Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja Oleh: Putri Amelia 2508.100.020 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Budisantoso Wirjodirdjo, M.Eng NIP.195503081979031001 Dosen Ko-pembimbing: Niniet Indah Arvitrida, ST, MT NIP.198407062009122007
Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi menunjukkan adanya indikasi keberhasilan di dalam pembangunan ekonomi Indonesia UU No.22 Tahun 1999 UU No. 32 dan 33 tahun 2004 Kewenangan Pemerintah Daerah dalam mengatur Daerahnya Pertumbuhan ekonomi dari suatu daerah secara keseluruhan dari tahun ke tahun bisa dilihat dari nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 4
Latar Belakang Produk Domestik Regional Bruto di Pulau Jawa Timur Provinsi Tahun (juta) 2006 2007 2008 2009 2010 DKI Jakarta 501,771,740.87 566,449,360.08 677,044,743.16 757,696,594.05 862,158,910.75 Jawa Timur 470,627,493.61 534,919,332.95 621,391,674.61 686,847,557.72 778,455,772.46 Jawa Barat 473,187,292.62 526,220,225.16 633,283,483.36 689,841,314.34 770,660,479.99 Jawa Tengah 281,996,709.10 312,428,807.09 367,135,954.90 397,903,943.75 444,396,468.19 DI. Yogyakarta 29,417,348.99 32,916,736.41 38,101,684.50 41,407,049.50 45,591,853.06 Banten 97,867,273.39 107,499,652.42 139,861,486.97 151,979,883.85 170,525,381.89 PDRB Perbandingan Menurut Lapangan Usaha Lapangan Usaha Tahun 2009 Tahun 2010 Triw I DKI Jakarta Jawa Timur DKI Jakarta Jawa Timur 1. Pertanian 0.1 16.39 0.1 19.67 2. Pertambangan dan Penggalian 0.41 2.17 0.42 1.55 3. Industri pengolahan 15.65 28.04 15.7 27.37 4. Listrik, Gas dan arir Bersih 1.11 1.82 1.08 1.74 5. Konstruksi 11.45 3.4 11.5 3.07 6. Perdagangan, hotel dan Restoran 20.62 29.44 20.72 28.44 7. Angkutan dan Komunikasi 9.86 5.69 10.07 5.7 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 28.18 4.76 27.79 4.6 Potensi luas kawasan industri yang ada di 9. Jasa-jasa 12.62 8.29 12.62 7.86 PDRB Jawa Timur sebesar 1007.403,80100 hektar 100 100 Sumber: BPS Indonesia 5
Latar Belakang Angkatan Kerja Jawa Timur Sumber: BPS Propinsi Jawa Timur (2009) Tahun Angkatan Kerja Bekerja Pengangguran 2009 20338568 19305056 1033512 2008 20178590 18882277 1296313 2007 20177924 18811421 1366503 2006 19244959 17669660 1575299 Besarnya nilai PDRB yang ada disetiap sektor di Jawa Timur ternyata belum mampu menyerap tenaga kerja yang besar. Besarnya jumlah pengagguran yang ada di Jawa Timur belum terserap sepenuhnya disetiap sektor ekonomi yang ada. 7
Latar Belakang Kontribusi Subsektor Industri Makanan dan Minuman terhadap Industri Pengolahan Sumber: BPS Propinsi Jawa Timur (2010) Kontribusi Pada Sektor Industri Pengolahan Tahun Pembangunan Ekonomi Penyerapan Tenaga Kerja 2005 12,4% 20% 2006 14% 21% 2007 14,5% 21% 2008 15,4% 21% Pemilihan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Tergolong jenis industri padat karya Pola hidup masyarakat yang mementingkan kepraktisan didalam mengkonsumsi produk-produk yang sifatnya siap saji. (Kompas, 2009) 8
Latar Belakang Faktor Lain Iklim Investasi Investasi Penyerapan Tenaga Kerja Pengaruh investasi pada subsektor industri makanan dan minuman terhadap penyerapan tenaga kerja di Jawa Timur denganmenggunakanmetode pendekatan Sistem Dinamik 9
Rumusan Masalah Dilakukan pengembangan model yang menggambarkan perkembangan sektor industri makanan dan minuman yang terkait dengan usaha meningkatkan investasi untuk dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja dengan mempertimbangkan beberapa skenario kebijakan pemerintah yang terkait dengan investasi berusaha. 10
Tujuan Penelitian 1. 2. 3. Mengetahui variabel-variabel yang berpengaruh terhadap perkembangan subsektor industri makanan dan minuman di Jawa Timur Memperoleh model perkembangan subsektor industri makanan dan minuman di Jawa Timur Memperoleh skenario kebijakan yang tepat terkait dengan investasi Manfaat Penelitian 1. 2. Memberikan referensi dan alternatif skenario kebijakan ataupun peraturan daerah kepada pemerintah Mendapatkan rekomendasi berupa variabel-variabel penting yang terkait dengan kontribusi perkembangan investasi sub sektor industri makanan dan minuman 11
Ruang Lingkup Penelitian Pemodelan pada subsektor industri makanan dan minuman di Jawa Timur Asumsi Penelitian 1. 2. Kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang terkait dengan sektor industri makanan dan minuman di Jawa Timur dianggap konsisten terhadap kondisi sistem yang akan dibuat. Data yang digunakan didalam kajian sistem perindustrian mewakili kondisi nyata pada kondisi rill. 12
Gambaran Umum Industri Jenis-Jenis Subsektor Industri Pengolahan di Jawa Timur Menurut International Standard Industrial Classification of All Economic Activities (ISIC) Kode ISIC 3.1 Subsektor Subsektor Industri Makanan, Minuman dan Tembakau 3.2 Subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi dan Kulit 3.3 Subsektor Industri Kayu dan Sejenisnya 3.4 Subsektor Industri Kertas, Percetakan, dan Penerbitan 3.5 Subsektor Industri Kimia, Minyak Bumi, Karet, dan Plastik 3.6 Subsektor Industri Barang Galian Non Logam 3.7 Subsektor Industri Logam Dasar 3.8 Subsektor Barang Dari Logam, Mesin, dan Peralatan 3.9 Subsektor Industri Pengolahan Lainnya Kode awal 2 digit digolongkan sebanyak 86 subsektor industri. 14
Roadmap Penelitian 15
Metodologi Penelitian Identifikasi Variabel Uji Validitas Konseptualisasi Model Penerapan Skenario Pengumpulan Data Analisis dan interpretasi Penyusunan Model Simulasi Penarikan Simpulan dan Rekomendasi Running Model Simulasi 17
Deskripsi Objek Amatan Industri Makanan dan Minuman di Jawa Timur 1. Memberikan kontribusi 54% dari Jumlah Investasi Industri Pengolahan 2. Memberikan kontribusi 20% dari Jumlah Tenaga Kerja Industri Pengolahan Kebijakan Terkait Investasi 1. Kebijakan Penyediaan Infrastruktur 2. Kebijakan Perijinan Usaha 3. Kebijakan Pengembangan Usaha Kecil, dan Menengah 19
Interaksi Antar Variabel Perijinan Usaha Daya Tarik Invetasi Ketersediaan Infrastruktur PDRB Suku Bunga Dalam Negeri dan Luar Negeri Investasi Subsektor Industri Makanan dan Minuman Nilai Tambah Tingkat Pengangguran Pajak Ekspor dan Impor Permintaan Keterangan: = Hubungan Langsung = Hubungan Tidak Langsung 20
Input Output Diagram INPUT TIDAK TERKENDALI Tingkat demand Tingkat suku bunga bank Nilai tukar rupiah Upah tenaga kerja Kenaikan harga BBM Inflasi Bea masuk impor Bea ekspor INPUT TERKENDALI LINGKUNGAN Bencana alam Regulasi pemerintah SISTEM SUBSEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DI JAWA TIMUR OUTPUT DIKEHENDAKI Peningkatan Investasi Pengurangan Jumlah Pengangguran Peningkatan PDRB Jawa timur OUTPUT TIDAK DIKEHENDAKI Kapasitas produksi Jumlah angkatan kerja Efisiensi produksi Biaya input produksi Biaya output produksi Ketersediaan sarana transportasi Harga bahan baku Harga bahan bakar PENGELOLAHAN Penurunan demand Penurunan ketersediaan sarana trasnportasi Penurunan nilai tambah 21
Causal Loop Diagram 22
Model Utama Sistem 23
Submodel Investasi 24
Submodel Industri 25
Submodel Tenaga Kerja 26
Submodel PDRB 27
Submodel Infrastruktur 28
Submodel Daya Tarik Investasi 29
Verifikasi 1. CHECK UNIT MODEL 2. CHECK FORMULASI MODEL 30
1. Uji Struktur Model Validasi (1) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur dan Dinas Badan Penanaman Modal Jawa Timur. 2. Uji Kecukupan Batasan Melakukan pengujian variabel-variabel yang berpengaruh didalam model. 3. Uji Parameter Model Simulasi model sudah berjalan sesuai dengan logika aktual, 31
4. Uji Kondisi Ekstrim Validasi (4) Proporsi Infrastruktur Nilai kecil Nilai besar Nilai normal 33
5. Uji Perilaku Model/ Replikasi Validasi (5) Metode black box (Barlas, 1996) E = (S A )/ A Dimana: A = Data aktual. S = Data hasil simulasi. E = Variansi error antara data aktual dan data simulasi, dimana jika E < 0,1 maka model valid. Data Simulasi Investasi Tahun Simulasi Aktual Error 2006 53,681,230.24 53681230.25 1.29639E-10 2007 53,996,269.26 54071883.6 0.001398404 2008 54,400,397.69 54688801.5 0.005273544 Rata-rata 54025965.73 54147305.12 0.0022 Data Simulasi Pengagguran Tahun Simulasi Aktual Error 2006 1423103 1575299 0.097 2007 1420247 1366503 0.039 2008 1293222 1296313 0.002 Rata-rata 1378857.333 1412705 0.046 Hasilnya Valid 34
SKENARIO KEBIJAKAN Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor: 52 Tahun 2010 Tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) provinsi Jawa Timur 1. Perubahan Dana Infrastruktur 2. Perubahan Dana Bantuan Investasi yang Diberikan Oleh Pemerintah 3. Perubahan Indeks Perijinan Daerah 48
Perubahan Dana Infrastruktur Potongan Causal Loop Skenario Variabel Kontrol Batas Batas Bawah Atas Eksisting Skenario 1 Skenario 2 Infrastruktur 0 1 0.1 0.15 0.05 36
Hasil Skenario 1 (Peningkatan Dana Infrastruktur ) Pengaruh Perubahan Dana Infrastruktur Terhadap Indeks Infrastruktur Hasil Simulasi Submodel Tenaga Kerja Hasil Simulasi Submodel Investasi 37
Hasil Skenario Perubahan Dana Infrastruktur Variabel Output Eksisting Skenario 1 Skenario 2 Peluang Investor Dalam Negeri 0.469 0.4905 0.417 Peluang Investor Asing 0.510 0.5238 0.479 Pertumbuhan Investasi 0.010 0.0108 0.008 Selisih Tenaga Kerja - 0.00550-0.01241 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 0.06851 0.06839 0.06941 Tingkat Penurunan TPT - 0.00183-0.00413 38
Perubahan Dana Bantuan Investasi yang Diberikan Oleh Pemerintah Potongan Causal Loop Skenario Variabel Kontrol Proporsi Bantuan Pemerintah Batas Bawah Batas Atas Eksisting Skenario 1 Skenario 2 0 1 0.000017 0.000034 0.000005 39
Hasil Skenario 1 (Peningkatan Proporsi Bantuan Investasi) Hasil Simulasi Submodel Investasi Hasil Simulasi Submodel Tenaga Kerja 40
Hasil Skenario Perubahan Dana Bantuan Investasi yang Diberikan Oleh Pemerintah Variabel Output Eksisting Skenario 1 Skenario 2 Peluang Investor Dalam Negeri 0.468630 0.468640 0.46862 Peluang Investor Asing 0.5102 0.5103 0.5102 Pertumbuhan Investasi 0.01013 0.01014 0.010 Selisih Tenaga Kerja - 0.00015-0.01241 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 0.06851 0.06851 0.06852 Tingkat Penurunan TPT - 0.00005-0.00003 41
Perubahan Indeks Perijinan Daerah Potongan Causal Loop Skenario Variabel Kontrol Batas Bawah Batas Atas Eksisting Skenario 1 Skenario 2 Indeks Perijinan 0 1 0.73 0.83 0.5 42
Hasil Skenario 1 (Peningkatan Proporsi Indeks Perijinan) Hasil Simulasi Submodel Investasi Hasil Simulasi Submodel Tenaga Kerja 43
Hasil Skenario Perubahan Indeks Perijinan Daerah Variabel Output Eksisting Skenario 1 Skenario 2 Peluang Investor Dalam Negeri 0.469 0.473 0.456 Peluang Investor Asing 0.510 0.514 0.504 Pertumbuhan Investasi 0.0101 0.0103-0.0036 Selisih Tenaga Kerja - 0.0016-0.0036 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 0.06851 0.06848 0.06860 Tingkat Penurunan TPT - 0.00053-0.00121 44
KESIMPULAN 1. 2. 3. Perkembangan industri makanan dan minuman tergantung pada jumlah investasi yang ditanamkan pada subsektor industri ini Hasil Skenario Perubahan Dana Infratsruktur: Skenario 1 Terjadi peningkatan pertumbuhan nilai Investasi sebesar 0,08% Terjadi penurunan nilai TPT sebesar 0,183% Skenario 2 Terjadi penurunan pertumbuhan nilai Investasi sebesar 0,02% Terjadi peningkatan nilai TPT sebesar 0,413% Hasil Skenario Perubahan Dana Bantuan Investasi yang Diberikan Oleh pemerintah: Skenario 1 Terjadi peningkatan pertumbuhan nilai Investasi sebesar 0,001% Terjadi penurunan nilai TPT sebesar 0,005% Skenario 2 Terjadi penurunan pertumbuhan nilai Investasi sebesar 0,0009% Terjadi peningkatan nilai TPT sebesar 0,003% 46
KESIMPULAN 4. Hasil Skenario Perubahan Indeks Perijinan Daerah: Skenario 1 Terjadi peningkatan pertumbuhan nilai Investasi sebesar 0,02% Terjadi penurunan nilai TPT sebesar 0,053% Skenario 2 Terjadi penurunan pertumbuhan nilai Investasi sebesar 1,4% Terjadi peningkatan nilai TPT sebesar 0,12% 5. Urutan skenario yang efektif untuk dapat meningkatkan jumlah investasi dan meningkatkan jumlah penyerapan tenaga kerja: - Skenario Peningkatan Dana Infrastruktur - Skenario Peningkatan Proporsi Indeks Perijinan Usaha - Skenario Peningkatan Dana Bantuan Investasi yang Diberikan Oleh Pemerintah 47
SARAN 1. 2. Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan analisa kebijakan pada skala industri tertentu seperti industri besar dan sedang atau industri mikro dan kecil. Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian yang terkait dengan sektor lain yang paling berpengaruh terhadap sektor industri makanan minuman seperti sektor perdagangan dan sektor transportasi. 48
49