ejournal Administrasi Bisnis Volume 1, Nomor 3, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS PENERIMAAN KAS PADA KOLOMPOK USAHA BERSAMA MAWAR MERAH DI BALIASE KABUPATEN LUWU UTARA

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan. Menurut Kasmir (2011) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dalam Meningkatkan Profitabilitas

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI TIM PENGGERAK PKK KECAMATAN SEKOLAQ DARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

Arbaniah 1. Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Rasio Keuangan, Pertambangan. Universitas Mulawarman.

ANALISIS PENGELOLAAN DANA DALAM KAITAN PENCAPAIAN LABA PADA PERUM PEGADAIAN CABANG AMPENAN TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian laporan keuangan lainnya yang diungkapkan oleh Munawir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORITIS

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI KABUPATEN KUPANG

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk merupakan jenis perusahaan manufaktur

ANALISIS MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS UNTUK MENINGKATKAN RENTABILITAS PADA PT LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

c. Berdasarkan Rasio Aktivitas d. Berdasarkan Rasio Profitabilitas DAFTAR PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II LANDASAN TEORITIS. Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada CV. Dharma Utama Batu. Metode

ANALISIS LIKUIDITAS PADA PT.PELAYARAN DUTA LINTAS SAMUDERA DI SAMARINDA

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN KOPERASI DENGAN ANALISIS RASIO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk memenuhi kebutuhan tersebut ikut menentukan sampai seberapakah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II LANDASAN TEORITIS. dalamnya kas, sekuritas, piutang, persedian, dan dan dalam beberapa

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) MEDAN.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA CV. MITRA SARANA ABADI SAMARINDA TASIANA BUAQ

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seperti misalnya untuk memberi uang muka pada pembelian bahan baku atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB II URAIAN TEORITIS. aktiva dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Sumbetri Megah. Hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. telah menyebabkan banyak perusahaan yang sulit untuk mempertahankan

ANALISIS KEBIJAKAN PIUTANG DALAM USAHA MENINGKATKAN RENTABILITAS LAPORAN KEUANGAN PT.TEGEL BINA KARYA DI KEDIRI

ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri)

ANALISIS COST OF CAPITAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA CV. MAROS JAYA DI PENAJAM PASER UTARA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat untuk mengetahui

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.3 Tahun 2016

Volume 1 No 1 Juli 2017

23 Universitas Sumatera Utara BAB III PEMBAHASAN. A. Laporan keuangan. 1. Pengertian Laporan keuangan

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. PLN (Persero) PEMBANGKITAN SUMBAGSEL SEKTOR KERAMASAN PALEMBANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN & HIPOTESIS

Analisis Cost Of Capital dan Pengaruhnya Terhadap Laba Pada PT Bumi Jasa Utama-Kalla Rent Makassar

BAB I PENDAHULUAN 1.3 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI RASIO PROFITABILITAS DAN AKTIVITAS PADA PT KIMIA FARMA Tbk. TRADING DAN DISTRIBUTION CABANG SAMARINDA

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN SARI PUTRA MANDIRI DI BLORA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG DAGANG (PSAK NO.09) PADA LAPORAN KEUANGAN PT. KEBAYORAN PHARMA SAMARINDA

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

ejournal Administrasi Bisnis, 2013, 1 (3) ISSN 0000-0000, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2013 Analisis Efisiensi Penggunaan Modal Kerja Ditinjau dari Rasio Aktivitas Pada PT. Sarana Kencana Mulya di Samarinda Nourma Yunita ejournal Administrasi Bisnis Volume 1, Nomor 3, 2013 Mahasiswa S1- Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman, email: nieta.bening@gmail.com

ejournal Pemerintahan Integratif, Volume 1, Nomor 1, 2013: 13-26 14

ejournal Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 1, 2013 ejournal Administrasi Bisnis, 2013, 1 (3): 202-212 ISSN 0000-0000, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2013 ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA DITINJAU DARI RASIO AKTIVITAS PADA PT. SARANA KENCANA MULYA DI SAMARINDA Nourma Yunita 202 Abstrak Dengan alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio perputaran modal kerja yang membandingkan pendapatan dengan modal kerja netto yaitu aktiva lancar dikurangi hutang lancar serta komponen-komponen yang termasuk dalam perputaran modal kerja yaitu perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan. Serta menggunakan rasio efisiensi modal kerja yang menggunakan dasar pemikiran pengukuran laba operasi dari setiap modal kerja bruto yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian penulis dapat diketahui bahwa perputaran kas dan perputaran piutang perusahaan semakin menurun tetapi untuk perputaran persediaan, perputaran modal kerja dan efisiensi modal kerja semakin meningkat, Peningkatan efisiensi penggunaan modal kerja ini disebabkan oleh naiknya laba operasi perusahaan. Sehingga melihat perputaran kas yang semakin menurun sebaiknya perusahaan mengantisipasinya dengan kas digunakan secara baik dan tepat sasaran. Sedangkan tingkat perputaran piutang yang semakin rendah dapat diantisipasi dengan perusahaan membuat kebijaksanaan baru dengan menentukan pembatasan maksimal hutang dan tingkat waktu pengembalian hutang dan meningkat efektifitas dalam penagihan piutang apalgi untuk piutang yang telah jatuh tempo atau menunggak. Kata Kunci Efisiensi Modal Kerja, Rasio Aktivitas Pendahuluan Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih dan semakin banyaknya perusahaan yang berkembang menjadi pesaing yang berhasil memasuki pasar internasional. Maka modal yang merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam proses kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Perputaran modal kerja yang meliputi kas, piutang dan persediaan dalam perusahaan tidak akan terjadi tanpa adanya modal.

Analisis Efisiensi Modal Kerja Pada PT. Sarana Kencana Mulya (Nourma Y.) Modal kerja pada hakikatnya merupakan jumlah yang harus terus menerus harus ada. Besar kecilnya modal kerja perusahaan tergantung dari jenis perusahaan dan penentuan jumlah modal kerja juga mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan, karena jika kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan memperluas produksinya, maka besar kemungkinan perusahaan tersebut akan kehilangan pendapatan dan keuntungannya. Karena perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup, tidak mampu membayar kewajiban jangka pendeknya tepat pada waktunya, dan akan menghadapi masalah likuiditas. Sedangkan jika pemenuhan modal kerja itu melebihi yang diperlukan perusahaan, maka akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan, hal ini dikarenakan karena adanya dana yang tidak produktif, sehingga terjadi pemborosan dalam pemakaian modal kerja dan pada akhirnya akan mengurangi kesempatan perusahaan dalam memperoleh laba yang optimal. Maka dari itu perusahaan dituntut harus dapat mengendalikan modal kerja secara efisien. Namun dalam kenyataanya hal tersebut belum tentu dapat dilaksanakan dengan baik. Perusahaan dapat dikatakan efisien dalam penggunaan modal kerja apabila penggunaan modal kerja tersebut mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, dan sebaliknya apabila tingkat penggunaan modal kerja dari tahun ke tahun mengalami penurunan maka perusahaan belum efisien dalam penggunaan modal kerjanya. Dengan menganalisa efisiensi penggunaan modal kerja dapat diketahui bagaimana kebijakan yang akan di tempuh oleh suatu perusahaan dalam usahanya mengoperasikan modal kerja yang ada sehingga dapat diketahui tingkat efisiensi dari modal kerja yang di operasikan. Pada penelitian ini akan mengambil obyek pada PT Sarana Kencana Mulya di Samarinda, yaitu sebuah perusahaan yang bergerak dibidang dagang, service center dan distributor elektronik khususnya merk POLYTRON. Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk membuat penelitian dengan judul Efisiensi Penggunaan Modal Kerja ditinjau dari Rasio Aktivitas Pada PT. Sarana Kencana Mulya di Samarinda. Kerangka Dasar Teori Analisis Rasio Keuangan Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka tersebut dibandingkan dengan yang digunakan sebagai standar. Pengertian menurut Sundjaja dan Barlin (2002 : 104) adalah sebagai berikut: Analisis rasio adalah suatu metode perhitungan dan interprestasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dalam suatu perusahaan 203

ejournal Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 1, 2013 Keunggulan analisa rasio menurut Harahap (2004 : 298) adalah sebagai berikut: 1.) Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. 2.) Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan. 3.) Mengetahui kondisi perusahaan ditengah industri lain. 4.) Lebih mudah mendampingkan perkembangan perusahaan dengan perusahaan lain. 5.) Lebih mudah melihat trend perusahaan dan melakukan prediksi dimasa yang akan datang. Adapun keterbatasan analisa rasio menurut Harahap (2004 : 298) sebagai berikut: 1.) Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat dapat digunakan untuk kepentingan pemakaiannya. 2.) Jika data yang meghitung rasio tidak tersedia, akan kesulitan menghitung rasio. 3.) Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron. 4.) Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan seperti keuangan yang mengandung banyak tafsiran dan juga manajemen keuangan yang dapat dinilai subjektif, nilai yang terkandung didalam laporan keuangan dana rasio adalah hasil perolehan (cost) bukan harga pasar. Menurut Syamsuddin (2000 : 41) adapun jenis-jenis rasio keuangan adalah sebagai berikut: 1.) Rasio Likuiditas, yaitu rasio yang menunjukkkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. 2.) Rasio Leverge, yaitu rasio yang menunjukkkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang (dana dari pihak luar). Rasio ini juga menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari pemberi pinjaman (kreditur). 3.) Rasio Aktivitas, yaitu rasio ini menunjukkan kemampuan efektifitas manajaemen dalam mengelola sumber-sumber yang dimilikinya. 4.) Rasio Profitabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memeperoleh laba dengan modal yang ditanamkan dalam perusahaan tersebut. Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio itu banyak sekali, akan tetapi secara garis besar ada 4 jenis rasio yang dapat digunakan untuk menilai kinerja laporan keuangan perusahaan, yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage, dan rasio keuntungan (profitabilitas). Rasio Aktivitas Pada sebelumnya sudah dijelaskan bahwa rasio analisis yang digunakan dalam penulisan ini adalah rasio aktivitas. Rasio aktivitas ini mengukur seberapa besar efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumbernya. Rasio aktivitas dinyatakan sebagai perbandingan penjualan dengan berbagai elemen aktiva, alemen aktiva sebagai penggunaan dana seharusnya bisa dikendalikan agar bisa 204

Analisis Efisiensi Modal Kerja Pada PT. Sarana Kencana Mulya (Nourma Y.) dimanfatkan secara optimal. Semakin efektifnya dalam memanfaatkan dana semakin cepat perputaran dana tersebut. Karena rasio aktivitas umunya diukur dari perputaran masing-masing elemen aktiva. Dasar pemikiran pemakaian rasio aktivitas adalah asumsi bahwa harus ada keseimbangan antara tingkat penjualan dengan tingkat investasi dalam berbagai aktiva seperti persediaan, piutang, aktiva tetap dan lainnya. Menurut Munawir (2007 : 240) rasio aktivitas adalah sebagai berikut : Rasio aktivitas yaitu rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari atau kemampuan perusahaan dalam penjualan, penagihan, piutang maupun pemanfaatan aktiva yang dimiliki. Menurut Riyanto (2001 : 335) rasio aktivitas terdiri dari berbagai macam, yaitu sebagai berikut: 1. Rasio Perputaran Piutang Memberikan wawasan tentang kualitas piutang perusahaan (piutang dagang) dan kesuksesan perusahaan dalam mengumpulkan piutang dagang tersebut. Rasio ini dapat dihitung dengan membagi jumlah penjualan kredit dengan jumlah piutang rata-rata. 2. Rasio Perputaran Piutang Harian Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengumpulkan jumlah piutang dalam setiap jangka waaktu tertentu. Piutang dapat dikatakan likuid apabila dikumpulkan tepat waktu. 3. Rasio Perputaran Persediaan Rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen perusahaan dalam mengelola persediaan. Rasio ini dihitung dengan membagi harga pokok penjualan dengan rata-rata persediaan. 4. Rasio Perputaran Persediaan Harian Rasio ini digunakan untuk mengetahui rata-rata periode menahan persediaan barang digudang. Hal ini dilakukan dengan cara membagi jumlah hari dalam satu tahun denga masing-masing perputaran persediaan. 5. Rasio Perputaran Kas Rasio ini untuk mengukur perputaran kas kembali. Rasio ini dihitung dengan membagi antara penjualan dengan kas. 6. Rasio Perputaran Modal Kerja Rasio ini untuk mengukur kemampuan modal kerja (netto) berputar dalam satu periode tertentu. Dapat dihitung dengan membagi jumlah penjualan dengan jumlah kerja (netto). Bila volume penjulan naik investasi persediaan dan piutang juga meningkat yang berarti juga meningkatkan modal kerja. 7. Rasio Perputaran Aktiva Rasio ini digunakan untuk menguur perputaran dari semua asset yang dimiliki perusahaan. Dihitung dengan membagi antara penjualan dengan total assetnya. 205

ejournal Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 1, 2013 Pengertian Modal Kerja Modal merupakan unsur penting bagi perusahaan, karena adanya modal berhubungan dengan berdirinya perusahaan dan kelancaran dari usaha yang dijalankan oleh perusahaan yang bersangkutan. Masalah modal suatu perusahaan merupakan masalah yang penting dan tidak pernah berakhir, mengingat bahwa modal cenderung mengandung begitu banyak berbagai macam aspek. Dengan perkembangan teknologi semakin jauh spesialisasi dalam perusahaan semakin banyaknya perusahaan yang menjadi besar, maka faktor produksi modal mempunyai arti yang lebih penting lagi. Menurut Siagian (1997 : 128) dalam bukunya mengatakan: Modal kerja adalah investasi yang dibuat oleh perusahaan dalam berbagai bentuk seperti uang, surat berharga, piutang, dan persediaan bahan atau produk jadi dikurangi dengan kewajiban lancar yang digunakan untuk membiayai harta lancar. Menurut Weston dan Bringham dalam Suharto (2001 : 497) mengatakan bahwa Capital Budgeting adalah perencanaan modal yang hasilnya baru diterima setelah satu tahun. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa modal kerja adalah aktiva lancar yang terdiri kas, piutang, persediaan dan aktiva lancar lainnya. Kemudian selisih antara aktiva lancar yang dikurangi hutang lancar sebagai dasar perhitungan tingkat likuiditas perusahaan. Dengan modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan disamping memungkinkan bagi prusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan efisiensi dan perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam keuangan serta akan memberikan keuntungan lain, yaitu: a. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar. b. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban tepat pada waktunya. c. Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin timbul. d. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani para konsumen. e. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan bagi para langgananya. f. Memungkin bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan. Penggunaan Modal Kerja Pemakaian atau penggunaan modal kerja akan menyebabkan perusahaan bentuk maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, tapi penggunaan aktiva lancar tidak selalu diikuti dengan perubahannya atau turunnya modal kerja yang dimiliki perusahaan. Misalnya penggunaan aktiva lancar untuk melunasi atau membayar hutang lancar, maka penggunaan aktiva lancar ini tidak 206

Analisis Efisiensi Modal Kerja Pada PT. Sarana Kencana Mulya (Nourma Y.) mengalami penurunan jumlah modal kerja karena penurunan aktiva lancar tersebut diikuti atau diimbangi dengan penurunan hutang lancar dengan jumlah yang sama. Seperti yang dikemukakan Munawir (2007 : 125) dalam penggunaanpenggunaan aktiva lancar yang mengakibatkan turunnya modal kerja terdiri dari beberapa bagian yaitu sebagai berikut: a. Pembayaran biaya atau ongkos-ongkos operasi perusahaan, meliputi pembayaran upah, gaji, pembeliaan bahan atau barang dagangan, supplies kantor dan pembayaran biaya-biaya lainnya. b. Kerugian-kerugian yang akan diderita oleh perusahaan akan karena adanya penjualan surat berharga atau effek, maupun kerugian yang insidentil lainnya. c. Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan-tujuan tertentu dalam jangka panjang, misalnya dana pelunasan obligasi, dana pensiun pegawai maupun dana-dana lainnya. d. Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap, investasi jangka panjang atau aktiva tidak lancar laiinya yang mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar atau timbulnya hutang lancar yang berakibat berkurangnya modal kerja. e. Pembayaran hutang-hutang jangka panjang yang meliputi hutang hipotik, hutang obligasi maupun bentuk hutang jangka panjang lainnya serta penarikan atau pembelian kembali (untuk sementara ataupun untuk seterusnya) saham perusahaan yang beredar atau adanya penurunan hutang jangka panjang diimbangi berkurangnya aktiva lancar. f. Pengembalian uanga tau barang dagangan oleh pemilik perusahaan untuk kepentingan pribadi atau adanaya pengembalian bagian keuntungan oleh pemilik dalam perusahaan perseorangan dan persekutuan atau adanya pembayaran deviden dalam perseroan terbatas. Penyajian laporan sumber dan penggunaan modal kerja memerlukan adanya analisis tentang kenaikan atau penurunan pada pos-pos yang tercantum didalam neraca perusahaan, yang dibandingkan anatara dua periode tertentu. Hal ini intuk menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam pos-pos elemen modal kerja tersebut. Efisiensi Modal Kerja Efisiensi modal kerja adalah pemanfaatan modal kerja dalam aktivitas operasional perusahaan secara optimal sehingga mampu meningkatkan kemakmuran bagi perusahaan itu sendiri. Penggunaan modal kerja akan dinyatakan optimal jika jumlah kerja yang digunakan dalam perusahaan mampu menghasilkan keuntungan yang besar pula bagi perusahaan. Efisiensi modal kerja ini merupakan prestasi manajemen dalam mengelola sumberdaya perusahaan secara optimal. Semakin fisien penggunaan modal kerja semakin baik kinerja perusahaan. Efisiensi dalam pengelolaan modal kerja juga sangat diperlukan untuk menjamin kelangsungan atau keberhasilan jangka panjang dalam mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan. Seperti yang dinyatakan oleh Lukman Syamsuddin (2007 : 200) bahwa efisiensi dalam manajemen moda 207

ejournal Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 1, 2013 kerja sangat diperlukan untuk menjamin kelangsungan atau keberhasilan jangka panjang dan mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan yang dalam hal ini memperbesar kekayaan bagi para pemilik. Keberhasian jangka panjang sangat dipengaruhi keberhasilan jangka pendek oleh karena efisiensi pengelolaan modal kerja ini penting untuk dilakukan karena mendorong perusahaan untuk mencapai tujuan jangka pendek. Rasio yang dipergunakan sebagi indikator efisiensi modal kerja adalah Return On Working Capital. Rasio ini menggunakan dasar pemikiran pengukuran keuntungan operasi dari setiap modal kerja bruto. Semakin besar kemampuan modal kerja tersebut menghasilkan keuntungan operasi, semakin efisien pengelolaan modal kerja tersebut. Definisi Konsepsional Efisiensi modal kerja adalah pemanfaatan modal kerja dalam aktivitas operasional perusahaan secara optimal sehingga mampu meningkatkan kemakmuran bagi perusahaan itu sediri. (Syamsuddin, 2007 : 200). Sedangkan rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan sebagai pengukur keefektifan sebuah perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini digunakan untuk menilai seberapa efisien perusahaan dalam memanfaatkan dan mengelola sumbernya, semakin efektifnya dalam memanfaatkan modal semakin cepat perputaran modal tersebut. (Syamsuddin, 2000 : 41). Metode Penelitian Definisi Operasional Untuk menganalisis efisiensi penggunaan modal kerja dapat diukur dengan menggunakan rasio aktivitas yang sering disebut juga dengan rasio efisensi yaitu rasio untuk menilai kemampuan perusahaan untuk melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Rasio aktivitas dalam penulisan ini meliputi rasio perputaran kas, rasio perputaran piutang, rasio perputaran persediaan, rasio perputaran modal kerja, kemudian efisiensi modal kerja. Untuk memberikan penjelasan mengenai indikator yang digunakan dalam penelitian ini yakni efisiensi penggunaan modal kerja, maka dapat dirumusakan mengenai definisi operasional sebagai berikut : 1. Rasio Perputaran Kas (Cash Turnover Capital), rasio ini menunjukkan perputaran kas yang dimiliki perusahaan menjadi kas kembali. Rasio ini dapat dihitung dengan cara membagi jumlah penjualan dengan rata-rata kas. 2. Rasio Perputaran Piutang (Receivable Turnover Ratio), rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mengumpulkan piutang. Rasio ini dapat dihitung dengan cara membagi jumlah penjualan dengan rata-rata piutang. 3. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover), rasio ini untuk mengukur efektivitas manajemen perusahaan dalam mengelola persediaan. Rasio ini dapat dihitung dengan cara membagi harga pokok penjualan dengan rata-rata persediaan. 208

Analisis Efisiensi Modal Kerja Pada PT. Sarana Kencana Mulya (Nourma Y.) 4. Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover), rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memutarkan harta lancarnya dalam kegiatan normal perusahaan, dalam hal ini dihitung dengan membagi pendapatan dengan modal kerja (netto) rata-rata. 5. Rasio Efisiensi Modal kerja (Return On Working Capital), Rasio ini menggunakan dasar pemikiran pengukuran laba operasi dari setiap modal kerja bruto yang dimiliki perusahaan. Dalam hal ini dihitung dengan membagi antara laba operasi dengan aktiva lancar. Rincian Data Yang Digunakan 1. Gambaran umum perusahaan 2. Struktur organisasi 3. Neraca perusahaan tahun 2010 sampai dengan 2012 4. Laporan Laba Rugi perusahaan tahun 2010 sampai dengan 2012 5. Data data lain yang berhubungan dengan penulisan Jangkauan Penelitian Penelitian ini dilakukan penulis pada PT Sarana Kencana Mulya yang berlokasi di Samarinda. Fokus penelitian ini pada analisis rasio aktivitas (rasio efisiensi) dengan menggunakan data laporan keuangan pada tahun 2010 sampai tahun 2012. Teknik Pengumpulan Data 1. Penelitian Lapangan (Field Work Research) yang ditempu dengan cara ; a. Interview (wawancara), yaitu memperoleh data dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada pimpinan dan karyawan yang terlibat dalam perusahaan guna memperoleh bahan masukan sehingga dapat dipakai untuk menunjang penganalisaan selanjutnya. b. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menelaah dokumen perusahaan berupa laporan neraca, laporan labarugi, dan struktur organisasi dan job description. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu literatur yang dapat digunakan sebagai dasar didalam menguraikan, menganalisis dan menyimpulkan hasil penelitian. Alat Analisis a. Rasio Perputaran Kas (Cash Turnover Ratio) Penjualan Rata-Rata Kas 209

ejournal Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 1, 2013 b.rasio Perputaran Piutang (Receivable Turnover Ratio) Penjualan Rata-Rata Piutang c. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) Harga Pokok Penjualan Rata-Rata Persediaan d. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover) Pendapatan Modal Kerja (Netto) Rata-Rata e. Efisiensi Modal Kerja (Return On Working Capital Laba Operasi Aktiva Lancar Hasil Penelitian dan Pembahasan Gambaran Umum Perusahaan Sesuai dengan pasal 2 Ayat (1) UU No.06 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimna telaah di ubah terakhir dengan UU No.16 Tahun 2000 dan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP- 161/PJ./2001 dengan ini diterangkan bahwa: PT. Sarana Kencana Mulya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang dagang dan service center elektronik khususnya merk POLYTRON. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 14 Juni 1995. Pendirian perusahaan ini sudah di tetapkan oleh notaries dan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 02.852.853.7.728.000. Perkembangan perusahaan ini sungguh baik karena selain sebagai usaha dagang, perusahaan ini juga sebagai service center dan melakukan penjualan spare part. Jadi sangat memudahkan bagi konsumen untuk melakukan service dan spare part yang dibutuhkan bila terjadi kerusakan pada baarang yang telah dipakai atau yang di gunakan. Analisis dan Pembahasan a. Efisiensi Modal Kerja Tahun 2010 Laba operasi PT Sarana Kencana Mulya tahun 2010 adalah sebesar Rp 1.584.935.289,87 sedangkan aktiva lancar sebesar Rp 7.492.143.113,79. Jadi efisiensi modal kerja tahun 2010 adalah : 210

Analisis Efisiensi Modal Kerja Pada PT. Sarana Kencana Mulya (Nourma Y.) Laba Operasi Rp 1.584.935.289,87 x 100% = x 100% Aktiva Lancar Rp 7.492.143.113,79 = 21,15% Efisiensi modal kerja tahun 2010 menunjukkan persentase sebesar 21,15% yang berarti bahwa 21,15% tingkat efisiensi penggunaan modal kerja perusahaan. b. Efisiensi Modal Kerja Tahun 2011 Laba operasi PT Sarana Kencana Mulya tahun 2011 adalah sebesar Rp 1.722.766.556,43 sedangkan aktiva lancar sebesar Rp 7.614.992.833,69. Jadi efisiensi modal kerja tahun 2011 adalah : Laba Operasi Rp 1.722.766.556,43 x 100% = x 100% Aktiva Lancar Rp 7.614.992.833,69 = 22,62% Efisiensi modal kerja tahun 2011 menunjukkan persentase sebesar 22,62% yang berarti bahwa 22,62% tingkat efisiensi penggunaan modal kerja perusahaan. c. Efisiensi Modal Kerja Tahun 2012 Laba operasi PT Sarana Kencana Mulya tahun 2012 adalah sebesar Rp 1.927.378.756,13 sedangkan aktiva lancar sebesar Rp 7.500.411.098,80. Jadi efisiensi modal kerja tahun 2012 adalah : Laba Operasi Rp 1.927.378.756,13 x 100% = x 100% Aktiva Lancar Rp 7.500.411.098,80 = 25,69% Peningkatan efisiensi dalam penggunaan modal kerja berarti bahwa semakin besar rasio kemampuan modal kerja menghsilkan laba operasi. Tingkat efisiensi modal kerja dapat dilihat pada tabel berikut : 211

ejournal Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 1, 2013 30 20 10 0 2010 2011 2012 Efisiensi modal kerja Gambar Efisiensi Modal Kerja Efisiensi modal kerja tahun 2010 s/d 2012 mengalami peningkatan. Peningkatan efisiensi modal kerja tahun 2012 disebabkan laba operasi naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan volume penjualan mengalami peningkatan karena permintaan barang dipasar meningkat dan banyaknya service barang yang diterima perusahaan sehingga volume pendapatan perusahaan juga mengalami peningkatan. Meskipun biaya operasional seperti biaya penjualan dan baiaya administrasi dan umum juga mengalami peningkatan, hal ini diimbangi oleh volume penjualan yang meningkat. Peningkatan efisiensi modal kerja tersebut, membuat keuntungan perusahaan dalam menghasilkan laba juga semakin meningkat karena sebagai Rp 1.000 aktiva perusahaan dapat menghasilkan keuntungan Rp 1.211 untuk tahun 2010 dan hal ini berarti menunjukkan bahwa semakin besar rasio kemampuan modal kerja menghasilkan laba operasi berarti terjadi peningkatan efisiensi dalam penggunaan modal kerja. Penutup Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan efisiensi penggunaan modal kerja menunjukkan peningkatan persentase sebesar 21,12% pada tahun 2010 lalu meningkat menjadi 22,62% pada tahun 2011 dan kemudian pada tahun 2012 mengalami peningkatan lagi sebesar 25,69%. Walaupun perputaran kas dan perputaran piutang dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 mengalami penurunan yaitu masing-masing sebesar 27,44 kali, 25,21 kali, dan 21,61 kali untuk perputaran kas dan untuk perputaran piutang 3,61 kali, 3,48 kali dan 3,22 kali. Tetapi semua itu bisa ditutupi dari perputaran persediaan dan perputaran modal kerja yang selalu mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai dengan 2012 yaitu masing-masing sebesar 2,35 kali, 2,49 kali dan 2,52 kali untuk tingkat perputaran persediaan dan untuk tingkat perputaran modal kerja sebesar 1,24 kali, 1,27 kali dan 1,46 kali. Sehingga efisiensi penggunaan modal kerja pada PT. Sarana Kencana Mulya semakin efisien. Sebagai saran untuk Perputaran kas yang semakin kecil dapat diantisipasi dengan cara kas perusahaan harus digunakan dengan baik dan tepat dengan cara untuk membayar kewajiban perusahaan atau untuk investasi pengembangan usaha, 212

Analisis Efisiensi Modal Kerja Pada PT. Sarana Kencana Mulya (Nourma Y.) dan lebih meningkatkan lagi untuk penjualan tunainya. Dan untuk Perputaran piutang yang rendah dapat diantisipasi dengan cara menetapkan kebijaksanaan baru mengenai ketentuan pembatasan maksimal hutang dan tingkat waktu pengembalian hutang dan meningkatkan efektivitas dalam penagihan piutang terutama piutang yang sudah menunggak atau yang telah jatuh tempo, atau perputaran piutang yang rendah dapat diantisipasi dengan menetapkan kebijaksanaan yang baru yaitu dengan memberikan cash discount (potongan tunai) dalam setiap penjualan barang. Daftar Pustaka Baridwan, Zaki, 2001. Intermediate Accounting, Edisi Ketujuh, Yogyakarta : Bagian Penerbit STIE YPKN. Brigham Eugene F., 2003, Fundametal of Financial Managment, Eight Edition, Wiley, USA Halim, Abdul, 2007. Manajemen Keuangan Bisnis, Ghalia Indonesia, Bogor. Harahap, Syafri Sofyan, 2004. Analisis Iritis Atas Laboran Keuangan, Cetakan Keempat, Yakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Haryono Al, Yusuf 2003. Dasar-Dasar Akuntansi, Jilid I, Edisi Keenam, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta. Husnan, Suad,1997.Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Pendek), Edisi 4, Yogyakarta : BPFE. Jumingan, 2006. Analisis Laporan Keangan, Bumi Aksara, Jakarta. Jusup, Al Haryono, 2003. Dasar-Dasar Akuntansi, Jilid I Edisi Keenam, Cetakan Kedua, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta. Komaruddin, 2001. Manajemen Permodalan Perusahaan Modern, Bumi Aksara, Jakarta. Kusnadi, Siti Maria dan Ririn Irmadariyani, 2000, Akuntansi Keuangan Menengah (Intemediate), Malang. Mardiasmo, 2000. Akuntansi Keuanagan Dasar. BPFE, Yogyakarta. Martono dan D. Agus Harjito, 2001, Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Ekonisia, Yogyakarta. Mulyadi, 2001. Akuntansi Manajemen Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Edisi Kedua, Yogyakarta : UPP AMP Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. 213