksaan Berdasarkan pengertian diatas, kualitas merupakan suatu penilaian terhadap output pusat pertanggungjawaban atas suatu hal, baik itu dilihat dari segi yang berwujud seperti barang maupun segi yang tidak berwujud, seperti suatu kegiatan.

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis 26 Menurut Masmudi (2003:77) definisi laporan keuangan adalah Laporan keuangan sektor publik pada hakekatnya merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban pemerintah kepada rakyat atas pengelolaan dana publik baik dari pajak, retribusi atau transaksi lainnya Laporan keuangan merupakan suatu pernyataan entitas pelaporan yang terkandung di dalam komponen laporan keuangan. Laporan Keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara/daerah selama suatu periode. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah adalah pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Tujuan laporan keuangan sektor publik, berbeda dengan sektor swasta. Laporan keuangan sektor swasta mempunyai tujuan untuk mengukur laba, sedangkan tujuan laporan sektor publik menurut Goverment Accounting Standard Board (2009:54) adalah sebagai berikut: 1. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan fungsinya 2. Melaporkan hasil operasi 3. Melaporkan kondisi keuangan 4. Melaporkan sumberdaya jangka panjang Secara umum para pengguna laporan keuangan sektor publik memerlukan informasi yang dapat membantunya untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi, sosial dan politik dan mengadakan evaluasi atas penggunaan sumbersumber oleh pemerintah. Pengguna laporan keuangan juga perhatian terhadap rencana-rencana serta hasil dari pelaksanaan rencana-rencana tersebut, termasuk kinerja pemerintah dan kondisi keuangannya.

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis 27 Para pengguna laporan keuangan menginginkan laporan keuangan sektor publik dapat memberikan informasi mengenai: 1. Pengurusan dan ketaatan 2. Kondisi keuangan 3. Kinerja 4. Dampak ekonomi yaitu: Adapun definisi laporan keuangan daerah menurut Baridwan (2000: 17) Laporan Keuangan daerah merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, suatu ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan Dari kedua pemaparan diatas dapat penulis simpulkan bahwa Laporan Keuangan daerah merupakan suatu ringkasan dari suatu proses pencatatan, suatu ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan dan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban pemerintah kepada rakyat atas pengelolaan dana publik baik dari pajak, retribusi atau transaksi lainnya. Sedangkan Halim menyatakan bahwa keuangan daerah dapat diartikan sebagai semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum dimiliki oleh negara atau daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Pemerintah daerah selaku pengelola dana publik harus menyediakan informasi keuangan yang diperlukan secara akurat, relevan, tepat waktu, dan dapat dipercaya. Untuk itu,

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis 28 pemerintah daerah dituntut untuk memiliki sistem informasi akuntansi yang handal. Karakteristik kualitatif laporan keuangan Indra Bastian, Ph.D.M.B.A.,Akt. (2003:48): dapat dikategorikan sebagi berikut: 1. kualitas tertinggi; dapat dipahami dan berguna 2. kualitas primer; relevan (nilai prediksi, nilai umpan balik, tepat waktu), andal (daya uji, netral, tepat saji) 3. kualitas sekunder; konsisten, komparatif 4. kendala; materialitas, konservatif, biaya manfaat Beberapa kualitas penting informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan menurut SAP yaitu dapat dipahami (understandability), relevansi (relevance), keterandalan (reliable) dan dapat diperbandingkan (comparibility). Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh para pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekuan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu. Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 58 Tahun 2005 tentang pengelolaaan keuangan daerah disebutkan bahwa entitas pelaporan keuangan daerah adalah Pemerintah Daerah secara keseluruhan. 1. Alasan dibuatnya laporan keuangan: 1) Internal

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis 29 a. Alat pengendalian b. Evaluasi kinerja manajerial & organisasi 2) Eksternal a. Bentuk mekanisme pertanggungjawaban. b. Dasar pengambilan keputusan. 2. Laporan keuangan sektor publik paling tidak berbentuk: 1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca). 2. Laporan Kinerja Keuangan (Laporan Surplus-Defisit/Laporan Laba Rugi) 3. Laporan Aliran Kas. 4. Laporan Realisasi Anggaran. 5. Laporan Perubahan Aktiva/Ekuitas Netto. 2.1.3 Akuntabilitas Akuntabilitas berasal dari istilah dalam bahasa Inggris accountability (Peter Salim, 1987) yang berarti pertanggunganjawaban atau keadaan untuk dipertanggungjawabkan atau keadaan untuk diminta pertanggunganjawaban. Akuntabilitas (accountability) (Suherman Toha, 2007) yaitu berfungsinya seluruh komponen penggerak jalannya kegiatan perusahaan, sesuai tugas dan kewenangannya masing-masing. Definisi akuntabilitas menurut pendapat Triadji (2002:48) yaitu akuntabilitas pada awalnya diartikan sebagai pertanggungjawaban atas segala tindakan seseorang (pimpinan/lembaga) yang memberi wewenang.

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis 30 Selanjutnya penulis akan memaparkan definisi akuntabilitas. Menurut Mardiasmo (2004:20) menerangakan bahwa pengertian akuntabilitas adalah: Akuntabilitas adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan pertanggung jawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktifitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada pihak pemberi amanah (prinscipal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggung jawaban tersebut. Dari kedua definisi diatas dapat penulis simpulkan bahwa akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban atasnsegala yang dilakukan oleh pimpinan atau lembaga yang memberi wewenang dan akuntabilitas merupakan prinsip yang menjamin bahwa setiap kegiatan suatu lembaga atau perorangan dapat dipertangungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat. Berdasarkan beberapa definisi akuntabilitas yang dilihat dari berbagi sudut pandang tersebut, maka akuntabilitas dapat diartikan sebagai kewajiban untuk menyajikan dan melaporkan segala tindak lanjut dan kegiatan seseorang atau lembaga terutama bidang administrasi keuangan kepada pihak yang lebih tinggi. Akuntabilitas dalam konteks pemerintahan mempunyai arti pertanggungjawaban yang merupakan salah satu ciri dari terapan good governance. Pemikiran ini bersumber dari pemikiran administrasi publik merupakan isu menuju clean goverment atau pemerintahan yang bersih. Akuntabilitas dilihat dari sudut pandang pengendalian merupakan tindakan pada pencapaian tujuan.

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis 31 Menurut Sulistoni pemerintahan yang accountable (2007:35)memiliki ciriciri sebagai berikut: 1. Mampu menyajikan informasi penyelenggaraan pemerintah secara terbuka, cepat, dan tepat kepada masyarakat, 2. Mampu memberikan pelayanan yang memuaskan bagi publik, 3. Mampu memberikan ruang bagi masyarakat untuk terlibat dalam proses pembangunan dan pemerintahan, 4. Mampu menjelaskan dan mempertanggungjawabkan setiap kebijakan publik secara proporsional, dan 5. Adanya sarana bagi publik untuk menilai kinerja pemerintah. Melalui pertanggungjawaban publik, masyarakat dapat menilai derajat pencapaian pelaksanaan program dan kegiatan pemerintah. Akuntabilitas publik akan tercapai jika pengawasan yang dilakukan oleh dewan dan masyarakat berjalan secara efektif. Untuk menciptakan akuntabilitas kepada publik diperlukan partisipasi pimpinan instansi dan warga masyarakat dalam penyusunan dan pengawasan keuangan daerah (APBD). Sehingga akuntabilitas publik yang tinggi akan memperkuat fungsi pengawasan yang dilakukan oleh dewan. Prinsip akuntabilitas mensyaratkan kepada pemerintah untuk memberikan jawaban kepada warganya atas timbulnya sumber pendapatan dan belanja. Akuntabilitas pemerintah didasarkan atas kepercayaan warganya yang memiliki hak untuk mengetahui, hak untuk memperoleh fakta-fakta yang diumumkan secara terbuka, yang memungkinkan untuk diperdebatkan oleh masyarakat atau para wakilnya.

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis 32 2.1.4 Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah dan Implikasinya pada Akuntabilitas Berdasarkan teori-teori yang ada, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat peranan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap kualitas laporan keuangan daerah dan Implikasinya pada Akuntabilitas memiliki hubungan satu sama lain. 1. Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap kualitas laporan Keuangan Daerah Menurut Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2004 paragraf lima tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) (2005:34) terdapat hubungan terkait antara Standar Akuntansi Pemerintahan dan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah adalah: Standar Akuntansi Pemerintahan adalah Prinsip prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah Dengan demikian, SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia. Dari pemaparan diatas bahwa SAP merupakan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah. Dengan demikian SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia.

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis 33 Selain itu menurut pandapat Deddi Nordiawan (2006:25) menyatakan bahwa adanya Pengaruh antara Standar Akuntansi Pemerintahan pada kualitas laporan keuangan pemerintah daerah yaitu : SAP diterapkan di lingkup pemerintahan, baik di pemerintah pusat dan departemen-departemennya maupun di pemerintahan daerah dan dinasdinasnya. Penerapan SAP diyakini akan berdampak pada peningkatan kualitas pelaporan keuangan di pemerintahan pusat dan daerah. Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa Penerapan SAP diyakini akan berdampak pada peningkatan kualitas pelaporan keuangan di pemerintahan pusat dan daerah. Dengan demikian informasi keuangan pemerintahan akan dapat menjadi dasar pengambilan keputusan di pemerintahan dan juga terwujudnya transparansi serta akuntabilitas. 2. Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah terhadap Akuntabilitas Menurut Urip Santoso dan Yohanes Joni Pambelum (2008:19) bahwa adanya pengaruh Kualitas Laporan Keuangan terhadap Akuntabilitas yaitu: Secara teoritis penerapan Akuntansi Sektor publik dan Pengawasan terhadap Kualitas laporan keuangan instansi Pemerintah akan berpengaruh terhadap Akuntabilitas Instansi Pemerintah baik secara parsial maupun secara bersama-sama. Dari pemaparan diatas dapat penulis simpulkan bahwa kualitas laporan keuangan sangat berpengaruh pada akuntabilitas. Karena dengan adanya laporan keuangan yang baik atau berkualitas akan berindikasi pada akuntabilitas atau pertanggungjawaban atas laporan keuangan yang dibuat.

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis 34 3. Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Akuntabilitas Menurut Aldiani Sulani Aritonang dan Firman Syarif (2005:10) mengatakan bahwa Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Akuntabilitas yaitu: Standar Akuntansi Pemerintahan dapat disimpulkan sebagai alat untuk memfasilitasi pelaporan yang semakin transparan dan akuntabel Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa Standar Akuntansi Pemerintahan merupakan sebagai alat untuk memfasilitasi pelaporan semakin transparan dan akuntabel. Dengan demikian informasi keuangan pemerintahan akan dapat menjadi dasar pengambilan keputusan di pemerintahan dan juga terwujudnya transparansi serta akuntabilitas. 2.2 Kerangka Pemikiran Standar Akuntansi Pemerintahan adalah Prinsip prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dengan demikian, SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia. Standar Akuntansi Pemerintahan diterapkan dilingkup pemerintahan, yaitu Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan satuan organisasi di lingkungan Pemerintah Pusat atau Daerah jika menurut peraturan perundang undangan organisasi dimaksud menyajikan laporan keuangan.

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis 35 Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no 24 tahun 2005) tersebut, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Menurut Aldiani Sulani Aritonang dan Firman Syarif tahun 2005 bahwa Standar Akuntansi Pemerintahan dapat disimpulkan sebagai alat untuk memfasilitasi pelaporan yang semakin transparan dan akuntabel. Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2004 paragraf lima tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) 2005 Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah adalah penyampaian laporan keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Dengan demikian, SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia. Dalam SAP memiliki dimensi peranan peloparan keuangan. Dalam pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah adaiah anggapan yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar standar akuntansi dapat diterapkan, yang terdiri dari: 1. Akuntabilitas Pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis 36 2. Manajemen Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah untuk kepentingan masyarakat. 3. Transparansi Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan 4. Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity) Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut. 5. Evaluasi Kinerja suatu metode dan proses penilaian dan pelaksanaan tugas seseorang atau sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam satu perusahaan atau organisasi sesuai dengan standar kinerja atau tujuan yang ditetapkan lebih dahulu. Selanjutnya penererapan SAP yang sesuai dalam pemenuhan kewajiban pelaopran pertanggungjawaban keuangan daerah merupakan penentu atas kualitas laporan keuangan yang dihasilkan.

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis 37 Dari Fenomena yang juga penulis temukan berkaitan Standar Akuntansi Pemerintah yaiu tidak terdapat pedoman pengumpulan data kinerja belum diukur realisasinya dan pengumpulan data kinerja belum dapat diandalkan, dan tidak adanya pengukuran atas IKU (indikator kinerja utama tidak ada) dan menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik di pusat dan informasi yang disajikan belum digunakan untuk menilai dan memperbaiki pelaksanaan program dan kegiatan organisasi. Namun data tahun 2011 fenomena tersebut berangsurangsur membaik. Karena adanya perbaikan yang dilakukan oleh setiap dinas. Evaluasi akuntabilitas kinerja atas unit kerja telah dilakukan dan kini terdapat penilaian atas akuntabilitas kinerja unit kerja yang dilakukan oleh Dinas. Untuk dapat meningkatan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah diperlukan beberapa karakteristik laporan keuangan yaitu: 1. Relevan Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini dan memprediksi masa depan serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya. 2. Andal Informasi Dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dankesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis 38 diverifikasi.informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan 3. Dapat dibandingkan Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode Sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakanakuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah akan menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan 4. Dapat dipahami Informasi yang disajikan Dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud. Pembuatan laporan keuangan (PP No. 24 Tahun 2005) adalah suatu bentuk kebutuhan transparansi yang merupakan syarat pendukung adanya

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis 39 akuntabilitas yang berupa keterbukaan (opennes) pemerintah atas aktivitas pengelolaan sumber daya publik. Pada saat ini, Pemerintah sudah mempunyai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan. Pentingnya penerapan SAP menurut Indra Bastian (2006:1) sebagai pedoman bagi penyusunan laporan keuangan pemerintah pusat atau daerah dalah untuk memfasilitasi pelaporan yang semakin transparan dan akuntabel serta kesamaan kriteria-kriteria yng berlaku dalam penyusunan laporan keuangan Menurut Purwaniati Nugraheni1 Imam Subaweh tahun 2008 mengatakan bahwa Terdapat pengaruh penerapan SAP di Inspektorat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional terhadap peningkatan kualitas laporan keuangan Inspektorat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional Untuk menciptakan laporan keuangan yang berkualitas perlu adanya pertanggungjawaban atas pembuatan laporan keuangan di pemerintah pusat maupun daerah. Disamping itu pola pertanggungjawaban harus meliputi hal sebagai berikut: 1. Integritas Keuangan 2. Pengungkapan 3. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan Menurut Urip Santoso dan Yohanes Joni Pambelum tahun 2008 Secara teoritis penerapan Akuntansi Sektor publik dan Pengawasan terhadap Kualitas laporan keuangan instansi Pemerintah akan berpengaruh terhadap Akuntabilitas Instansi Pemerintah baik secara parsial maupun secara bersama-sama.

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis 40 Konsep akuntabilitas juga muncul sebagai jawaban terhadap permasalahan informasi yang relevan. Menurut konsep ini kelanggengan organisasi ditentukan oleh kemampuan untuk menciptakan informasi yang berkualitas, informasi yang terbuka, seimbang dan merata bagi semua pihak yang berkepentingan yang tercermin di dalam laporan keuangan. Jika penguasaan informasi seimbang, maka pihak-pihak yang terkait dalam suatu transaksi/kontrak dapat mengambil keputusan ekonomi yang wajar.

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis 41 Bagan Kerangka Pemikiran Good Governance (Pemerintahan Yang Baik) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no 24 tahun 2005 Kebijakan akuntansi daerah Standar Akuntansi Pemerintahan: 1. Akuntabilitas 2. Manajemen 3. Transparansi 4. Keseimbangan antargenerasi (intergenerational equity) 5. Evaluasi Kinerja Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah: 1.Relevan 2.andal 3.Dapat dibandingkan 4.Dapat dipahami Akuntabilitas: 1. Integritas keuangan 2. Pengungkapan 3. Ketaatan terhadap peraturan perundangundangan Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah dan Implikasinya Pada Akuntabilitas Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis 42 X P ZX Z P YX P ZY 2 1 Y Gambar 2.2 Paradigma Penelitian Sumber : Umi Narimawati (2011) 2.3 Hipotesis Menurut Sugiyono (2009:93) mengungkapkan bahwa pengertian hipotesis adalah sebagai berikut: Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan harus diuji secara empiris. Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas, maka yang dapat disajikan oleh penulis adalah berhipotesis bahwa Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dan Implikasinya Pada Akuntabilitas secara parsial dan simultan.