PENYADAPAN GETAH PINUS MENGGUNAKAN METODE BOR DENGAN BERBAGAI FREKUENSI PELUKAAN INDRI FEBRIANI MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penyadapan Getah Pinus Menggunakan Metode Bor dengan Berbagai Frekuensi Pelukaan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir karya tulis ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Januari 2014 Indri Febriani NIM E14090032
ABSTRAK INDRI FEBRIANI. Penyadapan Getah Pinus Menggunakan Metode Bor Dengan Berbagai Frekuensi Pelukaan. Dibimbing oleh GUNAWAN SANTOSA Metode bor merupakan metode penyadapan getah yang memerlukan bidang sadap relatif kecil. Metode bor memiliki kelemahan yaitu laju kenaikan bidang sadap yang tinggi. Untuk menurunkan laju kenaikan bidang sadap yang tinggi perlu dilakukan penelitian mengenai pembaharuan luka yang dilakukan dengan memperbesar ukuran lubang bor di lubang yang sama. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dimana terdiri atas empat perlakuan yaitu metode quarre, metode bor satu pelukaan, metode bor dua pelukaan, dan metode bor tiga pelukaan. Berdasarkan uji duncan metode quarre memiliki produktivitas yang lebih besar dibandingkan metode bor yaitu 89.08 g/bidang sadap/hari. Metode bor dengan berbagai frekuensi pelukaan memberikan produktivitas yang sama. Dengan mempertimbangkan produktivitas dan laju kenaikan bidang sadap maka metode bor yang optimal adalah metode bor dengan dua frekuensi pelukaan yang menghasilkan produktivitas sebesar 51.39 g/bidang sadap/hari dan laju kenaikan bidang sadap sebesar 18.4 cm/bulan. Kata kunci: frekuensi pelukaan, metode bor, pembaharuan luka ABSTRACT INDRI FEBRIANI. Pine Resin Tapping Using Drill Method with Various Frequency of Wounding. Supervised by GUNAWAN SANTOSA The using of drill method in resin tapping requires relatively small tap area. Drill method has disadvantage, that is the high increasing rate of tap area. Therefore, the research that focus in wound renewal by enlarge the size of existing drill hole is needed to decrease the high increasing rate of tap area. This study use a complete random design where the consists of four treatments method; quarre method, one frequency drill method, two frequency drill method and three frequency drill method. Based on Duncan test, the result shows that the productivity of quarre method is 89.08 g/tapping area/day and it is higher than the productivity of drill method. The same productivity showed by the various frequency on drill methods. Drill method with two frequency is an optimum drill method considered by the productivity and the increasing rate of tap area, which the productivity reaches 51.39 g/tapping area/day and the increasing rate of tapping area is 18.4 cm/month. Keywords: drill method, renewal wound,various frequency
PENYADAPAN GETAH PINUS MENGGUNAKAN METODE BOR DENGAN BERBAGAI FREKUENSI PELUKAAN INDRI FEBRIANI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan Departemen Manajemen Hutan MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Judul Skripsi : Penyadapan Getah Pinus Menggunakan Metode Bor dengan Berbagai Frekuensi Pelukaan Nama : Indri Febriani NIM : E14090032 Disetujui oleh Dr Ir Gunawan Santosa, MS Pembimbing Diketahui oleh Dr Ir Ahmad Budiaman, Msc Ftrop Ketua Departemen Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul karya ilmiah ini adalah Penyadapan Getah Pinus Menggunakan Metode Bor dengan Berbagai Frekuensi Pelukaan. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Gunawan Santosa, MS selaku pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan dan saran dalam penyusunan karya ilmiah ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah Sumartono, ibu Kuntariyah, Andri Yuniartha, Vindhi Oktaviastuti serta seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya. Ungkapan terima kasih disampaikan kepada pihak HPGW, pak Lili, pak Uus dan semua yang telah membantu. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Defri Satiya Z, Sonya Dyah Kusumadewi, Qoiman Bilqisti, Bunga Mentari, Cecilya Budiaman, Geanisa V, Laysa Aswitama, Fajar Trilaksono, Yuka A, Dewi Supriyo P, Artika A, dan Bagus F atas bantuan dan semangatnya. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada teman sebimbingan Rizky Ramadhan, Widhy Satrio, M Ismail, A Pertisia G, dan teman MNH 46 yang telah memberikan bantuan, dan semangatnya. Serta semua pihak yang membantu penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Februari 2014 Indri Febriani
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR viii PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 1 Tujuan Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2 METODE 2 Waktu dan Tempat Penelitian 2 Alat dan Bahan 2 Prosedur Penelitian 2 Penelitian Pendahuluan 2 Penelitian Utama 3 Analisis Data 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 Kondisi Lokasi Penelitian 4 Penentuan Pohon Contoh 5 Pembaharuan Luka Pada Metode Bor 6 Produktivitas Getah Pinus 7 Penentuan Frekuensi Pelukaan Optimal 10 SIMPULAN DAN SARAN 12 Simpulan 12 Saran 12 DAFTAR PUSTAKA 12
DAFTAR TABEL 1 Analisys of Variance (ANOVA) 4 2 Analisis ragam frekuensi pelukaan metode bor 9 3 Hasil Uji Duncan dari setiap perlakuan terhadap produktivitas getah pinus 10 4 Penentuan frekuensi pelukaan optimal 11 DAFTAR GAMBAR 1 Lokasi penelitian penyadapan getah pinus menggunakan metode bor, batas kawasan hutan, camp HPGW 5 2 A) Metode quarre B) metode bor satu pelukaan C) metode bor dua pelukaan D) metode bor tiga pelukaan 6 3 Produktivitas rata-rata getah pinus 7 4 Produktivitas getah pinus. kontrol, metode bor satu pelukaan, metode bor dua pelukaan, metode bor tiga pelukaan 8
PENDAHULUAN Latar Belakang Pada umumnya penyadapan getah yang dilakukan menggunakan metode quarre. Seiring berjalannya waktu muncul permasalahan dari penggunaan metode quarre, yaitu sedikitnya bidang sadap yang tersisa. Hal ini membuat umur produktiv pohon menurun. Solusi dari permasalahan bidang sadap yang kian menipis adalah penyadapan dengan metode bor. Kelebihan dari metode bor antara lain getah yang dihasilkan lebih jernih, bidang sadap yang diperlukan sedikit, meminimalisir kerusakan tegakan, dan penutupan luka yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan metode quarre. Kekurangan dari metode bor yaitu laju kenaikan bidang sadap yang tinggi. Pada pembaharuan luka 3 hari, laju kenaikan bidang sadap pada metode quarre dalam satu bulan sebesar 19 cm. Pada metode bor dengan mata bor standar 5/8 inch, laju kenaikan bidang sadap dalam satu bulan sebesar 34 cm. Pohon yang dilukai menggunakan metode quarre maupun metode bor akan memotong saluran getah sehingga getah keluar. Selanjutnya getah yang keluar semakin lama semakin sedikit. Hal ini dikarenakan sisa dari getah yang dilukai mengeras dan menyumbat saluran getah, sehingga getah yang akan keluar terhambat dan mengumpul disaluran getah. Untuk mengeluarkan getah diperlukan pembaharuan luka. Pada hakekatnya pembaharuan luka ditujukan untuk membuka kembali saluran getah yang tertutup oleh saluran getah yang mengeras. Pada metode quarre pembaharuan luka dilakukan dengan membuat koakan di atas koakan sebelumnya. Hal yang sama pembaharuan luka metode bor dapat dilakukan dengan membuat lubang bor di atas lubang bor sebelumnya atau dengan memperbesar ukuran lubang bor di lubang yang sama. Untuk menurunkan laju kenaikan bidang sadap yang tinggi pada metode bor perlu dilakukan penelitian mengenai pembaharuan luka yang dilakukan dengan cara memperbesar ukuran lubang bor di lubang yang sama. Perumusan Masalah Pembaharuan luka pada metode bor dilakukan dengan membuat lubang bor di atas lubang sebelumnya. Hal ini akan menyebabkan laju kenaikan bidang sadap yang relatif cepat sehingga luas bidang sadap semakin sedikit. Untuk menghemat bidang sadap maka diupayakan pembaharuan luka dengan memperbesar lubang bor yang telah dilakukan sebelumnya. Hipotesa dari penelitian ini adalah bahwa pembesaran lubang bor dapat memotong atau membuka saluran getah, sehingga getah dapat mengalir dan keluar dari saluran getah.
2 Tujuan Penelitian Penelitian bertujuan: 1 Mengetahui pengaruh frekuensi pelukaan dalam satu lubang bor pada penyadapan getah pinus dengan metode bor terhadap produktivitas sadapan getah 2 Menentukan frekuensi pelukaan optimal pembuatan lubang bor pada sadapan pinus dengan metode bor Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan solusi terhadap permasalahan bidang sadap pada penyadapan getah pinus dengan metode bor dan bermanfaat bagi pihak yang memerlukan informasi mengenai frekuensi pelukaan optimal mata bor dalam satu lubang bor. Bagi pengelola Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan membantu dalam peningkatan produktivitas getah pinus. METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitan ini dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan September 2013 dan bertempat di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah mata bor berukuran 5/8 inchi, 7/8 inchi, dan 1 inchi, pipa paralon berukuran 5/8 inchi, 7/8 inchi, dan 1 inchi, parang, talang sadap, pita ukur 150 cm, sprayer, plastik ukuran 12 x 25 cm, timbangan digital, thally sheet, kalkulator, alat tulis, papan jalan, paku payung, kadukul, tali rafia, stimulansia ETRAT 1240, plastik mika, spidol permanen, pohon pinus (Pinus merkusii), kamera digital, microsoft word 2007, microsoft excell 2007, IMB SPSS. Prosedur Penelitian Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan guna memperoleh kemampuan alami pohon dalam mengeluarkan getah. Pohon contoh yang layak digunakan penelitian adalah pohon yang memiliki diameter >30 cm dan keadaan topografi tempat tumbuh pohon pinus seragam atau berada pada satu hamparan. Pohon contoh yang