VISI Penduduk Tumbuh Seimbang Tahun MISI Mewujudkan Pembangunan Berwawasan Kependudukan dan Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bayi sebagai upaya untuk menjarangkan jarak kehamilan. terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas (BkkbN, 2013)

BAB 1 PENDAHULUAN. petugas membantu dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

PERANAN SUAMI DALAM MEMBANGUN BAHTERA KELUARGA SAKINAH BERKUALITAS

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang digunakan dengan jangka panjang, yang meliputi IUD, implant dan kontrasepsi

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

BAB I PENDAHULUAN. Umpan Balik Hasil Pelaksanaan Program KKB Kota Tegal Tahun 2015

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Kata kunci: pengalaman, seksual, vasektomi. Referensi (108: )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kontrasepsi operatif minor pada pria yang sangat aman, sederhana dan sangat efektif,

DIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK BKKBN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

Grafik 1. Cakupan Laporan Kaltim MARET 64,96 57,01 28,49 FKB SWASTA DPS BPS LAINNYA. Grafik 2. Cakupan Laporan Kaltara MARET 46,30

BAB 1 PENDAHULUAN. negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak yaitu 256 juta jiwa

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi. 1. Indonesia yang kini telah mencapai 237,6 juta hingga tahun 2010 menuntut

pemakaian untuk suatu cara kontrasepsi adalah sebesar 61,4% dan 11% diantaranya adalah pemakai MKJP, yakni IUD (4,2 %), implant (2,8%), Medis

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... DAFTAR RIWAYAT HIDUP... MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar

Grafik 1. Cakupan Laporan JANUARI 45,67 39,75 FKB SWASTA DPS BPS LAINNYA

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan telah, sedang dan akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah

LAPORAN UMPAN BALIK FEBRUARI 2016 PELAYANAN KONTRASEPSI DAN PENGENDALIAN LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (Murdiyanti, 2007). mempunyai visi Keluarga Berkualitas tahun Keluarga berkualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008)

Grafik 1. Cakupan Laporan Kaltim FEBRUARI 24,86 FKB FKB SWASTA DPS BPS LAINNYA PEMERINTAH. Grafik 2. Cakupan Laporan Kaltara FEBRUARI

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan.

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari berbagai masalah kependudukan. Masalah di bidang. Indonesia sebesar 1,49% per tahun.

BAB I PENDAHULUAN. 248,8 juta jiwa dengan pertambahan penduduk 1,49%. Lajunya tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muncul di seluruh dunia, di samping isu tentang global warning, keterpurukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) Keluarga Berencana adalah

LAPORAN UMPAN BALIK HASIL PELAKSANAAN SUBSISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN

BAB I PENDAHULUAN. pasangan usia subur(pus) untuk mengikuti Program Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana (KB) menurut UU No.

LAPORAN UMPAN BALIK HASIL PELAKSANAAN SUBSISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bayi premature (lahir muda) makin dapat diselamatkan dari kematian,

POINTERS KEYNOTE SPEECH MENTERI KESEHATAN RI PADA RAPAT KERJA NASIONAL PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KB TAHUN 2013 Jakarta, 30 Januari 2013

BAB I PENDAHULUAN. besar dan berkualitas serta dikelola dengan baik, akan menjadi aset yang besar dan

BAB 1 PENDAHULUAN. jiwa. Menurut data Badan Pusat Statistik sosial didapatkan laju pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. miliar jiwa. Cina menempati urutan pertama dengan jumlah populasi 1,357 miliar

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. termasuk individu anggota keluarga untuk merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik

BAB 1 PENDAHULUAN. setinggi-tingginya. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa angka kematian ibu (AKI) di Indonesia di tahun 2012 mengalami kenaikan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperaatan. Disusun oleh : SUNARSIH J.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada saat ini Keluarga Berencana (KB) telah dikenal hampir di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah Cina,

BAB 1 PENDAHULUAN. besar. AKI menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat yang menyebabkan. kepadatan penduduk (Hatta, 2012). Permasalahan lain yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

BAB 1 PENDAHULUAN. serta India, hal ini telah dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu, tetapi waktu itu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang termasuk

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 21

BAB 1 PENDAHULUAN. Juli 2013 mencapai 7,2 miliar jiwa, dan akan naik menjadi 8,1 miliar jiwa pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang memiliki banyak masalah kependudukan yang

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai progam untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. diatas 9 negara anggota lain. Dengan angka fertilitas atau Total Fertility Rate

GAMBARAN KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI DI PROPINSI BENGKULU TAHUN 2007 (SURVEI DEMOGRAFI KESEHATAN INDONESIA 2007)

BAB I PENDAHULUAN. dan misi Program KB Nasional. Visi KB itu sendiri yaitu Norma Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga berencana merupakan upaya untuk mengatur jumlah anak

BAB 1 PENDAHULUAN. berdasarkan sensus penduduk mencapai 237,6 juta jiwa. keluarga kecil yang sehat dan sejahtera yaitu melalui konsep pengaturan jarak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung dari hasil Sensus Penduduk tahun 2010 mencatat jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Realita yang ada saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya keberhasilan pembangunan bangsa Indonesia. Situasi dan kondisi

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER

BAB 1 PENDAHULUAN. 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang

LAPORAN UMPAN BALIK HASIL PELAKSANAAN SUBSISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk di dunia mencapai 7,3 miliar jiwa tahun Indonesia. merupakan negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengendalian tingkat kelahiran dan usaha penurunan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Keluarga berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan pada

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

KESEHATAN REPRODUKSI; KB PASCA PERSALINAN, CARA EFEKTIF UNTUK PENURUNAN TFR. Oleh; Dr. Sumarjati Arjoso, SKM. Majlis Pertimbangan Organisasi PP IAKMI

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 229 juta jiwa. Dimana terjadi peningkatan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. setelah Amerika, China, dan India. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan pada umur kurang 15 tahun dan kehamilan pada umur remaja. Berencana merupakan upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PELAYANAN KELUARGA BERENCANA (KB) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam

PENDAHULUAN INFORMASI ALAT KONTRASEPSI BUKU UNTUK KADER

Sgmendung2gmail.com

BAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perkembangan ekonomi dan kesejahteraan Negara (Irianto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

Transkripsi:

Disampaikan oleh :

VISI Penduduk Tumbuh Seimbang Tahun 2015 MISI Mewujudkan Pembangunan Berwawasan Kependudukan dan Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

LATAR BELAKANG Program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) merupakan upaya penting dalam mensejahterakan masyarakat dan peningkatan kualitas SDM. Untuk meningkatkan pelaksanaan program Kependudukan dan KB perlu direvitalisasi agar pencapaian program dapat optimal dalam rangka penurunan laju pertumbuhan penduduk. Keberhasilan program KKB memerlukan adanya peran serta dan kemitraan sektor terkait (Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Swasta). Pelaksanaan Program KKB era BPJS.

PENDUDUK DAN PEMBANGUNAN BESAR + BERKUALITAS BESAR + TIDAK BERKUALITAS MODAL PEMBANGUNAN BEBAN PEMBANGUNAN Indonesia: Penduduk besar ranking 4 IPM rendah ranking 124 (dari 187 negara)

Dampak Kependudukan Thd Pembangunan Pangan Air Pendidikan Degradasi Lingkungan Jumlah Penduduk Besar Kualitas Penduduk Rendah Persebaran Pnddk Tdk Merata Kesehatan Pemukiman Lapangan Kerja Infrastruktur Human Security Lahan

PENYEBAB TIDAK LANGSUNG KEMATIAN IBU 4 TERLALU : 1. Terlalu Muda Melahirkan (<20 Tahun) 2. Terlalu Tua Melahirkan (>35 Tahun) 3. Terlalu Dekat Jarak Melahirkan (<2 Tahun) 4. Terlalu Banyak Jumlah Anaknya (>2 Anak)

Manfaat Bila 4 Terlalu Bisa Dihindari Bahwa setiap kehamilan yang terjadi merupakan kehamilan yang diinginkan. Ibu akan mempunyai kesehatan reproduksi yang prima dan memiliki waktu yang cukup untuk merawat diri dan keluarga. Anak-anak akan tumbuh sehat, cerdas dan mempunyai peluang mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Keluarga berpeluang untuk meningkatkan kemandirian dalam mengembangkan kesejahteraan. Bayi lahir sehat, ibu selamat, keluarga sejahtera

KEBIJAKAN PROGRAM KKB Membantu calon atau pasangan suami isteri dalam mengambil keputusan dan mewujudkan hak reproduksi secara bertanggung jawab tentang : a. Usia ideal perkawinan, b. Usia ideal untuk melahirkan, c. Jumlah ideal anak, d. Jarak ideal kelahiran anak, dan e. Penyuluhan kesehatan reproduksi. ( UU No. 52 Tahun 2009)

Kebijakan Program Kependudukan dan KB Meningkatkan koordinasi, keterpaduan, dan kemitraan dengan sektor terkait. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB dalam JKN. Promosi dan KIE pelayanan KB dalam JKN. Menjamin ketersediaan alkon di selurah fasilitas kesehatan. Menjamin tersedianya tenaga kesehatan yang kompeten dalam pelayanan KB. Meningkatkan pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) prioritas 2014. Memantapkan jaringan pelayanan KB sampai lini lapangan.

S T R A T E G I P E L A Y A N A N KB Pemenuhan kebutuhan alokon sesuai kebutuhan dan berkesinambungan pada setiap Faskes-KB yang terregistrasi BKKBN dan menjadi jejaring BPJS Pemenuhan kebutuhan SDM yang kompeten (Provider pelayanan KB terlatih/kompeten) Kemitraan Organisasi Profesi terkait terutama IDI dan pemberdayaan IBI dalam penjaminan kelangsungan pelayanan KB di seluruh Faskes-KB BPJS menjamin pelayanan KB era JKN di faskes tingkat pertama dan faskes tingkat lanjutan Mengoptimalkan momentum yang ada (Bhakti Sosial TNI KB-Kes, Bhayangkara, Kesatuan Gerak PKK, Hari Jadi Kabupaten, Hari Keluarga, Harlah Muslimat NU, Aisyiah).

PEMILIHAN KONTRASEPSI RASIONAL Fase Fase Fase Menunda Menjarangkan Tidak Hamil Kehamilan Kehamilan Lagi 2-4 - Pil -Suntik -Kondom 20 MKJP 35 MOP MOW B. Affandi, 1984

MEMBANDINGKAN METODE KONTRASEPSI Paling efektif dan paling mudah digunakan Paling efektif namun dengan pemakaian yang rutin Efektif dengan pemakaian yang rutin dan benar Metode Operatif Wanita (MOW) IUD Metode Operatif Pria (MOP) Implants Pil Metode Amenore Laktasi (MAL) Injeksi Kondom Pria dan kondom Perempuan PENTING! Hanya kondom yang memiliki fungsi ganda, selain sebagai alat kontrasepsi juga dapat mencegah penularan IMS, HIV dan AIDS Menghitung masa subur dengan cara tradisionall

REGULASI PELAYANAN KB (PMK NO 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional) Pasal 19 (1) Obat dan Alat Kesehatan Program Nasional yang telah ditanggung oleh Pemerintah dan / atau Pemerintah Daerah, tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan. (2) Obat dan Alat Kesehatan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) meliputi : a. alat kontrasepsi dasar; b. vaksin untuk imunisasi dasar c. obat program pemerintah

REGULASI PELAYANAN KB (PERPRES 12/2013) Pasal 21 Ayat 1 Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan: a. penyuluhan kesehatan perorangan; b. imunisasi dasar; c. keluarga berencana; dan d. skrining kesehatan. Pasal 21 ayat 3 Pelayanan keluarga berencana sebagaimana dimaksud meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi dan tubektomi bekerja sama dengan lembaga yang membidangi keluarga berencana. Pasal 25 huruf l (Pelayanan Tidak Ditanggung) l. Alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu;

Pelayanan KB di Faskes Tingkat Pertama Konseling KB Kontrasepsi Dasar (IUD, Implant,Kondom, Pil, Suntik) Upaya penanggulanagn efek samping, komplikasi ringan dan upaya rujukan

Pelayanan KB Faskes Tingkat Lanjutan MOP MOW MOW PaskaPersalinanpervaginam dan MOW Interval Komplikasi yang membutuhkan tindakan medis spesifik Sistem Rujukan

Pelayanan KB Bergerak/Mobile Konseling KB Kontrasepsi Dasar (MKJP) Upaya penanggulangan efek samping komplikasi ringan dan upaya rujukan

Pelayanan KB BPM/DPM Konseling KB Pelayanan KB sederhana sampai dengan lengkap, kecuali vasektomi oleh dokter terlatih dan Tubektomi

Sistem jkn yang ditanggung bpjs dalam pelayanan KB Faskes tingkat dasar : Puskesmas dan Dokter keluarga : pembayaran sistem kapitasi Bidan Jaringan : pembayaran kapitasi/klim ke BPJS langsung (non Kapitasi) Pelayanan KB di Faskes tingkat lanjutan : sistem pembayaran BPJS sesuai pembiayaan INA CBGs (Indonesia Case Based Groups)

Revisi Surat Edaran Menteri Kesehatan 31/2014 : non-kapitasi, bidan (delima), MOP PPK

ALUR PELAYANAN KB DALAM JKN INFORMED CHOICE 3 PRIMARY CARE KONSELING PELAYANAN PKT-1 BIDAN PUS 2 4 PUS BIDAN PKT-1 MOTIVASI PLKB PUS MOTIVASI KADER PUS PENYULUHAN (Behaviour Change Communication/B CC) 1 PERGERAKAN LINI LAPANGAN 5 PELAYANAN (Komplikasi ringan) PELAYANAN RUJUKAN (Komplikasi berat/rekanalisasi ) PRIMARY CARE PUS DOKTER PKT-1 SECONDARY CARE PUS DR SPES PKT-R

Tantangan dan Permasalahan Menurunnya kuantitas tenaga lapangan/ Penyuluh KB, saat ini ada 53 orang (seorang Penyuluh KB membina rata-rata 3-4 Desa/ Kelurahan) idealnya 1 2 Desa. Terbatasnya dukungan operasional. Daya beli masyarakat. Masih rendahnya pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (IUD, Implant dan Medis Operasi) yaitu hanya 33,40% dari total peserta KB aktif (PA), sebanyak 58,30% peserta suntik dan MOP masih rendah (0,57%).

Belum semua Pasangan Usia Subur (PUS) mendapatkan pelayanan KB (menjarangkan kelahiran dan mengakhiri kelahiran atau Unmetneed) sebanyak 16,535 atau 9,79%. Jarak sebar pencapaian antar wilayah tinggi > 50%. Penggerakan dan KIE belum dapat merubah perilaku masyarakat untuk membentuk keluarga kecil.

Target Peserta KB MKJP Bagi Babinsa Bulan Bhakti KB-Kes TNI Bulan Mei s/d Oktober 2014 (6 Bulan) 1. MOP = 2 akseptor setiap Babinsa 2. MOW = 4 akseptor setiap Babinsa 3. IUD = 10 akseptor setiap Babinsa 4. Implant = 20 akseptor setiap Babinsa

SATU atau DUA ANAK CUKUP Laki Perempuan Sama Saja AYO BER-KB AYO IKUT KB 2 ANAK CUKUP

Upaya Peningkatan MOP/ Vasektomi Disampaikan oleh :

Apa dan bagaimana MOP/ Vasektomi? MOP merupakan tindakan pengikatan dan pemutusan saluran sperma kanan dan kiri, shg saat ejakulasi cairan mani keluar tidak lagi mangandung sperma. Tindakan yang lebih ringan dari sunat/ khitan, sekitar 10-15 menit dg cara mengikat dan memutus saluran sperma yg terdapat dalam kantung buah zakar. Kelebihan : - Tidak mengganggu hub. seksual dan fungsi ereksi. - Aman, nyaman, efek samping kecil. Keterbatasan : - Harus dilakukan dokter terlatih. - Harus menggunakan kondom selama 20 x ejakulasi paska operasi. - Sarana dan tempat pelayanan terbatas.

Siapa yang bisa menjadi peserta dan tidak bisa MOP? Yang bisa : - Pasangan yang tidak ingin tambah anak lagi. - Umur isteri minimal 25 tahun. - Mengetahui kelebihan dan keterbatasan vasektomi. - Telah mendapat penjelasan medis sesuai dg persetujuan tindakan medis (informed consent). Yang tidak bisa : - Mengidap kencing manis, hernia. - Infeksi pada daerah buah zakar (scortum). - Tekanan darah tinggi. - Gangguan pembekuan darah. - Keadaan jiwa yang tidak stabil.

Kenapa MOP belum berkembang? Pria merasa lebih Superior. KB tugas wanita. Rasa takut. Hambatan isteri. Upaya MOP : KB bukan tugas wanita, pemberdayaan perempuan, mengurangi rasa takut dan vasektomi MESRA (Murah, Efektif, Sederhana, Resiko rendah dan Aman).

) Pandangan MUI tentang KB-MOP MOP yang dilakukan tidak dengan mematikan atau menghentikan sama sekali kemungkinan terjadinya proses pertemuan sperma dan ovum si isteri diperbolehkan. Apalagi setelah terbukti bahwa vasektomi dapat direkanalisasi dan berhasil mendapatkan keturunan seperti pengalaman Pak Jatmiko (Surabaya). Sepanjang tidak menghentikan sama sekali (ta qim) apalagi dapat direkanalisasi dan ada testimoni bahwa berhasil untuk mendapatkan keturunan diperbolehkan, kecuali karena pertimbangan medis yang apabila tidak dilakukan menimbulkan mudharat yang lebih besar. Pria dan wanita mempunyai kewajiban yang sama dalam perencanaan dan pengaturan KB dan reproduksi.

Wanita ber KB sudah biasa Pria ber KB LUAR BIASA Ayo sayangi isteri dengan Pria ber KB

Vasektomi/ MOP Cara KB yang mudah, aman, nyaman dan tidak menyebabkan impotensi