BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, dan arti atau makna yang tersirat dalam rangkaian bunyi tadi. Bunyi itu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, satu sama lain manusia melakukan interaksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

DISFEMIA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR POS KOTA DAN RADAR BOGOR

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Makian biasa digunakan untuk mengekspresikan ketidaksenangan,

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bahasanya. Bahasa setiap daerah memiliki style atau gaya tersendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. komik. Komik berasal dari Jepang, dalam bahasa Jepang komik di kenal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB l PENDAHULUAN. mengalami perkembangan seiring dengan pengguna bahasa. Bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Kajian bentuk..., Odin Rosidin, FIB UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

VARIABEL SOSIAL SEBAGAI PENENTU PENGGUNAAN MAKIAN DALAM BAHASA INDONESIA

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi secara tidak langsung yakni dalam bentuk tulisan. Pada dasarnya

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar

Penggolongan Tahapan Perkembangan Normal Bicara dan Bahasa Pada Anak. Oleh: Ubaii Achmad

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang

BAB I PENDAHULUAN. Kailani (2001:76) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses mental seseorang dapat mempengaruhi tuturan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa adalah pemerolehan bahasa, seperti fonologi,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

KATA CINTA DALAM BAHASA INDONESIA KAJIAN MORFOLOGI DAN SEMANTIK

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting agar suatu maksud dari pembicara dapat sampai dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi menggunakan simbol-simbol vokal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013

PENDAHULUAN Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Jawa untuk berkomunikasi antarsesama masyarakat Jawa.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkomunikasi dengan baik. Salah satu cara untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Idiom salah satu istilah dalam bidang kebahasaan yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. terkemuka. Setiap media cetak mempunyai kolom-kolom khusus, seperti berita

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. wujud kreativitas yang mampu membantu manusia dalam berkembang.

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

ANALISIS VARIASI MAKNA PLESETAN PADA TEKA-TEKI LUCU BANGGEDD UNTUK ANAK KARYA AJEN DIANAWATI (TINJAUAN SEMANTIK)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai mahluk sosial pasti melakukan proses komunikasi dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya.

ANALISIS CAMPUR KODE DAN GAYA BAHASA SARKASME PADA PEMENTASAN LUDRUK KIRUN CAMPURSARI GOBYOK. Jurnal Ilmiah. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Analisis Onomatope Dalam Roman Dhahuru Ing Loji Kepencil Karya Suparto Brata

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah lambang bunyi yang arbitrer, digunakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. benar. Ini ditujukan agar pembaca dapat memahami dan menyerap isi tulisan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penulisan di media massa, baik cetak maupun elektronik. Perubahan makna kasar

ANALISIS KOMPONEN MAKNA MAKIAN DALAM BAHASA JAWA DIALEK SOLO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai

BAB I PENDAHULUAN. yang wujudnya berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi (Finoza, 2008:2). Hal

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat sebagai salah satu tempat interaksi bahasa berlangsung,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

PEMAKAIAN ISTILAH-ISTILAH DALAM BAHASA JAWA DIALEK SURABAYA PADA BERITA POJOK KAMPUNG JTV YANG MELANGGAR KESOPAN-SANTUNAN BERBAHASA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan manusia untuk mengungkapkan ide, gagasan, dan

KARAKTERISTIK PEMAKAIAN GAYA BAHASA DALAM WACANA STIKER KENDARAAN BERMOTOR (TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK)

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan melalui bahasa. Di dunia terdapat bermacam-macam bahasa

KAJIAN PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

UNGKAPAN DISFEMIA PADA RUBRIK GAGASAN SURAT KABAR SUARA MERDEKA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

KAIDAH FONOTAKTIK GUGUS KONSONAN KATA-KATA BAHASA INDONESIA YANG BERSUKU DUA

BAB I PENDAHULUAN. menanyakan sesuatu, mengekspresikan diri, dan mempengaruhi orang lain. penting bagi manusia untuk berinteraksi dengan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ungkapan manusia yang dilafalkan dengan kata-kata dalam. dan tujuan dari sebuah ujaran termasuk juga teks.

BAB I PENDAHULUAN. Pragmatik memiliki lima bidang kajian salah satunya deiksis. berarti penunjukan atau hal petunjuk dalam sebuah wacana atau tuturan.

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan langkah-langkah untuk mengkaji data. Pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sosial masyarakat yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi, perubahan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan mental penuturnya. Kehidupan mental bangsa Indonesia yang telah

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM KARIKATUR SUKRIBO HARIAN KOMPAS EDISI HARI MINGGU BULAN JANUARI FEBRUARI 2010

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pergeseran makna pada BT, oleh sebab itu seorang penerjemah harus

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi dalam bertukar pendapat. Bahasa dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

AMIN MUHTADI A

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selalu berkaitan dengan menggunakan referensi yang berhubungan, sehingga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa terdiri atas bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat-alat ucap manusia, dan arti atau makna yang tersirat dalam rangkaian bunyi tadi. Bunyi itu merupakan getaran yang keluar dari pita suara dan merangsang alat pendengaran kita, sedangkan arti adalah isi yang terkandung di dalam arus bunyi-bunyi vokal dan menyebabkan adanya reaksi atau tanggapan dari orang lain (Keraf, 1977:12). Selain sebagai alat komunikasi, bahasa juga berfungsi sebagai alat pengungkap perasaan atau emosi atau disebut fungsi emotif, bahkan juga sebagai alat penggerak untuk menimbulkan emosi pada orang lain. Manusia senantiasa ingin menyampaikan perasaan dan buah pikirannya kepada orang lain. Untuk maksud tersebut, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi antarsesama. Komunikasi yang digunakan antarpemakai bahasa dapat berupa dialog dengan melibatkan paling sedikit dua orang atau lebih. Dalam pertukaran atau dialog ini akan terkandung maksud dan tujuan tertentu serta membentuk suatu ungkapan yang merupakan salah satu jalan seseorang dalam menyampaikan curahan hatinya. Selain itu, manusia pada umumnya berinteraksi untuk membina kerjasama antarsesamanya dalam rangka membentuk, mengembangkan, dan mewariskan kebudayaan dalam artian seluas-luasnya, atau mungkin seringkali yang 1

2 terkandung dalam pembicaraan bersifat positif, atau biasa kadang-kadang ada juga yang bermaksud negatif atau kurang baik menurut etika bahasa atau moral. Ungkapan yang bersifat negatif biasanya digunakan dalam situasi dan kondisi tertentu, seperti marah, jengkel, atau kesal karena suatu sebab yang mengakibatkan tindakan memaki, memarahi, mencela, atau tindakan sejenisnya. Hal itu sebagai akibat tersentuhnya daya efektif kita sehingga kita bisa atau terpaksa mengekspresikan ungkapan tersebut melalui ungkapan makian. Ungkapan makian biasanya digunakan dalam keadaan marah. Jika seseorang sedang marah, akal sehatnya tidak berfungsi lagi sehingga ia akan berbicara dengan menggunakan ungkapan-ungkapan atau kata-kata kasar. Dalam keadaan seperti ini, ungkapan makian seolah-olah hanya digunakan sebagai alat pelampiasan perasaan. Peristiwa ini mengakibatkan terjadinya penyelewengan dalam penerapan makna. Makna suatu kata diterapkan pada referen yang tidak sesuai dengan makna kata yang sesungguhnya. Bagi orang yang terkena, ucapan-ucapan itu mungkin dirasakan menyerang, tetapi bagi yang mengucapkannya, ekspresi dengan makian adalah alat pembebasan dari segala bentuk dan situasi yang tidak menenakkan tersebut walaupun dengan tidak menolak adanya fakta pemakaian makian yang secara pragmatis untuk mengungkapkan pujian, keheranan, dan menciptakan suasana pembicaraan yang akrab (Periksa Allan, 1986; dalam buku Kajian Teori dan Analisis:110). Misalnya, ahli sosiologi Donna Eder dan ahli sosiolinguistik Kristin Hasund (Tannen, 2002; dalam buku Kajian Teori dan Analisis: 110) menemukan bahwa pemakaian kata-kata makian, hinaan, ejekan dan tuturan sejenisnya

3 diantara wanita-wanita kelas pekerja atau dibawahnya sangat lazim, dan penggunaannya merupakan simbol keakraban. Dengan demikian, bagaimana pun juga kata-kata makian mempunyai kedudukan yang sentral dalam aktivitas berkomunikasi secara verbal sebagai salah satu sarana untuk menjalankan fungsi emotif bahasa. Fungsi emotif (untuk menyatakan perasaan) merupakan salah satu fungsi bahasa yang terpenting. Penelitian sejenis ini pernah dilakukan oleh Intan Pusparini Siswoyo, mahasiswa Universitas Diponogoro dengan judul Pemakaian Kata Makian Mahasiswa Jurusan Bahasa Dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa pemakaian kata makian tidak hanya digunakan pada saat marah. 90% dari keseluruhan jumlah data menyatakan makian juga digunakan pada situasi santai atau akrab. Selain itu, makian juga bertujuan untuk menghina, meremehkan, mengungkapkan kekecewaan, kekaguman/keheranan, dan pujian. Adapun bentuk kata makian yang ditemukan, yakni makian berbentuk kata dan frasa. Sedangkan kata makian dapat menunjuk pada benda, binatang, kekerabatan, makhluk halus, organ tubuh, aktivitas, pekerjaan, diskriminasi, jenis kelamin, keadaan, dan usia. Berdasarkan penelititan, diperoleh faktor-faktor yang secara signifikan memengaruhi pemakaian kata makian mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya universitas Diponegoro yaitu usia, status sosial, jenis kelamin, serta kedekatan emosi. Faktor-faktor tersebut dipengaruhi oleh kaidah interaksi yang berlaku umum dan dipraktikkan mahasiswa dalam kaitannya

4 dengan penggunaan kata makian, seperti yang sudah terkodifikasi dalam bentuk pantun, peribahasa dan unen-unen (ungkapan Jawa). Selain itu, Makian Dalam Bahasa Madura: Kajian Metabahasa Semantik Alami pernah dilakukan oleh Dianita Indarawati yang dalam penelitiannya menghasilkan bahwa teori metabahasa semantik alami (MSA) merupakan teori yang cukup mutakhir dalam bidang semantik. Terbukti, teori ini mampu digunakan untuk mengeksplikasi makna asal dan mampu menganalisis struktur semantik makian dalam bahasa Madura (MM). Makian makna yang diutamakan dalam teori MSA ini adalah analisis dari makna ke bentuk bukan sebaliknya. Makian Madura memiliki referensi, seperti bagian tubuh manusia, istilah kekerabatan, makhluk halus, profesi, sesuatu yang buruk, keadaan mental, keadaan fisik seseorang, dan aktivitas sosial yang memiliki makna asal antara lain seseorang, sesuatu, badan, bagian, buruk, terjadi, memikirkan, merasakan, mengetahui, melakukan, dan lain-lain. Dalam bahasa Indonesia, makian terlihat pada kata brengsek, kurang ajar, dan laknat. Dalam menyelidiki arti kata-kata sebaiknya kita kaji kata-kata itu dalam kalimat, atau dalam bentuk konteks karena pada hakikatnya suatu kata, baru mempunyai arti yang jelas dalam kalimatnya, bukan secara tersendiri. Perhatikan kalimat berikut: (1) Jangan nunjukin kehebatannmu sebelum bertanding, dasar monyet!! Data 31 (EN4H39K5) (2) Baca kolom olah raga! Bukan artikel yang itu, bodoh! Data 27 (EN3H177K7)

5 Pada data 1 dan 2, terdapat kata makian dasar monyet dan kata makian bodoh. Dalam hal ini, kata makian dasar monyet merupakan bentuk frasa, yakni dasar + monyet dan kata makian bodoh merupakan bentuk dasar. Kata makian monyet pada kalimat (1) yang berkategori nomina dan jika dilihat dari referensinya bentuk makian monyet tergolong ke dalam referensi binatang yang berarti kera yang bulunya berwarna keabu-abuan dan berekor panjang, kulit mukanya tidak berbulu, begitu juga telapak tangan dan telapak kakinya, sedangkan tujuan dari ucapan itu jika dilihat dari konteksnya ingin menunjukkan rasa kesal atau marah. Kata makian bodoh pada kalimat (2) berkategori adjektiva dan jika dilihat dari referensinya bentuk makian bodoh tergolong ke dalam referensi suatu keadaan mental seseorang yang berarti tidak lekas mengerti, tidak mudah tahu atau tidak dapat (mengerjakan, dsb.), sedangkan tujuan dari ucapan itu jika dilihat dari konteksnya ingin mengekspresikan rasa kesal sekaligus menghina. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk mencoba meneliti tentang Makian dalam Bahasa Indonesia (Suatu Kajian Bentuk dan Referensi pada Komik). 1.2 Masalah Pada bagian masalah, akan dibahas identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan perumusan masalah. Hal tersebut akan dipaparkan sebagai berikut. 1.2.1 Identifikasi Masalah Dalam penelitian ini, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut. 1) Komik mengandung kata makian.

6 2) Kata makian merujuk pada referensi tertentu. 3) Kata makian mengandung makna tertentu. 4) Bentuk makian memiliki tujuan tertentu. 5) Kata makian biasanya dituturkan saat penutur emosi. 1.2.2 Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini, penulis berusaha mengkaji bentuk makian bahasa Indonesia yang dibatasi pada pembicaraan terhadap bentuk lingual, kategori, referensi, makna leksikal, tujuan makian tersebut. 1.2.3 Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagaimana bentuk lingual makian bahasa Indonesia pada komik yang dikaji? 2) Kategori kata, frasa, dan klausa apa sajakah yang terdapat dalam makian bahasa Indonesia pada komik yang dikaji? 3) Bentuk referensi apa saja yang terdapat dalam makian bahasa Indonesia pada komik yang dikaji? 4) Makna leksikal apa yang terdapat dalam makian bahasa Indonesia pada komik yang dikaji? 5) Apa tujuan makian bahasa Indonesia pada komik yang dikaji? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) bentuk lingual makian bahasa Indonesia pada komik yang dikaji;

7 2) kategori kata, frasa, dan klausa yang terdapat dalam makian bahasa Indonesia pada komik yang dikaji; 3) bentuk referensi yang terdapat dalam makian bahasa Indonesia pada komik yang dikaji; 4) makna leksikal yang terdapat dalam makian bahasa Indonesia pada komik yang dikaji; 5) tujuan makian bahasa Indonesia pada komik yang dikaji. 1.4 Manfaat Penelitian Penulis berharap hasil penelitian ini mempunyai manfaat bagi perkembangan linguistik di Indonesia dalam hal mengekspresikan rasa jengkel, marah atau tidak puas oleh sesuatu perbuatan yang telah dilakukan orang lain melalui kata atau frasa makian. 1.5 Anggapan Dasar Anggapan dasar merupakan titik tolak dalam penelitian ini, guna mengetahui kebenaran masalah yang diteliti. Berdasarkan hal tersebut maka disusunlah anggapan dasar dari penelitian ini, sebagai berikut. 1) Pemakaian kata makian biasanya digunakan oleh kaum muda karena mereka tergolong memiliki tingkat emosi yang relatif masih stabil. 2) Makian bertujuan untuk menghina, meremehkan, mengungkapkan kekecewaan, dan kekaguman/keheranan.

8 1.6 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Metode deskriptif yaitu metode yang digunakan untuk membuat pendeskripsian dari data dan fakta yang didapat. Metode deskriptif ini pun diharapkan dapat menggali kejelasan data. Data yang dikaji bersumber dari komik. 1.7 Teknik Penelitian Teknik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi, teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data. 1.7.1 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah teknik dokumentasi, dengan membaca dokumen tertulis untuk mencari data-data makian yang diambil dari sumber data berupa komik, yaitu komik Archlord nomor 2 sampai 6 dan komik Eyeshield 21 nomor 1 sampai 5. 1.7.2 Teknik Pengolahan Data Data yang telah terkumpul kemudian diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) teknik catat, memindahkan kata dan frasa yang mengandung makian yang sudah ada ke dalam bentuk catatan (tulisan) berupa kartu data;

9 2) mengklasifikasi dan menyeleksi data berdasarkan data, judul komik, nomor komik, episode komik [Data 1 (A2E10)] dan data, judul komik, nomor komik, halaman, dan kolom [Data 15 (EN1H73K5)] yang sudah terkumpul masingmasing pada lembar analisis; 3) menganalisis data yang sudah diklasifikasikan, kemudian dianalisis data: berdasarkan bentuk lingual, kategori kata, kategori frasa, kategori klausa, referensi, makna leksikal, dan tujuan makian pada kartu data; Di bawah ini salah satu model analisis dalam penelitian yang berbentuk kartu Tabel 1.1 Contoh Kartu Data No. : 02 Sumber : Komik Archlord Konteks : Ugdrasil : Oooh!! Binatang peliharaan ini paman yang tangkap? Paman : Apa? Ugdrasil Moon Elf : Manisnyaaa!! (sambil mengelus-ngelus kepala Moon Elf). : Siapa yang binatang peliharaan? (POOONG meninju Ugdrasil). Kalimat : Ooohh!! Binatang peliharaan ini paman yang tangkap? Satuan Lingual Bentuk Pola Kategori Referensi Makna Tujuan Kata Binatang Nomina Binatang Makhluk bernyawa yang mampu bergerak (berpindah tempat) dan mampu bereaksi terhadap rangsangan, tetapi tidak berakal budi Menunjukkan simbol keakraban

10 1.8 Definisi Operasional Untuk menghindari salah penafsiran dalam memahami istilah-istilah yang tertera dalam judul maupun isi dari penelitian ini, penulis memberikan beberapa batasan definisi sebagai berikut. 1) Makian adalah kata keji yang diucapkan karena rasa marah, jengkel, dan ketidaksenangan terhadap situasi yang dihadapinya yang terdapat pada komik. 2) Bentuk adalah satuan lingual makian pada komik. 3) Referensi adalah sumber acuan (rujukan, petunjuk) dari bentuk (satuan lingual) kata makian pada komik. 4) Komik adalah cerita bergambar (berbentuk buku) yang umumnya mudah dicerna dan lucu.