BAB II KAJIAN TEORI. ini dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa. 1. mempunyai minat ia tidak akan bisa mengikuti proses belajar.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan yang tergantung dari bakat dan lingkungan. 2

BAB II KAJIAN TEORI. ini sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa: dengan menggunakan kartu yang dipasangkan.

BAB II KAJIAN TEORI. pengertian dari belajar itu sendiri. Belajar merupakan suatu. aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

BAB II KAJIAN TEORI. fisik maupun sosialnya. Ini sesuai dengan yang dikatakan Slameto bahwa

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

BAB II HASIL BELAJAR DAN METODE DRILL. terpenting dalam pembelajaran. Menurut Nana Sudjana 1, definisi dari. dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono, 2

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB II KAJIAN TEORI. belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORI. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

BAB II KAJIAN TEORI. strategi pembelajaran itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB V PEMBAHASAN. A. Korelasi Kinerja Pengawas PAI Dengan Kinerja Guru PAI di Sekolah Dasar Negeri Se -Kecamatan Basarang Kabupaten Kuala Kapuas.

BAB II KAJIAN TEORI. prilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. 2 Slameto juga merumuskan tentang

BAB II KAJIAN TEORI. aspek organism atau pribadi. 1. interaksi dengan lingkungan. 2. interaksi dengan lingkungan. 3

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran

BAB II KAJIAN TEORI. berikut adalah pendapat para ahli tentang istilah tersebut.

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan

BAB II KAJIAN TEORI. murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 1. anak setelah melakukan suatu kegiatan belajar. 2

BAB II KAJIAN TEORETIS. Menurut Silbermen strategi peran figur ( role models) merupakan

BAB II KAJIAN TEORI. method, or series of activities to designed a particular educational goal. Jadi, dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pemberian Pekerjaan Rumah. a. Pengertian Mengerjakan PR/Tugas

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB II KAJIAN TEORI. sebut tariqah artinya jalan, sistem atau ketertiban dalam mengerjakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II KAJIAN TEORI. mewujudkan suatu proses, seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB II KAJIAN TEORI. pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar. 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dapat diketahui dari hasil belajar yang diperoleh dan menjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Oleh Mike Akta Buana. Absatrak. Kata Kunci : Keaktifan dan Hasil Belajar, Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Strategi Pembelajaran Menguji Hipotesis. bagian dari pembelajaran kooperatif.

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Teknik Pembelajaran Pusat Rotasi. Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Hamzah B Uno bahwa

BAB II KAJIAN TEORI. dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara afektif dan efesien. Senada dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Hubungan Antara Pemberian Motivasi Belajar Dari Orangtua Dengan Prestasi Belajar IPS/ Sejarah Bagi Peserta Didik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar) yang dilakukan oleh anak. 2

BAB II KAJIAN TEORI. berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. 1 Dengan ini mereka

BAB II KAJIAN TEORI. satu sama lain dalam kehadiran mereka dan masing- keduanya. Atas dasar itu, Shaw (1976:10) membedakan i nteraksi menjadi tiga

PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA. Tugas ini disusun sebagaipengganti Tes Tengah Semester (TTS)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Oemar Hamalik menjelaskan belajar adalah modifikasi atau

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan untuk mengkaji permasalahan. itu. Untuk memenuhi kebutuhannya tersebut manusia akan melahirkan

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

BAB II KAJIAN TEORETIS. A. Konsep Teoretis 1. Hasil Belajar. a) Pengertian hasil Belajar. Orang yang melakukan kegiatan belajar pasti ingin mengetahui

BAB II LANDASAN TEORI

Jurnal PILAR, Vol. 2, No. 2, Juli-Des, INTERAKSI PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK BERPRESTASI Abd. Rahim Razaq

BAB II KAJIAN TEORI. tujuan pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, strategi pembelajaran bukan

BAB II KAJIAN TEORI. dapat memberikan hasil belajar yang optimal. 1. strategi pembelajaran itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau

BAB II MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI CERITA SEJARAH TERHADAP PRESTASI MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

BAB II KAJIAN TEORITIS. pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Deskriptif Terhadap Siswa SMP N 12 Padang)

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA TAMATAN TK DAN NON TK DI SEKOLAH DASAR NEGERI

PERBANDINGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA KADER MUHAMMADIYAH DAN MAHASISWA REGULER

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Model Pembelajaran. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan,

HUBUNGAN READINESS BELAJAR DAN PERSEPSI MATA PELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP

BAB II KAJIAN TEORI. penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. 2

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Pengertian Belajar. Beberapa ahli dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI. dan belajar dalam suasana senang serta efektif. strategi/ metode/ teknik pembelajaran/bimbingan yang up to date.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

dengan Sistem Pendidikan Nasional. 1

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Metode Pembelajaran. Kata metode berasal dari kata latin methodos, yang bearti jalan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum. seputar sikap dan perilaku menghadapi siswa. Beliau juga menjelaskan

HUBUNGAN MOTOR EDUCABILITY, INDEKS MASSA TUBUH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENJASORKES. Myrza Akbari*)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. yang luar biasa, yang tidak lazim memadukan informasi yang nampaknya tidak

BAB II KAJIAN TEORITIS. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Prediction Guide. bersama adalah cooperative learning, dalam hal ini belajar bersama

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

PROPOSAL KORELASI ANTARA PENGUASAAN IPA DI SD DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP PADA SISWA KELAS VII 1 SMP NEGERI 5 SALAHUTU.

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 2 No.1 Pebruari 2016 ISSN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi

BAB II TINJAUAN TEORITIS. 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Group to Group Exchange. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan mampu melahirkan siswa yang cakap dan berhasil menumbuhkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara dan pembentukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP PGRI 3 BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Minat Baca a. Pengertian Minat Baca Secara sederhana minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.minat dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa. 1 Dalam hal ini tentu saja seseorang yang menaruh minat pada suatu bidang akan lebih mudah mempelajari bidang tersebut. Sekalipun seseorang itu mampu mempelajari sesuatu, tetapi bila tidak mempunyai minat ia tidak akan bisa mengikuti proses belajar. 2 Minat anak dapat timbul dari berbagai sumber antara lain perkembangan instink, funsi-fungsi intelektual, pengaruh lingkungan, pengalaman, kebiasaan dan pendidikan. 3 Oleh karena itu minat seseorang harus dibina dan diarahkan agar tercapainya tujuan yang diinginkan, khususnya dalam pembelajaran. Untuk meningkatkan minat seseorang, para ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk meningkatkan minat adalah dengan memanfaatkan minat yang telah ada pada siswa. Misalnya siswa berminat dengan balap mobil, sebelum mengajarkan materi percepatan perlu menceritakan sedikit mengenai balap mobil yang sedang berlangsung, baru sedikit demi sedikit diarahkan ke materi pelajaran yang sesungguhnya.selain itu juga dapat dengan membentuk minat-minat 1 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004. h. 136 2 Alex Sobur, Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2003. h. 246 3 Zakiah Drajat, Op. Cit., h. 133

baru yaitu dengan memberi informasi kepada siswa tentang hubungan suatu bahan pengajaran. 4 Dari berbagai teori yang dipaparkan di atas dapat dipahami bahwa minat pada dasarnya merupakan salah satu aspek pendorong dalam diri seseorang dalam mewujudkan keinginan atau kebutuhan.minat harus diwujudkan dalam bentuk berbagai usaha agar tujuan yang dimaksud dapat tercapai. Selanjutnya, secara umum pengertian membaca dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan aktifitas kompleks yang mencakup fisik dan mental.aktifitas fisik yang terkait dengan membaca adalah gerak mata dan ketajaman penglihatan.aktifitas mental mencakup ingatan dan pemahaman. 5 Membaca merupakan hal penting bagi manusia.dengan membaca, seseorang dapat merangsang otaknya untuk berpikir kreatif dan sistematis, memperluas dan memperkaya wawasan, serta membentuk kepribadian yang unggul dan kompetitif. 6 Minat besar pengaruhnya terhadap membaca, karena bila bahan bacaan yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan membaca dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya. Akan tetapi jika bahan bacaan itu menarik minat siswa, maka bahan bacaan itu akan lebih mudah dipelajari dan disimpan oleh siswa itu sendiri sehingga siswa mudah menuangkan kembali ketika dites atau diuji yang pada akhirnya prestasi belajar siswa meningkat. b. Ciri-ciri Minat Baca Menurut Hurlock yang dikutip oleh Galuh Wicaksana ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan minat pada anak sebagai berikut : 4 Slameto, Op. Cit.,h. 180-181 5 Mulyono Abdurrahman, Loc. Cit.,h. 200 6 Galuh Wicaksana, Op. Cit.,h. 14

1. Minat tumbuh bersama dengan perkembangan fisik dan mental 2. Minat tergantung pada kesiapan dan kematangan anak 3. Minat bergantung pada kesempatan belajar 4. Pengaruh budaya 5. Minat berkaitan dengan emosional. 7 Menurut Syaiful Rijal yang dikutip oleh Zaen mengemukakan bahwa seorang anak yang mempunyai minat baca tinggi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 8 1. Senantiasa berkeinginan untuk membaca 2. Senantiasa bersemangat saat membaca 3. Mempunyai kebiasaan dan kontinuitas dalam membaca 4. Memanfaatkan setiap peluang waktu dengan membaca 5. Memiliki buku bacaan 6. Mencari bahan bacaan, baik di perpustakaan maupun ditempat lain 7. Memiliki tujuan ketika membaca 8. Mencatat atau menandai hal penting dalam membaca 9. Memiliki kesadaran bahwa membaca berarti telah belajar 10. Mendiskusikan hasil bacaan c. Tujuan Minat Baca Berikut ini beberapa tujuan aktivitas membaca yaitu : 1. Membaca merupakan suatu kesenangan tidak melibatkan suatu pemikiran yang rumit. 2. Membaca untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan. 7 Galuh Wicaksana, Buat Anakmu Gila Membaca, Jokjakarta: Buku Biru, h. 36-37 8 file:///f:/pendidikan%20zaen%20_%20zaencaem.htm

3. Membaca untuk dapat melakukan suatu pekerjaan atau profesi. 9 Menurut ahli membaca Steve Stahl yang dikutif oleh Jhon W. Santrock tujuan intruksional membaca seharusnya dapat membantu murid untuk : 1. Mengenali kata secara otomatis 2. Memahami teks 3. Termotivasi untuk membaca dan mengapresiasi bacaan. 10 d. Tahapan Membaca Untuk mendapatkan hasil membaca yang diinginkan seperti tujuan membaca di atas diperlukan beberapa tahapan perkembangan membaca, seperti yang diungkapkan oleh Harris yang dikutip oleh Mercer ada lima tahapan membaca, yaitu : 1. Kesiapan membaca 2. Membaca permulaan 3. Keterampilan membaca cepat 4. Membaca luas 5. Membaca yang sesungguhnya 11 e. Kebiasaan-kebiasaan yang Baik dalam Membaca Membaca yang baik diperlukan juga kebiasaan-kebiasaan yang baik pula. Menurut The Liang Gie yang dikutip oleh Slameto, agar siswa dapat membaca dengan efisien maka perlu adanya kebiasaan-kebiasaan yang baik pula. Kebiasaan-kebiasaan yang baik itu adalah sebagai berikut : 1. Memperhatikan kesehatan membaca 9 Dwi Sunar Prasetiono, Rahasia Mengajarkan Gemar Membaca Pada Anak Sejak Dini, Jogjakarta: Think, 2008. h. 60 10 Jhon W. Santrock, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2007. h. 420 11 Mulyono Abdurrahman, Op. Cit.,h. 201

2. Menyusun rencana atau jadwal 3. Membuat tanda-tanda atau catatan-catatan 4. Memanfaatkan perpustakaan 5. Membaca sungguh-sungguh semua buku-buku yang perlu sampai menguasai isinya 6. Membaca dengan konsentrasi penuh. 12 f. Usaha-usaha Peningkatan Minat Baca Siswa Usaha-usaha peningkatan minat baca pada siswa adalah sebagai berikut : 1. Tumbuhkan minat baca sejak dini. Hal ini bisa dilakukan dengan bermain sambil membaca. 2. Sediakan buku-buku yang diminati oleh anak. 3. Jangan memaksa anak untuk selalu membaca. 4. Letakkan buku yang disukai oleh anak ditempat yang mudah dijangkau oleh anak. 5. Pilih buku yang mendidik anak kepada hal-hal yang baik, karna anak sangat rentan disusupi hal-hal yang tidak baik. 6. Biasakan anak saling tukar buku satu sama lain, atau mengajak anak keperpustakaan untuk mengatasi ketidakmampuan dalam membeli buku. 13 7. Jangan pernah menyerah mengupayakan sesuatu untuk anak. Yakinlah berapapun usia anak mereka tentu dapat diarahkan untuk mencintai buku. 12 Slameto, Op. Cit.,h. 84 13 Dwi Sunar Prasetiono, Op. Cit.,h. 151-161

g. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca Siswa MenurutFarida Rahim ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat serta kemampauan membaca seorang anak sebagai berikut : 14 1) Faktor fisiologis Faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis kelamin. Kelelahan merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi anak untuk belajar, terutama ketika membaca. Selain itu keterbatasan neurologis (misalnya berbagai cacat otak), gangguan pendengaran dan penglihatan akan memperlambat anak dalam belajar, terutama ketika membaca. 2) Faktor intelektual Secara umum, intelegensi anak tidak sepenuhnya mempengaruhi berhasil atau tidaknya anak dalam membaca, namun dari beberapa penelitian yang salah satunya dilakukan oleh Ehanski (1963) menunjukkan ada hubungan yang positif (tetapi rendah) antara IQ dengan rata-rata remedial membaca. 3) Faktor lingkungan Faktor lingkungan juga mempengaruhi kemajuan kemampuan membaca anak. Faktor lingkungan mencakup latar belakang dan pengalaman anak dirumah. Dalam hal ini seorang anak tidak akan mengembangkan minatnya terhadap sesuatu terutama membaca jika mereka sebelumnya belum pernah mengalminya. Selain itu faktor ekonomi keluarga juga mempengaruhi minat baca seorang anak terutama dalam penyediaan buku bacaan. 14 Farida Rahim, Op. Cit., h. 16-29

4) Faktor psikologis a. Motivasi Motivasi merupakan faktor kunci dalam membaca. Siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap membaca, akan mempunyai minat yang tinggi pula terhadap kegiatan membaca. b. Tingkat keterlibatan tekanan Jika siswa merasa dirinya mempunyai beberapa tingkat pilihan dan kurang tekanan, minat membaca mereka mungkin akan lebih tinggi. c. Kematangan sosio dan emosi Seorang siswa harus mempunyai pengontrolan emosi pada tingkat tertentu. Kematangan sosio dan emosi lebih memudahkan anak dalam memusatkan perhatian pada bahan bacaan sehingga kemampuan anak dalam memahami bacaan akan meningkat. 2. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Pengertian prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari proses belajar atau hasil suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. 15 Hadari Nawawi mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil belajar, yaitu suatu tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor dan hasil tes pelajaran tersebut. 16 Pengertian di atas menggambarkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil pencapaian siswa dalam belajar yang diperoleh dari evaluasi dan dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai. 15 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008, h. 175 16 Hadari Nawawi, Pengaruh Hubungan Manusia Dikalangan Murid Terhadap Prestasi, Jakarta: Depdikbud, 1987. h. 100

b. Aspek-aspek dalamprestasi Belajar Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid, sangat sulit. Ada tiga aspek yang harus diungkapkan dalam prestasi belajar, yaitu: 17 1. Aspek Kognitif (Ranah Cipta) Aspek kognitif pada umumnya berhubungan dengan kecerdasan intelegensi anak. Dalam aspek kognitif ada beberapa hal yang dinilai yaitu: pengamatan, ingatan, pemahaman, aplikasi/penerapan, analisis dan sintesis. 2. Aspek Afektif (Ranah Rasa) Aspek afektif yakni emosional anak dalam menerima informasi. Dalam aspek afektif ada beberapa hal yang dinilai yaitu: penerimaan, sambutan, apresiasi (sikap menghargai), internalisasi (pendalaman), karakterisasi (penghayatan). 3. Aspek Psikomotor (Ranah Karsa) Aspek psikomotor yakni yang berhubungan dengan hasil kerja anak, bagaimana dia berproses menyelesaikan tugas hingga menindaklanjuti tugas sebagai informasi yang patut dipelajari. Dalam aspek Psikomotor ada dua hal yang dinilai yaitu: keterampilan bergerak dan bertindak dan kecakapan ekspresi verbal dan non-verbal. c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar 17 Muhibbin Syah, Op. Cit.,h. 216-218

Secara umum prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalam diri siwa dan faktor dari luar diri siswa atau lingkungan.clark mengatakan yang dikutip oleh Nana Sudjana bahwa hasil belajar siswa disekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. 18 Disamping faktor kemampuan yang dimiliki oleh siswa, terdapat juga faktor lain seperti motivasi belajar, minat, perhatian, sikap, fisik dan psikis. Selain itu faktor luar siswa atau lingkungan seperti cara orang tua mendidik keadaan ekonomi keluarga, metode belajar, kurikulum dan keadaan kehidupan dalam masyarakat juga turut mempengaruhi prestasi belajar siswa. 19 Menurut Muhibbin Syah, secara global faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: Faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar. 20 1. Faktor Internal Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor ini meliputi 2 aspek, yakni: a) Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi jasmani yang tidak mendukung kegiatan belajar, seperti gangguan kesehatan, cacat tubuh, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran dan lain sebagainya sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas. 18 Nana Sudjana, Op. Cit., h. 39 19 Ibid.,h. 39-40 20 Muhibbin Syah, op.cit., h. 145.

b) Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah) Banyak faktor yang termasuk dalam aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan pembelajaran siswa, diantaranya adalah tingkat intelegensi siswa, sikap siswa,bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa. 1) Intelegensi Siswa Tingkat kecerdasan merupakan wadah bagi kemungkinan tercapainya hasil belajar yang diharapkan. Jika tingkat kecerdasan rendah, maka hasil belajar yang dicapai akan rendah pula. Clark mengemukakan bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan, 21 sehingga tidak diragukan lagi bahwa tingkat kecerdasan siswa sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. 2) Sikap Siswa Sikap merupakan gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk bereaksi dengan cara relatif tetap terhadap objek, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif terutama kepada guru dan mata pelajaran yang diterima merupakan tanda yang baik bagi proses belajar siswa. Sebaliknya, sikap negatif yang diiringi dengan kebencian terhadap guru dan mata pelajarannya menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut, sehingga prestasi belajar yang di capai siswa akan kurang memuaskan. 21 Nana Sudjana, Loc. Cit., h. 39

3) Bakat Siswa Sebagaimana halnya intelegensi, bakat juga merupakan wadah untuk mencapai hasil belajar tertentu. Secara umum bakat merupakan kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Bakat juga diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Peserta didik yang kurang atau tidak berbakat untuk suatukegiatan belajar tertentu akan mengalami kesulitan dalam belajar. 4) Minat Siswa Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa. Siswa yang menaruh minat besar terhadap bidang studi tertentu akan memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lain,sehingga memungkinkan siswa tersebut untuk belajar lebih giat dan pada akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. 5) Motivasi Siswa Tanpa motivasi yang besar, peserta didik akan banyak mengalami kesulitan dalam belajar, karena motivasi merupakan faktor pendorong

kegiatan belajar. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal keadaan yang datang dari luar individu siswa yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi yang dipandang lebih esensial adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. 2. Faktor Eksternal Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi/ keadaan lingkungan di sekitar siswa. Adapun faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah : a. Lingkungan sosial Lingkungan sosial siswa di sekolah adalah para guru, staf administrasi dan teman-teman sekelasnya yang dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Masyarakat, tetangga danteman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa jugatermasuk lingkungan sosial bagi siswa.lingkungan sosialyang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa ialah orangtua dan keluarga siswa itu sendiri.sifat-sifat orang tua, praktikpengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan letak rumah,semuanya dapat memberi dampak baik dan buruk terhadapkegiatan belajar dan hasil yang dicapai siswa.

b. Lingkungan non sosial Lingkungan non sosial diantaranya adalah gedung sekolah dan letaknya,rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar,keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. 3. Faktor Pendekatan Belajar Tercapainya hasil belajar yang baik dipengaruhi olehbagaimana aktivitas siswa dalam belajar.faktor pendekatan belajaradalah jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metodeyang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materipelajaran.faktor pendekatan belajar sangat mempengaruhi hasilbelajar siswa, sehingga semakin mendalam cara belajar siswa makasemakin baik hasilnya. 3. Kerangka Berpikir Minat baca yang dimiliki oleh siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa itu sendiri.namun tinggi rendahnya prestasi belajar siswa tidak hanya dipengaruhi oleh faktor minat baca saja, tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lain diluar dari minat baca siswa. Faktor lain tersebut diantaranya motivasi belajar, perhatian, sikap, fisik dan psikis. Selain itu faktor luar siswa atau lingkungan seperti cara orang tua mendidik, keadaan ekonomi keluarga, metode belajar, kurikulum dan keadaan kehidupan dalam masyarakat juga turut mempengaruhi prestasi belajar siswa. Pembelajaran pendidikan agama Islam yang menitikberatkan pada pengajaran dengan pengalaman langsung melalui interaksi langsung dilingkungannya seperti lingkungan keluarga, sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat tempat tinggalnya.

Dengan cara demikian diharapkan siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikirnya dan menemukan sendiri konsep-konsep dari materi yang dipelajarinya melalui membaca sehingga prestasinya akan lebih baik. B. Penelitian Yang Relevan Penelitian yang relevan adalah penelitian yang digunakan sebagai perbandingan untuk menghindari manipulasi terhadap sebuah karia ilmiah dan menguatkan bahwa penelitian yang penulis lakukan benar-benar belum diteliti oleh orang lain. Penelitian terdahulu yang relevan pernah dilakukan oleh orang lain, diantaranya sebagai berikut : 1. Nurhayati, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Suska Riau (2002) meneliti dengan judul Korelasi Antara Minat Baca dengan Prestasi Belajar dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMU Negeri II Tanjung Balai Karimun. Dari hasil analisa Korelasi Antara Minat Baca Dengan Prestasi Belajar Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMU Negeri II Tanjung Balai Karimun dinyatakan memiliki korelasi yang siknifikan. Yaitu dibuktikan dengan hasilnya r xy (0,745) adalah lebih besar dari baik pada taraf siknifikasi 5% maupun pada taraf signifikasi 1% (0,250<0,745>0,325). 2. Khoirunnas, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Suska Riau (2004) meneliti dengan judul Studi Korelasi Antara Minat Baca Dengan Prestasi Belajar Bidang Studi Akidah Akhlak Siswa Madrasah Aliyah Negeri Tembilahan. Berdasarkan hasil penelitian, dengan wawancara, angket, observasi, dokumentasi dilokasi penelitian yaitu di Madrasah Aliyah Negeri Tembilahan, hasil penelitian dinyatakan tidak ada korelasi yang siknifikan antara Minat Baca dengan Prestasi Belajar Bidang Studi Akidah Akhlak Siswa Madrasah Aliyah Negeri

Tembilahan, karena persentasenya 0.52% lebih besar dibandingkan kategori tinggi yakni 0.33% dan kategori sedang yakni 0.14%. 3. Raudahtunnaimah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Suska Riau (2009) dengan judul Minat Baca Siswa Kelas II di SLTP 1 Lipatkain Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar. Dapat dinyatakan minat baca Siswa Kelas II di SLTP 1 Lipatkain Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar rendah, karena terletak pada rentang persentase kuantitatif 56%-75%. Dari beberapa hasil penelitiandi atas, penulis menarik kesimpulan bahwa penelitian tersebut mempunyai kaitan dengan penelitian yang akan dikaji oleh penulis, yaitu samasama meneliti tentangminat baca siswa. Selanjutnya, terdapat perbedaan dari penelitian Nurhayati yang meneliti tentang korelasi antara minat baca dengan prestasi belajar, Khoirunnas yang meneliti tentang studi korelasi antara minat baca dengan prestasi belajar bidang studi akidah akhlak, danraudahtunnaimah yang meneliti tentang minat baca siswa kelas II di SLTP 1 Lipatkain, sedangkan penulis lebih terfokus kepada pengaruh minat baca terhadap prestasi belajar. C. Konsep Operasional Untuk melihat minat baca siswa dapat dilihat indikatornya sebagai berikut: 1. Memiliki buku bacaan khususnya buku bacaan Pendidikan Agama Islam 2. Meluangkan waktu untuk membaca 3. Mempersiapkan bahan bacaan 4. Merasa rugi bila tidak membaca dalam satu hari 5. Bersemangat saat membaca 6. Sering keperpustakaan untuk membaca 7. Mencatat hal-hal yang dianggap penting yang ditemui dalam bacaan

8. Adanya motivasi dari dalam diri sendiri 9. Minat baca merupakan bagian dari sistem belajar 10. Mempunyai tujuan dalam membaca 11. Berdiskusi dengan teman dengan tujuan menyelesaikan permasalahan yang ditemukan dalam membaca. Sedangkan untuk mengukur prestasi siswa digunakan nilai yang diperoleh siswa pada ujian semester dalam bentuk skor atau nilai sebagai berikut : 1. Nilai 10 = Istimewa 4. Nilai 7 dan 6 = Cukup 2. Nilai 9 = Baik sekali 5. Nilai 0-5 = Kurang 3. Nilai 8 = Baik 22 D. Asumsi Dasar dan Hipotesis 1. Asumsi dasar Berdasarkan pengamatan dan penelitian pendahuluan yang penulis lakukan sehubungan dengan judul ini, maka penulis berasumsi bahwa : a. Minat baca buku pelajaran Pendidikan Agama Islam para siswa bervariasi. b. Prestasi belajar siswa bidang studi Pendidikan Agama Islam para siswa bervariasi. 2. Hipotesa a. Ha: Ada pengaruh yang positif dan signifikan antaraminat baca terhadap prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Pekanbaru. 22 Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007. h. 211

b. Ho :Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antaraminat baca terhadap prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Pekanbaru.