BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

TUGAS PERTANYAAN SOAL

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1

Pendahuluan Motor DC mengkonversikan energi listrik menjadi energi mekanik. Sebaliknya pada generator DC energi mekanik dikonversikan menjadi energi l

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

Mesin AC. Dian Retno Sawitri

BAB II GENERATOR SINKRON

Kata Kunci: motor DC, rugi-rugi. 1. Pendahuluan. 2. Rugi-Rugi Pada Motor Arus Searah Penguatan Seri Dan Shunt ABSTRAK

Universitas Medan Area

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

PENGARUH POSISI SIKAT DAN PENAMBAHAN KUTUB BANTU TERHADAP EFISIENSI DAN TORSI MOTOR DC SHUNT

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsep Dasar Kemagnetan

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

METODE PERLAMBATAN (RETARDATION TEST) DALAM MENENTUKAN RUGI-RUGI DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH

PENGARUH PEGATURAN KECEPATAN MENGGUNAKAN METODE PENGATURAN FLUKSI TERHADAP EFISIENSI PADA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

ANALISIS PERBANDINGAN EFEK PEMBEBANAN TERHADAP GGL BALIK DAN EFISIENSI PADA MOTOR DC PENGUATAN KOMPON PANJANG DAN MOTOR INDUKSI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

TRANSFORMATOR PRINSIP DASAR RANGKAIAN EKIVALEN

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. dengan putaran medan pada stator terdapat selisih putaran yang disebut slip.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik.

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

BAB II DASAR TEORI. Teknik Konversi Energi Politeknik Negeri Bandung

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

BAB II LANDASAN TEORI

Mekatronika Modul 7 Aktuator

Politeknik Negeri Sriwijaya

Bahan Magnetik. oleh: Ichwan Yelfianhar (dirangkum dari berbagai sumber)

BAB II GENERATOR SINKRON

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi

3/4/2010. Kelompok 2

PENGARUH PENGATURAN TAHANAN SHUNT DAN SERI TERHADAP PUTARAN DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan 1

Transformator (trafo)

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

Mesin Arus Searah. Karakteristik Generator Arus Searah

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG)

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

KONSTRUKSI GENERATOR ARUS SEARAH

Mesin Arus Bolak Balik

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

MODUL III SCD U-Telkom. Generator DC & AC

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di

BAB II DASAR TEORI. mesin listrik yang mengubah energi listrik pada arus searah (DC) menjadi energi

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah

JENIS-JENIS GENERATOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum )

ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MOTOR DC PENGUAT LUAR TERHADAP POSISI SIKAT

DASAR-DASAR LISTRIK ARUS AC

BAB I PENDAHULUAN. putaran tersebut dihasilkan oleh penggerak mula (prime mover) yang dapat berupa

waktu. Gaya gerak listrik (ggl) lawan akan dibangkitkan sesuai persamaan: N p dt Substitute Φ = N p i p /R into the above equation, then

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

1BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah baterai. Baterai memberikan kita sumber energi listrik mobile yang

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

i : kuat arus listrik (A) a : jarak dari kawat berarus (m)

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

HANDOUT MESIN-2 LISTRIK

LABSHEET PRAKTIK MESIN LISTRIK MESIN ARUS BOLAK-BALIK (MESIN SEREMPAK)

GENERATOR ARUS SEARAH

GENERATOR SINKRON Gambar 1

TOPIK 9 ELEKTROMAGNETIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Generator merupakan suatu alat yang dapat mengubah energi mekanik menjadi energi listrik melalui medium medan magnet. Bagian utama generator terdiri dari stator dan rotor. Stator merupakan bagian generator yang diam sedangkan rotor merupakan bagian generator yang berputar. Generator memiliki jenis yang bermacam-macam. Bedasarkan jenis arus yang dihasilkan, generator dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu Generator DC dan Generator AC. 2.2 Konversi Energi Elektromagnet Melalui medium medan magnet bentuk energi mekanik dapat diubah menjadi energi listrik. Hal tersebut berlangsung melalui alat konversi yang disebut generator. Medan magnet sangat berperan penting dalam proses konversi energi elektromagnet. (Zuhal, 1991:1) Prinsip dasar yang menunjukan bagaimana medan magnet berfungsi dalam proses konversi: 1. Suatu konduktor yang mengalirkan listrik akan menghasilkan medan magnet disekitar konduktor tersebut. (Zuhal, 1991:1) B = μh... (2.1) B = Kerapatan Fluks (Wb/m 2 ) μ = Permeabilitas (H/m) H = Kuat medan (A/m) 4

2. Medan magnet yang berubah-ubah terhadap waktu akan menginduksikan tegangan pada suatu belitan kumparan. Hal ini merupakan prinsip kerja dari transformator. (Zuhal, 1991:1) e =... (2.2) e = Tegangan Induksi (Volt) d = Perubahan Fluksi (Wb) dt = Perubahan Waktu (s) 3. Suatu konduktor yang digerakan memotong medan magnet maka pada konduktor tersebut akan timbul tegangan induksi. Hal ini merupakan prinsip kerja dari generator. (Zuhal, 1991:1) e = Blv... (2.3) e = Tegangan Induksi (Volt) B = Kerapatan Fluks (Wb/m 2 ) l = Panjang Konduktor (m) v = Kecepatan (m/s) 4. Suatu konduktor yang mengalirkan listrik berada pada area medan magnet akan menimbulkan gaya pada konduktor tersebut. Hal ini merupakan prinsip kerja dari motor. (Zuhal, 1991:1) F = BIL... (2.4) F = Gaya (N) B = Kerapatan Fluks (Wb/m 2 ) I = Arus (A) L = Panjang suatu konduktor (m) 5

2.3 Medan magnet dan Medan Listrik Gambar 2.1. Proses timbulnya medan magnet (soerya.surabaya.go.id) Medan magnet terbentuk dari gerakan elektron. Arus listrik yang mengalir melalui suatu konduktor merupakan aliran elektron. Sehingga di sekitar konduktor tersebut akan timbul medan magnet. Medan magnet mempunyai arah, kerapatan dan intensitas yang digambarkan sebagai garis-garis fluks dan dinyatakan dalam simbol Ø (fluks) dengan satuan weber. (Zuhal, 1991:2) Gambar 2.2. Medan Listrik (id.wikipedia.org) Medan listrik adalah efek yang ditimbulkan oleh keberadaan muatan listrik seperti elektron. Muatan listrik dapat bernilai negatif, nol dan positif. Apabila pada setiap titik di sekitar muatan dihitung medan listriknya dan digambarkan vektor-vektornya, akan terlihat garis-garis yang saling berhubungan, yang disebut sebagai garis-garis medan listrik. Tanda muatan akan menentukan arah garis-garis medan listrik. (id.wikipedia.org) Muatan positif (+) akan menyebabkan garis-garis medan listrik mempunyai arah keluar dari muatan. Muatan negatif (-) akan menyebabkan garis-garis medan listrik mempunyai arah masuk ke muatan Muatan nol ( ) tidak menyebabkan adanya garis-garis medan listrik. 6

2.4 Kondisi Tanpa Beban Pada kondisi tanpa beban, generator hanya membangkitkan tegangan induksi Eo sehingga tegangan terminal Vt sama dengan tegangan induksi. Tegangan ini dapat dijadikan tegangan acuan tegangan keluaran generator.... (2.5) n = Tegangan Induksi (Volt) = Putaran Singkron (rpm) = Fluks (Wb) = konstanta mesin = Tegangan terminal (Volt) 2.5 Kondisi Berbeban Pada kondisi berbeban, generator akan mengalami tegangan drop sehingga tegangan terminal yang terukur akan lebih kecil dari tegangan induksi. Semakin besar beban generator maka semakin besar tegangan jatuh. Tegangan jatuh terjadi anatara lain karena tahanan jangkar, reaktansi bocor dan reaksi jangkar.... (2.6) Vd = Tegangan Induksi (Volt) = Tegangan jatuh (Volt) = Tegangan terminal (Volt) 2.6 Daya Maksimum Daya maksimum dapat diartikan daya keluaran maksimum generator yang dapat diberikan pada beban. Apabila daya beban lebih kecil, maka kebutuhan beban dapat terpenuhi. Untuk mendapatkan Vo dapat dilakukan dengan cara pengujian beban nol. Sedangkan untuk mendapatkan Ihs dapat dilakukan dengan cara pengujian hubung singkat.... (2.7) Vo = Daya maksimal (W) = Tegangan beban nol (Volt) = Arus hubung singkat (Ampere) 7

2.7 Efisiensi Efisiensi generator dapat diartikan sebagai perbandingan anatara daya input dan output generator.... (2.8) Pout = Daya keluaran (W) Pin = Daya masuk (W) = Efisiensi (%) Pin generator adalah daya mekanik untuk memutar poros generator. Untuk mengetahui besar daya yang dibutuhkan dapat dilakukan dengan cara penganalogian, yaitu dengan cara mengkopel generator dengan sebuah motor. -... (2.9) Pin = Daya masukan generator (W) Vm = Tegangan motor (Volt) Im = Arus motor (Ampere) Pm rugi-rugi = Rugi total motor (W) Pout generator adalah daya listrik yang dihasilkan. Untuk mengetahui besar daya yang dihasilkan, dinamo harus dibebebani sehingga Pout dapat dihitung.... (2.10) Pout = Daya masukan generator (W) Vt = Tegangan generator (Volt) Ib = Arus generator (Ampere) Pada kenyataannya, Pout selalu lebih kecil dari Pin. Hal tersebut terjadi arena adanya rugi-rugi daya pada dinamo, antara lain rugi tembaga, rugi besi dan mekanik.... (2.11) Prugi-rugi = Rugi total (W) Pt = Rugi tembaga (W) Pb = Rugi besi (W) Pmk = Rugi mekanik (W) 8