DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERSAWAHAN TERHADAP PRODUKSI PADI DI DESA MANARAP BARU KECAMATAN KERTAK HANYAR KABUPATEN BANJAR

dokumen-dokumen yang mirip
LAND CONVERSION AND NATIONAL FOOD PRODUCTION

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI ( Studi Kasus : Di Desa Landangan Kecamatan Kapongan )

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PADI SAWAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS FAKTOR PRODUKSI PADI (Oryza sativa) ORGANIK DI DESA SUMBER PASIR, KECAMATAN PAKIS, KABUPATEN MALANG

DAMPAK DAN STRATEGI PENGENDALIAN KONVERSI LAHAN UNTUK KETAHANAN PANGAN DI JAWA TENGAH

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image. ANALISIS TINGKAT SWASEMBADA WILAYAH DI KABUPATEN SEMARANG5

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia di samping kebutuhan

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

BAB I PENDAHULUAN. politik. Oleh karena itu, ketersediaan beras yang aman menjadi sangat penting. untuk mencapai ketahanan pangan yang stabil.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN JAGUNG DI SUMATERA UTARA

Riset untuk Kemandirian Pangan yang Berkelanjutan. FK UNLAM, Banjarmasin, 4 November 2012

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONVERSI LAHAN PERTANIAN STUDI KASUS: KECAMATAN JATEN, KABUPATEN KARANGANYAR

SEBARAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKSI PADI DI PROPINSI JAWA TENGAH


I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung

Analisis Perubahan Penggunaan Lahan dan Penutupan Lahan Tahun 2003 dan 2013 di Kabupaten Dairi

EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO

PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TANAMAN PADI DI KECAMATAN SEBANGKI KABUPATEN LANDAK JURNAL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengertiannya seringkali rancu. Sesungguhnya pengertian lahan lebih luas

DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERSAWAHAN TERHADAP PRODUKSI BERAS DALAM RANGKA KETAHANAN PANGAN (STUDI KASUS DI KABUPATEN TANGERANG)

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Rumah Tangga Tani Padi (Studi Kasus: Desa Sei Buluh, Kec. Teluk Mengkudu, Kab.

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI DALAM MENERAPKAN USAHA TANI PADI ORGANIK

ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN PENDUDUK DIKECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK SKRIPSI. Oleh : RIF ATUL JANAH

Pengelolaan Sumbedaya Air untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Padi Secara Berkelanjutan di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PERTANIAN TERPADU USAHATANI PADI ORGANIK

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

The Contribution Of Agricultural Sector in the Economy at Bone Bolango Regency By

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SAWAH MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN PRINGSEWU TAHUN (Jurnal) Oleh YUYUT ARIYANTO

Hubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke)

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Bab IV Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan

Abstract. Keywords : Agriculture, GIS, spatial data and non-spatial data, digital map. Abstrak

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN PETANI PENGGARAP PADA USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KALEKE KECAMATAN DOLO BARAT KABUPATEN SIGI

Aplikasi Prediksi Produksi Padi Wilayah Kabupaten Banjar

CURAHAN WAKTU KERJA PETANI PADA USAHATANI PADI SAWAH DI KECAMATAN PAGUYAMAN KABUPATEN BOALEMO JURNAL

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN DEMONSTRASI PLOT PADI SAWAH

DAMPAK BANTUAN PUPUK, BENIH, DAN PESTISIDA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PETANI PADI

ANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI PADI SAWAH PADA LAHAN CETAK SAWAH BARU DI KECAMATAN MUARA SABAK BARAT KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

ANALISIS PENDAPATAN DAN TATANIAGA BERAS VARIETAS PANDAN WANGI DAN VARIETAS UNGGUL BARU

BAB I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi

ANALISIS PENDAPATAN PETANI PADI LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKO-MUKO, PROVINSI BENGKULU. Ahmad Damiri dan Herlena Budi Astuti

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI

KETERSEDIAAN DEBIT AIR UNTUK IRIGASI PEDESAAN DI SUNGAI CIPELES JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa.

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

Oleh: ABDULLAH ERFAN SETIADI C

JURUSAN SOSIAL EKONOMI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2015

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

ANALISIS KINERJA DAN PROSPEK SWASEMBADA KEDELAI DI INDONESIA. Muhammad Firdaus Dosen STIE Mandala Jember

ABSTRACT. Keywords: Environmental Management Accounting, Product Quality, Environmental Performance, Financial Performance.

Kata kunci : Kesesuaian lahan, Padi gogo, Lahan kering.

ANALISIS TEKANAN PENDUDUK TERHADAP LAHAN PERTANIAN DI KOTA PADANG ABSTRACT

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran. 1. Kondisi Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH DI KELURAHAN KOYA, KECAMATAN TONDANO SELATAN

ANALISIS KEBUTUHAN LUAS LAHAN PERTANIAN PANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN PENDUDUK KABUPATEN LAMPUNG BARAT SUMARLIN

ANALISIS FORECASTING KETERSEDIAAN PANGAN 2015 DALAM RANGKA PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image.

ANALISIS FAKTOR SOSIAL EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI CIHERANG DI DESA SUNGAI DURAIT TENGAH KECAMATAN BABIRIK KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

PENDAHULUAN. Latar Belakang

KONDISI UMUM BANJARMASIN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. sumberdaya lahan (land resources) sebagai lingkungan fisik terdiri dari iklim, relief,

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI DESA AJIBARANG WETAN, KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI

PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI MELALUI UPBS UNTUK MENDUKUNG PENYEDIAAN LOGISTIK BENIH DI SUMATERA UTARA

PENDAHULUAN Latar Belakang

VARIASI TINGKAT PENAMBAHAN PENDAPATAN PETANI DARI TUMPANG SARI PALAWIJA + KAPAS (Studi Kasus di Desa Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul)

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

Agrium, Oktober 2013 Volume 18 No 2

Reza Raditya, Putri Suci Asriani, dan Sriyoto Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. Lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN

DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

BAB I PENDAHULUAN. bermatapencaharian sebagai petani. Kondisi geografis negara Indonesia terletak di

PRODUKSI PANGAN INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan beras di Indonesia meningkat seiring dengan peningkatan laju

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SLPHT) PADI

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah ,56 Ha yang terdiri dari

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI PETANI DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI DI DESA BUNGARAYA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

SEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP INFRASTRUKTUR JARINGAN DRAINASE KOTA RANTEPAO

I. PENDAHULUAN. setengah dari penduduk Indonesia bekerja di sektor ini. Sebagai salah satu

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. mewujudkan ketahanan pangan, penciptaan lapangan kerja,

ARAHAN PERENCANAAN KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN SOPPENG. Maswirahmah Fasilitator PPSP Kabupaten Soppeng

Transkripsi:

EnviroScienteae 10 (2014) 96-102 ISSN 1978-8096 DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERSAWAHAN TERHADAP PRODUKSI PADI DI DESA MANARAP BARU KECAMATAN KERTAK HANYAR KABUPATEN BANJAR Rahmi Aufa Rusady 1), Danang Biyatmoko 2), Taufik Hidayat 3), Hilda Susanti 4) 1) Jl. Bina Murni No. 26 Kelurahan Loktabat Utara Kota Banjarbaru Propinsi Kalimantan Selatan 2) Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat 3) Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat 4) Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Keywords : Transfer Function of Land, Land Size Rice Field, Rice Production Abstract Economic growth requires a demand availability of land for infrastructure development. Though an increase in land productivity is strongly influenced by the amount of land used. Another factor that will disrupt food production is the conversion of agricultural land that led to the environmental degradation such as soil degradation of water quality, air pollution and other environmental damage. This research aims to determine the level of change that occurred in the area of land to non-agricultural paddy fields, determine the level of change in rice production, and to determine the factors that cause the occurrence of paddy land conversion to non-agricultural in Manarap Baru Village. This research is a survey which aims to test the hypothesis that there is data in the field by digging through direct interviews with farmers. The data analysis using questionnaires. The results showed that the Manarap Baru Village paddy fields decreased by 64.78 ha or about 3.47% per year and did not experience a reduction in rice production despite reduced their land. Rice production increased by 2.86% per year due to increased productivity of rice from 3.14 tons / ha in 2008 to 4.43 tons / ha in 2012. Major cause of rice land conversion to non-agricultural residential development that is driven by the dynamics of urban growth, increasing population growth, the state of the economy, and no area of government regulation. Pendahuluan Sektor pertanian Indonesia mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi. Sektor ini memiliki potensi besar sehingga dapat menyerap banyak tenaga kerja dan perlu mendapatkan perhatian yang khusus dari pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa. Potensi tersebut antara lain adalah harga komoditas pertanian seperti beras, jagung dan kedelai di dunia yang semakin meningkat, serta sektor pertanian yang tidak mudah terkena dampak krisis ekonomi dunia. Oleh sebab itu pembangunan pertanian perlu ditingkatkan untuk mendapatkan hasil produksi yang lebih efisien (Mustopa, 2 011). Kabupaten Banjar merupakan kabupaten terluas ketiga di Propinsi Kalimantan Selatan dan memiliki sistem pertanian yang baik. Wilayah Kabupaten Banjar memiliki 20 kecamatan. Salah satu kecamatan yang mulai mengalami proses konversi lahan persawahan yaitu Kecamatan Kertak Hanyar yang memiliki 13 kelurahan dan desa. merupakan salah desa terluas di kecamatan kertak hanyar dengan luas wilayah 800 ha. Peningkatan jumlah penduduk yang terjadi dari tahun ke tahun yang terjadi menuntut kecukupan produksi pangan yang semakin banyak.

Rusyadi RA, et al/enviroscienteae 10 (2014) 96-102 97 Dikhawatirkan lajunya pertumbuhan alih fungsi lahan pertanian menjadi sektor non pertanian menjadi berkembang pesat. Alih fungsi lahan pertanian di Provinsi Kalimantan Selatan diperlukan adanya pengaturan, karena dikhawatirkan lahan pertanian bukan hanya berkurang tetapi juga bisa berdampak terhadap ketahanan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perubahan luasan lahan yang terjadi pada lahan persawahan ke non pertanian, mengetahui tingkat perubahan produksi padi, dan mengetahui faktorfaktor penyebab terjadinya alih fungsi lahan persawahan di Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar. Metode Penelitian ini dilaksanakan di Desa Manarap Baru Kecamatan Kertak Hanyar. Waktu penelitian berlangsung dari bulan Juni sampai dengan Agustus 2013. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan petani padi sawah dengan menggunakan metode kuisioner dan data sekunder yang dikumpulkan dari berbagai Dinas atau instansi yang terkait, serta literatur-literatur yang juga berhubungan dengan penelitian ini. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode survei. Sampel adalah petani padi sawah dan kelurahan yang banyak mengalami pengalihfungsian persawahan menjadi lahan non pertanian. Penentuan jumlah responden penelitian ditentukan secara sensus. Pengambilan sampel di lapangan secara sensus di desa manarap baru saja, dimana jumlah populasinya sebanyak 339 KK. Pengambilan sampel dilakukan tiap lokasi kelompok tani yang terdiri dari 5 lokasi yaitu handil III, handil bakumpai, handil I, handil barabai dan handil jambu. Setiap lokasi diambil satu kelompok tani sehingga jumlah sampel petani sawah sebanyak 169 KK. Analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan pertama adalah mengetahui pengaruh penurunan luas lahan sebagai akibat alih fungsi lahan terhadap luas lahan persawahan di Desa Manarap Baru di analisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut : H0 : 0 Hi : 0 Keterangan : = Selisih data luasan lahan persawahan tahun 2012 dan tahun 2008 = Nilai selisih yang ditentukan (ditetapkan = 0) = Standart Deviasi = Jumlah sampel Dengan kaidah keputusan : 1). H0 diterima jika thitung ttabel, itu berarti H1 ditolak yaitu tidak terdapat penurunan luasan lahan persawahan di. 2). H0 ditolak jika thitung ttabel, itu berarti H1 diterima yaitu terdapat penurunan luasan lahan persawahan di Desa Manarap Baru Tujuan kedua adalah untuk mengetahui pengaruh alih fungsi lahan terhadap produksi padi di Desa Manarap Baru di Analisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut : H0 : 0 Hi : 0 Keterangan : = Selisih data produksi padi tahun 2012 dan tahun 2008 = Nilai selisih yang ditentukan (ditetapkan = 0) = Standart Deviasi = Jumlah sampel Dengan kaidah keputusan : 1). H0 diterima jika thitung ttabel, itu berarti H1 ditolak yaitu tidak terdapat

98 Rusyadi RA, et al/enviroscienteae 10 (2014) 96-102 penurunan produksi beras di Desa Manarap Baru. 2). H0 ditolak jika thitung ttabel, itu berarti H1 diterima yaitu terdapat penurunan produksi beras di (Walpole, 1995). Tujuan ketiga adalah mengetahui faktor-faktor penyebab alih fungsi lahan dari hasil wawancara dengan responden dianalisis secara deskriptif dan dibahas sesuai topik bahasan. Hasil Dan Pembahasan Keadaan Umum Daerah Penelitian Kecamatan Kertak Hanyar merupakan salah satu dari 20 Kecamatan yang ada di Kabupaten Banjar yang mempunyai luas wilayah ± 4.583 ha. Desa Manarap Baru merupakan daerah terluas di Kecamatan Kertak Hanyar yang mempunyai luas wilayah ± 800 ha dengan jumlah penduduk 2.018 jiwa (Kecamatan Kertak Hanyar, 2012). Keadaan lahan di ini relatif agak masam yakni dengan ph 5,5-5,9, kemiringan lahan ± < 8%, ketinggian berkisar 0,69 dpl dan type lahan umumnya pasang surut baik pasang surut type C. Jenis tanahnya adalah gambut dan lempung berpasir (Aluvial) dengan kedalaman lapisan gambut kurang dari 1,5 meter. Keadaan iklimnya lebih panjang musim hujan/lebih banyak bulan basah bila dibandingkan dengan bulan kering (BPP Kertak Hanyar, 2012). Karakteristik Petani Responden Umur petani responden dari hasil penelitian diketahui bahwa umur petani responden berkisar antara 25-76 tahun. Kelompok umur 41-50 tahun merupakan kelompok umur yang terbesar yaitu 52 orang (30.77%), sedangkan umur kelompok terkecil adalah 20-30 tahun yaitu sebesar 11 orang atau 6.51%. Tabel 1. Keadaan petani berdasarkan kelompok umur pada kelompok petani responden di Desa Manarap Baru No. Kelompok Umur Jumlah Persentase (tahun) (orang) (%) 1. 20-30 11 6.51 2. 31-40 44 26.04 3. 41-50 52 30.77 4. 51-60 43 25.44 5. > 60 19 11.24 Pada tabel menunjukkan usia kelompok umur 51 - > 60 tahun lebih banyak dengan persentase 36.68 % menjelaskan dengan usia yang sudah tidak muda (tidak produktif) lagi mengalami banyak kesulitan dalam menerima kemampuan untuk berinovasi dalam hal bercocok tanam hal inilah yang menyebabkan banyaknya terjadi alih fungsi lahan karena petani pasrah akan yang terjadi pada lahan. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap pola pikir petani di dalam pengambilan keputusan, semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin cepat dan tepat dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan Tabel 2, ternyata paling banyak petani responden pendidikannya SD sederajat sebanyak 72 orang atau 42.60% dapat dilihat pada Tabel dibawah. Tabel 2. Tingkat pendidikan pada No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (orang) (%) 1. Tidak Bersekolah 5 2.96 2. SD Sederajat 72 42.60 3. SMP Sederajat 51 30.18 4. SMA Sederajat 34 20.12 5. Sarjana 7 4.14

Rusyadi RA, et al/enviroscienteae 10 (2014) 96-102 99 Sebagian besar petani memiliki tingkat pendidikan SD sederajat dimana rendahnya daya adopsi petani terhadap teknologi perkembangan pertanian, rendahnya kemampuan berinovasi/berkreasi dalam bercocok tanam dan keinginan mengembangkan usaha di bidang pertanian tergolong rendah sehingga berdampak pada produktivitas hasil. Lahan persawahan di ini berstatus milik sendiri dan dipinjami. Pemilik lahan menyewakan karena untuk investasi dikemudian hari dan biar lahan mereka bersih serta terawat. Namun lahan yang disewakan dengan syarat yaitu wajib dikembalikan apabila pemilik lahan memerlukan (dijual). Untuk status kepemilikan lahan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Status kepemilikan lahan pada Status No. Kepemilikan Jumlah Persentase Lahan (orang) (%) 1. Hak Milik 22 13.02 2. Sewa 147 86.98 Pada tabel di atas terlihat status kepemilikan lahan sewalah yang paling banyak di sehingga rendahnya motivasi/rasa memiliki lahan dan tanggung jawab mengelola lahan tersebut sehingga alih fungsi lahan tidak bisa terkendali (Rusmono. M, 20 13). Tanggungan Keluarga adalah orang-orang yang merupakan tanggungan didalam suatu keluarga, dimana mereka dibiayai dan hidup menumpang pada kepala keluarga (petani) dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Jumlah tanggungan keluarga pada Tanggungan No. Keluarga Jumlah Persentase (orang) (orang) (%) 1. 0-2 68 40.24 2. 3-5 99 58.58 3. 6 2 1.18 Dengan jumlah tanggungan keluarga yang banyak tersebut petani tidak perlu lagi menggunakan tenaga kerja luar keluarga (TKLK) karena dengan jumlah tanggungan yang ada bisa membantu mengerjakan pekerjaan di sawah jadi bisa menghemat biaya tenaga kerja. Tingkat Perubahan Luasan Lahan yang Terjadi pada Lahan Persawahan ke Non Pertanian Perubahan lahan persawahan yang terjadi di paling banyak terjadi di lokasi kelompok tani pemuda karya di Handil I yaitu menjadi perumahan. Hasil wawancara di lapangan dengan petani terlihat bahwa sebanyak 142 petani atau 84.02%, tidak adanya andil petani karena hak untuk menjual lahan persawahan tergantung pada pemiliknya. Perubahan luasan lahan persawahan yang terjadi dapat dilihat pada Tabel 5.

100 Rusyadi RA, et al/enviroscienteae 10 (2014) 96-102 Tabel 5. Perubahan luasan lahan persawahan pada kelompok petani responden di No. Nama Luas Lahan (ha) Perubahan Persentase Jumlah Petani Kelompok Tani 2012 2008 (ha) (%) (orang) 1 Tani Subur 39.50 40.08 (0.58) (1.45) 19 2 Karya Bersama 69.25 68.25 1.00 1.47 35 3 Pemuda Karya 65.78 119.5 (53.72) (44.95) 40 4 Harapan Baru 59.33 68.76 (9.43) (13.71) 35 5 Tunas Muda 74.35 76.40 (2.05) (2.68) 40 308.21 372.99 (64.78) (17.37) 169 Sumber : Pengolahan Data Primer (2013) mengalami penurunan jumlah luas lahan persawahan sebesar 64.78 ha dengan persentase perubahan sebesar 17.37 % pada 5 tahun terakhir atau 3.47 % per tahun. Angka penurunan tiap tahunnya dapat dilihat pada Gambar 1 berikut : 380 370 360 350 340 330 320 310 300 372. Luas Lahan (ha) 345. 323. 306. 308. 2008 2009 2010 2011 2012 Gambar 1. Grafik perubahan luasan lahan persawahan pada kelompok petani responden di Desa Manarap Baru Berdasarkan hasil uji thitung diketahui bahwa nilai thitung sebesar - 4.75 tersebut lebih kecil dibandingkan dengan nilai ttabel (-2.326) yang menyimpulkan bahwa luasan lahan persawahan petani responden terjadi penurunan yang signifikan (sangat nyata) (Usman, dkk. 2008). Tingkat Perubahan Produksi Padi Perubahan produksi padi yang terjadi di paling banyak terjadi di lokasi kelompok tani pemuda karya di Handil I karena pengaruh dari pengurangan luas lahan persawahannya. Pada perbandingan tahun 2008 dengan 2012, Handil I mengalami pengurangan produksi padi terbesar yaitu sebesar 100.31 ton dengan persentase 25.66% dari total penambahan produksi padi di Desa Manarap Baru sebesar 167.26 ton. Untuk perubahan produksi padi yang terjadi di 5 kelompok tani responden dapat dilihat pada Tabel 6. Pada tabel 6 menjelaskan bahwa di mengalami peningkatan produksi yaitu perubahan produksi padi sebesar 167.26 ton yang awalnya tahun 2008 sebesar 1169.36 ton menjadi 1336.62 ton pada tahun 2012 dengan persentase perubahan 14.30 % pada 5 tahun terakhir atau 2.86 % per tahun. Selain itu, dari data produktifitas setiap tahunnya mengalami peningkatan produksi padi walaupun luasan lahan persawahan berkurang. Berdasarkan hasil uji thitung diketahui bahwa nilai thitung sebesar 3.41 tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai ttabel (-2.326), terima H0 atau tolak H1 yang menyimpulkan bahwa produksi padi petani responden tidak terjadi penurunan produksi padi. Perubahan produksi padi dilihat pada Gambar 2.

Rusyadi RA, et al/enviroscienteae 10 (2014) 96-102 101 Tabel 6. Perubahan produksi padi pada 1336.62 1169.36 167.26 14.30 169 Sumber : Pengolahan Data Primer (2013) Gambar 2. Grafik perubahan produksi padi pada kelompok petani responden di Desa Manarap Baru Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Alih Fungsi Lahan Persawahan ke Non Pertanian bermukim disana untuk memudahkan jarak tempuh lebih dekat ke kantor. Hal inilah alasan yang sangat strategis untuk para No. Nama Produksi Padi (ton) Perubahan Persentase Jumlah Petani Kelompok Tani 2012 2008 (ton) (%) (orang) 1 Tani Subur 161.10 120.51 40.59 33.68 19 2 Karya Bersama 318.24 218.38 99.86 45.73 35 3 Pemuda Karya 290.58 390.89 (100.31) (25.66) 40 4 Harapan Baru 273.74 204.79 68.95 33.67 35 5 Tunas Muda 292.96 234.79 58.17 24.78 40 1350 1330 1310 1290 1270 1250 1230 1210 1190 1170 1150 Produksi Padi (ton) 116 9.36 11 97. 12 32. 12 45. 13 36. 2008 2009 2010 2011 develover untuk membangu n perumahan di Desa Manarap Baru; (2). Meningkatnya pertumbuhan penduduk, semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk maka semakin meningkat juga keperluan akan sandang pangan dan papan. Kebutuhan akan lahan untuk mendirikan rumah sangat diperlukan untuk hidup dan berlindung; (3). Keadaan ekonomi masyarakat, kebutuhan yang semakin meningkat mengakibatkan banyaknya pemilik lahan persawahan untuk menjual sawahnya. Kebanyakan pemilik lahan menjual sawahnya untuk membeli rumah yang lebih layak, menunaikan ibadah haji, membeli lahan baru di daerah lain, dan lain sebagainya; dan (4). Tidak adanya peraturan daerah dari pemerintah, belum adanya peraturan yang mengatur tentang penggunaan lahan produktif untuk pembangunan infrastruktur (non pertanian) pada tiap daerah. Kecamatan Kertak Hanyar ini merupakan salah satu lumbung pangan Padi di Provinsi Kalimantan Selatan yang sebagian besar tanahnya tanah gambut yang tidak cocok untuk didirikan bangunan. Kesimpulan Penyebab utama dari alih fungsi lahan persawahan ke non pertanian di Desa Manarap Baru banyak dikarenakan pembangunan perumahan oleh para developer. Hal tersebut dikarenakan adanya faktor-faktor penyebab adalah sebagai berikut : (1). Adanya dinamika pertumbuhan perkotaan, pesatnya pertumbuhan perkotaan dan perkantoran menyebabkan banyaknya masyarakat yang 1. mengalami penurunan lahan persawahan sebesar 64.78 ha atau sekitar 3.47 % per tahun. Wilayah yang paling banyak mengalami penurunan luasan lahan persawahan adalah persawahan Kelompok Tani Pemuda Karya di Handil I dengan pengurangan sebesar 53.72 ha.

102 Rusyadi RA, et al/enviroscienteae 10 (2014) 96-102 2. tidak mengalami pengurangan produksi padi walaupun lahannya berkurang. Produksi padi meningkat sebesar 2.86 % per tahun. Peningkatan ini lebih disebabkan karena peningkatan produktifitas padi dari 3.14 ton/ha pada tahun 2008 menjadi 4.43 ton/ha pada tahun 2012. 3. Penyebab utama dari alih fungsi lahan persawahan ke non pertanian adalah pembangunan perumahan oleh para developer. Pembangunan perumahan ini didorong adalah : (a). Adanya dinamika pertumbuhan perkotaan, (b) Meningkatnya pertumbuhan penduduk, (c) Keadaan ekonomi masyarakat, dan (d). Tidak adanya peraturan daerah dari pemerintah tentang penggunaan lahan produktif untuk pembangunan infrastruktur (non pertanian) pada tiap daerah. Walpole, Ronald.E. 1995. Pengantar Statistika. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Daftar Pustaka Balai Penyuluhan Pertanian. 2012. Programa Penyuluhan Pertanian Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kertak Hanyar Tahun 2012. Badan Pelaksana Penyuluhan (BAPELUH). Pemerintah Kabupaten Banjar. Martapura. Kecamatan Kertak Hanyar. 2012. Kecamatan Kertak Hanyar Dalam Angka Tahun 2012. Kantor Kecamatan Kertak Hanyar. Kabupaten Banjar. Mustopa, Z. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian di Kabupaten Demak. Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro. Semarang. Rusmono, Momon. 2013. Penyuluh Di Era Globalisasi : Kualitas, Kompetensi dan Profesionalisasi. PT. Swadaya Agro Utama. Jakarta. Usman dan Akbar. 2008. Pengantar Statistik. Bumi Aksara. Jakarta.