BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. Pada perkembangan ekonomi dewasa ini, p.asar modal memiliki andil yang besar bagi

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES

BAB 2 LANDASAN TEORI

Architecture Net, Simple Neural Net

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

BAB 2 LANDASAN TEORI

ABSTRACT. Kata kunci: Fuzzy Tsukamoto, Jaringan Syaraf Tiruan, Backpropagation 1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM EDY SUPRIANTO

BAB I PENDAHULUAN. universitas swasta yang memiliki 7 Fakultas dengan 21 Program Studi yang

BAB VIII JARINGAN SYARAF TIRUAN

JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST, M.KOM

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series

Jaringan Syaraf Tiruan. Disusun oleh: Liana Kusuma Ningrum

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Jaringan syaraf dengan lapisan tunggal

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

Jaringan Syaraf Tiruan

BAB II NEURAL NETWORK (NN)

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara

ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TEKNIK PERAMALAN - A

JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) Pertemuan 11 Diema Hernyka Satyareni, M.Kom

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN

PERAMALAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN AKAIKE INFORMATION CRITERION

ANALISIS JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION TERHADAP PERAMALAN NILAI TUKAR MATA UANG RUPIAH DAN DOLAR

JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. datang berdasarkan keadaan masa lalu dan sekarang yang diperlukan untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA

2. TINJAUAN PUSTAKA. Jumlah (AM x bobot SKS) Jumlah SKS (1) dengan AM adalah Angka Mutu SKS adalah Satuan Kredit Semester

Neural Network (NN) Keuntungan penggunaan Neural Network : , terdapat tiga jenis neural network Proses Pembelajaran pada Neural Network

Jaringan Syaraf Tiruan

BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK)

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada semua pemegang

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. suatu perusahaan yang akan memberikan keuntungan dalam bentuk deviden dan capital

PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BERBASIS WEB MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

II. LANDASAN TEORI. badan perseroan terhadap suatu perusahaan.wujud saham adalah selembar kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI PRODUKTIVITAS PEGAWAI. Jasmir, S.Kom, M.Kom

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN

Sebelumnya... Pembelajaran Mesin/Machine Learning Pembelajaran dengan Decision Tree (ID3) Teori Bayes dalam Pembelajaran

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

2.1. Dasar Teori Bandwidth Regression

PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BERBASIS WEB MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

BAB II LANDASAN TEORI

JARINGAN SYARAF TIRUAN

BAB II LANDASAN TEORI

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

JARINGAN SARAF TIRUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Farah Zakiyah Rahmanti

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENGENALAN POLA TULISAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION

Gambar 2.1 Neuron biologi manusia (Medsker & Liebowitz, 1994)

S A H A M. Pertemuan 3

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. paling parah dan paling lama tingkat pemulihannya akibat krisis keuangan

Metode Jaringan Saraf Tiruan Propagasi Balik Untuk Estimasi Curah Hujan Bulanan di Ketapang Kalimantan Barat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari

PREDIKSI INDEKS PASAR SAHAM S&P500, DOW JONES DAN NASDAQ COMPOSITE DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA

JURNAL SAINS DAN INFORMATIKA

WAVELET -JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini peran pasar modal dalam perekonomian Indonesia mulai

1.1. Jaringan Syaraf Tiruan

PERBANDINGAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN REGRESI PADA PERAMALAN WAKTU BEBAN PUNCAK

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

KONTRAK PEMBELAJARAN (KP) MATA KULIAH

VIII.PENGANTAR JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prediksi Nilai Tukar Petani Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUSKA RIAU. IIS AFRIANTY, ST., M.Sc

Pemodelan Jaringan Syaraf Tiruan dengan Algoritma One Step Secant Backpropagation dalam Return Kurs Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat

PENGGUNAAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU PADA JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DI POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Prediksi Curah Hujan Di Kota Pontianak Menggunakan Parameter Cuaca Sebagai Prediktor Pada Skala Bulanan, Dasarian Dan Harian Asri Rachmawati 1)*

Peramalan Penjualan Mobil Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dan Certainty Factor

ANALISIS PRODUKTIVITAS PEGAWAI MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Neural Network Jaringan syaraf tiruan (Artificial Neural Network) atau yang dikenal dengan istilah Neural Network (NN) merupakan sistem pemroses informasi yang memiliki karakteristik mirip dengan jaringan syaraf biologi, dimana dalam memproses informasi, otak manusia terdiri dari sejumlah neuron yang melakukan tugas sederhana. Karena adanya keterhubungan antar neuron, maka otak dapat melakukan fungsi pemrosesan yang cukup kompleks. Gambar 2.1. Susunan Syaraf pada manusia Pada gambar 2.1 ditunjukkan susunan syaraf pada manusia. Setiap sel syaraf (neuron) memiliki satu inti sel dimana inti sel ini yang bertugas untuk melakukan pemrosesan informasi. Informasi yang datang diterima oleh dendrit. Selain menerima

informasi, dendrit juga menyertai axon sebagai keluaran dari suatu pemrosesan informasi. Informasi hasil olahan ini menjadi masukan bagi neuron lain dimana antar dendrit kedua sel tersebut dipertemukan dengan synapsis. Informasi yang dikirimkan antara neuron ini berupa rangsangan yang dilewatkan melalui dendrit. Informasi yang datang dan diterima oleh dendrit dijumlahkan dan dikirim melalui axon ke dendrit akhir yang bersentuhan dengan dendrit dari neuron yang lain. Informasi ini diterima oleh neuron lain jika memenuhi batasan tertentu, yang sering dikenal dengan nama ambang (threshold). Pada kasus ini, neuron tersebut dikatakan teraktivasi. Hubungan antar neuron terjadi secara adaptif, artinya struktur hubungan terjadi secara dinamis. Secara garis besar pada NN memiliki dua tahap pemrosesan informasi, yaitu tahap pelatihan dan tahap pengujian. Tahap pelatihan dimulai dengan memasukkan pola-pola belajar (data latih) ke dalam jaringan. Dengan menggunakan pola-pola ini, jaringan akan mengubah ubah bobot yang menjadi penghubung antara node. Pada setiap iterasi dilakukan evaluasi terhadap output jaringan. Tahap ini berlangsung pada beberapa iterasi dan berhenti setelah jaringan menemukan bobot yang sesuai dimana nilai error yang diinginkan telah tercapai atau jumlah iterasi telah mencapai nilai maksimal yang ditetapkan. Selanjutnya bobot ini menjadi knowledge base (dasar pengetahuan) pada tahap pengenalan. Sedangkan pada tahap pengujian dilakukan pengujian terhadap suatu pola masukan yang belum pernah dilatihkan sebelumnya (data uji) dengan menggunakan bobot hasil tahap pelatihan. Diharapkan bobot-bobot hasil pelatihan yang sudah menghasilkan error minimal juga akan memberikan error yang kecil pada tahap pengujian (Cattolico, 2000). Arsitektur jaringan dalam NN merupakan susunan dari neuron-neuron dalam lapisan dan pola keterhubungannya dalam dan antar lapisan. Neuron-neuron yang berada dalam satu lapisan tertentu akan mempunyai pola keterhubungan yang sama

(Fausett, 1994). Sebuah NN biasanya terdiri atas lapisan-lapisan antara lain lapisan input (input layer) yaitu lapisan yang menerima masukan atau input dari jaringan luar, lapisan tersembunyi (hidden layer) yaitu lapisan yang terletak dalam satu atau beberapa lapisan dan tidak berhubungan langsung dengan keadaan diluar jaringan serta lapisan output (output layer) yaitu lapisan yang menghasilkan output dari jaringan.berdasarkan jumlah layer yang dimiliki, NN dibedakan menjadi jaringan lapisan tunggal (single layer) dan jaringan multilapis (multilayer). Pada single layer,jaringan tersebut tidak mempunyai lapisan tersembunyi dari neuron atau hanya mempunyai satu lapisan bobot koneksi serta sekumpulan input neuron dihubungkan langsung dengan sekumpulan output. Sedangkan pada multilayer terdiri dari lapisan input, lapisan tersembunyi dan lapisan output. Lapisan tersembunyi terletak diantara lapisan input dan lapisan output. Output dari sebuah lapisan tersembunyi akan menjadi input bagi lapisan berikutnya. Jaringan ini paling tidak mempunyai satu lapisan tersembunyi (Siang, 2005). 2.2. Pelatihan Jaringan Syaraf Tiruan Pelatihan Jaringan Syaraf bertujuan untuk mencari bobot-bobot yang terdapat pada setiap layer. Ada dua jenis pelatihan dalam sistem jaringan syaraf tiruan, yaitu: 1. Supervised Learning. Dalam proses pelatihan ini, jaringan dilatih dengan cara diberikan data-data yang disebut training data yang terdiri atas pasangan input-output yang diharapkan dan disebut associative memory. Setelah jaringan dilatih, associative memory dapat mengingat suatu pola. Jika jaringan diberi input baru, jaringan dapat menghasilkan output seperti yang diharapkan berdasarkan pola yang sudah ada.

2. Unsupervised Learning. Dalam proses pelatihan ini, jaringan dilatih hanya dengan diberi data input yang memiliki kesamaan sifat tanpa disertai output. 2.3. Backpropagation Propagasi balik merupakan algoritma pembelajaran yang terawasi dan biasanya digunakan oleh perceptron dengan banyak lapisan untuk mengubah bobot-bobot yang terhubung dengan neuron-neuron yang ada pada lapisan tersembunyinya. Algoritma propagasi balik menggunakan error output untuk mengubah nilai bobot-bobotnya dalam arah mundur (backward). Untuk mendapatkan error ini, tahap perambatan maju (forward propagation) harus dikerjakan terlebih dahulu. Pada saat perambatan maju, neuron-neuron diaktifkan dengan menggunakan fungsi aktivasi sigmoid, yaitu : (1) Jaringan propagasi balik dikembangkan oleh Paul Werbos (Valurru B. Rao and Hayagriva V Rao, 1993) dan hampir 80% dari seluruh jaringan syaraf tiruan yang ada dalam perkembangannya menggunakan jaringan ini karena mudah dalam proses belajarnya. Jaringan syaraf tiruan propagasi balik memiliki kemampuan untuk menentukan hubungan antara sekelompok pola masukan dengan sekelompok pola keluaran yang diberikan dan menggunakan hubungan ini pada saat diberikan pola masukan baru. Suatu fungsi aktivasi propagasi balik memiliki ciri utama yaitu berkesinambungan dan adanya peningkatan/perbaikan yang berulangulang. Aplikasi propagasi balik yaitu memetakan masukan (input) terhadap target keluaran (output). Tujuan pemetaan adalah untuk melatih jaringan mencapai suatu keseimbangan antara

kemampuan merespon pola masukan yang digunakan dalam pelatihan dengan kemampuan untuk memberi respon masukan yang disesuaikan. Konfigurasi jaringan propagasi balik bisa dilihat pada gambar 2.3 berikut ini : Gambar 2.2. Konfigurasi JST Propagasi balik Prosedur belajar propagasi balik menggunakan metode gradient descent dengan paradigma belajar supervised, sehingga pasangan data input-output (set data) mutlak harus tersedia. Data ini akan digunakan sebagai pembimbing dalam mengenali polanya. Untuk dapat mengubah bobot sinapsis, maka proses komputasi dilakukan dengan cara arah maju (forward) dan arah mundur (backward). Dengan mengacu pada gambar 2.3, prosedur pelatihan jaringan beserta penjelasannya : pertama sebuah vektor masukan, X=Xp1, Xp1,, XpN diberikan pada lapisan masukan jaringan dengan p menyatakan pasangan vektor ke-p. Sel-sel masukan mendistribusikan nilainilai masukan tersebut ke sel pada lapisan dalam. Jumlah masukan keseluruhan (net input) untuk sel lapisan dalam ke-j dihitung sebagai penjumlahan dari keluaran sel-sel lapisan masukan yang dikalikan dengan bobot interkoneksinya ditambah dengan suatu besaran yang disebut bobot bias. Bias satuan ini memberikan nilai masukan fiktif 1

pada bobot bias dan pada bobot lainnya. Bobot bias diperlakukan sama dan berpartisipasi dalam proses belajar seperti halnya bobot-bobot lainnya. 2.4. Model Pembelajaran Accelerated Learning Defeniasi Accelerated Learning menurut para pakar : Defeniasi Accelerated Learning menurut para pakar. 1. Menurut Dr. George Lazanov Accelerated learning adalah model pembelajaran yang menciptakan proses lingkungan dan pengajaran untuk memungkinkan peserta didik untuk bergerak diluar membatasi kenyakinan dan kesalapahaman dan memanfaatkan potensi tersembunyi mereka. 2. Menurut dae meier Accelereted learning adalah salah satu cara belajar alamia yang diyakini mampu menghasilkan tokoh orsinil dalam menghadapi erakesemerawutan. Karena accelereted learning padaintinya adalah filisofi pembelajaran dan kehidupan yang mengupayakan demekanisasi dan memanusiakan kembali, serta menjadikan pengalaman bagi seluruh tubuh, pikiran, dan pribadi. Jadi accelerated learning dalah konsep belajar dengan menggunakan seluruh kemampuan indrawi yang dimiliki oleh setiap orang sebagai piranti input data dan memprosesnya (data procesing) menurut cara kerja otak dan sistem syaraf (Neuron) serta menyimpannya dalam memory storage otak yang memiliki daya tampung luar biasa, tidak terbatas pada processing (cara berpikir) namun pada penyimpanannya berikut pengaturan peletakannya diotak sehingga kita bisa mengaksesnya kapan saja dengan mudah.

2.5. Jaringan Saraf Tiruan untuk Prediksi Salah satu bidang dimana Jaringan Syaraf Tiruan dapat diaplikasikan dengan baik adalah dalam bidang peramalan (forecasting). Peramalan yang sering dilakukan adalah peramalan nilai tukar valuta asing, peramalan cuaca dan lain-lain. Secara umum peramalan yang dapat dilakukan oleh Jaringan Syaraf Tiruan adalah peramalan runtut waktu (time series) sebagai input dan target dari output yang diinginkan pada proses pelatihan adalah data periode sebelum tahun yang akan diramal, data tersebut digunakan untuk menentukan bobot yang optimal. Setelah bobot optimal didapatkan dari proses pelatihan, bobot-bobot tersebut digunakan untuk menentukan nilai peramalan jika sistem diuji oleh data yang pernah masuk dalam sistem peramalan. 2.6. Saham 2.6.1. Pengertian Saham Menurut (Manurung, 1999), Saham adalah sertifikat atau tanda otentik yang mempunyai kekuatan hukum bagi pemegangnya sebagai keikutsertaan di dalam perusahaan serta mempunyai nilai nominal (mata uang) serta dapat diperjualbelikan. Saham merupakan surat berharga yang bersifat kepemilikan. Artinya si pemilik saham merupakan pemilik perusahaan. Semakin besar saham yang dimiliki, maka semakin besar pula kekuasaannya di perusahaan tersebut. 2.6.2. Jenis saham Dalam buku Pengetahuan Dasar Pasar Modal yang ditulis (Tandelilin, 2001) didalam praktek, terdapat beberapa jenis saham yang dapat dibedakan menurut cara pengalihan dan manfaat yang diperoleh para pemegang saham, yaitu : 1. Cara Pengalihan Hak

Ditinjau dari cara pengalihannya, saham dibedakan menjadi saham atas nama dan saham atas unjuk, yaitu : a. Saham atas nama (register stock) adalah saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara pengalihannya harus melalui prosedur tertentu. b. Saham atas unjuk (bearer stock) adalah saha m yang tidak ditulis nama pemiliknya agar mudah dipindahtangankan ke investor lain. 2. Hak Tagihan Ditinjau dari segi manfaat saham, maka pada dasarnya saham dapat digolongkan menjadi saham biasa dan saham preferensi, yaitu : a. Saham Biasa (common stock) Saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Saham jenis ini paling banyak dikenal masyarakat. Saham biasa ini mempunyai harga nominal yang nilainya ditetapkan oleh emiten (perusahaan yang menerbitkan saham). Saham biasa ini dapat dibedakan ke dalam lima jenis, yaitu : 1. Blue Chip Stock, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin dari industry sejenisnya, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen. 2. Income Stock, yaitu saham dari suatu emiten dimana emiten yang bersangkutan dapat membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. 3. Growth Stock, yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi sebagai pemimpin di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.

4. Speculative Stock, yaitu saham yang emiten tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, tetapi mempunyai kemampuan penghasilan yang tinggi dimasa mendatang meskipun belum pasti. 5. Counter Cyclical Stock, yaitu saham yang tidak berpengaruh untuk kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. b. Saham Preferensi (preferred stock) Saham preferensi adalah saham yang terbentuk dari gabungan antara obligasi dan saham biasa karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi) tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki oleh investor. Saham preferensi serupa dengan saham biasa karena dua factor yaitu mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis diatas lembaran saham tersebut dan membayar dividen. Sedangkan persamaan antara saham preferensi dengan obligasi terletak pada tiga faktor yaitu ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, dividen tetap selama masa berlaku (hidup) dari saham dan memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan dengan saham biasa. Tiga keunggulan dari saham preferen dimata investor, yaitu pendapatan lancar yang tinggi dan dapat diprediksi, memiliki keamanan, dan biaya per unit yang rendah. Sedangkan dua kerugiannya, yaitu rentan terhadap inflasi dan tingkat bunga yang tinggi, dan sangat kurang berpotensi untuk peralihan modal. Di dalam praktek pasar modal di beberapa negara, terdapat beberapa jenis saham preferen, yaitu :

1. Cumulative Preferred Stock Saham preferen kumulatif adalah saham yang dijamin akan memperoleh dividen setiap tahunnya. Apabila pada saat tahun berjalan perusahaan menderita kerugian maka dividen akan dibayarkan di tahun mendatang ketika perusahaan memperoleh keuntungan. 2. Non Cumulative Preferred Stock Saham preferen non kumulatif hampir sama dengan saham preferen kumulatif, dalam saham preferen non kumulatif pemegang saham tidak akan memperoleh pembagian keuntungan secara penuh saat dalam suatu periode ada dividen yang belum dibayarkan. 3. Participating Preferred Stock Saham preferen dimana disamping memperoleh dividen tetap juga akan memperoleh bonus (tambahan) dividen saat perusahaan mencapai sasaran yang telah digariskan. Sasaran yang digariskan banyak sekali macamnya seperti target penjualan yang terlampaui, target keuntungan yang terlampaui dan berbagai target lainnya. 4. Convertible Preferred Stock Saham preferen yang dapat ditukar dengan surat berharga lain yang dikeluarkan oleh perusahaan yang menerbitkan saham konversi ini. Umumnya hak konversi ditujukan terhadap dapat ditukarnya dividen saham preferen dengan saham biasa sehingga akan memperoleh dividen yang besarnya tidak dibatasi. Jika perusahaan sangat berhasil, maka dividen yang akan diperoleh umumnya jauh lebih besar daripada tingkat keuntungan yang kepada pemegang saham preferen.

2.7. Teknik peramalan harga saham Dalam rangka penilaian atas perusahaan dan memprediksi harga sahamnya, biasanya analisis menggunakan dua jenis analisis, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal (Taswan dan Soliha, 2002). 2.7.1. Analisis fundamental Analisis fundamental merupakan interpretasi data keuangan untuk menaksir harga saham dan meramal pergerakan harga saham di masa yang akan datang. Para analis fundamental mempertimbangkan banyak factor dalam mengevaluasi harga saham dan biasanya melakukan tiga tahap analisis sebagai berikut : 1. Tahap pertama : Analisis lingkungan usaha Analisis lingkungan usaha dilakukan untuk mengetahui peluang tantangan dan resiko-resiko perusahaan yang ditimbulkan oleh lingkungan usaha, seperti kondisi ekonomi makro (misalnya tingkat inflasi, suku bunga, nilai tukar rupiah, dan lainnya), geopolitik, dan stabilitas keamanan. 2. Tahap kedua : Analisis industry Analisis ini dilakukan untuk mengetahui daya tarik industri serta faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat persaingan industri, beserta resiko-resikonya seperti masuknya pendatang baru, tantangan adanya produk substitusi, posisi tawarmenawar para pemasok dan para pembeli. 3. Tahap Ketiga : Analisis internal perusahaan Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan-kekuatan dan kelemahankelemahan perusahaan seperti kualitas manajemen, kinerja keuangan, rekor prestasi non keuangan yang telah dicapai, ada atau tidaknya tuntutan atau sengketa hukum yang signifikan bagi perusahaan, dan lain- lain. Pendekatan dengan

menggunakan tahap-tahap diatas sering juga disebut sebagai pendekatan dari atas kebawah (top-down approach). Sedangkan jika tahap-tahapnya dengan mendahulukan analisis internal perusahaan sering disebut sebagai pendekatan dari bawah ke atas (bottomup approach). Kadangkala analisis fundamental ini disebut juga sebagai analisis nilai intrinsik karena dimaksudkan untuk mengetahui berapa sebenarnya nilai intrinsik suatu saham untuk selanjutnya dibandingkan dengan harga saham di Bursa Efek. Dari perbandingan ini akan diketahui apakah harga saham perusahaan sama dengan nilai intrinsiknya atau di atas nilai intrinsiknya (overvalued) atau di bawah nilai intrinsiknya (undervalued) sehingga para investor atau calon investor dapat mengambil keputusan. Jika harga saham undervalued, biasanya saham tersebut menarik untuk dibeli dengan harga murah sehingga investor akan memperoleh capital gain. Sebaliknya jika harga saham overvalued, para investor yang spekulatif cenderung akan menjual sahamnya karena diperkirakan harga saham akan turun. 2.7.2. Analisis teknikal Analisis teknikal digunakan untuk memprediksi fluktuasi harga saham atas dasar data historis harga-harga saham, volume perdagangan dan faktor-faktor lain, seperti tinggi atau rendahnya perdagangan serta luasnya pasar dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Analisis yang menggunakan pendekatan ini lebih dilatarbelakangi oleh logika permintaan dan penawaran yang mempengaruhi harga saham. Sementara faktor-faktor yang menyebabkan perubahan permintaan dan penawaran seperti faktor lingkungan usaha (ekonomi, politik dan stabilitas keamanan nasional), maupun kinerja perusahaan kurang diperhatikan oleh analisis teknikal. Harga saham akan

berubah-ubah sesuai dengan permintaan dan penawaran. Pergerakan harga saham baik secara individual maupun keseluruhan biasanya cenderung mengikuti suatu pola tertentu sehingga dapat dikenali. Dengan demikian, para analisis teknikal akan memprediksi harga saham menurut pola yang sudah dikenali sebelumnya. Analisis teknikal sering disebut chartist karena teknik ini menggunakan grafik-grafik dan diagram-diagram untuk memprediksi kinerja saham. Grafik dan diagram itu dimaksudkan untuk memprediksi kinerja saham. 2.8. Penelitian Terkait Adapun penelitian penelitian yang telah dilaksanakan oleh beberapa peneliti baik didalam dan diluar negeri yang pada umumnya menggunakan analisis teknikal untuk melakukan peramalan dapat dilihat pada table : Table 2.1. Penelitian Terkait No Nama Peneliti Judul Pembahasan Tahun 1 David Pelatihan feed forward neural Algoritma Genetika (AG) 2012 Yuliandar network menggunakan merupakan salah satu alternative algoritma genetika dengan metode pembelajaran yang dapat metode seleksi turnamen untuk data time series digunakan dengan baik untuk melatih jaringan Feed Forward Neural Network pada data harian nilai kurs Dolar Australia (AUD) 2 Neves, J, and Cortez 3 Marcelo C. M and Alvaro Veiga Combining Genetic Algorithms, Neural Networks and Data Filtering for Time Series Forecasting A Hybrid Linear-Neural Model for Time Series Forecasting terhadap Rupiah. Algoritma genetika dapat digunakana untuk menseleksi peramalaan data beruntun. Mengemukakan Model hybrid linier yang dapat digunakan untuk meramal pergerakan indeks harga saham. 1998 2000

4 Ennett, Colleen M. dan Monique Frize (2002) 5 Fariza Arna. M.Kom., Weight-Elimination Neural Networks Applied to Coronary Surgery Mortality Prediction Hybrid Algorithma Genetika Simulated Annealing untuk peramalan Data Time series Prediksi dengan beberapa pendekatan dan kemudian membandingkan daya prediksinya. Mengemukakan model hybrid algoritma genetika untuk peramalan data times series 2002 2003 6 G. Atsalakis, Ucenic Time series prediction of water consumption using neuro-fuzzy (ANFIS) approach Peramalan data times series dengan metode neuro - fuzzy 2005