Seamless Mobility. [JM Zacharias, 2006]

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN UMUM NEXT GENERATION NETWORKS

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NGN PERFORMANCE IP MULTIMEDIA SUBSYSTEM

I. PENDAHULUAN. IP Multimedia Subsystem (IMS) awalnya didefinisikan oleh The 3 rd Generation

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi dapat bermacam-macam. Contohnya , telepon, short messaging. services (SMS), surat, chatting, dan sebagainya.

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS PENAMBAHAN S-CSCF (SERVING CALL SESSION CONTROL FUNCTION) DALAM JARINGAN OPEN IMS CORE UNTUK LAYANAN VOIP

PERANCANGAN IMS BERBASIS SOFTSWITCH PADA WIRELESS CDMA CORE NETWORK DI MEA BANDUNG Dr.Rendy Munadi, Ir, MT 1, Anie Kurniawati 2

Henning Titi C

STT Telematika Telkom Purwokerto

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

Pengantar Teknologi Mobile

Makalah Seminar Kerja Praktek PENGGUNAAN SOFTSWITCH PADA VOICE OVER INTERNET PROTOCOL

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang bersifat convergence dengan teknologi komunikasi lainnya. Salah

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes

BAB 1 PENDAHULUAN. utama dalam proses pertukaran informasi yang akurat, cepat dan tepat. Untuk

Teknologi IMS (IP Multimedia Subsystem) Pada Jaringan 3G

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam industri maupun aktifitas kehidupan. Perkembangan yang ramai

Next Generation Network (NGN) Pertemuan XIII

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI. Triple Play. Disusun Oleh : Intan Budi Harjayanti ( )

Makalah Server VOIP Softswitch. Kelompok 1. XI TKJ 1 SMK N 7 (STM Pembangunan Semarang)

ANALISA IMPLIKASI IMPLEMENTASI FIXED MOBILE CONVERGENCE TERHADAP REGULASI TELEKOMUNIKASI NASIONAL TESIS. Oleh : Tri Haryanto

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis, teknologi dan gaya hidup manusia saat ini. Teknologi-teknologi baru di bidang

IP PBX System on Cloud for Next Generation Network. Anton Raharja

Mata Kuliah Jaringan Telekomunikasi dan Informasi /

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi informasi telah berdampak sangat luas dalam bisnis, dan gaya hidup

PERANCANGAN NGN BERBASIS OPEN IMS CORE PADA JARINGAN MPLS VPN

Mobile Enterprise Mobile Connectivity

JARINGAN TELEKOMUNIKASI 2 IP - PBX

7.1 Karakterisasi Trafik IP

BAB I PENDAHULUAN. Aktifitas Mahasiswa, dosen dan Karyawan di dalam lingkungan kampus

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada Next Generation Network (NGN) yang kemungkinan besar

1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NGN PSTN TO PSDN FOR TEKNOLOGI SOFTSWITCH

Masa Depan Jaringan Teknologi

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NEXT GENERATION NETWORK PERFORMANCE (NGN) QoS ( Quality Of Service ) Dosen Pengampu : Imam MPB, S.T.,M.T.

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Objek Studi

Aplikasi SIP Based VoIP Server Untuk Integrasi Jaringan IP dan Jaringan Teleponi di PENS - ITS

BAB I PENDAHULUAN. teknologi internet, user komputer mulai menggunakan surat elektronik atau

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dan dapat dilakukan tidak hanya secara langsung tetapi juga. mendukung hal tersebut adalah jaringan komputer.

CONVERGENCE MEDIA. Toward Knowledge Based Society

UNIFIED MESSAGING SYSTEM BERBASIS INTERNET PROTOCOL (IP) PADA JARINGAN MOBILE

Pertemuan ke 5. Wireless Application Protocol

BAB I PENDAHULUAN.

voip Di susun : Fariansyah Gunawan Nim : Semester : IV

WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

Materi 11 Model Referensi OSI

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi juga mengalami. perkembangan yang pesat terutama dalam bidang teknologi informasi dan

FLEXI DAN MIGRASI FREKUENSI

Company Standard. - EIA (Electronic Industries Association) Organisasi yang merupakan perkumpulan pabrik-pabrik elektronika di USA.

1. Adanya pertumbuhan permintaan komunikasi suara, data dan gambar. 2. Perlunya kesederhanaan, fleksibilitas dan biaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam

56 Jurnal Teknik Elektro Vol. 3 No.1 Januari - Juni STUDI PERENCANAAN JARINGAN SOFTSWITCH PADA LEVEL TRUNK Nur Iksan, Wahyu Dewanto ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

MINGGU#5. Telekomunikasi, Internet, Teknologi Nirkabel (wireless)

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bermunculan, dari teknologi Voice Over IP hingga GPRS (General Packet Radio

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perbandingan antara NGN dengan PSTN dan Internet [ 1] Analisa penerapan enum, Nurmaladewi, FT UI, Gunawan Wibisono

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

IMPLEMENTASI SOFTSWITCH CLOUDWARE PADA PT INFOKOM INTERNUSA

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu manusia menciptakan bermacam-macam alat untuk

1 BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

INTERNET PROTOCOL TELEVISION ( IPTV )

Pengertian dan Macam Sinyal Internet

IMPLEMENTASI VOIP SERVER MENGGUNAKAN SOFTWARE PHONE 3CX SYSTEM DENGAN IP PBX NASKAH PUBLIKASI

IMPLEMENTASI LAYANAN SMS PADA JARINGAN IMS. Implementation Of SMS Service On IMS Networks

Kelompok 203. Dirgantantoro Muhammad

Analisis Kebijakan Regulasi Indonesia untuk Penyelenggaraan IMS

ABSTRAK. Kata Kunci : GRE, HTTP, IMS, IPsec, L2TP, OPNET Modeler 14.5, Video Call, VoIP, VPN.

Universal Mobile Telecommunication System

BAB 4 IMPLIKASI IMPLEMENTASI FMC TERHADAP REGULASI TARIF, INTERKONEKSI, PENOMORAN, PERIJINAN SERTA TAHAPAN IMPLEMENTASI FMC

KAMERA PENGAWAS SEBAGAI APLIKASI WIRELESS APLICATION PROTOCOL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas literatur yang mendukung penelitian di antaranya adalah Long

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik

Analisa Karakteristik Teori Antrian pada Jaringan IP Multimedia Subsystem (IMS) Menggunakan OPNET Modeler 14.5

Perbandingan Kinerja Speech Codec G.711 dan GSM pada Implementasi Softswitch dengan Protokol SIP

: ANALIS PENERAPAN TEKNOLOGI JARINGAN LTE 4G DI INDONESIA PENULIS : FADHLI FAUZI, GEVIN SEPRIA HERLI, HANRIAS HS

Gambar 1-1 Konvergensi Bidang Telekomunikasi 1

WAP (Wireless Application Protocol).

Implementasi Electronic Number Mapping (ENUM) Berbasis SIP Pada Jaringan Telepon Internet

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

FTP NASIONAL BARU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1

Overview. Tujuan. Pengantar. Pengantar 12/10/2016. Pertemuan ke 10

Memahami dan Menyikapi Konvergensi. Teguh Anantawikrama Wakil Ketua Komite Tetap Telekomunikasi Kadin Indonesia 27 Agustus 2008 Semiloka ISKI

Andrias Danang Suseno Warsun Najib Samiyono. Abstrak

BAB 2 IPTV PADA IMS 2.1 Latar Belakang Internet Protocol Multimedia Subsystem (IMS) Universitas Indonesia

Pokok Bahasan : - Perkembangan Teknologi Informasi - WELCOME. Kursus Online - Pertemuan 5 - Join : Follow

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus

BAB I. PENDAHULUAN. Teknologi jaringan Wi-Fi (Wireless Fidelity) saat ini memperlihatkan

JARINGAN KOMPUTER. APA ITU JARINGAN COMPUTER PENGGUNA JARINGAN COMPUTER Business application Home application Mobile users

MODEL REFERENSI OSI HAL PENTING DALAM PERTUKARAN DATA

Rahmady Liyantanto liyantanto.wordpress.com

Transkripsi:

Seamless Mobility [JM Zacharias, 2006] Pendahuluan. Pertumbuhan pelanggan layanan telepon bergerak (Mobile) yang sangat cepat melampaui pertumbuhan pelangan telepon tetap (Fixed Telecom) pada gambar 1 ini langsung/tidak langsung berkontribusi pada makin tingginya service level pelanggan termasuk berkorelasi pada makin besarnya biaya modal (capital expenditure/capex) dan juga biaya operasional (operation expenditure/opex) serta makin kompleknya interoperabilitas pada jaringan dan antar jaringan (jaringan telepon bergerak (mobile network), jaringan telepon tetap (fixed network) dan jaringan internet (internet network)). Gambar 1. Pertumbuhan pelanggan jaringan telepon bergerak, jaringan telepon tetap dan jaringan internet (Sumber: UMTS Forum) Di sisi lain tidak dapat disangkal, penyebaran Internet telah mendorong diversifikasi pada berbebagai sektor, seperti sektor pendidikan (e-learning), perbankan (e-banking) dan pada sektor lainnya. Demikian halnya dengan layanan selular yang semula Circuit Switch (2G), bertransformasi dengan adanya layanan packet data (Packet Switching) pada jaringan GPRS, EDGE, 3G, HSDPA & HSUPA. Layanan internet pun berkembang cepat, tumbuh entitas baru dengan karakteristik mobile ditandai dengan muncul layanan seperti mobile banking (m-banking) sebagai layanan alternatif solusi dari keterbatasan layanan e-banking sebelumnya. Transformasi ini berjalan, bukan saja karena kebutuhan namun telah menjadi tuntutan. Dalam artian, bisa jadi layanan baru/layanan masa depan (gambar 2) belum banyak yang membutuhkan namun hal ini sudah menjadi tuntutan layanan yang harus disediakan operator telekomunikasi di tengah persaingan yang semakin ketat. Pada negara yang tingkat penggunaan ponselnya telah/akan mencapai tingkat saturasi (titik jenuh) ambil contoh Korea (lebih dari 70%), berbagai cara dilakukan negeri gingseng tersebut agar dapat memacu pertumbuhan ekonomi dari sektor telekomunikasi bergerak ini, diantaranya dalam bentuk penyedian layanan baru termasuk yang hangat diperbincangkan adalah implementasi NGN (Next Generation Network). NGN itu sendiri merupakan istilah umum (common term), di Korea lebih dikenal dengan BcN (Broadband Convergent Network), operator British Telecom (BT) di Inggris lebih istilah ini lebih dikenal dengan 21CN (21st Century Networks) yang merupakan program inisiatif British Telecom untuk

mengoperasikan NGN switch dan networknya dalam periode tahun 2006-2008. Diharapkan tahun 2008 British Telecom memiliki IP switch pada semua networknya. Implementasi NGN ini bertujuan kemudahan migrasi dari layanan tetap (fixedline) ke layanan bergerak (mobile) dan sebaliknya (Fixed Mobile Convergence), serta diharapkan memungkinkan terintegrasinya layanan dari beberapa network dalam environment IP based. Business model pun dapat diciptakan seperti gabungan layanan (bundle services) dari beberapa jaringan dalam satu billing system-nya, yang sudah tentu saja memberi nilai lebih (value added) di sisi penggunanya. Paparan lebih lanjut berkaitan dengan NGN akan dibahas dalam beberapa bagian a.l.: Fixed-Mobile Convergence (FMC), IP Multimedia Subsystem (IMS), Next Generation Network (NGN) dalam suatu bingkai yang saling berkorelasi dan mudah dicerna sehingga diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan para pembaca. Fixed-Mobile Convergence (FMC). Fixed-Mobile Convergence (FMC) merupakan tren pengembangan jaringan ke depan dengan akse layanan tanpa batas (seamless mobility) untuk pengguna jaringan fixed & pengguna layanan mobile dan berkontribusi menekan biaya modal (capex) dan biaya operasional (opex) seefisien mungkin. Dengan adanya konvergensi ini diharaplan layanan multimedia berjalan pada perangkat (terminal), tanpa melihat mode akses dan arsitektur jaringannya masing-masing. Dengan kata lain operator yang memiliki fixed network, mobile network maupun internet network dapat mengintegrasikan teknologinya menjadi satu pada pada layer core networknya (packet switching backbone broadband yang berbasis IP) yang dikenal dengan istilah Next Generation Network (NGN) sebagaimana terlihat pada gambar 6. Hal ini berdampak posistif pada berkembangannya layanannya yang ditawarkan (gambar 2) dan billing system-nya pun dapat dibuat terintegrasi, yang pada akhirnya memberi nilai tambah (value added) yang signifikan pada penggunanya. Layanan yang ada dapat dimodifikasi menjadi gabungan layanan (bundled sevices) yang mendukung komunikasi yang komunikasi tanpa batas (seamless mobility). Seamless mobility seorang pengguna sedang chatting di rumah dengan akses intenet ADSL pada notebooknya (Wi-Fi enabled, WiMAX enabled & 3G PC Card embeded), saat keluar rumah (berada di jalan) koneksi internetpun switch (berpindah) dan dilayanani oleh jaringan 3G atau WiMAX berdasarkan ketersedian layanan, saat memasuki/berada kafe akses layanan berpindah ke jaringan Wi-Fi kafe (gambar 12).

Gambar 2. Perkembangan Layanan (Sumber: Electronic & Telecomunication Research Institute) IP Multimedia Subsystem (IMS) merupakan entitas dari FMC (gambar 3) yang berfungsi sebagai platform standard untuk layanan multimedia melalui IP/SIP protocol yang memungkinkan operator untuk menggunakan satu platform untuk beberapa layanan multimedia (gambar 7). IMS itu sendiri juga merupakan bagian dari standar arsitektur Next Generation Network (NGN). Gambar 3. Fixed-Mobile Convergence (Sumber: ZTE) Next Generation Network (NGN). Jika sampai saat ini jaringan telepon bergerak, jaringan telepon tetap dan jaringan internet berjalan dengan arsitekturnya masing-masing, ke depan ketiganya akan disatukan pada layer core networknya (packet switching backbone broadband yang berbasis IP) yang dikenal dengan istilah Next Generation Network (NGN) sebagaimana terlihat pada gambar 4 dan gambar 5. Next Generation Network ini memberi kesempatan berkembanganya layanan komunikasi tanpa batas (seamless mobility). Definisi NGN menurut ITU-T, NGN adalah jaringan paket data (packet-based network) yang memungkinkan menyediakan layanan termasuk layanan telekomunikasi dan dapat menggunakan brodband, teknologi transport yang didukung Qulity of Sevice (QoS enabled) yang mana layanan (service-nya) independen dari teknologi layer transport-nya. NGN ini memungkinkan pengguna (user) dapat mengakses penyedia layanan yang berbeda-beda, serta mendukung mobilitas standar yang konsisten dari layanan ke pengguna. Arsitektur NGN memberi fleksibiltas service layer-nya independen dari network transportnya. Dalam artian, ketika provider ingin memasangkan layanan baru (new service), hal ini dapat dilakukannya langsung pada sisi service layer-nya tanpa mempertimbangkan/bergantung pada transport layernya.

Gambar 4. Konvergensi network NGN (Sumber: Xener Systems) Softswitch (gambar 4) merupakan salah satu bagian penting dari jaringan NGN yang memungkinkan integrasi protokol/teknologi yang berbeda dapat digabungkan. Softswitch merupakan perangkat yang dapat diprogram (bersifat terbuka/tidak proprietary) dan juga berfungsi mengontrol panggilan/koneksi. Pada tahap implementasinya softswitch ini berinteraksi dengan jaringan eksisting (PSTN) maupun jaringan data berbasis wireline. Secara ringkas pengunaan softswicth berkontribusi positif dalam hal: [1] Kemudahan/fleksibilitas yang ditawarkan dalam pengembangan jaringan ke depan (softswitch didesain terbuka /non proprietary, scalable dan fleksibel, [2] Kemudahan migrasi pelanggan antar teknologi yang berbeda serta integrasi protokol/teknologi yang berbeda, [3] Efisiensi biaya modal (capex) dan biaya operasi (opex). Gambar 5 Konergensi perangkat, network & layanan (Sumber: Electronic & Telecomunication Research Institute) Konvergensi pada gambar 5, menunjukkan adanya karakteritik pokok pada entitas perangkat (terminal) yang berkembang menjadi perangkat yang multimode, entitas jaringan (netwok) dengan IP based, berpita lebar (broadband)

serta entitas layanan (service) yang mengarah layanan personal dengan dukungan intelligent service. Gambar 6 menunjukkan perangkat yang multimode (yang dapat support/embeded beberapa mode protokol network di dalamnya), dirancang untuk dapat melakukan handover pada beberapa network yang IP based dan menerima layanan yang didukung oleh IP Multimedia Subsystem (IMS). Perangkat yang multimode yang saat ini telah ada yakni ponsel GSM/PDA phone yang embeded Wi-FI (dual mode). Gambar 6. Proses handover pada multimode terminal dari satu jaringan ke jaringan lain (Sumber: UMTS-Forum) IP Multimedia Subsystem [IMS]. IP Multimedia Subsystem (IMS) berfungsi sebagai platform standard untuk layanan multimedia melalui IP/SIP protocol yang memungkinkan operator untuk menggunakan satu platform untuk beberapa layanan multimedia (gambar 7). IMS ini merupakan bagian dari standar arsitektur Next Generation Network (NGN). Beberapa jaringan (sebut saja fixed network, mobile network atau wireless network), dapat dioperasikan layanannya melalui platform IMS (gambar 11) tentu saja dengan layanan IP-based dan didukung protokol SIP (gambar 8 & gambar 10). IMS ini sendiri awalnya dikembangkan untuk jaringan telepon bergerak (mobile network), namun dengan penambahan TISPAN pada release 7, memungkinkan jaringan telepon tetap (fixed network) juga dapat didukung IMS, sehingga munculan istilah Fixed-Mobile Convergence (FMC). FMC merupakan satu tren kunci industri pada tahun 2005. Layanan yang disediakan IMS antara lain: push to talk over celullar [PoC], VOIP, video telephony, audio/video streaming, location information [presence service] dan beberapa virtual reality application (gambar 7). IMS memungkinkan layanan multimedia dari satu entitas ke beberapa entitas (multimedia broadcast-multicast service/mbms) seperti push to talk over celullar [PoC], Instant Messagung [IM], multi party game, video sharing, picture sharing dll.). Pada sisi operator, implementasi IMS memberi nilai lebih pada sisi efisiensi yakni menggunakan hanya dengan satu platform untuk beberapa layanan multimedia seperti terlihat pada gambar 7.

Gambar 7. Layanan-layanan multimedia yang dapat berjalan pada platform IMS (Sumber: Siemens) IMS menggunakan paket data IP untuk mentransfer konten layanan multimedianya dan protokol SIP untuk originating, control serta terminating sessionnya sebagaimana terlihat pada gambar 8. Gambar 8 Protokol IP dan SIP pada IMS (Sumber: Siemens) Pada gambar 9 terlihat bagan konvergensi layanan multimedia (E-Mail, file transfer, web, VoIP, audio, video, multimedia, games dll.) dengan teknologinya (GSM, UMTS LAN, MAN, WLAN dll.) dengan interface IP based pada level transportnya.

Gambar 9 Bagan konvergensi layanan dan teknologi (Sumber: Institute of Communication Network & Computer Engineering Univ. of Stuttgart) Perangkat-perangkat yang akan saling berkomunikasi dalam mengkonsumsi layanan multimedia dari IMS menggunakan protok SIP (gambar 10 & gambar12) untuk untuk establishing (originating), control (transport) & disconecting (terminating) session multimedianya. Gambar 10 Komunikasi dengan protokol SIP (Sumber: Holma-KST) Entitas dari platform IMS sebagaimana yang terlihat pada gambar 11 terdiri dari Home Subcriber Server (HSS), Call State Control Function (CSCF), Media Gateway Control Function (MGCF) serta layanannya (applications). Home Subcriber Server (HSS) berfungsi untuk menyimpan user profile, security info & autentifikasi (AAA). Call State Control Function (CSCF) bertugas memicu SIP untuk originating (establish), control dan terminating (disconnecting) sessionnya. Media Gateway Control Function (MGCF) merupakan interworking dari SS7 ke SIP dan berfungsi sebagai media gateway control.

Gambar 11 Berbagai jaringan yang terhubung ke IMS (Sumber: Siemens) Penutup. Gambar 12 merefleksikan komunikasi tanpa batas (seamless mobility) dengan ilustasi seorang pengguna sedang chatting di rumah dengan akses intenet intenet ADSL pada notebooknya (Wi-Fi enabled, WiMAX enabled & 3G PC Card embeded), saat keluar rumah (berada di jalan) koneksi internetpun switch (berpindah) dan dilayanani oleh jaringan 3G atau WiMAX berdasarkan ketersedian layanan, saat memasuki/berada di kafe akses layanan berpindah ke jaringan Wi-Fi kafe. Gambar 12 Seamless Mobility dengan Fixed-Mobile Convergence Pada akhirnya jika Fixed-Mobile Convergence terealisasi (didukung dengan Next Generation Network), sudah tentu seamless mobility (komunikasi tanpa batas) yang jadi menjadi tuntutan layanan masa depan akan menjadi kenyataan. Hal ini ditunjang dengan layanan multimedia yang advaced dari platform IMS yang memungkinkan Multimedia Broacast- Multicast Service (MBMS), dan juga berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan pengguana baik dari sisi hiburan maupun mendukung aktifitas bisnisnya. Aspek fleksibiltas pun menjadi value added baru: layanannya yang dapat berjalan any where, any network, any devices dan any user (simultan), diluar aspek peningkatan kecepatan serta kapasitas (size) data transfer lazim ditawarkan setiap kali muncul teknologi baru (enhanced technology). Itu semua diharapkan memberi

implikasi positif bagi entitas suara, entitas data serta entitas real-time multimedia kebutuhan utama dalam berkomunikasi terkini. yang telah menjadi rangkaian *Beberapa artikel lainnya yang mungkin dapat menambah wawasan dapat dilihat pada www.jmzacharias.com/porto.htm Daftar Pustaka 1. [ETRI 2005] Electronic & Telecomunication Research Institute, Convergence Service of Fixed & Mobile Network, http://www.ebrc.info/kuvat/2152_04p.pdf, bulan 2005 2. [Kuhn Paul 2005] Universitat Stuttgart, The Development of the Next Generation Network (NGN), http://www.ieee-im.org/pkkeynote.pdf, Mei 2005 3. [UMTS Forum 2005] White paper from UMTS Forum, http://www.umts-forum.org, 2005 4. [XenerSystem,2002]XenerSystemInc, NGN, http://www.xener.com/dataroom/ngn%20today%20and%20tomorrow%20(june%202002,%20network%20times).pdf, Juni 2002