TESIS PENGARUH GAYA HIDUP HEDONIS, KECANDUAN BERBELANJA, KETERLIBATAN FASHION TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA PRODUK FASHION GLOBAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kebutuhan konsumen yang bervariasi memberikan peluang bagi para pelaku bisnis terutama di

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya pusat-pusat perbelanjaan seperti department store, factory

THE INFLUENCE OF HEDONIC LIFESTYLE, SHOPPING ADDICTION, FASHION INVOLVEMENT ON GLOBAL BRAND IMPULSE BUYING

BAB V PENUTUP. Didasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada. bab IV, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. berjenis mall, boutique, factory outlet, clothing, distro, telah menjadikan bisnis ini

BAB I PENDAHULUAN. inovasi desainer muda yang semakin potensial, tingkat perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dibidang fashion semakin meningkat. Gaya hidup berbelanja. hanya bagi perempuan saja, laki-laki bahkan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan pemasaran tidak bisa terlepas dari aktifitas bisnis yang bertujuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa untuk menarik simpatik masyarakat. Banyaknya usaha-usaha

BAB I PENDAHULUAN. dengan strategi masing-masing dalam mendapatkan konsumen yang diharapkan akan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya kebutuhan konsumen yang bervariasi memberikan peluang bagi para peritel untuk mendapatkan konsumen

BAB I PENDAHULUAN. atau e-commerce juga terus berkembang. Dengan demikian lebih mempermudah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dewasa ini telah membawa pengaruh yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa contoh bentuk pusat perbelanjaan modern seperti minimarket,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penentuan Pokok Bahasan

BAB I PEMBUKAAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan globalisasi memberi pengaruh pada masyarakat Indonesia, salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. yang inovatif baik bergerak dalam bidang barang ataupun jasa. Dimana kinerja. saing, baik di pasar lokal maupun pasar global.

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini yang diiringi dengan pertumbuhan ekonomi, memaksa

BAB I PENDAHULUAN. Ini adalah tingkat pertumbuhan ritel tertinggi yang pernah dicapai Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Menurut data yang diperoleh dari Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuannya mereka terus memperjuangkan tujuan lama, atau tujuan pengganti.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya era globalisasi dan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, baik di dalam industri jasa maupun perdagangan dituntut untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. dilakukan oleh masyarakat. Belanja yang awalnya merupakan real need atau

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ritel Global (GRDI) 2015 yang dirilis AT Kearney. Ini adalah tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pakaian tidak hanya berguna sebagai alat yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier, kebutuhan yang pertama yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga perusahaan memiliki strategi tersendiri dalam menarik konsumen yang

BAB I PENDAHULUAN ROSE MILLIA LESTARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perubahan dalam gaya hidup. Kehidupan yang semakin modern menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis. baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan, baik itu belanja barang maupun jasa. Recreational Shopper

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi dan gaya hidup. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin berbelanja dengan mudah dan nyaman. Meningkatnya retail modern

BAB I PENDAHULUAN. permintaan orang-orang akan hiburan semakin tinggi. Orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sebagian besar konsumen Indonesia memiliki karakter unplanned.

BAB I PENDAHULUAN. selektif dalam melakukan proses pembelian atas suatu produk. Pada sisi yang lain

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perilaku konsumen yang terjadi pada era globalisasi saat ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. 1. Fashion Involvement secara signifikan mempengaruhi Impulse Buying. keterlibatan konsumen terhadap produk fashion maka akan

BAB I PENDAHULUAN. remaja sering mengalami kegoncangan dan emosinya menjadi tidak stabil

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ritel modern saat ini semakin pesat dan mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. mempersiapkan diri menghadapi terjadinya perubahan-perubahan besar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. value, fashion involvement dan emotional gratification terhadap impulse

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pola perilaku konsumsi masyarakat. Globalisasi merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan ekonomi di Indonesia meningkat sangat

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis pengaruh fashion involvement,

BAB V PENUTUP. 1. Variabel window display memberikan pengaruh yang positif dan signifikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. up, dan lainnya. Selain model dan warna yang menarik, harga produk fashion

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan pola kehidupan masyarakat yang mulai berkembang sejak

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya berbagai kebebasan dan kemudahan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. mall mendorong terjadinya pembelian secara tiba-tiba atau pembelian impulsif,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. penyalahan terhadap hak legal dari suatu organisasi yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Mowen dan Minor (2002:10), impulse buying didefinisikan

ABSTRAK. Kata-kata kunci: hedonic shopping value, shopping lifestyle, dan impulse buying

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan lahan subur bagi pemasaran berbagi macam produk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Asosiasi Perusahaan Retail Indonesia (APRINDO), mengungkapkan bahwa pertumbuhan bisnis retail di indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kunci utama dalam memenangkan persaingan. harus mengkaji sikap konsumen terhadap produk yang dihasilkan dan

BAB II LANDASAN TEORI. fashion involvement, hedonic shopping value dan impulsive buying behavior.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan pasar yang semakin ketat secara tidak langsung akan. mempengaruhi usaha suatu perusahaan di dalam mempertahankan pangsa

BAB I PENDAHULUAN. luar yang dianggap mempunyai kualitas lebih baik dan lebih bergengsi

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi sekarang ini, sekat-sekat yang membatasi wilayah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai calon-calon intelektual yang bersemangat, penuh dedikasi, enerjik, kritis,

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis ritel modern, khususnya di bidang fashion agar dapat memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kegiatan masyarakat yang sering mengunjungi mall atau plaza serta melakukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam era yang serba modern seperti saat ini, tingkat persaingan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kondisi persaingan dunia bisnis yang semakin ketat

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PADA MINIMARKET GALAXY DI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. atau sebagai identitas diri serta yang berhubungan dengan fashion. Adapun

BAB I PENDAHULUAN. keputusan pembelian. Sehingga pemberian merek (branding) sebenarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di

BAB 1 Perilaku Konsumen

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 5 PENUTUP. terkait produk dengan keputusan konsumen dalam pembelian produk eco-fashion,

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha di Indonesia. Peralatan canggih dan ditunjang dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. akademis dengan belajar, yang berguna bagi nusa dan bangsa di masa depan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. merupakan salah satu jurusan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unila, yang

BAB I PENDAHULUAN. sekunder dan tersier. Semua kebutuhan tersebut dipenuhi melalui aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan cenderung mudah berpindah saluran dan retailer yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. diri, orientasi masyarakat pada produk-produk fashion khususnya pakaian

Transkripsi:

TESIS PENGARUH GAYA HIDUP HEDONIS, KECANDUAN BERBELANJA, KETERLIBATAN FASHION TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA PRODUK FASHION GLOBAL Diajukan Oleh Widowati Wahyuningsih 20141020033 Kepada: PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 0

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan pengamatan peneliti, kebutuhan konsumen sekarang ini sangat bervariasi. Kebutuhan konsumen yang bervariasi berpengaruh terhadap perubahan pola gaya hidup atau lifestyle. Seiring dengan perubahan gaya hidup, konsumen akan selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen untuk memenuhi kebutuhannya akan berkaitan dengan perilaku belanja konsumen. Perilaku belanja konsumen akan muncul akibat adanya perencanaan atau tanpa perencanaan sebelumnya (impulse buying). Untuk selanjutnya istilah impulse buying disebutkan dengan istilah pembelian tidak terencana. Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa gaya hidup sangatlah mempengaruhi pola pemikiran konsumen tentang pemenuhan kebutuhannya. Konsumen dengan gaya hidup hedonis akan cenderung senang dengan segala sesuatu yang mewah tanpa memikirkan harga dan anggaran, termasuk dalam hal ini pembelian produk fashion. Untuk selanjutnya istilah hedonism disebutkan dengan istilah gaya hidup hedonis. Konsumen dengan gaya hidup hedonis, akan cenderung sulit dalam mengontrol keuangannya, terutama saat berada di toko atau outlet produk fashion. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, menunjukkan konsumen yang sangat mudah mengeluarkan uang untuk berbelanja, biasanya akan sering melakukan pembelian di luar apa yang mereka rencanakan sebelumnya. 1

Selain faktor gaya hidup hedonis, berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, peneliti dapat melihat bahwa kecanduan berbelanja (shopping addiction) juga sangat berpengaruh pada pola pembelian konsumen. Konsumen yang sudah mengalami kecanduan berbelanja biasanya suka berfoya-foya dengan uangnya dan akan berbelanja produk fashion sesuai yang mereka inginkan. Mereka akan mengulangi kegiatan belanja produk fashion secara berkala, karena menurut mereka berbelanja produk fashion dapat membuat senang dan menghilangkan stress. Pada penulisan selanjutnya, istilah shopping addiction akan ditulis dengan istilah kecanduan berbelanja. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa konsumen yang mengalami kecanduan berbelanja biasanya mudah terbujuk oleh staff toko fashion untuk membeli sebuah produk fashion tertentu di luar yang dia rencanakan sejak awal. Konsumen yang mengalami kecanduan berbelanja fashion, memiliki keinginan yang kuat untuk selalu memenuhi keinginannya akan sebuah produk fashion tertentu. Konsumen yang sudah terlanjur mengalami kecanduan berbelanja, akan sulit mengendalikan keinginannya untuk terus membeli pakaian yang dia lihat dan dia inginkan. Mereka tidak lagi memikirkan anggaran, yang terpenting bagi mereka adalah kepuasan karena keinginannya dapat terpenuhi. Konsumen yang mengalami kecanduan berbelanja fashion, sering tidak sadar dengan rayuan, pujian dan tawaran dari staff toko. Mereka akan membeli produk fashion yang ditawarkan oleh staff toko. 2

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, konsumen yang cenderung mengalami kecanduan berbelanja, biasanya mudah tertarik dengan produk fashion yang dipasang sebagai display. Mereka tertarik dengan produk fashion yang terlihat bagus saat dipakai patung peraga dan mencoba produk fashion tersebut kemudian membelinya. Keterlibatan fashion (fashion involvement) juga berpengaruh pada pembelian yang tidak terencana. Penulisan istilah fashion involvement, untuk selanjutnya akan ditulis dengan istilah keterlibatan fashion. Berdasarkan hasil pengamatan sementara, peneliti melihat bahwa konsumen yang mempunyai keterlibatan fashion yang tinggi akan melakukan hal yang lebih untuk mendapatkan sebuah produk fashion yang mereka inginkan. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara peneliti dengan 10 responden, peneliti dapat melihat bahwa konsumen yang memiliki keterlibatan fashion, begitu melihat terdapat sebuah produk fashion yang bagus dan sesuai dengan kriteria yang diharapkan akan membuat konsumen tersebut membeli sebuah produk fashion tertentu, meskipun tanpa perencanaan sebelumnya. Mengingat pembelian tidak terencana sangat memberikan manfaat bagi pelaku ritel, penelitian ini berusaha untuk mengkaji pengaruh faktor-faktor yang ada dalam diri konsumen meliputi gaya hidup hedonis, kecanduan berbelanja, keterlibatan pada fashion terhadap pembelian tidak terencana. Fenomena gaya hidup hedonis merupakan salah satu fenomena yang sangat menarik untuk dibahas. Prinsip hedonisme menganggap bahwa hal yang baik merupakan sesuatu yang mendatangkan kesenangan, sedangkan sesuatu yang 3

mendatangkan kesusahan, penderitaan, atau tidak menyenangkan merupakan hal yang tidak baik. Konsumen yang menganut prinsip hedonisme menjadikan kesenangan sebagai tujuannya hidupnya. Pola hidup hedonisme yang cenderung mengarah ke pola hidup glamour dan bersifat kebendaan telah banyak kita jumpai di masyarakat sekitar kita. Menurut penelitian Dhurup (2014), gaya hidup hedonis memberikan pengaruh yang positif terhadap perilaku impulse buying seseorang saat berbelanja produk fashion. Konsumen yang mengalami kecanduan berbelanja cenderung tidak mampu mengendalikan keinginannya atau mengontrol dirinya untuk berbelanja (shopping) sehingga akan melakukan apa saja secara berulang dan terus menerus agar keinginannya dapat terpenuhi, dan mereka juga tidak mampu untuk mengontrol diri. Kecanduan berbelanja dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Kecanduan berbelanja dapat disebabkan oleh faktor yang berasal dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan. Jika dilihat dari faktor diri sendiri, konsumen yang mengalami kecanduan berbelanja, biasanya memiliki kebutuhan emosi yang tidak terpenuhi. Mereka merasa kurang percaya diri dan tidak dapat berpikir positif tentang dirinya sendiri sehingga beranggapan bahwa berbelanja bisa membuat dirinya lebih baik. Perilaku kecanduan berbelanja fashion yang cenderung menghabiskan uang dan waktu untuk berbelanja menunjukkan adanya daya beli yang tinggi. Hal tersebut berkaitan dengan keterlibatan konsumen akan produk fashion tertentu seperti produk pakaian, tas, sepatu dan lain-lain. 4

Keterlibatan fashion mengacu pada keterlibatan konsumen terhadap produk fashion yang didorong oleh kebutuhan dan ketertarikan seseorang akan suatu produk fashion. Menurut Assael (2001), keterlibatan fashion dikategorikan tinggi jika suatu keadaan motivasional atau kepentingan yang ditimbulkan oleh stimulus atau situasi tertentu, dan ditampilkan melalui sebuah penampilan karena suatu daya tarik emosional tertentu. O Cass (2004) menemukan bahwa keterlibatan pada mode fashion (seperti pakaian) berkaitan sangat erat dengan karakteristik pribadi (yaitu perempuan dan konsumen muda) dan pengetahuan fashion, yang pada gilirannya akan mempengaruhi kepercayaan konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian. Dengan berbagai faktor internal konsumen di atas, menunjukkan adanya hubungan antara faktor internal konsumen dengan kebiasaan mereka dalam berbelanja. Adanya gaya hidup hedonis, kecanduan berbelanja dan keterlibatan fashion menghadirkan adanya peristiwa pembelian tanpa perencanaan. Pembelian tidak terencana memberikan dampak positif bagi para pemasar, pelaku ritel dan keuntungan bagi toko. Oleh karena itu, penting bagi para pelaku ritel untuk mengetahui tentang informasi mengenai strategi persaingan yang berhubungan dengan pembelian tidak terencana. Adanya peristiwa pembelian tidak terencana bagi para pelaku ritel, sangat berpengaruh dalam menentukan strategi pemasaran, maka pada penelitian ini peneliti berusaha untuk mengkaji faktor-faktor yang berasal dari internal konsumen meliputi gaya hidup hedonis, kecanduan berbelanja, keterlibatan fashion terhadap pembelian tidak terencana dengan setting penelitian pembelian produk fashion global. 5

Produk fashion global yang dimaksud dalam penelitian ini adalah produk fashion (pakaian, tas, sepatu, jam tangan, dan lain-lain) dengan merek global. Merek global merupakan merek-merek yang memiliki nama yang sama dengan strategi pemasaran yang terkoordinasi di banyak Negara (Kotabe, 2011). Umumnya merek global mempunyai beberapa kelebihan, di antaranya skala bisnis yang besar, adanya pengakuan internasional, ekuitas merek, dan kekuatan finansial yang kuat. Merek produk fashion (pakaian, tas, sepatu dan lain-lain) global yang ada di Indonesia seperti Gucci, Giorgio Armani, LV, dan Dior, Nike, Adidas, FILA, Volcom, Surfer Girl, Levi s, Hermes, Prada, Louis vuitton, Chanel, Burberry, Polo dan lain-lain. Bagi konsumen dengan gaya hidup hedonis, merek bukan sekedar logo atau nama perusahaan semata, melainkan image atau persepsi tentang produk fashion dimaksud. Merek fashion merupakan kombinasi lengkap dari asosiasi yang konsumen bayangkan ketika mendengar sebuah nama, citra, harga, kualitas dan gengsi. 1.2 Rumusan Masalah Pada penelitian ini, peneliti telah membuat rumusan masalah dan batasan masalahnya sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh gaya hidup hedonis terhadap pembelian tidak terencana produk fashion global? 2. Adakah pengaruh kecanduan berbelanja terhadap pembelian tidak terencana produk fashion global? 6

3. Adakah pengaruh keterlibatan fashion terhadap pembelian tidak terencana produk fashion global? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan di atas, tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: 1. Untuk menganalisa pengaruh faktor gaya hidup hedonis terhadap pembelian tidak terencana produk fashion global. 2. Untuk menganalisa pengaruh faktor kecanduan berbelanja terhadap pembelian tidak terencana produk fashion global. 3. Untuk menganalisa pengaruh faktor keterlibatan fashion terhadap pembelian tidak terencana produk fashion global. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Praktis : 1. Sebagai bahan masukan bagi toko dan para pemasar mengenai pengaruh gaya hidup hedonis terhadap pembelian tidak terencana produk fashion global. 2. Sebagai bahan masukan bagi toko dan para pemasar mengenai pengaruh kecanduan berbelanja terhadap pembelian tidak terencana produk fashion global. 3. Sebagai bahan masukan bagi toko dan pemasar mengenai pengaruh keterlibatan fashion terhadap pembelian tidak terencana produk fashion global. 7

Manfaat Teoritis : Sebagai sumbangan pemikiran kepada para peneliti lanjutan untuk dapat digunakan sebagai bahan acuan terutama tentang gaya hidup hedonis, kecanduan berbelanja, dan keterlibatan fashion serta pembelian tidak terencana produk fashion global. 8