BAB V PEMBAHASAN. A. Hubungan Latar Belakang Pendidikan Orang Tua (X 1 ) dengan Sikap

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KORESPONDENSI

PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keterampilan membaca nyaring dengan pemahaman bacaan siswa kelas II SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kemampuan Berfikir Asosiatif Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Oleh Andewi Suhartini 2014

PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA MUHAMMADIYAH 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Deskripsi SMP Negeri 4 Yogyakarta. no.18 Yogyakarta Luas tanah SMP Negeri 4 Yogyakarta adalah

Disusun Oleh: DENI EKA RINTAKASIWI A

PENGARUH JAM BELAJAR MASYARAKAT DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI 02 KALISORO TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL DISKUSI. 1. Tinjauan Tentang Minat Membaca Al- Qur an Siswa Kelas VIII di SMP

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 07 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

Pengaruh Kinerja Guru dan Peran Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Siswa SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Nirva Diana

PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PRAKTIK KKN-PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA

ABSTRAK. Kata kunci: bimbingan karir, motivasi, prestasi belajar

menggunakan rumus korelasi product moment.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Magelang terletak di tengah-tengah Kabupaten Magelang,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian

PENGARUH FASILITAS DAN KEDISIPLINAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH KELAS X DI SMA BRAWIJAYA SMART SCHOOL MALANG

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PPKn OLEH:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Srandakan. Sekolah ini berlokasi di Godegan, Poncosari,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar PKn siswa kelas VIII SMP Negeri se- Kecamatan Playen tahun ajaran

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL. Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM

BAB IV ANALISIS KORELASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PAI SISWA SMP MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Penggunaan Media Tanam Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Terong (Solanum melongena) Fahruddin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pemahaman mata pelajaran gambar teknik (X 1 ) dan kreativitas (X 2 ) serta

BAB I PENDAHULUAN. dari yang tidak tahu menjadi tahu dan dari yang tidak bisa menjadi bisa. Pendidikan

Kata kunci: Perhatian Orang Tua, Kebiasaan Belajar, Nilai UAN

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI LULUSAN YANG DIBUTUHKAN DI INDUSTRI DENGAN HASIL BELAJAR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 01 LIWA

PENGARUH MINAT DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS

COVER PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV DI SDIT ALAM HARAPAN UMMAT PURBALINGGA SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui Metode Pembelajaran Group Investigation Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Tinauka

BAB V PEMBAHASAN. A. Prestasi Belajar Siswa dengan Pola Asuh Otoriter. Berdasarkan hasil penelitian terhadap siswa yang mengalami

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN KETERSEDIAAN BUKU IPS DENGAN PRESTASI SISWA KELAS VIII DI SMP N 4 LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. agama. 1 Di sekolah umum (SD, SMP, SMA) pengajaran agama dipandang

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan terhadap guru-guru SMA Negeri di Kabupaten

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Latar Belakang Berdirinya Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Juli 1983 (29 tahun, 304 hari), usia sekolah yang sudah cukup matang.

Oleh : Drs. Udiyono, M.Pd.

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, PERHATIAN ORANG TUA, DAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

BAB III METODE PENELITIAN. persepsi siswa tentang pemberian tugas dengan hasil belajar IPS siswa

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas IV SD N 23 Sabang

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DAN CARA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X JURUSAN AKUNTANSI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

PERHITUNGAN KUALITAS WEBSITE PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA BERDASARKAN SKOR KRITERIA PENILAIAN IDEAL OLEH REVIEWER

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

PENERAPAN METODE PENUGASAN DAN TANYA JAWAB TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA KIMIA PADA KONSEP SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

PENGARUH KINERJA GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMP NEGERI 1 RAO SELATAN KABUPATEN PASAMAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

Dosen Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun Dosen Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun Mahasiswa Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun. Soenarjo Siska Diana Sari Dwijayanto

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR JURNAL. Oleh YOCIE CALLISTA PUTRI BAHARUDDIN RISYAK SYAIFUDDIN LATIF

Persepsi Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak Usia Dini di PAUD Ceria Desa Sesela Kabupaten Lombok Barat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi merupakan sesuatu yang didambakan oleh semua orang dalam

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA, LINGKUNGAN, DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta: PT. Fajar Interpratama, 2011). Hal Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,(

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, PMETODE MENGAJAR GURU, MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI. Emi Fitria

Pengaruh Layanan Penguasaan Konten (Pembelajaran) Dalam Mengatasi Siswa Yang Kurang Minat Belajar Kelas VIII SMPN 1 P.S Tuan Tahun Ajaran 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

ANALISIS FAKTOR DISIPLIN SEKOLAH YANG MEMPENGARUHI HASIL MENGGAMBAR PROPORSI TUBUH IDEAL WANITA DEWASA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 10 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS VII SMP 2 KISMANTORO TAHUN 2012/2013

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

PENGANTAR PSIKOLOGI (Interaksi Sosial) Dosen : Meistra Budiasa, S.Ikom, MA

Oleh: Kartika Nugraheni NIM ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA, LINGKUNGAN BELAJAR, PEMANFAATAN SARANA TERHADAP HASIL BELAJAR. (Jurnal) Oleh: Pemi Zurriyatina ( )

Hepi Supriyadi* Subagyo** ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, begitu pentingnya nilai dalam menjaga keharmonisan

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF SISWA KELAS IV SD NEGERI KEMBANGARUM 2 MRANGGEN DEMAK

Oleh MOCH. RIZKI FAUZI NPM :

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1. Jurusan Pendidikan Akuntansi.

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang tua yang menyekolahkan anaknya menginginkan anaknya

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN STUDENT TEAM LEARNING MODIFICATION

Kata kunci: Prestasi Belajar Akuntansi, Lingkungan Sekolah, Minat Belajar, Kebiasaan Belajar

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepibadian yang utama. 1. professional yang dituntut untuk melakukan transformasi pengetahuan agar

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI 03 NGLEBAK TAHUN AJARAN 2014/2015

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN HUBUNGAN PERTEMANAN SISWA KELAS VIII C DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

Lukman Samsul Hadi. Pendidikan Teknik Mesin FKIP UST Yogyakarta. ABSTRAK

PERBEDAAN KONSEP DIRI SISWA BERPRESTASI TINGGI DENGAN BERPRESTASI RENDAH SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Hubungan Latar Belakang Pendidikan Orang Tua (X 1 ) dengan Sikap Keberagamaan Siswa (Y) Data tentang latar belakang pendidikan orang tua diperoleh dari angket yang disebarkan kepada responden. Selanjutnya data tersebut dibuat distribusi kecenderungan variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua yang terlebih dengan menentukkan nilai terendah dalam rentang skor, yaitu 0 dan nilai tertinggi dalam rentang skor tertinggi, yaitu 5. Kemudian menghitung harga Mean ideal (Mi) dan Standar Deviasi ideal (SDi). Dari data tersebut diperoleh hasil Mean ideal (Mi) = 1/2 x (5+0) = 2,50 dan Standar Deviasi ideal (SDi) = 1/6 x (5 0) = 0,83. Berdasarkan kategorisasi yang dilakukan (tabel 4.15) diketahui bahwa Tingkat Pendidikan Orang Tua siswa di SMP Islam Kepung Kediri dalam kategori sangat tinggi sebanyak 1 orang (1,00%), tinggi sebanyak 71 orang (67,60%), rendah sebanyak 17 orang (16,20%), dan sangat rendah sebanyak 16 (15,20%). Selanjutnya beradasarkan pengolahan data latar belakang pendidikan orang tua dan hasil tanggapan responden tentang pernyataan variabel sikap keberagamaan siswa diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara latar belakang pendidikan orang tua (X 1 ) dengan Sikap Keberagamaan Siswa (Y). hal ini dibuktikan dari hasil analisis korelasi sederhana diperoleh koefisien korelasi (α) sebesar 0,251 dan nilai Sig. 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa α positif dan lebih besar dari nilai Sig (0,000 < 0,251). Dari 136

137 penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa variabel latar belakang pendidikan orang tua dan sikap keberagamaan siswa memiliki hubungan yang positif dan signifikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi latar belakang pendidikan orang tua semakin bisa mengarahkan sikap keberagamaan siswa menjadi lebih baik. Hal ini sesuai dengan kerangka berfikir pada penelitian ini dimana latar belakang pendidikan orang tua mempengaruhi pembentukan sikap keberagamaan siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumadi Suryabrata bahwa orang tua dengan tingkat pendidikan rendah akan cenderung acuh tak acuh dalam perkembangan pendidikan anaknya. 1 Artinya bahwa semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh orang tua maka akan semakin memperluas dan melengkapi pola berpikirnya dalam mendidik anaknya. Dalam mendidik anak banyak dipengaruhi oleh berbagai hal, salah satu diantaranya adalah latar belakang pendidikan yang memberikan dampak bagi pola pikir dan pandangan orang tua terhadap cara mengasuh dan mendidik anaknya. Zakiyah Daradjat mengungkapkan bahwa orang tua adalah Pembina pribadi pertama dalam hidup anak. Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur pendidikan secara tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh. Sikap guru 139. 1 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Surabaya: PT. Usaha Nasional, 2003), h.

138 terhadap guru agama di sekolah dan pendidikan agama di sekolah anak dipengaruhi oleh sikap orang tuanya terhadap agama dan guru agama khususnya. 2 Perkembangan agama pada masa anak, terjadi melalui pengalaman hidupnya sejak kecil dalam keluarga. Semakin banyak pengalaman yang bersifat agamis, akan semakin banyak unsur agama, maka sikap, tindakan, kelakuan dan caranya menghadapi hidup akan sesuai dengan ajaran agama. 3 Orang tua harus membekali anak dengan pendidikan dan bimbingan keagamaan sebagai dasar kepribadian mereka. Pendidikan agama bukanlah sekedar menyampaikan pengetahuan agama dan melatih keterampilan dalam melaksanakan ibadah. Akan tetapi pendidikan jauh lebih luas dari pada itu ia pertamatama bertujuan untuk membentuk kepribadian anak sesuai dengan ajaran agama. Pembinaan sikap mental dan akhlak jauh lebih penting dari pada pandai menghafal dalil-dalil dan hukum-hukum agama yang tidak diresapi dan dihayatinya dalam hidup. 4 Pendidikan keluarga berperan cukup besar dalam perkembangan anak, kita ketahui bersama bahwa sebelum anak memasuki lingkungan pergaulan yang luas anak tumbuh di tengah-tengah keluarga, dan keluargalah yang menanamkan dasar-dasar pendidikan kepada anak. Kamrani Buseri menegaskan bahwa anak harus mendapatkan asuhan, bimbingan dan pendidikan agar pada usia dewasanya akan menjadi manusia yang 2 Zakiyah Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan Bintang, 1972), h. 78. 3 Nur Ahid, Pendidikan Keluarga dalam Perspektif Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 140. 4 Zakiyah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, Cet XV, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), h. 107.

139 sesuai dengan harapan agama. 5 Anak yang merupakan belahan jiwa dan tetesan darah daging orang tua, maka mengasuh, membimbing, dan mendidiknya secara kodrati/alami terpundak diatas bahu orang tuanya. Tentu dalam rangka pembinaan anak ini keluarga harus terkondisi sebagai keluarga terdidik (learned family). 6 Ini berarti bahwa orang tua dalam menjalankan tugas sebagai pendidik dalam keluarga harus ditunjang dengan pendidikan yang memadai. B. Hubungan Prestasi Belajar PAI Siswa (X 2 ) dengan Sikap Keberagamaan Siswa (Y) Data tentang nilai prestasi belajar PAI siswa diperoleh dari nilai raport siswa kelas VIII dan IX pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015. Dari data tersebut diambil nilai rata-rata prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam yaitu 80,24 dan berada pada kualaifikasi tinggi. Berdasarkan data Prestasi Belajar Siswa, maka dapat diketahui pengkategorian perolehan nilai yang dicapai oleh siswa. Pengkategorian ini tidak menggunakan penentuan mean atau rata-rata dan standar deviation ideal, tetapi menggunakan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), jika ketercapaian belajarnya yaitu 75 maka dapat dikatakan siswa tuntas belajar yang dikategorikan dalam empat tingkatan, yaitu sangat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah. Sedangkan jika ketercapaian belajarnya <75 maka siswa dikatakan rendah prestasi belajarnya. Dari pengolahan data tersebut (tabel 4.18) terlihat 5 Kamrani Buseri, Pendidikan Keluarga dalam Islam dan Gagasan Implementasi, (Yogyakarta: PT. LKiS Printing Cemerlang, 2010), h. 58. 6 Ibid, h. 49.

140 bahwa sebagian besar prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam siswa di SMP Islam Kepung Kediri berada pada kualitas yang tinggi (rentang skor 75,00-87,40) yaitu dengan persentasi sebesar 92,40%. Selanjutnya beradasarkan pengolahan data prestasi belajar PAI siswa dan hasil tanggapan responden tentang pernyataan variabel sikap keberagamaan siswa diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara prestasi belajar PAI siswa (X 2 ) dengan Sikap Keberagamaan Siswa (Y). hal ini dibuktikan dari hasil analisis korelasi sederhana diperoleh koefisien korelasi (α) sebesar 0,807 dan nilai Sig. 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa α positif dan lebih besar dari nilai Sig (0,000 < 0,807). Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa variabel prestasi belajar PAI siswa dan sikap keberagamaan siswa memiliki hubungan yang positif dan signifikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi prestasi belajar PAI siswa maka sikap keberagamaan siswa semakin baik. Hal ini sesuai dengan kerangka berfikir pada penelitian ini dimana prestasi belajar PAI siswa yang tinggi akan membentuk sikap keberagamaan siswa yang baik. Pendidikan agama yang dilaksanakan di sekolah merupakan salah satu alternatif untuk memberikan pendidikan bagi anak didik agar mempunyai pengetahuan tentang agama itu sendiri, sehingga mampu menghadapi zaman yang semakin maju. Disamping itu, tentu yang lebih diharapkan dari pendidikan ini adalah pengaplikasian dari ajaran agama itu. Oleh sebab itu, belajar bukan hanya ingin mendapat apa yang telah dipelajari. Namun belajar adalah suatu aktifitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah besar dari bahan yang

141 telah dipelajari. 7 Dengan demikian belajar dikatakan berhasil bila telah terjadi perubahan perilaku dan sikap yang positif dari individu. C. Hubungan Iklim Keagamaan Sekolah (X 3 ) dengan Sikap Keberagamaan Siswa (Y) Data tentang iklim keagamaan sekolah diperoleh dari angket yang disebarkan kepada responden. Hasil pengolahan data tersebut dibuat distribusi kecenderungan variabel iklim keagamaan sekolah yang terlebih dahulu dengan menghitung harga Mean ideal (Mi) dan Standar Deviasi ideal (SDi). Iklim keagamaan sekolah diukur dengan 12 pernyataan dengan skala 1 sampai dengan 4. Dari 12 butir pernyataan yang ada, diperoleh skor tertinggi ideal (12x4) = 48 dan skor terendah ideal (12x1) = 12. Dari data tersebut diperoleh hasil Mean ideal (Mi) = 1/2 x (48+12) = 30 dan Standar Deviasi ideal (SDi) = 1/6 x (48 12) = 6. Hasil dari pengkategorian kecenderungan variabel (tabel 4.31) menjelaskan bahwa iklim keagamaan sekolah pada kategori sangat baik sebanyak 89 siswa (84,76%), kategori baik sebanyak 16 siswa (15,24%), kategori kurang sebanyak 0 siswa (0%), kategori tidak baik sebanyak 0 siswa (0%). Dapat disimpulkan bahwa variabel iklim keagamaan di SMP Islam Kepung Kediri dalam kategori sangat baik. Selanjutnya beradasarkan tanggapan hasil responden diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara iklim keagamaan sekolah (X 3 ) dengan Sikap Keberagamaan Siswa (Y). hal ini dibuktikan dari hasil analisis 7 Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Komptensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), h. 21.

142 korelasi sederhana diperoleh koefisien korelasi (α) sebesar 0,977 dan nilai Sig. 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa α positif dan lebih besar dari nilai Sig (0,000 < 0,977). Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa variabel iklum keagamaan sekolah dan sikap keberagamaan siswa memiliki hubungan yang positif dan signifikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin kondusif iklim keagamaan sekolah maka sikap keberagamaan siswa semakin baik. Hal ini sesuai dengan kerangka berfikir pada penelitian ini dimana iklim keagamaan sekolah yang baik dan kondusif akan membentuk sikap keberagamaan siswa yang baik. Sikap keberagamaan siswa akan efektif terbentuk jika contoh-contoh yang ada di lingkungan sekitarnya sesuai dengan nilia-nilai yang diajarkan. 8 Ketika anak menerima pengajaran tidak boleh berbohong, maka lingkungannya juga tidak memperbolehkan berbohong, termasuk dalam pergaulannya dengan orang denkat dengannya. Abudin Nata menyebutkan bahwa iklim keagamaan sekolah yang berisi ritual keagamaan dalam bentuk ibadah-ibadah yang ada dalam agama, sekaligus seremonial keagamaan dapat dikembangkan menjadi aktivitas warga sekolah, sehingga proses pembelajaran berorientasi pada pengalaman dan pembentukan sikap keagamaan melalui pembiasaan hidup sesuai dengan agama dapat berlangsung di sekolah. 9 Jadi dapat dikatakan bahwa semakin kondusif iklim keagamaan yang ada di sekolah maka semakin baik pula sikap keberaagamaan siswa. xiii. 8 Kamrani Buseri, Nilai-nilai Ilahiyah Remaja Pelajar, (Yogyakarta: UII Press, 2004), h. 9 Abudin Nata, Manajemen Pendidikan, Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, Ed. Ke-1, (Jakarta: Prenada Media, 2003), h. 24.

143 D. Hubungan Antara Latar Belakang Pendidikan Orang Tua, Prestasi Belajar PAI Siswa, dan Iklim Keagamaan Sekolah dengan Sikap Keberagamaan Siswa Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien (R) sebesar 0.982 dengan arah positif. Hal ini berarti terdapat hubungan positif antara latar belakang pendidikan orang tua (X 1 ), prestasi belajar PAI siswa (X 2 ) dan iklim keagamaan sekolah (X 3 ) secara bersama-sama dengan sikap keberagamaan siswa (Y). Untuk mengetahui signifikansi korelasi ganda menggunakan uji F. Pengujian signifikansi digunakan untuk mengetahui signifikansi korelasi latar belakang pendidikan orang tua (X 1 ), prestasi belajar PAI siswa (X 2 ) dan iklim keagamaan sekolah (X 3 ) secara bersamasama dengan sikap keberagamaan siswa (Y). Dasar pengambilan keputusan adalah jika Fhitung lebih besar dari pada Ftabel pada taraf signifikansi 5% dan nilai signifikansi lebih kecil dari taraf yang telah ditetapkan yaitu 0,05 berarti variabel bebas signifikan dengan variabel terikat. Berdasarkan hasil uji diperoleh nilai F sebesar 914,765 dan nilai signifikansi Fhitung sebesar 0.000. Jika dibandingkan dengan nilai Ftabel sebesar 2,695, maka nilai Fhitung > Ftabel (914,765 > 2,695) dan nilai signifikansi Fhitung lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). Dari pengujian tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan latar belakang pendidikan orang tua (X 1 ), prestasi belajar PAI siswa (X 2 ) dan iklim keagamaan sekolah (X 3 ) secara bersama-sama dengan sikap keberagamaan siswa (Y) sehingga H a diterima dan H 0 ditolak. Sebagaiman dijelaskan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi sikap dan perilaku keberagamaan anak, diantaranya adalah (a) Faktor dari dalam (intern), yaitu kesadaran individu untuk menjalankan kewajibannya. (b) Faktor dari luar

144 (ekstern), yaitu faktor lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. 10 Sikap keberagamaan tidak terjadi begitu dengan saja melainkan dibentuk melalui proses tertentu, sikap dapat dibentuk atau dirubah sedikitnya melalui empat macam cara yaitu: 1. Adopsi, kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulangulang dan terus-menerus, lama-kelamaan secara bertahap dapat diserap ke dalam diri individu dan mempengaruhi terbentuknya sikap. 2. Diferensiasi, dengan berkembangnya inteligensi, bertambahnya pengalaman, sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya di anggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya. Terhadap objek tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula. 3. Integrasi, pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap, dimulai dari berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tertentu, sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut. 4. Trauma, pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan, yang meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan. Pengalamanpengalaman yang traumatis dapat juga menyebabkan terbentuknya sikap. 11 Sikap timbul karena ada stimulus. Terbentukannya suatu sikap itu banyak dipengaruhi perangsang. Selain dari dirinya sendiri (intern), juga oleh lingkungan sosial dan kebudayaan (ekstern) misalnya: keluarga, norma, golongan agama dan 10 Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 97. 11 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, Cet VII, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), h. 95-96.

145 adat istiadat. Dalam hal ini keluaraga dan sekolah mempunyai peranan yang besar dalam pembentuk sikap anak. Keluarga sebagai kelompok primer bagi anak merupakan pengaruh yang paling dominan, sedangkan sekolah sebagai penerus pendidikan agama di lingkungan keluarga atau membentuk jiwa keagamaan pada diri anak yang tidak menerima pendidikan agama dalam keluarga. Di samping itu, pendidikan di sekolah itu sebenarnya adalah bagian dari pendidikan dalam keluarga yang sekaligus juga merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga. 12 Sikap seseorang tak selalu tetap, ia dapat berkembang manakala mendapat pengaruh, baik dari dalam maupun dari luar yang bersifat positif dan mengesankan. 12 M. Alisuf Sobri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN Fakultas Tarbiyah, Cet. I, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), h. 19.