BAB I. Pendahuluan. keberlangsungan kehidupan manusia tersebut. Berawal dari proses produksi serta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Sentral Wisata Kerajinan

IFFATUZ ZUHDAH NIM

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater

BAB VI HASIL RANCANGAN. dengan ruang-ruang produksi kerajinan rakyat khas Malang yang fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS. Pada perancangan objek Sentral Wisata Kerajinan Rakyat memiliki fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Letak Kabupaten Bangkalan berada pada ujung Pulau Madura bagian Barat

BAB I PENDAHULUAN. Industri telah mengalami perkembangan pesat baik di kota-kota besar

Bab 1. Pendahuluan. Kesenian dan kerajinan ini merupakan aset penting budaya lokal yang

BAB I PENDAHULUAN. arsitektur di Indonesia adalah masuknya pola arsitektur modern yang diadopsi dari

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

DESKRIPSI KARYA KRIYA PRODUK BASKOM KAYU

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dan kesatuan suatu bangsa dapat ditentukan dari aspek- aspek

BAB I PENDAHULAN. tersebut diperkuat dengan salah satu misi Kota Batu tahun yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pembentukannya setiap budaya yang dimunculkan dari masing-masing daerah

satu alasannya adalah sebagai industri, Indonesia sudah kalah waktu. Industri game di Indonesia belum ada 15 tahun dibanding negara lain. Tentunya sei

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suku Bugis yang tersebar di seluruh kabupaten yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. dengan membaca maka pengetahuan bertambah. Sudah pasti, orang yang rajin membaca adalah

BAB I PENDAHULUAN. membentang luas lautan yang merupakan pesisir utara pulau Jawa. Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu gejala positif yang seharusnya dilakukan oleh para sastrawan,

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kepanjen merupakan ibukota baru bagi Kabupaten Malang. Sebelumnya ibukota Kabupaten Malang berada di Kota Malang ( Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. cukup terkenal dan digemari oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Eksistensi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebut sebagai negara agraris karena memiliki area pertanian

BAB V PENUTUP A. Simpulan

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan. Pengembangan Kawasan Kerajinan Gerabah Kasongan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad ini gerak perubahan zaman terasa semakin cepat, perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB 7 PENUTUP. Terakota yang merupakan kesenian asli dari kerajaan Majapahit yang hampir punah

BAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik dibanding dengan tahun lalu. Kondisi ini tidak lepas dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bhineka Tunggal Ika

VHANY AGUSTINI WITARSA, 2015 EKSPLORASI APLIKASI ALAS KAKI YANG TERINSPIRASI DARI KELOM GEULIS

2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

PEKALONGAN BATIK CENTER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam bahasa Batak disebut dengan istilah gorga. Kekayaan ragam hias

BAB I PUSAT KEBUDAYAAN ISLAM DI SURAKARTA

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

PUSAT BATIK DI PEKALONGAN (Showroom,Penjualan,Pelatihan Desain,dan Information center)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Obyek. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sejarah dan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan sudah dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. tradisionalnya. Tidak jarang tradisi serta kebudayaan dan kesenian yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat serta pengaruh perekonomian global. pemerintah yaitu Indonesia Desain Power yang bertujuan menggali

MUSEUM GERABAH NUSANTARA Penerapan arsitektur bangunan berbahan gerabah pada bentuk bangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. itu wajib bagi generasi muda untuk melestarikan dan menjaganya agar tidak. hilang terkena arus globalisasi dan modernisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan potensi kesenian tradisional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Objek Perancangan : Sentral Wisata Kerajinan Rakyat khas

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki banyak keanekaragaman kesenian dan budaya,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya

PERAN WANITA DALAM AKTIVITAS WISATA BUDAYA (Studi Kasus Obyek Wisata Keraton Yogyakarta) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN. ruang tertentu. Untuk mempermudah dalam pem-bacaan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. bersifat kompleks, abstrak, dan luas (

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kartika Dian Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Hal ini terbukti dari berbagai macam penemuan yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Proses modernisasi dan globalisasi menempatkan bangsa Indonesia dalam

BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE. dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis tersebut

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. di dunia yang kekayaan alamnya menjadi aset bagi Negara yang berada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

MUSEUM BATIK DI YOGYAKARTA

BAB 1. Pendahuluan. Negara Indonesia selain terkenal dengan Negara kepulauan, juga terkenal dengan keindahan alam dan kekayaan hutan.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 4 Tahun 2007 Seri E Nomor 4 Tahun 2007 NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Obyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing

Daftar Terjemah Bahasa Asing. No Bab Kutipan Hal Terjemah 1 I QS. Al-Mujadilah Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Negara kita terdiri dari bermacam-macam suku bangsa yang terbentang

2016 LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN CINDERAMATA SITU LENGKONG PANJALU CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. dan melestarikan alam. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW berikut :

SENI KRIYA. Drs. Hery Santosa, M. Sn. DRS. TAPIP BAHTIAR, M.Ds. APRESIASI KARYA SENI KRIYA NUSANTARA. tbahtiarapresiasisenikriya'2008 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan budaya, dari sabang sampai

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan Fenomena kebudayaan selalu hadir dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah

Transkripsi:

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia akan benda pakai menjadi salah satu faktor pendorong manusia untuk menciptakan suatu bentuk karya untuk menunjang keberlangsungan kehidupan manusia tersebut. Berawal dari proses produksi serta bahan sederhana, dengan keterampilan seseorang dalam mengolah bahan baku sehingga menjadi suatu barang pakai penunjang kehidupan. Berkembang dari pemenuhan kebutuhan hidup, produk keterampilan tangan dengan bentuk dan kerumitan yang menarik mulai menjadi barang seni atau pelengkap keindahan sebagai fungsi dekoratif. Produk keterampilan tangan sebagai penunjang keberlangsungan hidup atau sebagai barang seni sering dikenal dengan sebutan kerajinan. Kerajinan yang diproduksi secara tradisional, dalam artian keterlibatan manusia dalam pembuatannya masih sangat besar, bernilai cukup tinggi dikarenakan dalam pembuatannya dibutuhkan keterampilan seseorang yang ulet dan teliti. Disamping itu, masing-masing pengrajin memiliki masing-masing keahlian yang menciptakan keberagaman hasil kerajinan. Pada kenyataannya, seiring berjalannya waktu sistem fabrikasi menciptakan barang pakai juga barang dekoratif yang produksinya bisa mencakup jumlah besar, bentuk dan tampilan yang sama, waktu pengerjaan lebih singkat dan dengan produktifitas tinggi sehingga dapat dijangkau dengan harga yang lebih 1 Iffatuz Zuhdah -- 10660044

murah. Kemajuan teknologi yang semakin canggih tidak menutup kemungkinan dapat menggusur keberadaan kerajinan tangan yang dikerjakan secara tradisional. Jika di tinjau dari produksi kerajinan secara tradisional, di wilayah Malang terdapat beberapa produsen kerajinan yang sebagian diantaranya sudah menjadi ke-khas-an dari daerah masing-masing. Selain itu, kerajinan yang dihasilkan juga menjadi komoditi bagi masyarakat di daerahnya. Kerajinan di wilayah Malang, baik dari wilayah kota atau kabupaten, diantaranya yang cukup menjadi ke-khas-an dari beberapa daerah adalah anyaman, furnitur, gerabah, keramik, perhiasan/aksesoris, fashion, kriya kayu dan batu, hingga keris. Dengan kata lain, kerajinan dapat diartikan sebagai suatu produk yang selalu melibatkan unsur tempat asal, ketrampilan tangan tinggi, kreatifitas, tradisi dan lingkungan. Kerajinan khas Malang lain yang merupakan tradisi dari masa lalu diantaranya Topeng Malangan dan Batik Tulis Malang. Topeng Malangan bermula dari munculnya Tari Topeng Malangan sejak masa Hindu di Jawa. Batik Tulis Malang, dibawa oleh masyarakat pedalaman di Malang yang masih menganut kebudayaan upacara adat dari masa Majapahit. Selain dari tradisi turun-temurun, terdapat pula kerajinan yang juga menjadi khas di wilayah Malang tumbuh dan berkembang dari minat masyarakat untuk memanfaatkan sumberdaya dari daerah tersebut seperti kerajinan rotan yang diproduksi menjadi furnitur dan aksesoris rotan di daerah Balearjosari. Selain itu, dari daerah Dinoyo terdapat pula kerajinan keramik yang berupa craft dan 2 Iffatuz Zuhdah -- 10660044

aksesoris sehingga menambah keanekaragaman kreativitas masyarakat dalam bidang kewirausahaan. Wujud kreativitas pengrajin dalam proses pembuatan kerajinan merupakan landasan suatu kerajinan terbentuk. Untuk memunculkan ketertarikan dan kesadaran akan nilai dari kerajinan, perlu juga memperkenalkan dan mengajak kepada masyarakat umum untuk ikut terlibat dalam proses pembuatan kerajinan. Perancangan Sentral Wisata Kerajinan Rakyat, yaitu perancangan suatu area yang menyediakan area untuk pengrajin beberapa kerajinan khususnya wilayah Malang juga wilayah luar daerah umumnya. Para pengrajin dapat memproduksi karya kerajinan mereka dengan melibatkan lapisan masyarakat dalam proses tahapantahapan pembuatan kerajinan. Hal tersebut bertujuan agar nilai dari karya kerajinan dapat dilestarikan dan dipertahankan. Disamping itu, dengan adanya proses pembuatan kerajinan yang bersifat publik ini dapat menciptakan kegiatan sosial dari para pelaku kegiatan di dalamnya. Jika disimpulkan, dengan adanya suatu karya kerajinan menunjukkan bahwa manusia sebagai pengrajin secara produktif menciptakan sarana interaksi sosial dalam bermasyarakat. Selanjutnya, dengan adanya interaksi sosial akan membentuk suatu proses pembelajaran dan pelestarian budaya kerajinan agar dapat lebih berkembang. Dalam al-qur an, ayat yang menerangkan bahwa bersosial merupakan salah satu perintah Allah SWT dalam proses berkehidupan. Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapanglapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang 3 Iffatuz Zuhdah -- 10660044

yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujaadilah: 11) Ayat tersebut menjelaskan tidak adanya batas ruang dalam menggali ilmu dan belajar yang dapat dipelajari dari para pendahulu. Kerajinan yang merupakan suatu keterampilan dalam mengembangkan pengetahuan dan pendidikan dalam mengenalkan budaya sehingga dapat memunculkan nilai-nilai budaya di lingkungan masyarakat. Berlangsungnya kehidupan sosial saat ini tidak terlepas dari sejarah masa lalu. Sejarah merupakan kehidupan yang secara turun-temurun menjadi landasan pola budaya yang berkembang seiring berjalannya waktu. Pola kehidupan masa lalu memang tidak sama persis dengan kehidupan masa sekarang, namun nilainilai perjuangan masa lampau dan kebudayaan leluhur yang senantiasa kelestariannya terjaga. Penerapan perancangan dengan mengacu pada tema Arsitektur Historiscism, yang secara garis besar berarti kembali ke gaya sejarah dengan tujuan agar dapat memunculkan lagi nilai-nilai ketradisionalan dan latar belakang dari kerajinan yang peranannya tidak lepas dari kesejarahan dan tokoh-tokoh terdahulu yang ingin melestarikan kerajinannya sebagai kekhasan suatu daerah. Selain itu, kerajinan juga digunakan sebagai media yang menceritakan masa lalu. Salah satu bukti adanya peranan sejarah masa lalu yaitu dengan terdapatnya peninggalan puing-puing yang membawa cerita masing-masing sehingga kisah yang berlangsung sejak ratusan bahkan ribuan tahun lalu masih dapat tergambar hingga saat ini. Adanya situs-situs bersejarah yang menjadi peninggalan masa lalu 4 Iffatuz Zuhdah -- 10660044

sebagai identitas suatu daerah juga menjadi tujuan pariwisata seperti Candi Tumapel juga Arca Dwarapala yang terletak di Kecamatan Singosari menjadi landasan pemilihan lokasi perancangan Sentral Wisata Kerajinan Rakyat ini. Singosari yang terkenal dengan sejarah Ken Arok dan Ken Dedes yang nantinya pembabakan dari ceritanya akan menjadi acuan dalam perancangan dengan tema Historicism. Perancangan Sentral Wisata yang mengacu pada tema Historicism dengan mengambil tiga pembabakan sejarah Singosari yang akan dimunculkan dalam perancangan antara lain : Pertama, berdirinya Kerajaan Singosari. Pada mulanya, ketika Ken Arok berencana membunuh Tunggul Ametung, raja dari kerajaan Tumapel. Kemenangan merebut kerajaan besar tidak berakhir disitu. Konflik internal terjadi ketika anak kandung Tunggul Ametung, Anusapati, mengetahui bahwa ayahnya dibunuh oleh yang ternyata- ayah tirinya, Ken Arok. Kemudian konflik berlanjut ketika Anusapati di bunuh anak kandung Ken Arok, Tohjaya. Kedua, era rekonsiliasi. Ketika kekuasaan Tohjaya yang bermula dari konflik berlanjut dengan perdamaian, kepemimpinan oleh Ranggawuni yang merupakan keturunan dari Tunggul Ametung bersama denganketurunan Ken Arok, Mahesa Cempaka. Ketiga, era pemersatuan Nusantara. Ketika kekuasaan Singosari menjalin hubungan kerjasama dengan wilayah-wilayah Nusantara dengan tujuan memperluas dan mempersatukan wilayah Nusantara. 5 Iffatuz Zuhdah -- 10660044

1.2 Rumusan Masalah Adapun permasalahan dari perancangan Sentral Wisata Kerajinan Rakyat khas Malang di Singosari adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana rancangan Sentral Wisata Kerajinan Rakyat khas Malang yang apresiatif, edukatif, dan rekreatif? 2. Bagaimana rancangan Sentral Wisata Kerajinan Rakyat khas Malang dengan menerapkan tema historicism di dalamnya? 1.3. Tujuan Tujuan dari perancangan Sentral Wisata Kerajinan Rakyat khas Malang yaitu: 1. Untuk menghasilkan rancangan Sentral Wisata Kerajinan Rakyat khas Malang yang apresiatif, edukatif, dan rekreatif. 2. Untuk menghasilkan rancangan Sentral Wisata Kerajinan Rakyat khas Malang dengan menggunakan pendekatan historicism arsitektur di dalamnya. 1.4. Manfaat Manfaat yang dapat diambil dari perancangan Sentral Wisata Kerajinan Rakyat khas Malang antara lain: 1. Manfaat bagi Akademisi dan Praktisi. Kalangan akademisi dan praktisi dapat mengambil manfaat dari perancangan Sentral Wisata Kerajinan Rakyat sebagai tempat pembelajaran dan penambahan wawasan terutama di bidang kerajinan kriya. 2. Manfaat bagi masyarakat. 6 Iffatuz Zuhdah -- 10660044

Dengan adanya Sentral Wisata Kerajinan Rakyat dapat menjadi tempat yang apresiatif, edukatif, sekaligus rekreatif bagi masyarakat umum. 3. Manfaat bagi Pemerintah. Dengan adanya Sentral Wisata Kerajinan Rakyat dapat meningkatkan perekonomian dan menambah keberagaman metode pendidikan yang ada, khususnya di Kecamatan Singosari. 1.5. Batasan Perancangan Batasan perancangan Sentral Wisata Kerajinan Rakyat khas Malang adalah sebagai berikut: a. Lokasi Lokasi perancangan berada di Kecamatan Singosari di Kabupaten Malang. Kecamatan Singosari sebagai daerah berkembang ditinjau dari segi pendidikan, ekonomi, sosial dan kesehatan, termasuk dalam bidang pariwisata bersejarah. Selain itu dilihat dari lokasinya yang berada di jalur utama antar kota (Malang-Surabaya). Gambar 1.1 Lokasi Singosari (Sumber: GoogleMap, 2013) 7 Iffatuz Zuhdah -- 10660044

b. Batasan Skala Pelayanan. Skala Pelayanan pada Sentral Wisata Kerajinan Rakyat mencakup wilayah Malang raya (Kota Malang dan Kabupaten Malang) dan atau wilayah luar kota Malang. c. Batasan Obyek. Perancangan Sentral Wisata Kerajinan Rakyat mempunyai fungsi utama sebagai sarana yang menjadi pusat produksi, pameran dan perdagangan dari kerajinan-kerajinan khas Malang. Perancangan Sentral Wisata Kerajinan Rakyat ini dibatasi dengan fungsi sosialisasi yang besifat apresiatif, edukatif, sekaligus rekreatif. Sosialisasi Sebagai wadah interaksi bagi semua lapisan masyarakat. Apresiatif Memunculkan nilai dan memperkenalkan kepada publik tentang kerajinan dan potensi yang ada, mulai dari potensi dari daerah-daerah di wilayah Malang Raya sampai dengan potensi masyarakat setempat dalam mengolah potensi daerahnya masing-masing menjadi suatu kerajinan ke-khas-an. Edukatif Memasukkan unsur pembelajaran ke dalam rancangan sebagai sarana belajar dan mempelajari suatu objek. Di samping pembelajaran yang berupa proses kerajinan mulai dari bahan sampai hasil, juga pembelajaran sejarah dari Singosari melalui tahapan penataan objek. Rekreatif 8 Iffatuz Zuhdah -- 10660044

Kegiatan yang menarik, menyenangkan dan meningkatkan daya kreatifitas imajinasi. Memberikan fasilitas kepada pengunjung untuk ikut serta dalam proses pembuatan kerajinan. d. Batasan skala kegiatan. Batasan kegiatan dalam Sentral Wisata Kerajinan Rakyat antara lain: Sosial. Sentral Wisata Kerajinan Rakyat sebagai wadah bersosialisasi bagi semua kalangan masyarakat. Pendidikan. Sentral Wisata Kerajinan Rakyat sebagai tempat kegiatan pendidikan baik bagi akademisi ataupun masyarakat umum. e. Batasan Tema. Sentral Wisata Kerajinan Rakyat ini menggunakan pendekatan historicism yang mengacu pada pembabakan sejarah Kerajaan Singosari. Adapun tema tersebut difokuskan pada pengembangan latar belakang fungsi sosialisasi dan tampilan yang besifat apresiatif, edukatif, sekaligus rekreatif. 9 Iffatuz Zuhdah -- 10660044