PENGARUH KADAR AIR DAN KEDALAMAN ELEKTRODA BATANG TUNGGAL TERHADAP TAHANAN PEMBUMIAN PADA TANAH LIAT

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA PENGARUH JARAK DAN KEDALAMAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN DENGAN 2 ELEKTRODA BATANG

EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 1 Januari 2015; 23 28

METODE PENURUNAN TAHANAN PEMBUMIAN PADA ELEKTRODA PLAT DENGAN SOIL TREATMENT GARAM

PERBEDAAN PENAMBAHAN GARAM DENGAN PENAMBAHAN BENTONIT TERHADAP NILAI TAHANAN PENTANAHAN PADA SISTEM PENTANAHAN. IGN Janardana

Penentuan Kedalaman Elektroda pada Tanah Pasir dan Kerikil Kering Untuk Memperoleh Nilai Tahanan Pentanahan yang Baik

Pengaruh Umur Pada Beberapa Volume PENGARUH UMUR PADA BEBERAPA VOLUME ZAT ADITIF BENTONIT TERHADAP NILAI TAHANAN PENTANAHAN

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang dengan pesat dan besar. Apabila terjadi kesalahan di sistem tenaga

PENGARUH PASIR - GARAM, AIR KENCING SAPI, BATU KAPUR HALUS DAN KOTORAN AYAM TERNAK TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN PADA SAAT KONDISI TANAH BASAH

METODE PENURUNAN TAHANAN PENTANAHAN PADA ELEKTRODA PLAT DENGAN SOIL TREATMENT GARAM

Perencanaan Sistem Pentanahan Tenaga Listrik Terintegrasi Pada Bangunan

Analisa Tahanan Pembumian Peralatan Gedung Laboratorium Teknik Universitas Borneo Tarakan Yang Menggunakan Elektrode Pasak Tunggal Panjang 2 Meter

ANALISIS PENAMBAHAN LARUTAN BENTONIT DAN GARAM UNTUK MEMPERBAIKI TAHANAN PENTANAHAN ELEKTRODA PLAT BAJA DAN BATANG

Analisis Perbandingan Nilai Tahanan Pembumian Pada Tanah Basah, Tanah Berpasir dan Tanah Ladang

Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan. Oleh Maryono

Pemanfaatan Bentonite sebagai Media Pembumian Elektroda Batang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PENGARUH JENIS TANAH DAN KEDALAMAN PEMBUMIAN DRIVEN ROD TERHADAP RESISTANSI JENIS TANAH

PERUBAHAN KONFIGURASI ELEKTRODE PENTANAHAN BATANG TUNGGAL UNTUK MEREDUKSI TAHANAN PENTANAHAN

JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

3. Perhitungan tahanan pembumian satu elektroda batang. Untuk menghitung besarnya tahanan pembumian dengan memakai rumus :

SIMULASI PENGARUH KEDALAMAN PENANAMAN DAN JARAK ELEKTRODA TAMBAHAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN. Mohamad Mukhsim, Fachrudin, Zeni Muzakki Fuad

Analisa Perbandingan Konfigurasi Vertikal Dengan Bujur Sangkar Elektroda Pentanahan Menggunakan Matlab

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS SISTEM PENTANAHAN MENGGUNAKAN TEMBAGA DIBANDING DENGAN MENGGUNAKAN PIPA GALVANIS (LEDENG)

PENGARUH PENAMBAHAN GYPSUM DALAM MEREDUKSI NILAI RESISTANSI PENTANAHAN DI TANAH LADANG

Kata Kunci Pentanahan, Gardu Induk, Arus Gangguan Ketanah, Tegangan Sentuh, Tegangan Langkah, Tahanan Pengetanahan. I. PENDAHULUAN

Studi Pengaruh Jenis Tanah dan Kedalaman Pembumian Driven Rod terhadap Resistansi Jenis Tanah

SIMULASI PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN SELA BOLA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENGUKURAN PENTANAHAN Blok Diagram Perancangan Pengukuran Pentanahan. Dibuat Berpetak

ANALISA PERBANDINGAN TAHANAN PEMBUMIAN PERALATAN ELEKTRODA PASAK PADA GEDUNG LABORATORIUM TEKNIK UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG. Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga

PERBANDINGAN NILAI TAHANAN PENTANAHAN PADA AREA REKLAMASI PANTAI (CITRALAND)

ADALAH PENGHANTAR YG DITANAM DALAM BUMI DAN MEMBUAT KONTAK LANGSUNG DGN BUMI

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V9.i1 ( )

KARAKTERISTIK BATANG PENTANAHAN SISTEM ARANG-GARAM (SIGARANG) SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN SISTEM PENTANAHAN

IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV

BAB 10 SISTEM PENTANAHAN JARINGAN DISTRIBUSI

STUDI PEMANFAATAN ARANG TEMPURUNG KELAPA UNTUK PERBAIKAN RESISTANSI PEMBUMIAN JENIS ELEKTRODA BATANG. Publikasi Jurnal Skripsi

IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV (APLIKASI PADA TOWER SUTT 150 KV TOWER 33)

STUDI PENGARUH KANDUNGAN AIR TANAH TERHADAP TAHANAN JENIS TANAH LEMPUNG (CLAY)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan menganalisis pengaruh dari aktivasi kimia pada bentonit

EVALUASI SISTEM PEMBUMIAN GARDU INDUK BELAWAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem pentanahan merupakan sistem pengamanan terhadap perangkatperangkat

PERENCANAAN SISTEM PENGETANAHAN PERALATAN UNTUK UNIT PEMBANGKIT BARU DI PT. INDONESIA POWER GRATI JURNAL

PERBAIKAN SISTEM PENTANAHAN PADA GEDUNG LISTRIK POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGAMBILAN DATA

PETUNJUK PRAKTIS PERANCANGAN PENTANAHAN SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia

by: Moh. Samsul Hadi

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH

BAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA. Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang

PERANCANGAN GROUNDING UNTUK LABORATORIUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI DI TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

NASKAH PUBLIKASI EVALUASI KEAMANAN PADA SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK 150 KV JAJAR. Diajukan oleh: HANGGA KARUNA D JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN RESISTIVITY TANAH DI DALAM MENETAPKAN AREA PEMASANGAN GROUNDING GARDU DISTRIBUSI

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V9.i2 ( )

DAFTAR ISI. BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian...

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) SISTEM GROUNDING LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI TEKNIK ELEKTRO IST AKPRIND YOGYAKARTA

Presented by dhani prastowo PRESENTASI FIELD PROJECT

Evaluasi dan Perancangan Sistem Proteksi Petir Internal dan Eksternal Divisi Fabrikasi Baja pada Perusahaan Manufaktur

ANALISIS PENGARUH JENIS TANAH TERHADAP BESARNYA NILAI TAHANAN PENTANAHAN

ANALISA PENTANAHAN PADA BTS BSC BANJARSARI Resna Yunaningrat Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Tasikmalaya

BAB II DASAR TEORI. adanya pengukuran, maka dapat diketahui seberapa besar nilai tahanan pembumian di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN ALAT UKUR TAHANAN TANAH (EARTH METER) DIGITAL

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH POROSITAS TANAH SISTEM PENTANAHAN PADA KAKI MENARA SALURAN TRANSMISI 150 kv

SISTEM PEMBUMIAN PERALATAN RUANG STUDIO TEKNIK ARSITEKTUR GEDUNG B FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA JALAN PB. SUDIRMAN DENPASAR

DAFTAR ISI. i iii KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR NOTASI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN. viii ix xii xv

ANALISA PENGARUH KEDALAMAN ELEKTRODA PENTANAHAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Hasrul, Evaluasi Sistem Pembumian Instalasi Listrik Domestik di Kabupaten Barru

Materi Peggunaan Alat Ukur Listrik

Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian pembuangan muatan listrik dari arrester, kawat petir pada sepanjang

ANALISA SISTEM PENTANAHAN ELEKTRODE ROD DENGAN BIAYA ENERGI YANG EKONOMIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kata kunci : gardu beton; grid; pentanahan; rod

PENGGUNAAN GYPSUM DAN MAGNESIUM SULFAT SEBAGAI UPAYA MENURUNKAN NILAI RESISTANSI PENTANAHAN. ABSTRAK

ANALISIS KARAKTERISTIK ELECTRICAL MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SKALA LABORATORIUM

Pembacaan skala dan hasil pengukuran hambatan listrik =

COMPARATIVE ANALYSIS OF GROUNDING RESISTANCE VALUE IN SOIL AND SEPTICTANK. Abdul Syakur, Juningtyastuti, Arif Dermawan *)

BAB II LANDASAN TEORI PENTANAHAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. IImu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan Maret 2015 sampai

Satellite SISTEM PENTANAHAN MARYONO, MT

ANALISA SISTEM PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG BERTINGKAT DI APARTEMEN THE PAKUBUWONO VIEW, KEBAYORAN LAMA, JAKARTA

BAB II TEGANGAN TINGGI. sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga jenis tegangan

Mengukur Kuat Arus dan Beda Potensial Listrik Konsep Arus Listrik dan Beda Potensial Listrik

KAJI EKSPERIMENTAL KINERJA TURBIN CROSSFLOW BERBASIS KONSTRUKSI SILINDER (DRUM) POROS VERTIKAL UNTUK POTENSI ARUS SUNGAI

BAB V Pengambilan Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB III METOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN

BAB I PENDAHULUAN. Tegangan tinggi dapat diukur dengan menggunakan alat ukur elektroda bola-bola.

Transkripsi:

PENGARUH KADAR AIR DAN KEDALAMAN ELEKTRODA BATANG TUNGGAL TERHADAP TAHANAN PEMBUMIAN PADA TANAH LIAT Wahyono Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jalan: Prof. H. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang E mail: wahyono.haji@yahoo.co.id Abstrak Sistem pembumian yang baik adalah suatu sistem yang memenuhi peryaratan instalasi yang berlaku. Nilai tahanan pembumian (grounding) dipengaruhi oleh bentuk elektroda, tahanan jenis tanah, kedalaman penanaman elektroda dan lain sebagainya. Sedangakan tahanan jenis tanah juga dipengaruhi oleh struktur tanah, Pengaruh temperatur, pengaruh gradien tegangan, pengaruh besarnya arus, pengaruh kandungan air dan pengaruh kandungan bahan kimia. Bagaimana menurunkan tahanan pembumian dengan elektroda batang pentanah pada tanah liat. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh nilai tahanan pembumian terhadap kedalaman penanaman elektroda dan jenis tanah. Sistem kelistrikan supaya aman terhadap gangguan yang terjadi dan untuk membantu perencana yang akan memasang elektroda pembumian maka perlu diadakan penelitian tentang pembumian. Metode pengukuran dengan menggunakan elektroda batang, sistem pengukurannya dengan tiga titik dan alat ukur digital earth resistance tester tool Statistical Process Control (SPC). Hasil penelitian ini menampilkan pengaruh kadar air terhadap tahanan pembumian dan menurunkan tahanan pembumian dengan menambah kedalaman elektroda pada tanah liat. Tahanan pembumian pada tanah liat dicapai 4,7 Ω pada kedalaman 225 cm dan kadar air 49,8 %. Kata kunci : grounding, elektroda, kadar air PENDAHULUAN Sistem pembumian merupakan hal yang penting didalam sistem tenaga listrik terutama masalah pengamanan dan keamanan baik terhadap manusia dan peralatan. Untuk memenuhi persyaratan sistem pembumian yang sasuai yang diinginkan atau memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) misalnya untuk bangunan rumah tempat tinggal dibawah 5 ohm, untuk daerah yang tahanan jenisnya tinggi tahanan pembumian tidak boleh lebih dari 20 ohm, maka tanah yang bila dipasang sistem pembumian nilainya tidak memenuhi syarat harus diturunkan. Upaya untuk menurunkan nilai tahanan pembumian ini ada banyak cara antara lain menurunkan tahanan jenis tanah, menambah kedalam elektroda yang ditanam dalam tanah, mengganti jenis elektroda serta diameternya dan lain sebagainya. Tinjauan Pustaka Penelitian yang dilakukan oleh Wiwik, (2009), upaya menurunkan tahanan pembumian dengan membuat parit melingkar yang diisi dengan bentonit sebagai zat aditif. Elektroda pentanahan memakai jenis batang tunggal dengan metode tiga elektroda yaitu satu elektroda sebagai obyek atau yang diuji dan yang dua sebagai elektroda bantu. Dari hasil penelitiannya pengujian pada tanah liat tanpa bahan tambahan dengan kedalaman 50 cm, tananan pembumianya 97, 01 ohm, dan pada kedalaman 100 cm, tahanan pembimiannya 28,90 ohm. Setelah menggunakan bentonit untuk kedalaman elektroda 50 cm tahanan pembumiannya 35,54, sehingga penurunannya 63,36 %, sedangkan pada kedalaman elektroda 100 cm, tahanan pembumiannya 10,20 ohm, sehingga penurunannya 64,71 % Kharisma D., (2007), dalam penelitiannya, nilai tahanan pembumian dipengaruhi oleh kedalaman penanaman dan jarak elektroda. Jurnal ini memaparkan bagaimana pengaruhnya terhadap nilai tahanan pembumian. Dalam penelitian digunakan metode pengukuran tiga titik dengan menginjeksikan arus AC konstan di antara elektroda uji dan elektroda arus yang menimbulkan beda potensial di antara elektroda uji dan elektroda tegangan, sehingga didapatkan nilai tahanan pembumian. Hasil analisa menunjukkan bahwa nilai tahanan pembumian akan semakin kecil bila kedalaman penanaman ditambah, jumlah elektroda yang ditanam, dan jarak penanamannya ditambah. Prosiding SNST ke-3 Tahun 2012 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang F.17

F.4. Pengaruh kadar air dan kedalaman elektroda batang tunggal (Wahyono) Penelitian yang dilakukan oleh Tadjuddin (1998) pada uji eksperimennya panjang tiap konduktor batang =3.5 meter diameter konduktor batang = 3/4 inch = 0.01905 meter,jari-jari batang konduktor =9.525x10-3 meter, tahanan jenis tanah rata-rata lapisan pertama =750 Ohm-m. Kedalaman penanaman elektroda hb = 0.5 meter menghasilkan nilai tahanan elektroda pembumian Rd1 = 191.0741 ohm, untuk satu batang elektroda tersebut ditanam semakin jauh dari permukaan tanah menjadi Rd1 = 157.4655. Hasil dari penelitian diatas maka upaya menurunkan tahanan pembumian ada berbagai macam cara. Salah satu cara untuk menurunkan nilai tahanan pembumian memperkecil tahanan jenis tanah yaitu merubah kadar air tanah dan menambah kedalaman elektroda tang ditanam dalam tanah. Penelitian yang akan dilakukan sebagai obyak adalah pada jenis tanah liat. Masalah yang dapat mempengaruhi tahanan pembumian dan mencari masalah yang dominan dengan memakai alat atau tool. Bagaimana pengaruh tahanan kadar air dan kedalaman penanaman elektroda batang terhadap nilai tahanan pembumian? Jenis-jenis elektroda pembumian Elektroda yang dipakai untuk sistem pembumian telah disyaratkan oleh Standar Nasional (SNI) 2000 adalah elektroda batang, elektroda pita dan elektroda pelat. Elektroda batang adalah elektroda dari pipa besi baja profil atau batangan logam lainnya yang dipancangkan ke dalam tanah secara dalam. Panjang elektroda yang digunakan sesuai dengan pembumian yang diperlukan. Elektroda batang yang ditanam tegak lurus dengan permukaan tanah disebut pembumian rod. Bila elektroda - elektroda tersebut dialiri arus gangguan ke tanah ketika daerah perumahan terjadi gangguan tanah, maka arus tersebut akan menyebar atau mengalir ke tanah dan akan mengakibatkan naiknya beda potensial pada permukaan tanah.(janardana, 2005) Gambar 1. Jenis elektroda Rp = Dimana : R p : tahanan pembumian (Ω) ρ : tahanan jenis tanah (Ω cm) L : kedalaman elektroda (cm) a : jari-jari elektroda (cm) π : 3,14... (1) Kandungan Air Tanah Kandungan air tanah sangat berpengaruh terhadap perubahan tahanan jenis tanah (ρ) terutama kandungan air tanah sampai dengan 20%. Perubahan tahanan jenis tanah akan mempengaruhi nilai tahanan pembumian (Hutahuruk, 1998) Dalam salah satu test laboratorium untuk tanah merah penurunan kandungan air tanah dari 20% ke 10% menyebabkan tahanan jenis tanah naik sampai 30 kali. Kenaikan kandungan air tanah diatas 20% pengaruhnya sedikit sekali(janardana, 2005). Bila segumpal tanah mungkin terdiri dari dua atau tiga bagian yaitu pori- F.18 ISBN 978-602-99334-1-3

pori udara dan butiran tanah atau pori-pori udara, butiran tanah dan air (Subiyanto,2004). Pada gambar 2.a elemen elemen tanah yang mempunyai volume (V) dan berat total (W), sedangkan gambar 2.b menunjukan hubungan berat dan volumenya. Dari gambar 2.10 dapat dituliskan peramaanya : W = Ww + Ws V = Vw + Vs +Va V = Vw + Vs Dengan Ws = berat butiran padat, Ww = berat air, Vs = volume butiran padat, Vw = volume air, Va = volume udara, volume udara dianggap nol. (Wa)=0 (Va) (W) (V) (Ww) (Vw) (a) (Ws) (b) (Vs) Gambar 2. Diagram fase tanah Kadar air (Ka) merupakan perbandingan antara berat air dan berat butiran-butiran tanah (Ws) yang di nyatakan dalam persen (Subiyanto,2004). Ka(%) =... (2) METODE Alat dan bahan penelitian Bahan penelitian yang digunakan meliputi : a. Tanah liat, pasir, tanah padas, segumpal tanah pada kedalaman tertentu diambil untuk sampel yang kemudian diteliti kadar airnya b. Elektroda satu batang yang terbuat dari besi pejal lapis tembaga diameter 1,5 cm, dan dua elektroda bantu yang terbuat dari besi galvanis. Alat yang digunakan untuk pengukuran tahanan pembumian adalah : a. Earth Risestance Tester untuk mengukur tahanan pembumian jens digital model 4105A. Alat ini dirancang menurut standart IEC. Earth Resistance Tester dengan data spesifikasi sebagai berikut : 1. Sumber tenaga : 9V DC jenis baterai R6P (SUM-3) x 6 2. Jenis : Digital Earth Resistance Tester 4105A 3. Alat ini berfungsi untuk menampilkan nilai tahanan pentanahan yang terukur dengan kemampuan mengukur sampai 1999 Ω (ohm). Prosiding SNST ke-3 Tahun 2012 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang F.19

F.4. Pengaruh kadar air dan kedalaman elektroda batang tunggal (Wahyono) Keterangan : 1. = layar penempilan 2. = lampu indikator 3. = pemutar 4. = Hold / push botton 5. = Ring selektor 6. = Terminal ke elekroda utama dan bantu Gambar 3. Digital Earth Resistance Tester 4105A b. Martil, rol meteran, kabel, tang, bor,alat pengungkit, jangka sorong kunci pipa, bambu, alat penunjang lain yang diperlukan. Dalam pengambilan data tahanan pembumian divariasi dengan kedalaman penanaman elektroda yaitu dari 25 cm sampai dengan 225 cm. Pengambilam data kadar air dilakukan dengan mengambil sampel pada kedalaman tanah sesuai variasi kedalaman kemudian ditimbang. Setelah itu tanah dikeringkan dan ditimbang lagi guna mencari kadar air. Perbandingan antara berat air dengan berat tanah diklikan 100 % merupakan kadar air. HASIL DAN ANALISA Hasi pengukuran dan analisa nilai tahanan pembumian (Rp) pada kedalaman (L) tertentu dan tahanan jenis tanah (ρ) serta kadar air (Ka) diperlihatkan pada tabel 1 dibawah ini Terlihat pada tabel 1 bahwa tahanan pembumian semakin kecil dan tahanan jenis tanah kecenderungan menurun. Hubungan antara tahanan pembumian dengan kedalaman elektroda (L) sampai mendapatkan yang standar atau tahanan pembumian dibawah 5 Ω dengan kedalaman 225 cm. Kadar air semakin tinggi disertai dengan penurunan nilai tahanan pembumian. Tabel 1. Data tahanan pembumian dan kadar air pada tanah liat dengan satu elektroda batang No Kedalaman Rp tanah Kadar air ρ Elektroda (cm) liat (Ω) (%) (Ω-cm) 1 25 71,2 28,9 5107,87 2 50 51,9 30,4 4996,43 3 75 36,3 34,7 4507,54 4 100 25,3 36,9 4081,24 5 125 20,4 39,3 3757,16 6 150 15,8 41,7 3199,68 7 175 11,9 44,8 2938,78 8 200 8,1 47,3 2219,53 9 225 4,7 49,8 1412,57 Pengaruh kedalaman terhadap tahanan pembumian dan kadar air terhadap kedalaman pada tanah liat dengan satu batang elektroda seperti diperlihatkan pada gambar 4. F.20 ISBN 978-602-99334-1-3

Gambar 4. Hubungan antara Rp (Ω) dengan L (cm) dan Ka dengan L (cm) pada tanah liat Pada gambar 4 diperlihatkan pengaruh kedalaman elektroda terhadap kadar air dan tahanan pembumian dengan elektroda batang. Semakin dalam penanaman elektroda maka tahanan pembumian akan semakin kecil dan semakin besar kadar air dalam tanah karena semakin dekat dengan sumber air tanah. Kadar air 49,8 % pada kedalaman 225 cm, tahanan pembumian telah mencapai standar untuk perumahan (dibawah 5 Ω) dan untuk sistem pembangkit energi listrik dengan kadar air 47,3 % dengan kedalaman 200 cm tahanan pembumianya sudah mencapai standar (dibawah 10 Ω). Pada gambar 5 diperlihatkan pengaruh kadar air dalam tanah terhadap tahanan pembumin bahwa semakin besar kadar air dalam tanah maka tahanan pembumianya semakin kecil. Gambar 5. Grafik antara Rp (Ω) dengan Ka (%) Gambar 6. Grafik antara Rp (Ω) dengan ρ ( Ω cm) Prosiding SNST ke-3 Tahun 2012 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang F.21

F.4. Pengaruh kadar air dan kedalaman elektroda batang tunggal (Wahyono) Pada gambar 5 perlihatkan bahwa kecenderungan tahanan pembumian terhadap kadar air adalah lengkung dan berbanding terbalik. Tahanan pembumian dicapai 4,7 Ω pada kadar air 49,8 % Diperlihatkan pada gambar 6 bahwa semakin kecil tahanan jenis tanah maka tahanan pembumian juga akan semakin kecil untuk tahanan pembumian dibawah 100 ohm. Tahanan pembumian mencapai standar (dibawah 5 Ω) besarnya tahanan jenis tanah 1424,57 (Ω-cm). KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengaruh kedalaman terhadap nilai tahanan pembumian yaitu semakin dalam elektroda yang ditanam dlam tanah semakin kecil tahanan pembumianya. 2. Nilai tahanan pembumin juga dipengaruhi oleh kadar air tanah, semakin besar kadar air maka semakin kecil tahanan pembumianya. 3. Untuk mencapai tahanan pembumian yang standar ( dibawah 5 Ω) pada tanah liat dengan kedalaman 225 cm dan kadar air 49,8 % DAFTAR PUSTAKA Janardana, (2005), Pengaruh umur pada beberapa volume zat aditif bentonit terhadap nilai tahanan pentanahan, Vol 4, (2): (1-6). Kharisma D., (2007), Pengaruh kedalaman penanaman dan jarak elektroda terhadap nilai tahanan pembumian, jurnal ilmu-ilmu teknik-sistem, VOL. 5, (2): (39-48) Subiyanto, dkk (2004), Pengaruh porositas terhadap pentanahan dalam sistem tenaga listrik, Teknosains, Vol. 17, No. 2: (196-206) T.S Hutauruk (1991), Pengetanahan Netral Sistem tenaga & Pengetanahan Peralatan, Jakarta, Penerbit Erlangga. Wiwik, (2009), menurunkan nilai tahanan pembumian dengan bentonit, Yogyakarta, UGM. F.22 ISBN 978-602-99334-1-3