BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun

dokumen-dokumen yang mirip
PERANAN SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO IX DALAM MEMPERTAHANKAN KEDAULATAN RI PADA MASA AGRESI MILITER BELANDA KEDUA ( ) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. setelah berkuasa selama kurang lebih 3,5 tahun ( ). Tahap demi tahap

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA

DIY DALAM KONTEKS NKRI, OTDA DAN DEMOKRASI

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

Sri Sultan Hamengkubuwono IX

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )

yang meliputi Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman telah

B. Peran Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio.

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

GERAKAN RAKYAT YOGYAKARTA PADA MASA REVOLUSI Oleh : Suratmin

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB II LATAR BELAKANG KEHIDUPAN SRI SULTAN HB IX. A. Latar Belakang Keluarga Sri Sultan HB IX terlahir dikalangan Keraton Kasultanan Yogyakarta.

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.

BAB II AGRESI MILITER BELANDA DI BANTEN

PERISTIWA SETELAH PROKLAMASI

Dari pernyataan di atas, pernyataan yang merupakan hasil dari siding PPKI adalah.

POLEMIK KEISTIMEWAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada

BAB XI SERANGAN UMUM 1 MARET 1949

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

BAB XII PERJANJIAN ROEM-ROYEN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

I PENDAHULUAN. dikorbankan demi meraih kemerdekaan Indonesia hingga saat ini. Banyak

Septina Alrianingrum

KAJIAN HUKUM TENTANG KEISTIMEWAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946

TUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )

REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )

BAB I PENDAHULUAN. rekaman kaset, televise, electronic games. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG KEISTIMEWAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG KEISTIMEWAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPEMIMPINAN SULTAN HAMENGKU BUWONO IX DALAM MENGHADAPI KOLONIALISME DI WILAYAH YOGYAKARTA TAHUN SKRIPSI. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1) Muhammad TWH, Drs.H. Peristiwa Sejarah di Sumatera Utara,(2011:85)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG KEISTIMEWAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Di samping itu, Sultan HB VII juga menggunakan taktik dengan mengulur waktu dan mencegah penyerahan secara total semua yang diminta oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERANAN SULTAN HAMENGKU BUWONO IX DALAM MENGHADAPI AGRESI MILITER BELANDA I DAN II

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kerajaan yang masih berjaya hingga saat ini, yaitu Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

SOAL UH PROSES PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA A

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai

KAJIAN HUKUM TENTANG KEISTIMEWAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA. A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

tanggal 19 Januari Perjanjian Renville antara lain mengenai garis demarkasi dan TNI yang masih berada dalam daerah pendudukan Belanda.

MR. SJAFRUDDIN PRAWIRANEGARA ( ) Sang Penyelamat Eksistensi Negara Proklamasi Republik Indonesia

BAB 5 PERJUANGAN BERSENJATA DAN DIPLOMASI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERTANAHAN

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

Arsip Puro Pakualaman Simpul Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta : Arsip Puro Perlu Perawatan Serius

Materi Sejarah Kelas XII IPS

I. PENDAHULUAN. Kerajaan Mataram merupakan salah satu kerajaan berbasis agraris/pertanian

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERSETUJUAN. Skripsi yang berjudul Peranan Sri Paku Alam VIII Pada Masa Agresi Militer

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

BAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah selesai, tetapi proklamasi itu harus mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang.

MAKALAH PERISTIWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN

BAB V PENUTUP. Pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran dari. Pelaksanaan Surat Edaran Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB III. A. Kronologi Singkat Pengesahan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang. Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta

SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 9. KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIALATIHAN SOAL BAB 9. Dwi tunggal. Tri Tunggal. Catur Tunggal.

RIWAYAT SINGKAT PERJUANGAN SULTAN ISKANDAR MUDA

Kata pengantar. Daftar Isi. Halaman Judul...(i) Kata pengantar... (ii) Daftar Isi... (iii) BAB I

BAB V KESIMPULAN. Indonesia dalam Dewan Keamanan PBB. Agresi Militer Belanda II. mengadakan diplomasi lewat jalan perundingan. Cara diplomasi ini

BAB I PENDAHULUAN. bahasa latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis konflik

1. Menjelaskaan kekuasaan dalam pelaksanaan konsitusi.

Mengenal Beberapa Museum di Yogyakarta Ernawati Purwaningsih Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

No.1086, 2014 KEMENHAN, Pemakaman. Veteran. Penyelenggaraan

PERAN SRI SUSUHUNAN PAKUBUWONO XII DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA ( ) TUGAS AKHIR SKRIPSI

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN. tersebut menuntut seluruh rakyat dari berbagai komponen untuk mempertahankan

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, analisa, dan interpretasi data yang penulis

Ebook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

RUANG KAJIAN PEMERINTAH PUSAT BERUSAHA MENGHAPUS KEISTIMEWAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Oleh : Pitoyo. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta ini merupakan daerah otonomi 1 setingkat

BAB V KESIMPULAN. untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Indonesia dan modern nya senjata yang di miliki pasukan Belanda.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan

PERJUANGAN TNI DALAM PERANG KEMERDEKAAN DI JAMBI Skripsi

No Sentralitas posisi masyarakat DIY dalam sejarah DIY sebagai satu kesatuan masyarakat yang memiliki kehendak yang luhur dalam berbangsa dan b

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN Sri Sultan Hamengkubuwono IX naik tahta menggantikan ayahnya pada tanggal 18 Maret 1940. Sebelum diangkat menjadi penguasa di Kasultanan Yogyakarta, beliau bernama Gusti Raden Mas (GRM) Dorodjatun. Setelah dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengku Buwono Senopati Ingalaga Ngabdurrakhman Sayidin Panatagama Kalifatullah IX. Dorodjatun dilahirkan pada hari Sabtu tanggal 12 April 1912 atau menurut hitungan Jawa jatuh pada tanggal 25 Rabingulakir tahun Jimakir 1842. Ayahnya bernama Gusti Pangeran Haryo (GPH) Puruboyo yang kemudian dinobatkan menjadi Sri Sultan Hamengkubuwono VIII, sedangkan ibunya adalah R.A. Kustilah yang kemudian menyandang gelar Kanjeng Raden Ayu Adipati Anom. Sri Sultan Hamengkubuwono VIII mempunyai pemikiran yang jauh ke depan. Beliau sengaja mendidik putera-puteranya kepada orang-orang Belanda. Dengan sistem pendidikan yang seperti ini diharapkan mereka dapat memahami pemikiran orang-orang Belanda yang selama ini menjajah dan menguasai mereka. Pendidikan di negeri Belanda membuat GRM. Dorodjatun benar-benar paham akan tabiat bangsa Belanda, dimana hal ini kelak sangat berguna bagi dirinya dalam menghadapi masa-masa revolusi. Menjelang pertengahan abad ke-20, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan bangsanya yang dikumandangkan oleh Soekarno dan Hatta. Proklamasi ini bermaksud melepaskan diri dari ikatan penjajah dan berdiri sendiri sebagai suatu negara berdaulat dengan 98

99 nama Republik Indonesia. Revolusi ini dengan cepat berdampak luas bagi daerahdaerah di Hindia Belanda. Mereka bersatu mendukung Proklamasi kemerdekaan itu, termasuk wilayah Kasultanan Yogyakarta yang berada dibawah kekuasaan Sri Sultan HB IX. Melalui Amanat Sri Sultan HB IX dan Paduka Paku Alam VIII tertanggal 5 September 1945, Kasultanan Yogyakarta menggabungkan diri dengan wilayah RI, dimana hubungan antara keduanya bersifat langsung dan Kasultanan Yogyakarta bersifat sebagai daerah istimewa. Amanat 5 September 1945 ini segera disusul dengan keluarnya Piagam Penetapan Kedudukan Yogyakarta dalam lingkungan RI tertanggal 19 Agustus 1945 yang ditandatangani oleh Presiden Soekarno. Dengan adanya hal ini maka Sri Sultan dan Paduka Paku Alam dengan sangat jelas berintegrasi ke dalam negara RI. Penggabungan ke dalam negara RI jelas sudah dipikirkan terlebih dahulu oleh Sri Sultan dan Paku Alam, bukan tanpa alasan yang lemah. Eksistensi Kasultanan Yogyakarta dalam negara RI sangat penting bagi kelangsungan RI itu sendiri. Disini terjadi semacam interdependensi antara RI dan Kasultanan Yogyakarta. Hal ini terbukti dengan dipindahkannya ibukota RI ke Yogyakarta karena keadaan di Jakarta dirasa tidak aman karena kedatangan kembali pasukan Belanda setelah kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik. Begitu pula sebaliknya, Kasultanan Yogyakarta sangat membutuhkan dukungan agar tidak kembali dikuasai oleh Belanda, sehingga Sri Sultan berinisiatif untuk bergabung dengan RI.

100 Kesetiaan Sri Sultan dan rakyat Yogyakarta terhadap RI juga terbukti pada masa Agresi Militer Belanda Kedua. Yogyakarta yang menjadi ibukota RI berhasil dikuasai oleh Belanda mulai tanggal 19 Desember 1949. Presiden dan Wakil Presiden beserta beberapa menteri ditawan oleh Belanda di Pulau Bangka. Pejuang RI kemudian bergerilya untuk tetap menjaga eksistensi negara RI. Perang gerilya yang dilancarkan oleh TNI dan pejuang-pejuang lain tentu tidak terlepas dari peran Sri Sultan yang secara diam-diam menyokong logistik bagi para pejuang dan menyediakan tempat di bagian Keraton sebagai markas pejuang. Semenjak Agresi Militer Belanda Kedua, seluruh elemen bangsa berusaha untuk mempertahankan kemerdekaan RI. Usaha tersebut dilakukan melalui diplomasi maupun militer yang bergerilya. Keadaan gerilya yang terus menerus membuat semangat para prajurit menurun karena serangan gerilya hanya bersifat mengganggu pos-pos Belanda dimana hal tersebut kurang efektif untuk menunjukkan eksistensi kemerdekaan RI. Sri Sultan yang selalu rutin mengikuti siaran-siaran luar negeri melalui radio mengetahui bahwa akan diadakan Sidang Umum Dewan Keamanan PBB untuk membahas masalah persengketaan Indonesia dengan Belanda. Sri Sultan kemudian berinisiatif agar dilakukan suatu serangan yang mengejutkan dan secara psikologis dapat meningkatkan semangat juang TNI serta pejuang yang lain. Serangan tersebut juga bertujuan agar pihak internasional, khususnya PBB mengetahui bahwa RI masih tegak berdiri, tidak seperti yang dipropagandakan oleh Belanda bahwa RI dan TNI telah hancur. Gagasan Sri Sultan tersebut diwujudkan oleh Letkol Soeharto, selaku Komandan WK III

101 Yogyakarta dengan memimpin serangan gerilya yang dikenal dengan Serangan Umum 1 Maret 1949. Jadi disini sangat jelas bahwa penggagas Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah Sri Sultan, dan Letkol Soeharto sebagai pelaksanan teknis dengan persetujuan Panglima Besar Soedirman. Serangan Umum 1 Maret 1949 membawa dampak yang luar biasa. Anggota Komisi Tiga Negara (KTN) yang berada di Yogyakarta sewaktu terjadi serangan tersebut telah mengetahui bahwa propaganda Belanda tidaklah benar, bahkan TNI masih mampu memojokkan posisi tentara Belanda meski hanya beberapa jam saja menduduki Kota Yogyakarta. Berita mengenai keberhasilan TNI yang berhasil menguasai Kota Yogyakarta yang hanya beberapa jam tersebut segera dikirim oleh Sri Sultan melalui pemancar radio milik AURI yang ada di Gunung Kidul. Berita tersebut dikirimkan menuju Bukit Tinggi, kedudukan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang kemudian dikirimkan ke Sidang Dewan Keamanan PBB setelah sebelumnya melalui perwakilan di India. PBB bereaksi keras atas hal tersebut dan segera memerintahkan gencatan senjata antara kedua belah pihak. Peristiwa ini sangat menguatkan posisi RI di dunia internasional serta mengembalikan kewibawaan TNI. Desakan terhadap Belanda untuk membebaskan pemimpin-pemimpin RI yang ditawan pun semakin kuat. Hal tersebut kemudian membawa kepada suatu perundingan yang dikenal dengan Perundingan Roem Roijen. Perundingan ini menyepakati pengembalian pemerintahan RI ke Yogyakarta. Pada masa ini Presiden Soekarno memberikan wewenang kepada Sri Sultan untuk mengatur pengembalian Pemerintahan RI di Yogyakarta. Wewenang

102 ini ditetapkan dalam Penetapan Presiden RI tertanggal 1 Mei 1949. Dengan adanya penetapan ini maka Sri Sultan berhak menggunakan segala alat pemerintahan untuk mengatur pegembalian pemerintahan RI. Setelah pasukan Belanda berangsur-angsur ditarik dari Yogyakarta, kemudian Sri Sultan mengumandangkan Proklamasi 30 Juni 1949. Proklamasi ini bermaksud agar tidak terjadi kekosongan kekuasaan sebelum rombongan Presiden dan Wakil Presiden tiba di Yogyakarta. Sri Sultan yang sejatinya adalah seorang pewaris tahta Kerajaan Yogyakarta telah membuktikan kesetiannya terhadap Republik Indonesia. Kebenciannya terhadap penjajah Belanda telah mencapai klimaksnya pada saat penyerahan kedaulatan dari tangan Belanda di Istana Merdeka Jakarta pada tanggal 27 Desember 1949. Kini cita-cita para penguasa Kerajaan Mataram yang pada masamasa dahulu bertekad untuk mengusir penjajah terkabul pada saat Sri Sultan HB IX berkuasa di Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.