HUBUNGAN JUMLAH DAN LAMANYA MEROKOK DENGAN VISKOSITAS DARAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. asap dan ditelan, terserap dalam darah, dan dibawa mencapai otak, penangkap pada otak akan mengeluarkan dopamine, yang menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.

I. PENDAHULUAN. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok

BAB I PENDAHULUAN. Manusia hidup di dunia dengan segala aktivitas yang dijalankannya seharihari

Pengertian Rokok dan Bahaya Merokok bagi Kesehatan Manusia

PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH MENINGKAT KARYAWAN LAKI-LAKI DI NASMOCO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara-negara berkembang. Direktorat Pengawasan Narkotika,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. Merokok sudah menjadi masalah kompleks yang menyangkut aspek

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok di masyarakat kini seolah telah menjadi budaya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Target Milleneum Development Goals (MDGs) sampai dengan tahun 2015 adalah

HEART ATTACK PREVENTION

BAB 1 PENDAHULUAN. Volume maksimum oksigen (VO 2

I. PENDAHULUAN. dalam masyarakat. Ada banyak penyebab dari terganggunya kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB I PENDAHULUAN. dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah i

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK REMAJA DI PASAR BERSEHATI KOTA MANADO

Jurnal Kesehatan Kartika 18

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. hidup bila tidak mampu bergerak, memelihara gerak dalam. mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB I PENDAHULUAN. perokok mengalami peningkatan dari tahun ketahunnya (Sari, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya pendapatan masyarakat. Di sisi lain menimbulkan dampak

I. PENDAHULUAN. diantaranya penyakit pada sistem kardiovaskular, penyakit pada sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya.

PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dari setiap negara. Salah satu indikatornya adalah meningkatkan

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

Fakultas Farmasi, Universitas Jember Jln. Kalimantan No. 37 Jember RSD dr. Soebandi Jember korespondensi:

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB I PENDAHULUAN. darah, efek terhadap paru, kekebalan tubuh hingga sistem reproduksi. 1 Meski

BAB I PENDAHULUAN. menghisap dan menghembuskannya yang menimbulkan asap dan dapat terhisap oleh

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman Online di

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

Perbandingan Saturasi Oksigen pada Perokok dan Bukan Perokok di Dataran Tinggi Tomohon dan Dataran Rendah Manado

BAB I PENDAHULUAN. kini. Jika ditanya mengapa orang merokok, masing-masing pasti memiliki. anak muda, remaja yang melakukan kebiasaan tersebut.

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pekerja berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 3. UU No 13

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian baik bagi perokok dan orang yang ada

Kategori Perokok 1. Perokok Pasif. Universitas Sumatera Utara

Kata kunci : asap rokok, batuk kronik, anak, dokter praktek swasta

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di negara-negara besar di dunia walaupun hal tersebut sudah

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke atas pada tahun 1990 sebesar 7,7% dari seluruh populasi, pada tahun 2000

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dihirup asapnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati

*Dosen Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Klaten

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. filter), rokok arab (rokok shisha), sampai gaya modern (rokok elektrik). Banyak

Merokok Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, yang menjadi kebutuhan dasar derajat kesehatan masyarakat, salah satu aspeknya adalah tidak ada anggota

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

...bahaya MEROKOK...

BAB I PENDAHULUAN. dewasa normal bervariasi antara 4-10 jam sehari dan rata-rata berkisar antara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Global Adults Tobacco Survey (GATS) Indonesia, Indonesia merupakan

ANALISIS FUNGSI FAKTOR KELUARGA DAN PERSEPSI FATWA HARAM MEROKOK PEGAWAI TERHADAP PERILAKU PELAKSANAAN SURAT KEPUTUSAN REKTOR UMY TENTANG MEROKOK

4. Dampaknya dan cara penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN. menular juga membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok,

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK PADA PELAJAR SMP NEGERI 3 MAJENANG CILACAP TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. adalah kematian ibu dan angka kematian perinatal. Di dunia, setiap menit

PENYULUHAN KESEHATAN BAHAYA DAMPAK ROKOK BAGI KESEHATAN ANAK-ANAK TANJUNG DALAM KECAMATAN LEMBAH MASURAI KABUPATEN MERANGIN

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. disebelah ibu yang sedang menggendong bayi sekalipun, orang tersebut tetap. sekelilingnya sering kali tidak peduli.

Yudi Abdul Majid Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

Transkripsi:

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN JUMLAH DAN LAMANYA MEROKOK DENGAN VISKOSITAS DARAH Lili Irawati, Julizar, Miftah Irahmah Bagian Fisika Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Andalas email : lili.irawati@gmail.com Abstrak Saat ini jumlah perokok, terutama perokok remaja terus bertambah, khususnya di negara-negara berkembang. Keadaan ini merupakan tantangan berat bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Setiap kali menghisap asap rokok, apakah sengaja atau tidak, berarti juga mengisap lebih dari 4000 bahan kimia dan 200 diantaranya beracun, diantaranya nikotin, gas CO dan tar. Karbon monoksida (CO) menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan langsung persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk miokard. Fakta menyatakan bahwa perokok bernafas pada 250 ml CO dari setiap bungkus rokok. CO mengurangi kemampuan eritrosit untuk membawa oksigen dan tubuh mengkompensasi hal ini dengan memproduksi lebih banyak eritrosit. Dengan demikian, CO meningkatkan viskositas darah, sehingga mempermudah penggumpalan darah. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan jumlah dan lamanya merokok dengan viskositas darah. Penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif analitik, dengan menggunakan desain penelitian Cross Sectional Study. Penelitian ini terdiri dari 30 orang laki-laki perokok dengan umur berkisar 16-40 tahun. Kadar viskositas darah ditentukan dengan menggunakan alat Viskosimeter Oswald. Data dianalisis dengan menggunakan SPSS dan hasil analisis statistik dinyatakan bermakna bila didapatkan harga p < 0,05. Hasil dari penelitian menunjukkan tidak terdapat peningkatan viskositas darah lakilaki perokok dari viskositas darah normal (viskositas darah normal 3-4 kali viskositas air) rerata 1,64150 cp ± 0,184573 (viskositas air 0,6947cP). Terdapat korelasi positif antara jumlah rokok yang dihisap setiap hari dengan viskositas darah ( r = 0,228 dan p > 0,05). Terdapat korelasi positif antara lamanya merokok dengan viskositas darah (r = 0,318 dan p > 0,05). Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara jumlah rokok yang dihisap setiap hari dan lamanya merokok dengan viskositas darah. Kata kunci : Viskositas Darah, Perokok 137

Abstract Recently number of smoker, especially young smoker increasingly increase, especially in the developing countries. This condition is heavy challenge to exert incrasing the public health degree. Every smoke, both intentionally or not, it also means suck more 4000 chemical matters and 200 have poison, include nicotine, CO and tar. Carbon monoxide (CO) result hemoglobin desaturation, direct decrease oxygen store for tissue in body included myocard. In fact suggest that the smokers breath on 250 ml CO from a pack of cigarette. CO reduce erythrocyte capability to carry oxygen and the body compensate it with producing more erythrocyte. Thus, CO increase blood viscosity, so that facilitate blood clotting. The aim to this study is to know association of number and duration of smoke with blood viscosity. This study using analytic descriptive study method, with using Cross Sectional Stud design. This study include 30 somker men with 16-40 years ages. The blood viscosity level is defined with Oswald s viscosimeter. Data is analyzed using SPSS and its statistical analyses result is significant with p <0,05. Result indicate that there are not increasing blood viscosity of smoker men form normal blood viscosity (normal blood viscosity is 3-4 water viscosity) with mean 1,64150 cp ± 0,184573 (water viscosity = 0,6947 cp). There are positive correlation between number of cigarette smoked everyday with blood viscosity (r = 0,228 and p >0,05). There are positive correlation between duration of smoke and blood viscosity (r = 0,318 and p >0,05). The result of this study can be concluded that there are association between number cigarette smoked everyday and duration of smoke with blood viscosity. Key word : Blood viscosity, smoker. 138

Majalah Kedokteran Andalas No.2. Vol.35. Juli-Desember 2011 139 Pendahuluan Saat ini jumlah perokok, terutama perokok remaja terus bertambah, khususnya di negara-negara berkembang. Keadaan ini merupakan tantangan berat bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Bahkan organisasi kesehatan sedunia (WHO) telah memberikan peringatan bahwa dalam dekade 2020-2030 tembakau akan membunuh 10 juta orang per tahun, 70% di antaranya terjadi di negara-negara berkembang. Melalui resolusi tahun 1983, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan tanggal 31 Mei sebagai Hari Bebas Tembakau Sedunia setiap tahun. (1) Dari survai secara nasional juga ditemukan bahwa laki-laki remaja banyak yang menjadi perokok dan hampir 2/3 dari kelompok umur produktif adalah perokok. Pada laki-laki prevalensi perokok tertinggi adalah umur 25-29 tahun. Hal ini terjadi karena jumlah perokok pemula jauh lebih banyak dari perokok yang berhasil berhenti merokok dalam satu rentan populasi penduduk. Sebagian perokok mulai merokok pada umur < 20 tahun dan separuh dari lakilaki umur 40 tahun ke atas telah merokok tiga puluh tahun atau lebih, lebih dari perokok menghisap minimal 10 batang perhari, hampir 70% perokok di Indonesia mulai merokok sebelum mereka berusia 19 tahun. (2) Setiap kali menghisap asap rokok, apakah sengaja atau tidak, berarti juga mengisap lebih dari 4000 bahan kimia dan 200 diantaranya beracun. Karena itulah, merokok sama dengan memasukkan racun-racun ke dalam rongga mulut dan tentunya paru-paru. (2,3) Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan oleh banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas. Banyak penelitian membuktikan bahwa kebiasaan merokok meningkatkan resiko timbulnya berbagai penyakit. Seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin. (3) Komponen gas asap rokok adalah karbon monoksida, amoniak, asam hidrosianat, nitrogen oksida, dan formaldehid. Partikelnya berupa tar, indol, nikotin, karbarzol, dan kresol. Zatzat ini beracun, mengiritasi, dan menimbulkan kanker (karsinogen). Karbon Monoksida (CO) memiliki kecenderungan yang kuat untuk berikatan dengan hemoglobin dalam selsel darah merah, ikatan ini 210-300 kali lebih kuat daripada ikatan hemoglobin dengan oksigen (oksihemoglobin). Seharusnya, hemoglobin ini berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk pernapasan sel-sel tubuh, tetapi karena gas CO lebih kuat daripada oksigen, maka gas CO ini merebut tempatnya di sisi hemoglobin. Jadilah, hemoglobin bergandengan dengan gas CO. Kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang dari 1 persen, sementara dalam darah perokok mencapai 4 15 persen. Karbon monoksida menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan langsung persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk miokard. CO menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen, dan mempercepat aterosklerosis (pengapuran / penebalan dinding pembuluh darah). Dengan demikian, CO menurunkan kapasitas latihan fisik,

Lili Irawati, Julizar, Miftah Irahmah, HUBUNGAN JUMLAH DAN LAMANYA MEROKOK DENGAN VISKOSITAS DARAH 140 meningkatkan viskositas darah, sehingga mempermudah penggumpalan darah. Nikotin, CO dan bahan-bahan lain dalam asap rokok terbukti merusak endotel (dinding pembuluh darah), dan mempermudah timbulnya penggumpalan darah. (4,5) Perokok umumnya memiliki hematokrit yang tinggi daripada yang bukan perokok. Fakta menyatakan bahwa perokok bernafas pada 250 ml CO dari setiap bungkus rokok. CO mengurangi kemampuan eritrosit untuk membawa oksigen dan tubuh mengkompensasi hal ini dengan memproduksi lebih banyak eritrosit. Hematokrit yang lebih banyak mengakibatkan kekentalan lebih besar, yang dapat mengakibatkan lebih banyak penyakit kardiovaskuler seperti stroke dan penyakit jantung. (6) Choliq (2011), melakukan penelitian terhadap orang yang perokok, didapatkan adanya pengaruh antara kebiasaan merokok dengan viscositas darah melalui pemeriksaan hematokrit. Galea and Davidson (1985), melakukan penelitian terhadap 20 orang perokok, didapatkan perbedaan yang sangat signifikan hasil dari viskositas darah (whole blood viscosity), viskositas plasma, konsentrasi fibrinogen plasma, packed cell volume, dan konsentrasi karboksihemoglobin antara perokok dan tidak perokok. Semakin besar persentase sel dalam darah, artinya semakin besar hematokrit semakin banyak gesekan yang terjadi antara berbagai lapisan darah, dan gesekan ini menentukan viskositas. Karena itu, viskositas darah meningkat hebat dengan meningkatnya hematokrit. (9,10) METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif analitik, dengan desain penelitian Cross Sectional Study, jumlah sampel 30 orang perokok. Subyek penelitian adalah semua laki-laki yang perokok yang memenuhi kriteria penelitian, dengan kriteria inklusi: semua laki-laki yang perokok berusia kecil atau sama dengan 40 tahun, bersedia menjadi subyek penelitian, setuju dan menanda tangani surat tindakan medis. Kriteria eksklusi : menderita penyakit diabetes melitus, hiperkolesterol, hipertensi, anemia dan penyakit-penyakit infeksi. Kriteria eksklusi dapat disingkirkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium : glukosa darah, kolesterol, kadar hemoglobin dan menggunakan kuisioner yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian dilakukan di Kota Padang dan pemeriksaan dilakukan dilaboratorium Fisika Fakultas Kedokteran Unand. Bahan penelitian adalah sampel darah dari laki-laki yang perokok Prosedur Pengambilan Data a. Pengambilan Darah 1. Sampel diambil dari darah vena sebanyak 2,5 cc, kemudian dimasukkan ke dalam tabung EDTA (ethylenediaminetetraacetic acid), segera dilakukan pencampuran / homogenisasi dengan cara membolak balikkan tabung dengan lembut sebanyak 6 kali untuk menghindari penggumpalan trombosit dan pembentukan bekuan darah. (11) 2. Sebelum dilakukan pemeriksaan viskositas darah, darah tersebut terlebih dahulu ditentukan density (ρ) nya dengan rumus ρ = m/v.

Majalah Kedokteran Andalas No.2. Vol.35. Juli-Desember 2011 141 b. Pengukuran cairan dengan viskosimeter Oswald (12) 1. Bersihkan viskosimeter dengan pembersih dan air. 2. Viskosimeter Oswald diletakkan dalam termostat pada posisi vertikal. 3. Sejumlah cairan aquades / darah (2,5 ml) dipipet dan dimasukkan ke dalam reservoir. 4. Untuk menentukan viskositas aquades/darah, isap aquades/darah sampai diatas tanda A, kemudian biarkan mengalir ke bawah. Pada saat permukaan atas aquades / darah sampai ditanda A tekan stopwatch, dan setelah sampai digoresan B tekan stopwatch kembali. Catat waktu pengaliran 5. Ulangi pengukuran ini untuk beberapa kali (6 x). 6. Catat suhu aquades dalam thermostat (dibuat 37 o C). 7. Catat density dan viskositas aquades dengan menggunakan tabel dengan terlebih dahulu mencatat suhu aquades. Gambar : Viskosimeter Oswald c. Kita dapat mentukan viskositas darah dengan menggunakan rumus: η 2 = η 1 ρ 2 t 2 ρ 1 t 1 η 1 = viskositas aquades η 2 = viskositas darah ρ 1 = density aquades ρ 2 = density darah t 1 = waktu alir aquades t 2 = waktu alir darah d. Hasil viskositas darah yang diambil adalah hasil rata-rata dari 6 x pengukuran. HASIL PENELITIAN Jumlah populasi penelitian adalah 30 orang laki-laki yang perokok. Hasil penelitian dapat ditunjukkan sebagai berikut: A. Karakteristik responden Tabel 1. Distribusi umur laki-laki yang perokok Umur (tahun) Frekuensi % < 20 3 10 20-30 11 36,7 > 30 16 53,3 Jumlah 30 100

Lili Irawati, Julizar, Miftah Irahmah, HUBUNGAN JUMLAH DAN LAMANYA MEROKOK DENGAN VISKOSITAS DARAH 142 Tabel 1 memperlihatkan distribusi umur laki-laki yang perokok. Umumnya lakilaki yang perokok berusia lebih dari 30 tahun (53,3%). Tabel 2. Distribusi laki-laki yang perokok berdasarkan lamanya merokok Lama merokok Frekuensi % (tahun) < 10 16 53,3 10-20 11 36,7 > 20 3 10 Jumlah 30 100 Tabel 2 memperlihatkan distribusi lakilaki yang perokok berdasarkan lamanya merokok, umumnya merokok kurang dari 10 tahun (53,3%). Tabel 3. Distribusi laki-laki yang perokok berdasarkan jumlah rokok yang dihisap setiap hari Jumlah rokok yang Frekuensi % dihisap/hari ( batang/hari) <10 11 36,7 10-20 19 63,3 >20 0 0 Jumlah 30 100 Tabel 3 memperlihatkan distribusi lakilaki yang perokok berdasarkan jumlah rokok yang dihisap setiap hari, umumnya jumlah rokok yang dihisap setiap hari antara 10 20 batang setiap hari (63,3%). Tabel 4. Distribusi viskositas darah lakilaki perokok Viskositas Frekuensi % darah (cp) < 1,600 11 36,7 1,600 1,700 5 16,7 1,700 1,800 8 26,7 1,800 1,900 5 16,7 > 1,900 1 3,3 Jumlah 30 100 Tabel 4 memperlihatkan distribusi viskositas darah laki-laki yang perokok. Umumnya laki-laki yang perokok mempunyai viskositas darah < 1,600 cp (36,7%). Tabel 5. Distribusi statistik viskositas darah laki-laki perokok Viskositas darah N Min Max Mean SD 30 1,231 1,991 1,64150 0,184573 Tabel 5 memperlihatkan statistik viskositas darah laki-laki yang perokok. Rata-rata laki-laki yang perokok mempunyai viskositas darah 1,64150 cp. B. Hubungan Jumlah dan lamanya merokok dengan viskositas darah Tabel 6. Hubungan Jumlah rokok yang dihisap setiap hari dengan viskositas darah Laki-laki perokok Jumlah rokok yang dihisap/hr Viskositas darah (cp) r p 0,228 0,225

Majalah Kedokteran Andalas No.2. Vol.35. Juli-Desember 2011 143 Pada tabel 6 memperlihatkan hubungan jumlah rokok yang dihisap setiap hari dengan viskositas darah pada laki-laki perokok. Berdasarkan uji statistik tidak terdapat hubungan bermakna antara jumlah rokok yang dihisap setiap hari dengan viskositas darah, dengan p > 0,05. Tabel 7. Hubungan lamanya merokok dengan viskositas darah Laki-laki perokok Lamanya merokok (tahun) Viskositas darah (cp) r p 0,318 0,087 Pada tabel 7 memperlihatkan hubungan lamanya merokok dengan viskositas darah pada laki-laki perokok. Berdasarkan uji statistik tidak terdapat hubungan bermakna antara jumlah rokok yang dihisap setiap hari dengan viskositas darah, dengan p > 0,05. PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 30 laki-laki perokok di kota Padang, dan dilakukan pemeriksaan viskositas darah di Laboratorium Fisika Kedokteran Universitas Andalas. Pada penelitian ini ditemukan umur terbanyak berada pada umur lebih 30 tahun sebanyak 16 orang (53,3%), perokok termuda umur 16 tahun. Dari survai secara nasional juga ditemukan bahwa laki-laki remaja banyak yang menjadi perokok dan hampir 2/3 dari kelompok umur produktif adalah perokok. Pada pria prevalensi perokok tertinggi adalah umur 25-29 tahun. Hal ini terjadi karena jumlah perokok pemula jauh lebih banyak dari perokok yang berhasil berhenti merokok dalam satu rentan populasi penduduk. (2) Ditemukan 16 orang (53,3%) yang merokok kurang dari 10 tahun, yang paling sedikit merokok selama 4 tahun pada umur 26 tahun dan paling lama merokok selama 25 tahun pada umur 40 tahun. Menurut Bustan (1997) merokok dimulai sejak umur < 10 tahun atau lebih dari 10 tahun. Semakin awal seseorang merokok makin sulit untuk berhenti merokok. Rokok juga punya doseresponse effect, artinya semakin muda usia merokok, akan semakin besar pengaruhnya. Apabila perilaku merokok dimulai sejak usia remaja, merokok dapat berhubungan dengan tingkat arterosclerosis. Risiko kematian bertambah sehubungan dengan banyaknya merokok dan umur awal merokok yang lebih dini. (14) Dampak rokok akan terasa setelah 10-20 tahun pasca digunakan, dampak rokok bukan hanya untuk perokok aktif tetapi juga perokok pasif. (15) Berdasarkan jumlah rokok yang dihisap setiap hari ditemukan 10-20 batang setiap hari yang terbanyak yaitu 19 orang (63,3%), dengan jumlah yang paling sedikit yang dihisap setiap hari adalah 4 batang/hari dan terbanyak 20 batang/hari. Bila sebatang rokok dihabiskan dalam sepuluh kali hisapan asap rokok maka dalam tempo setahun bagi perokok sejumlah 20 batang (satu bungkus) per hari akan mengalami 70.000 hisapan asap rokok. Beberapa zat kimia dalam rokok yang berbahaya bagi kesehatan bersifat kumulatif (ditimbun), suatu saat dosis racunnya akan mencapai titik toksis sehingga akan mulai kelihatan gejala yang ditimbulkan. (4) Umumnya laki-laki yang perokok yang ditemukan dalam penelitian ini

Lili Irawati, Julizar, Miftah Irahmah, HUBUNGAN JUMLAH DAN LAMANYA MEROKOK DENGAN VISKOSITAS DARAH 144 mempunyai viskositas darah < 1,600 cp (36,7%) dan rerata viskositas darahnya 1,64150 cp ± 0,184573. Darah merupakan cairan yang terdiri dari plasma (cairan bening) dan sel-sel darah (yang terdiri dari sel darah merah, sel darah putih dan sel pembeku darah). Adanya sel-sel darah menyebabkan adanya pergeseran intern (internal friction) diantara lapisan yang berdampingan sehingga menyebabkan adanya sifat viskositas darah.viskositas darah normal 3-4 kali viskositas air. (16) Pada penelitian ini kita dapatkan viskositas air 0,6947cP berarti viskositas darah normalnya pada penelitian ini 2,0841 2,7788 cp, sedangkan viskositas darah yang kita dapatkan pada laki-laki perokok kecil dari nilai normal viskositas darah, hal ini disebabkan karena umumnya kadar hemoglobin yang kita periksa kurang dari 14 gram/dl dan lebih dari 10 gram/dl (Lelaki dewasa hemoglobin normal : 14-18 gram/dl). (17) Dan faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas darah antara lain volume hematokrit (volume sel darah merah), volume hematokrit yang meningkat akan diikuti viskositas darah yang meningkat, berarti kadar hemoglobin yang rendah menyebabkan viskositas darah juga rendah. Pada penelitian ini didapatkan hubungan jumlah rokok yang dihisap setiap hari dengan viskositas darah menunjukkan hubungan yang lemah dengan r = 0,228 dan berkorelasi positif, artinya semakin banyak jumlah rokok yang dihisap setiap hari semakin tinggi viskositas darahnya. Hasil uji statistik didapatkan tidak ada hubungan yang bermakna antara jumlah rokok yang dihisap setiap hari dengan viskositas darah, dengan p > 0,05. Hubungan lamanya merokok dengan viskositas darah menunjukkan hubungan yang sedang dengan r = 0,318 dan berkorelasi positif, artinya semakin lama merokok semakin tinggi viskositas darahnya. Hasil uji statistik didapatkan tidak ada hubungan yang bermakna antara lamanya merokok dengan viskositas darah, dengan p > 0,05. Penelitian Simone, Devereux et al.,(2005) di Amerika Indian pada 205 perokok dan 471 orang yang tidak merokok di dapatkan hubungan yang bermakna antara merokok dengan yang tidak merokok terhadap viskositas darah dengan p < 0,0001. Penelitian Galea dan Davidson (1985) pada 20 orang perokok dan 20 orang yang tidak merokok di dapatkan hubungan yang bermakna antara merokok dan yang tidak merokok terhadap viskositas darah dengan p < 0,02. Gas karbon monoksida (CO) bersifat toksis yang berlawanan dengan oksigen dalam transpor maupun penggunaannya. Dalam rokok terdapat CO 2%-6% pada saat merokok, sedangkan CO yang dihisap oleh perokok paling rendah sebanyak 400 ppm (parts per million) sudah dapat meningkatkan kadar karboksi haemoglobin dalam darah sebanyak 2-16%. (4) Gas CO dapat pula menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan langsung peredaran oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk miokard. CO menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen. Dengan demikian CO meningkatkan viskositas darah sehingga mempermudah penggumpalan darah. (4) Fakta menyatakan bahwa perokok bernafas pada 250 ml CO dari setiap bungkus rokok. CO mengurangi kemampuan eritrosit untuk membawa

Majalah Kedokteran Andalas No.2. Vol.35. Juli-Desember 2011 145 oksigen dan tubuh mengkompensasi hal ini dengan memproduksi lebih banyak eritrosit. Hematokrit yang lebih banyak mengakibatkan kekentalan lebih besar,yang dapat mengakibatkan lebih banyak penyakit kardiovaskuler seperti stroke dan penyakit jantung. (6) KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN 1. Tidak terdapat peningkatan viskositas darah laki-laki perokok dari viskositas darah normal (viskositas darah normal 3-4 kali viskositas air) rerata 1,64150 cp ± 0,184573 (viskositas air 0,6947cP). 2. Terdapat korelasi positif antara jumlah rokok yang dihisap setiap hari dengan viskositas darah. 3. Terdapat korelasi positif antara lamanya merokok dengan viskositas darah. SARAN 1. Perlu penelitian lebih lanjut untuk melihat viskositas darah pada lakilaki perokok dengan sampel yang lebih besar. 2. Perlu penelitian lebih lanjut untuk melihat viskositas darah pada lakilaki perokok dan tidak merokok. 3. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai hematokrit, jumlah eritrosit dan pemeriksaan lainnya pada laki-laki perokok. KEPUSTAKAAN 1. Tandean B, 2010. Merokok dan Kesehatan Intercultural Communication, Pp Rokok Presentation Transcript. 2. Pdparsi, 2003. Ada Apa Dengan Rokok. http.// www.red-bondowoso.or.id 3. www.bahayamerokok.com, 2010. Kesehatan. Sketsa, 4. Mangku S, 1997. Usaha Mencegah Bahaya Merokok. Jakarta: Gramedia. 5. Sianturi G, 2003. Merokok Dan Kesehatan. http.//kompas.com 6. Cameron JR et al., 2006. Fisika Tubuh Manusia. Ed.2, Jakarta: Penerbit EGC. 7. Choliq SS, 2011. Pengaruh merokok terhadap viscositas darah melalui pemeriksaan hematokrit, Undergraduate Theses from GDLHUB. 8. Galea G and Davidson RJL, 1985. Haematological and Haemorheological Changes Associated with Cigarette Smoking. J Clin Pathol : 38 : 978 84. 9. Guyton AC, Hall JE,1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. editor bahasa Indonesia: Irawati Setiawan Ed. 9 Jakarta: EGC. 10. "http://www.pharmpedia.co m/physiology And Pathophysiology text book/cardiovascular physiology and disorders", September 2007.

Lili Irawati, Julizar, Miftah Irahmah, HUBUNGAN JUMLAH DAN LAMANYA MEROKOK DENGAN VISKOSITAS DARAH 146 11. Riswanto, 2009. Antikoagulan. Laboratorium Kesehatan. Info Kesehatan. 12. Mochtar, 1990. Farmasi Fisik Bagian Struktur Atom dan Molekul Zat Padat dan Mikromeretika. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. 13. Bustan M.N, 2000. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Rineka Cipta: Jakarta. 14. Smet, Bart.1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. 15. Ruli A, Mustafa. 2005. Waspadai Bahaya Merokok. www.combat 2005.Glogdrive.com 16. Wijaya AM,2009. Sistem Sirkulasi Darah Dalam Tubuh Manusia.Info Kesehatan. 17. MedicineNet.com.,2012. Definition of Hemoglobin normal values. Last Editorial Review. 18. Simone GD, Devereux RB et al.,2005.association of Blood Pressure With Blood Viscosity in American Indians. The Strong Heart Study. (Hipertension. 2005: 45: 625-30).