BABI PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dalam kurun wak.w dua tahun terakhir sudah mulai

dokumen-dokumen yang mirip
1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

BAB I PENDAHULUAN. berupa pengalaman, semangat, ide, pemikiran, dan keyakinan dalam suatu

STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK

LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA EGOSENTRISME DAN KECENDERUNGAN MENCARI SENSASI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efikasi Diri. Menurut Bandura (1997) Efikasi diri merupakan bagian penting dalam

BABI PENDAHULUAN. Manusia adalah rnakhluk sosial sehingga sejak dari lahir sudah terbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

MATA PELAJARAN : Seni Teater JENJANG PENDIDIKAN : Sekolah Menengah Kejuruan

MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK B2 TK MADANI PALU

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seniman melalui berbagai bentuk media yang digunakannya. Melalui karya seni inilah

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan.

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

PERKEMBANGAN AFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kata lain, seorang aktor harus menampilkan atau. mempertunjukan tingkah laku yang bukan dirinya sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan emosi menurut Chaplin dalam suatu Kamus Psikologi. organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

BAB 4 PENUTUP Universitas Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI. A. Interaksi Sosial. Walgito (2007) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan antara

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor penentu kelulusan ujian nasional. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. luput dari pengamatan dan dibiarkan terus berkembang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB II KAJIAN TEORI. berinteraksi dengan sesama secara baik agar tercipta masyarakat yang tentram dan damai.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KARYA SENI PERTUNJUKAN KARNAVAL TATA BUSANA TEATER. Oleh: Budi Arianto, S.Pd., M.A. NIP

BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES. Drama di teater adalah salah satu bentuk karya sastra, bedanya dengan

BAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan baik fisik dan psikis dari waktu ke waktu, sebab

Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di bidang seni, film merupakan suatu fenomena yang muncul secara

STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK. Mengenal tujuan dan arti ibadah.

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMERANAN DRAMA. Kata Kunci : Metode Bermain Peran dan Pemeranan Drama

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, pengalaman, kreatifitas imajinasi manusia, sampai pada penelaahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan orang lain untuk dapat mempertahankan hidupnya. Proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Standar Kompetensi Guru SI/SK Kompetensi Guru Mapel KD Indikator Esensial

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terutama karena berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru.

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Kematangan Emosional. hati ke dalam suasana hati yang lain (Hurlock, 1999).

HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERNIKAHAN AWAL

BAB I PENDAHULUAN. mereka mempunyai pandangan tersendiri terhadap dunia luar.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi. Terjadi pada usia kurang lebih lima

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun

Bab 5 PENUTUP. Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan tentang komunikasi. bersama, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling berinteraksi. Melalui interaksi ini manusia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. orang lain dalam proses interaksi. Interaksi sosial menghasilkan banyak bentuk

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. paling penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai upaya meningkatkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kesepian atau loneliness didefinisikan sebagai perasaan kehilangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)

KEHIDUPAN PSIKOLOSOSIAL BUDAYA TAWURAN. Oleh : Ibnu Fat Khan PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perkembangan psikologis individu. Pengalaman-pengalaman

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kecerdasan Interpersonal

EFIKASI DIRI MAHASISWA YANG BEKERJA PADA SAAT PENYUSUNAN SKRIPSI SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V PENUTUP. kebaikan serta mengandung nilai-nilai ajaran Islam. Teater Wadas

PENTINGNYA ETIKA PROFESI

BAB I PENDAHULUAN. depan, seperti pendidikan formal di universitas mahasiswa diharapkan aktif, kunci

BABI PENDAHULUAN. Masa remaja adalah suatu masa dimana individu dalam proses. pertumbuhannya terutama fisik telah mencapai kematangan.

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Pendidikan Taman Kanak-Kanak memiliki peran yang sangat penting

AGRESI. Pengertian agresi, teori-teori agresi, pengaruh terhadap agresi, cara mengurangi agresi. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan atas empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak,

Dalam keluarga, semua orangtua berusaha untuk mendidik anak-anaknya. agar dapat menjadi individu yang baik, bertanggungjawab, dan dapat hidup secara

MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communion yang dalam. persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Keluarga merupakan sekumpulan orang yang

77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan

BAB I PENDAHULUAN. kata, mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan, menjadi seorang

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan adalah karyawan yang berkualitas.

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN. A walnya manusia diciptakan baik adanya, seumpama selembar kertas putih

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

I. PENDAHULUAN. Lingkungan merupakan sesuatu yang berada di luar batasan-batasan kemampuan

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

BAB V KESIMPULAN. Dari analisis yang telah dilakukan pada bab III dan bab IV, penulis dapat

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Zenith

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Diri. dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, konflik-konflik, dan

Transkripsi:

BABI PENDAHULUAN

BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia dalam kurun wak.w dua tahun terakhir sudah mulai terbiasa dengan pemberitaan, baik surat kabar maupun media-media lainnya, yang menggambarkan bentuk-bentuk kekerasan yang dilakukan oleh sebagian kelompok terhadap kelompok masyarakat lainnya yang tejjadi hampir di setiap daerah di Indonesia. Kekerasan sudah menjadi persoalan tersendiri dalam perilaku masyarakat Indonesia Salah satunya adalah berita tentang kerusuhan yang terjadi di ITS (Surya, 29 September 2003). Solidaritas yang berlebihan terhadap jurusan hingga meremehkan jurusan lain membuat bcntrokan antara jurusan yaitu jurusan Teknik Elektro dengan 0-3 Mesin (Teknik Industri). Kondisi seperti ini dapat dijadikan sebagai gambaian yang cukup jelas mengenai bagaimana pengendajian emosi bisa menjadi sesuatu yang begitu penting dalam mempengaruhi pola kebidupan bersama secara keseluruhan. Salah satunya bisa dilihat sebagai persoalan pengendalian emosi yang berkaitan dengan kestabilan emosi. Pengendalian emosi merupakan salah satu aspek penting dari sebuah proses menuju pada pembentukan emosi yang stabil. Kestabilan emosi dibentuk secara kesinambungan dan terns menerus dari proses perkembangan seseorang sebagai respon terhadap lingkungannya, yang terintegrasi bersama kebutuhan-kebutuhannya

2 Gerungan (1986 :28) rnenyatakan bahwa pengertian kestabilan ernosi adalah adanya suatu kernatangan emosional berdasarkan kesadaran yang mendalam terhadap kebutuhan-kebutuhan. keinginan-keinginan, cita-cita, alam perasaannya, serta pengintegrasian semua itu ke dalam suatu kepribadian yang pada dasarnya bulat dan harmonis. Pengertian harmonis adalah adanya suatu keseimbangan emosional yang dinamis yang dapat bergerak kemana-mana sesuai tuntutan kondisi dan rnernpunyai dasar yang rna tang serta stabil. Kestabilan ernosi antara individu yang satu berbeda dengan individu yang lain. Hal ini tidak tedepas dari faktor pengalaman, pertimbangan akal, pendidikan dalam keluarga, latar belakang kehidupan dari masa kanak-kanak, lingkungan bergaul, serta faktorfaktor lainnya Individu yang sudah stabij akan menunjukkan sikap yang positif dalam menghadapi kehidupan serta sanggup menghadapi tekanan hidup. baik yang ringan maupun yang berat dengan keadaan emosi yang tetap baik (Meichati, 1983 :31). Kestabilan yang baik mernbawa pada tingkah laku yang adekuat (serasi dan tepat) yang bisa diterima masyarakat pada umumnya, sehingga terbentuk hubungan interpersonal dan sosial yang rnernuaskan. Kehidupan psikis stabil relatif dekat dengan integritas jasmani dan robani yang ideal, tidak banyak memendam konflik internal, suasana hati tenang (Kartono dan Andari, 1989 :27). Pada kasus-kasus kekerasan yang teijadi bila dihubungkan dengan beberapa teori yang dikemukakan di atas, rnenunjukkan bahwa dalam rnasyarakat belum terbentuk suatu pola hubungan interpersonal dan sosial yang rnernuaskan. Ketidakpuasan yang teijadi rnerupakan dampak langsung dari kumng

j mendalamnya kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan-k~butuhan, keinginankeinginan, cita-cita dan alam perasaannya, yang kemudian diekspresikan secara tidak matang, negatif, tidak adekuat dan mendapatkan respon yang tidak diharapkan dari kelompok masyarakat lainnya. Tidak kurang penting adalah kenyataan bahwa para pelaku kekerasan terdiri dari berbagai kalangan yang sebenamya sarna sekali tidak pemah diharapkan ikut mengambil bagian didalamnya. Mereka adalah kalangan terpelajar dari genemsi muda yang suatu saat nanti akan menjadi pemimpin-pemimpin yang menentukan kemana arah bangsa ini. 1.2 Batasan Masalah Mahasiswa adalah kalangan intelektual yang berada dalam Iingkungan kampus. Mahasiswa dituntut untuk mampu menampilkan dirinya sebagaj pribadl yang matang. baik ketika berada dalam lingkungan kampus maupun ketika berada di tengah-tengah masyarakat. Terlepas dari kegiatan intelektualnya. sebagai manusia mereka pun terus menjalani proses perkembangan menuju pada pembentukan diri pribadi yang lebih stabil. Dalam hal perkembangan emosi, menjalani langsung kehidupan bermasyarakat amatlah penting, karena individu akan selalu dihadapkan pada adanya pilihan sikap, kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan yang berbeda-beda. Mereka juga dituntut untuk tetap dapat menjaga ekspresi emosi yang disesuaikan dengan norma yang berlaku di masyarakat supaya terbina pola bubungan interpersonal dan sosial yang memuaskan.

4 Teater adalah bentuk: seni peran yang mencoba memotret kehidupa~ baik orang perseorangan maupun masyarakat, kemudian menampilkannya kembali ke atas panggung. Pada prosesnya, supaya dapat menampilkan secara benar, setiap aktor dan aktris yang memerankan tokoh dalam lakon terlebih dahulu harns mempelajari karakter dan lakon yang dimainkan. Kemudian juga dipelajari tentang setting waktu dan tempat yang dipilih dalam lakon, supaya dapat terpahami pola-pola hubungan dan norma-norma yang berlaku, sehingga ketika ditampilkan, pesan yang ingin disampaikan benar-benar dapat diterima oleh penonton. Seperti halnya kebidupan sehari-hari, alur cerita dalam sebuah pementasan teater pun dirangkai dengan adanya konflik-konflik yang dialami oleh tokoh-tokohnya. Setiap konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan-perbedaan yang memang sengaja diciptakan dalam naskah pementasan. Antara konflik satu dengan lainnya dibedakan berdasarkan perbedaan kapasitas emosi yang dibutuhkan. Penampilan yang optimal dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh naskah, akan tercapai jika para aktor dan aktris mampu mengenali sekaligus mengekspresikan setiap emosi yang ada sesuai dengan kapasitasnya. Observasi dengan demikian menjadi sangat penting dan latihan dibutuhkan guna mengukur ketepatan observasi dengan mengalami langsung hambatan-hambatannya. Melalui pengajaman ini diharapkan aktor/aktris dapat menemukan dan memsakan langsung ekspresi emosi yang betul-betul sesuai dengan stimulus yang diterima. Proses teater sebagai kaj:ya cipta dikerjakan secara kolektif dan bukan karya individu. Teater merupakan karya orang-orang yang mendapat tugas untuk:

5 berkreasi menurut bidang kemampuannya masing-masing. Proses karya yang dipersatukan tersebut memerlukan waktu, kompromi, saling mengisi, saling pengertian yang didasari alasan kuat akan karya. Masing-masing individu hams benar-benar mewarnai kerja kolektiftersebut (Wahyudi, 1998 :27). Dalam proses kesenian teater, seniman yang biasa dikenal dengan kebebasannya dalam mengembangkan kreatifitas, akan berusaha mengekpresikan karya-karya atau kemampuannya dalam pement.asan. Frans Boas (Bastaman, 1996 :7) berpendapat bahwa kesenian sebagai suatu kegiatan akan membangkitkan perasaan yang menyenangkan (pleasureable sensation). Sesuatu kegiatan akan membangkitkan rasa keindahan apabila diwujudkan melalui proses yang memenuhi persyaratan teknis tertentu sehingga mencapai slandart of excellent atau nilai tertinggi. Seorang seniman dengan seluruh emosinya akan berusaha untuk mencapai nilai puncak tersebut dengan totalitasnya. Proses berkesenian (teater) dapat memberikan altematif pemenuhan kebutuhan self esteem, pengembangan diri dan aktualisasi diri (Bastaman, 1996 :10). Pennebaker&Francis (1992 :283) membuktikan bahwa kesehatan subyek yang mengungkapkan rasa emosi dengan mengeluarkan rasa stressnya menunjukkan ada peningkatan kesehatan fisiknya dibanding kelornpok kontrol yang memendam reaksi emosinya. Sedangkan Scheff (Watson, 1992 :451) menjelaskan bahwa teori katarsis dapat dijadikan sebagai tawaran alternatif yang bermanfaat bagi kesehatan emosi. Menurut Scheff (Watson, 1992 :453) mengingat-ingat saja tidak cukup dan tidak periu. Katarsis dapat mengakhiri

6 episode emosional sebelum menjadi semakin memburuk. Katarsis tidak hanya sekedar pembenaman secara sederhana keadaan emosi, tetapi juga melibatkan secara bersamaan persepsi dari kontrol dan penguasaan perasaan negatif Katarsis menekankan pada persepsi efikasi diri dalam ketahanan dan pengaturan emosi yang timbul sebagai bagian dan terapi perubahan (Bandura dalam Watso~ 1988 :462). Berteater adalah berlatih untuk memahami, merasakan sekaligus mengekspresikan emosi yang sesuai dengan tahap perkembangannya dan tidak menyimpang dari norma masyarakat, karena pada dasarnya seni teater merupakan miniatur kehidupan. Wahyudi (1998) telah membuktikan rnelalui penelitian yang dilakukannya tentang adanya pcrbedaan kestabilau emosi antara mahasiswa yang berteater dan tidak. Hipotesis yang diajukan adalah ada perbedaan kestabilan emosi antara mahasiswa yang berteater dan tidak yang hasilnya adaiah hipotesis diterima bahwa mahasiswa yang mengikuti teater rnemiliki kestabilan emosi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak berteater. Subyek penelitian yang digunakan oleh Wahyudi adalah mahasiswa yang mengikuti teater dengan yang tidak mengikuti tanpa mengontrol kaiakteristik subyek yaitu apakah memang karena mengikuti teater itu yang menyebabkan kestabilan emosi lebih baik atau brena disebabkan fiiktor lain. Karena hal itulah maka penulis merasa tertantang untuk menindak lanjuti penelitian tersebut dengan berusaha lebih mengkhususkan lagi pada bagian terpenting dari teater, yaitu pada proses pemberian latihan dasar keaktorannya

7 dengan mengontrol karakteristik subyek yang belum pemah mengikuti teater tapi berminat terhadap teater. 1.3 Rumusan Masalah Dari uraian di alas dapat dirumuskan masalah "Apakah ada pengaruh pelatihan dasar keaktoran terhadap kecenderungan kestabilan emosit 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan dasar keaktoran terhadap kecenderungan kestabilan emosi. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Memberi masukan data empirik bagi ilmu psikojogi untuk penelitian selanjutnya ten tang kestabilan emosi pada umumnya dan tentang perijaku mahasiswa yang mengikuti teater pada khususnya. 2. Secara psikis diharapkan memberi informasi yang lebih jelas tentang pengaruh kegiatan teater sebagai alternatifterapi kestabilan emosi.