EFEKTIFITAS POST CONFERENCE TERHADAP OPERAN SIF DI RUANG RAWAT INAP RSUD UNGARAN. Dwi Permatasari *), Maria Suryani **), Wulandari ***)

dokumen-dokumen yang mirip
TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

PENGARUH SUPERVISI KEPALA RUANG TERHADAP DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD UNGARAN

PENGARUH OPERAN DENGAN METODE SBAR TERHADAP PENDOKUMENTASIAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG FLAMBOYAN II RSUD KOTA SALATIGA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

PENGARUH SUPERVISI KEPALA RUANG TERHADAP KEPATUHAN PERAWAT PADA JADWAL KEGIATAN HARIAN PERAWAT DI RUANG MAWAR DI RSUD UNGARAN ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

PENGARUH KEPUASAN PERAWAT TERHADAP KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD AMBARAWA

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG POSYANDU LANSIA TERHADAP KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA

HUBUNGAN PRE CONFERENCE DENGAN PELAKSANAAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr. R. GOETHENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

PENGARUH MENTORING PERAWAT BARU TERHADAP PERILAKU CARING DI RUANG VIP RSUD BANYUMAS

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

Evaluasi Pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) Di RSUD Djojonegoro, Temanggung

SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016

Dwi Sumanto*), Raharjo Apriyatmoko**), Sri Wahyuni***)

GAMBARAN KINERJA PERAWAT DALAM DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO.

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

ANALISIS KEPUASAN MAHASISWA DIPLOMA III KEPERAWATAN TERHADAP METODE BIMBINGAN KLINIK DI INSTALASI RAWAT INAP RSD dr. SOEBANDI JEMBER TAHUN 2010

Allfar End Honey a, Reni Prima Gusty b, Yulastri Arif b, a RSUD Solok b Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Andalas

KUALITAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN DAN BEBAN KERJA OBJEKTIF PERAWAT BERDASARKAN TIME AND MOTION STUDY (TMS)

ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PENCAPAIAN KOMPETENSI TINDAKAN SUCTION DALAM PEMBELAJARAN PRAKTEK KLINIK MELALUI METODA BEDSIDE TEACHING

Motivasi Kerja dan Karakteristik Individu Perawat di RSD Dr. H. Moh Anwar Sumenep Madura

PRODUKTIFITAS PERAWAT BERDASARKAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

HUBUNGAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN PENDOKUMENTASIAN ASKEP DI RUANG RAWAT INAP RS JIH YOGYAKARTA ABSTRACT

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DOKTER SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

Nur Gutanto 1, Sri Hendarsih 2, Christin Wiyani 3 INTISARI

Pengaruh Supervisi Metode Klinis Terhadap Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di RSUD. H Soewondo Kendal

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

Mohammad Iqbal Bumulo Hendro Bidjuni Jeavery Bawotong

ERY SANDI NIM I

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

mikm-detail-tesis-perpustakaan-print-abstrak-152.html MIKM UNDIP Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit

HUBU GA MOTIVASI DE GA KI ERJA PERAWAT DI RUA G RAWAT I AP RSUD U GARA. Yuli Setiyaningsih *) iken Sukesi **), Muslim Argo Bayu Kusuma ***)


SKRIPSI. Oleh Raditya Wahyu Hapsari NIM

Lilis Suryani 1), Carudin 2) Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Singaperbangsa Karawang emal:

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013.

PENGARUH PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT TERHADAP PERILAKU KOOPERATIF ANAK USIA TODDLER DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

A Study of the Completeness of Nursing Care Documentation in Inpatient Room Class I Utama and Class III at RSUD Bendan Kota Pekalongan

PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI BANGSAL MARWAH RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN. Oleh VITOE FUSANTO

PENGARUH TERAPI KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN BERINTERAKSI KLIEN ISOLASI SOSIAL DI RSJD DR.AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

PENGARUH MENGHARDIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HALUSINASI DENGAR PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RSJD DR. AMINOGONDOHUTOMO SEMARANG

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG INFORMED CONSENT PADA PASIEN YANG AKAN DI PASANG INFUS. Erwin Yektiningsih, Perdhana Petronila Puspita

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

UPAYA PENINGKATAN CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RS PERMATA MEDIKA SEMARANG

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

Journal of Health Education

PENGARUH PELATIHAN PATIENT HANDLING TERHADAP PENURUNAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG AKIBAT KERJA

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Venny Risca Ardiyantini

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG TABLET FE (STUDI DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG TAHUN 2013)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP (PROTAP) PERAWATAN LUKA OPERASI DI BLUD RSU CUT NYAK DHIEN MEULABOH TAHUN 2015

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER III DI RSUD SURAKARTA

PENERAPAN FIVE STEPS TO SAFER SURGERY DALAM MENINGKATKAN KEPATUHAN PENGISIAN CHECKLIST DI RSKB ANNUR YOGYAKARTA TESIS

PENGARUH PELATIHAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL (MAKP) TIM TERHADAP PENERAPAN MAKP TIM DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN.

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT PABATU TAHUN 2014

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : KIKI RIZKI ANANDA

Santoso, et al, Perbedaan Kepuasan Perawat dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP MELATI RSUD SUBANG. Ibrahim N. Bolla, S.Kp.

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DAN MOTORIK HALUS TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI USIA 3-6 BULAN KARYA TULIS ILMIAH

Tri Viviyawati 1 1 Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

PERSEPSI PERAWAT TERHADAP UJI KOMPETENSI UNTUK PENGEMBANGAN JENJANG KARIR DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG SKRIPSI

Hubungan Pengetahuan Pasien dan Praktik Petugas Pasien BPJS Dengan Waktu Pelayanan Rawat Jalan Diloket Di RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang Tahun 2016

PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN & KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang Jl. Perintis Kemerdekaan, Magelang

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR

PERBEDAAN KEPUASAN PASIEN UMUM, ASKES, DAN JAMKESMAS TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP KASUS BEDAH TULANG DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

PENGARUH TINGKAT KEPUASAN PERAWAT TERHADAP PERILAKU CARING DI RUANG RAWAT INAP RSUD KARTINI JEPARA

PERBEDAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN CERAMAH TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA D III KEBIDANAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD SALEWANGAN MAROS

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

EFEKTIFITAS POST CONFERENCE TERHADAP OPERAN SIF DI RUANG RAWAT INAP RSUD UNGARAN Dwi Permatasari *), Maria Suryani **), Wulandari ***) *) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang **) Dosen Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES St.Elisabeth Semarang ***) Dosen Universitas Muhamadiyah Semarang ABSTRAK Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan harus mampu berkomunikasi secara efektif. Kemampuan berkomunikasi dapat dilihat dari kualitas post conference dan operan setiap pergantian sif. Post conference merupakan kegiatan diskusi yang dilakukan oleh ketua tim dan perawat pelaksana mengenai kegiatan selama sif sebelum dilakukan operan sif berikutnya. Apabila post conference dilakukan dengan tidak baik, maka informasi yang diberikan pada saat operan tidak akan efektif. Operan merupakan komunikasi antar perawat yang berisi tentang laporan kegiatan dan rencana kegiatan yang dilakukan kepada pasien selama sif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektifitas Post Conference Terhadap Operan Sif di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran. Rancangan penelitian dalam penelitian ini adalah Quasy Experimental dengan metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah one grouppre test-post test design, jumlah responden 7 orang dengan tehnik total sampling. Hasil penelitian berdasarkan uji McNemar operan sif sebelum dan sesudah diberi perlakukan tentang post conference dari 7 responden didapatkan hasil p-value 0,031, yang berarti ada pengaruh post conference terhadap operan sif di ruang rawat inap RSUD Ungaran. Pada karakteristik perawat paling banyak ketua tim yang berusia 25-35 tahun (Dewasa muda) yaitu sebanyak 6 orang (85.7 %), semuanya berjenis kelamin perempuan, yang berpendidikan S1 yaitu ada 6 orang (85.7 %), dan yang lama bekerja 2 tahun ada 5 orang (71,4 %). Kata kunci : post conference, dan operan sif ABSTRACT Nurses in providing nursing services must be able to communicate effectively. The ability to communicate can be seen from the quality of post conference and pass every turn shifts. Post conference is an activity performed by discussion team leaders and nurses about the activities during shifts prior to the next operand shifts. If the conference is done with the post is not good, then the information given at the time of the operands will not be effective. Operand is communication among nurses about the report containing the activities and plans of activities undertaken to patients during shifts. This study aims to determine the effectiveness of the Post Conference Against Shifts operand in inpatient wards Unggaran Regional General Hospital. The research design in this study is Quasy Experimental methods that will be used in this study was one group pre-test - post- test design, the number of respondents with 7 people total sampling technique. McNemar test results based showed a p- value of 0.031, which means there is the influence of post- conference against the pass shifts in inpatient hospital room Unggaran. On the characteristics of the most widely nurse team leader aged 25-35 years (Young Adult) ie by 6 people (85.7 %), all female, educated S1 that there were 6 (85.7 %), and 2 years old working 5 people (71.4 %). Key words : post conference, and Operand shift. Efektifitas Post Conference Terhadap Operan Sif Di Ruang Rawat... (D. Permatasari, 2014) 1

PENDAHULUAN Dalam memberikan pelayanan keperawatan yang optimal dibutuhkan komunikasi yang efektif. Kegiatan komunikasi yang kurang efektif menyebabkan menurunnya intensitas dan durasi pemberian pelayanan kepada pasien. Sehingga pemberian pelayanan menjadi monoton dan tidak holistik. (Sugiharto, Keliat, Sri, 2012, hlm39). Perawat yang berkomunikasi secara efektif lebih mampu membina hubungan antara diri sendiri dengan orang lain. Komunikasi yang jelas dan tepat sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan dan dapat membantu tim perawat dalam memberikan perawatan yang efektif. Komunikasi yang efektif juga dapat mencegah terjadinya kesalahan yang berkaitan dengan praktik keperawatan (Blais, dkk, 2006, hlm 339). Proses komunikasi meliputi pengirim, pesan yang disampaikan, penerima, dan respon atau umpan balik. Ketika pengirim memberikan pesan atau informasi kepada penerima, pengirim pesan harus menyakinkan bahwa pesan yang disampaikan sudah dipahami oleh penerima pesan tersebut, maka penerima harus memberikan respon pemahaman kepada pengirim (Blais, dkk, 2006, hlm 339). Hasil penelitian Chaboyer, Mc Murray, dan Wallis (2007) di Australia dan sejumlah Negara lain menunjukkan bahwa kurang lebih 30% aktivitas keperawatan bergantung dari komunikasi. Apabila komunikasi dan pengetahuan perawat baik, maka pelayanan yang diberikanakan efisien dan efektif. Sebaliknya, apabila komunikasi dan tim kerja perawat buruk, maka hasil yang dicapai pun akan buruk. Kemampuan berkomunikasi dapat dilihat dari kualitas post conference dan operan setiap pergantian sif. Post conference merupakan kegiatan diskusi yang dilakukan oleh ketua tim dan perawat pelaksana mengenai kegiatan selama sif sebelum dilakukan operan sif berikutnya. Kegiatan post conference sangat diperlukan dalam pemberian pelayanan keperawatan karena ketua tim dan anggotanya harus mampu mendiskusikan pengalaman klinik yang baru dilakukan, menganalisis, mengklarifikasi keterkaitan antara masalah dengan situasi yang ada, mengidentifikasi masalah, menyampaikan dan membangun system pendukung antar perawat, dalam bentuk diskusi formal dan professional. Proses diskusi pada post conference dapat menghasilkan strategi yang efektif dan mengasah kemampuan berfikir kritis untuk merencanakan kegiatan pada pelayanan keperawatan selanjutnya agar dapat berkesinambungan (Sugiharto, Keliat, Sri, 2012, hlm 17). Kegiatan post conference berpengaruh terhadap operan. Post conference dilakukan untuk mendiskusikan mengenai masalahmasalah yang terjadi pada pasien. Apabila post conference dilakukan dengan tidak baik, maka informasi yang diberikan pada saat operan tidak akan efektif. Operan merupakan komunikasi antar perawat yang berisi tentang laporan kegiatan dan rencana kegiatan yang dilakukan kepada pasien selama sif. Komunikasi harus efektif dan akurat agar

tugas-tugas yang akan dilanjutkan oleh perawat selanjutnya berjalan dengan baik (Kerr, 2002, Lardner, 1996, dalam Sugiharto, Keliat, Sri, 2012, hlm 12). Hasil observasi dan wawancara peneliti dengan kepala ruang di RSUD Ungaran. Dulu pada saat akan diterapkan MPKP (Model Praktik Keperawatan Profesional) di ruang rawat inap RSUD Ungaran seluruh ruang rawat inap melakukan post conference sebelum operan sif, namun seiring berjalannya waktu, perawat tidak lagi melakukan post conference karena menurut mereka dengan adanya post conference akan membuat mereka terlambat pulang, dan sekarang sebagian besar ruang rawat inap tidak lagi melakukan post conference pada saat operan sif, tetapi operan tetap dilakukan. Didalam melakukan operan sif banyak hal-hal yang perlu disampaikan, namun sering kali terjadi tidak lengkapnya informasi yang diberikan pada saat operan sif, sehingga menyebabkan perawat yang berdinas selanjutnya merasa kebingungan. Berdasarkan fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan post conference yang bertujuan untuk mengetahui efektifitas post conference terhadap operan sif. Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut diatas dapat dirumuskan pernyataan peneliti sebagai berikut Apakah Post Conference Efektif Terhadap Operan Sif diruang Rawat Inap RSUD Ungaran? METODE PENELITIAN Rancangan penelitian ini dalam penelitian adalah Quasy Experimental dengan metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah one group pre test-post test design untuk mengetahui adakah pengaruh penelitian tentang post conference terhadap operan sif di RSUD Ungaran. Rancangan ini juga tidak ada kelompok pembanding, kontrol, tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama (pretest) yang memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya eksperiman (perlakuan) (Notoatmodjo, 2005, hlm.164). Bentuk rancangan ini adalah sebagai berikut : Skema 4.1 Rancangan penelitian Pretes perlakuan posttes 01 X 02 Keterangan : O1 : Observasi pertama X : Eksperimen O2 : Observasi kedua Sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan total sampling yaitu teknik penentuan sampel bila semua populasi digunakan sebagai sampel penelitian (Setiawan & Saryono, 2011, hlm 97). Alasan menggunakan total sampling karena jumlah sampel kurang dari 100 (Saryono, 2007). Jumlah sampel pada penelitian ini di ruang rawat inap RSUD Ungaran adalah 7 orang. Penelitian ini dilakukan diruang rawat inap RSUD Ungaran dikelas I, II, dan III kecuali Efektifitas Post Conference Terhadap Operan Sif Di Ruang Rawat... (D. Permatasari, 2014) 3

ruang perinatologi, ICU dan VIP (Paviliun). Alasan memilih penelitian di RSUD Ungaran dikarenakan saat ini rumah sakit tersebut tidak dilakukan post conference pada saat operan. Penelitian dilakukan pada bulan april 2014 Dalam penelitian ini menggunakan observasi partisiatif, yang dilakukan dengan cara peneliti mengamati operan sif dan post conference yang dilakukan oleh subyek penelitian dan mengobservasi kegiatankegiatan yang dilakukan oleh ketua tim. Dalam observasi ini peneliti menggunakan checklist operan sif. Didalam checklist ini terdapat pilihan jawaban antara dilakukan dan tidak dilakukan. Pengisian dilakukan oleh peneliti dengan memberikan tanda centang pada kolom yang dilakukan bila perawat melakukan dengan baik, dan pada kolom tidak dilakukan apabila perawat tidak melakukan operan sif. Analisis data 1. Analisa univariat Dilakukan untuk menganalisis setiap variabel dan hasil penelitian (Notoatmodjo, 2005, hlm 178). Setelah dilakukan pengumpulan data kemudian diolah untuk mendapatkan data berbentuk tabulasi, caranya seluruh data di olah secara statistik deskriptif untuk memperoleh nilai minimal, maksimal, mean, presentase, dan standart deviasi (Machfoedz, 2008, hlm 25). 2. Analisa bivariat Dilakukan untuk melihat hubungan dua variabel yaitu variabel bebas (post conference) dan variabel terikat (operan sif). Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji McNemar karena uji digunakan untuk mengetahui perbedaan operan sif sebelum dah sesudah dilakukan post conference. HASIL PENELITIAN Penelitian dilakukan mulai tanggal 1 April 2014 di rumah sakit umum daerah Ungaran.Penelitian dimulai dari diruang Dahlia, Melati, Mawar, dengan jumlah responden sebanyak 7 orang. Penelitian dilakukan selama 5 hari disetiap ruangan, alasan peneliti untuk meneliti diruangan tersebut dikarenakan dulu pada saat akan diterapkan MPKP seluruh ruang rawat inap RSUD Ungaran melakukan post conference sebelum operan sif, namun seiring berjalannya waktu perawat tidak lagi melakukan post conference perawat diruangan tersebut dalam memberikan asuhan keperawatan sering kali terjadi kesalahan dan kesalah pahaman, hal itu dikarenakan kurang lengkapnya informasi yang disampaikan pada saat operan sif sebelumnya, maka dari itu peneliti memberikan pelatihan tentang post conference kepada ketua tim, supaya kegiatan yang dilakukan selama sif dapat tersampaikan dengan maksimal kepada ketua tim yang bertugas selanjutnya. Penelitian ini pada tahap pertama peneliti mengobservasi dan menilai operan sif sebelum dilakukan pelatihan tentang post conference, kemudian di hari ke 2,3,4 peneliti memberikan perlakuan tentang post 4 Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan (JIKK)

conference dengan peneliti menyamakan persepsi dengan kepala ruang di ruang tersebut. Setelah itu kepala ruang memimpin post conference dan peneliti mengobservasi dan menilai bagaimana prosespost conference dan operan sif tersebut, apakah berjalan dengan baik atau tidak. Kegiatan operan sif berjalan dengan baik, apabila perawat mampu mengikuti post conference dengan baik, didalam post conference tersebut ketua tim harus mampu berdiskusi tentang masalah yang terjadi pada pasien, menceritakan kendala apa saja yang dihadapi dan ketua tim menyampaikan tindakan apa saja yang harus dilakukan oleh ketua tim pada sif selanjutnya, kemudian di hari ke 5 peneliti menilai setiap ketua tim yang melakukan operan sif. Penelitian ini dilakukan selama 2 minggu yaitu 5 hari disetiap ruangan. Peneliti melakukan observasi terhadap ketua tim, tentang operan sif sebelum ada post conference dan setelah ada post conference. Peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan operan sif sebelum dan sesudah dilakukan post conference. Karakteristik perawat (umur, jenis kelamin, pendidikan,dan lama kerja) Tabel 5.1 Distribusi frekuensi umur, jenis kelamin, pendidikan, dan lama bekerja perawatdi ruang rawat inap RSUD Ungaran, pada bulan April 2014 (n = 7) karakteristik frekuensi % Umur Dewasa Muda 6 85.7 Dewasa Tua 1 14.3 7 100.0 Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 7 100.0 7 100.0 Pendidikan D3 1 14.3 S1 6 85.7 7 100.0 Lama kerja 1 tahun 2 85.7 2 tahun 5 14.3 Total 7 100.0 Hasil informasi data yang diperoleh tentang karakteristik perawat dari 7 orang responden terdata paling banyak ketua tim yang berusia 25-35 tahun (Dewasa muda) yaitu sebanyak 6 orang (85.7 %), semuanya berjenis kelamin perempuan, yang berpendidikan S1 yaitu ada 6 orang (85.7 %), dan yang lama bekerja 2 tahun ada 5 orang (71.4 %). Efektifitas Post Conference Terhadap Operan Sif Di Ruang Rawat... (D. Permatasari, 2014) 5

Uji McNemar Tabel 5.2 Hasil uji McNemar operan sif sebelum dan sesudah dilakukan Perlakuan post conference diruang rawat inap RSUD Ungaran, Gambar 5.1 Distribusi frekuensi operan sif sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan post conference di ruang rawat inap RSUD Ungaran, pada bulan April 2014 (n = 7) Berdasarkan tabel 5.2 diatas operan sif yang terdiri dari 8 pernyataan dari 7 responden didapatkan hasil bahwa operan sif sebelum dilakukan post conference yang berkategori baik terdiri dari 4 pernyataan. Namun sesudah dilakukan post conference terlihat ada kenaikan presentase, kenaikan tertinggi terdapat pada saat ketua tim memimpin ronde keperawatan kekamar pasien yaitu sebanyak 71,4 %. Sebelum post conference Sesudah post conference Baik Buruk pada bulan April 2014 (n = 7) N P- value Baik 1 0 1 0.031 Buruk 6 0 6 N 7 0 Berdasarkan uji McNemar operan sif sebelum dan sesudah diberi perlakukan tentang post conference dari 7 responden didapatkan hasil p-value 0,031, yang berarti ada pengaruh post conference terhadap operan sif di ruang rawat inap RSUD Ungaran. PEMBAHASAN Dalam memberikan pelayanan keperawatan dibutuhkan komunikasi yang baik. Komunikasi yang baik, jelas, dan tepat sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan. Komunikasi yang baik juga dapat mencegah terjadinya kesalahankesalahan pada saat memberikan pelayanan kepada pasien (Blais, dkk, 2006, hlm 339). 6 Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan (JIKK)

Kemampuan berkomunikasi dapat dilihat dari kualitas post conference dan operan setiap pergantian sif. Post conference merupakan kegiatan diskusi yang dilakukan oleh ketua tim dan perawat pelaksana membahas tentang kegiatan selama sif sebelum dilakukan operan sif berikutnya. Kegiatan post conference sangat diperlukan dalam pemberian pelayanan keperawatan karena ketua tim dan anggotanya harus mampu mendiskusikan kegiatan apa saja yang baru dilakukan. Kegiatan post conference berpengaruh terhadap operan. Apabila post conference dilakukan dengan tidak baik, maka informasi yang diberikan pada saat operan tidak akan maksimal dan tidak lengkap. Operan merupakan komunikasi antar perawat yang berisi tentang laporan kegiatan dan rencana kegiatan yang dilakukan kepada pasien selama sif. Komunikasi harus efektif dan akurat agar tugas-tugas yang akan dilanjutkan oleh perawat selanjutnya berjalan dengan baik (Kerr, 2002, Lardner, 1996, dalam Sugiharto, Keliat, Sri, 2012, hlm 12). Penelitian dilakukan di RSUD Ungaran, karena saat ini rumah sakit tersebut tidak melakukan post conference sebelum melakukan operan sif. Mereka hanya melakukan operan sif dan sebagian informasi tidak disampaikan secara jelas, hanya ditulis dalam buku catatan keperawatan yang dimiliki setiap pasien. Hal tersebut membuat perawat yang berdinas selanjutnya menjadi kebingungan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh operan sif sebelum dan sesudah dilakukan post conference dengan jumlah responden sebanyak 7 orang ketua tim. Penelitian ini bersifat subyektif karena dilakukan dengan peneliti terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan selama sif. Terkadang menimbulkan perbedaan persepsi antara peneliti dengan responden karena peneliti sendiri yang menilai masing-masing ketua tim dalam melakukan post conference dan operan sif. Penelitian yang dilakukan selama 2 minggu didapatkan adanya perbedaan operan sif sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan tentang post conference. Sebelum dilakukan pelatihan post conference dari 7 responden hanya 1 yang melakukan operan sif dengan baik. Namun setelah di beri pelatihan tentang post conference selama 3 hari semua ketua tim melakukan post conference dan operan sif dengan baik dan benar. Namun dalam penelitian tidak ada penelitian terkait tentang efektifitas post conference terhadap operan sif di ruang rawat inap RSUD Ungaran. Penelitian ini merupakan penelitian awal dan didapatkan hasil p-value 0,031. Selain post conference masih banyak faktorfaktor yang dapat mempengaruhi operan sif yaitu sebagai berikut : 1. Umur Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa penelitian ini didominasi oleh ketua tim yang berumur 25-35 tahun (Dewasa muda) yaitu sebanyak 6 orang (85,7 %), sedangkan yang berusia 36-40 tahun (Dewasa tua) hanya ada satu orang (14,3 %) dan responden ini mampu Efektifitas Post Conference Terhadap Operan Sif Di Ruang Rawat... (D. Permatasari, 2014) 7

melakukan operan sif dengan baik sebelum dan sesudah dilakukan post conference. Hal ini menunjukkan meskipun ketua tim yang masih berumur 25-35 tahun mereka mampu melaksanakan operan sif dengan baik dan benar. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Dewi (2011) umur mempengaruhi kemampuan seseorang dalam bekerja. Semakin bertambah umur seseorang akan semakin tinggi pula kemungkinan seseorang untuk menunjukkan kemampuannya saat melakukan tindakan secara hati-hati, lebih sesuai dengan prosedur dan aturan yang ditetapkan oleh rumah sakit, serta berkomitmen perkerjaannya. Jenis kelamin Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa penelitian ini semua ketua tim berjenis kelamin perempuan. Hasil penelitian Samsualam (2008, 16) menyatakan bahwa ketua tim perempuan memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan laki-laki, 2. Pendidikan Penelitian ini didominasi oleh ketua tim yang berpendidikan S1 keperawatan yaitu sebanyak 6 orang (85,7 %), dibanding ketua tim yang berpendidikan D3 yaitu sebanyak 1 orang (14,3 %). Hasil penelitian Samsualam (2008) dan Rudianti (2011) yang menyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan antara pendidikan dengan operan sif. D3 maupun S1 sama-sama memiliki tanggung jawab yang sama dalam memberikan pelayanan keperawatan. 3. Lama bekerja Hasil penelitian ini didominasi ketua tim yang 2 tahun bekerja yaitu sebanyak 5 orang (71,4 %) dan ketua tim yang lama bekerjanya 2 tahun sebanyak 2 orang (28,6 %). Perawat yang masa kerjanya lebih lama mampu menujukkan kinerja yang lebih baik. Hal itu dikarenakan semakin senior perawat memiliki pengalaman bekerja yang lebih lama. Keterbatasan penelitian Penelitian ini dilakukan dengan peneliti datang langsung ke rumah sakit untuk melakukan penelitian dengan cara observasi dan peneliti terlibat langsung dalam melakukan penelitian ini. Penelitian ini bersifat objektif, terkadang menimbulkan persepsi yang berbeda bagi responden. Karena untuk menilai operan sif dilakukan oleh peneliti. Penilaian penelitian ini berdasarkan informasi dan diskusi yang dilakukan oleh ketua tim sebelum dengan ketua tim selanjutnya. Implikasi untuk keperawatan 1. Pelayanan keperawatan Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh antara post conference dengan operan sif. Post conference apabila dilakukan dengan baik maka akan berpengaruh terhadap operan sif, operan sif yang akan di berikan akan berjalan 8 Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan (JIKK)

dengan maksimal dan informasi akan tersampaikan dengan baik. Keperawatan merupakan salah satu profesi di rumah sakit yang berperan penting dalam peningkatkan mutu pelayanan kesehatan, sehingga penelitian ini dapat memberikan informasi kepada pihak rumah sakit dalam melaksanakan asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Ungaran. 2. Pendidikan keperawatan Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran pentingnya memberikan manajemen bagi kepala ruang dan perawat dalam melakukan pekerjaan. Berdasarkan hasil penelitian ini sebaiknya institusi dapat mengembangkan kemampuan memberikan ilmu manajemen kepada mahasiswa. Kesimpulan Berdasarkan penelitian Efektifitas Post Conference Terhadap Operan Sif di Ruang Rawat Inap RSUD Ungaran pada bulan april 2014, dapat disampaikan sebagai berikut : 1. Karakteristik perawat yang menjadi responden dalam penelitian sebagian besar berumur 25 35 tahun (Dewasa muda), semua berjenis kelamin perempuan, pendidikan S1, dan lama kerja lebih dari 2 tahun. 2. Gambaran ketua tim sebelum dilakukan post conference di ruang rawat inap RSUD Ungaran didapatkan sebanyak 6 ketua tim yang melakukan operan sif tidak baik/buruk. 3. Gambaran ketua tim sesudah dilakukan post conference di ruang rawat inap RSUD Ungaran didapatkan sebanyak 7 ketua tim yang melakukan operan dengan baik. 4. Adanya pengaruh post conference terhadap operan sif, artinya apabila kepala ruang atau ketua tim mau menyediakan waktu untuk memimpin post conference sebelum dilakukan operan sif maka operan sif akan di adakan dan berjalan dengan baik. Saran 1. Rumah sakit a. Manajemen RSUD Ungaran Untuk meningkatkan mutu pelayanan sebaiknya rumah sakit memberikan pelatihan-pelatihan tentang apa saja yang dapat mempengaruhi pelayanan keperawatan terhadap pasien. b. Kepala ruang Kepala ruang sebaiknya memberikan motivasi-motivasi dalam melakukan asuhan keperawatan kepada ketua tim ataupun perawat pelaksana. Termasuk dalam melakukan post conference sebelum operan sif, dan kepala ruang wajib menegur apabila ketua tim tidak melakukan post conference karena hal tersebut berhubungan dengan kondisi pasien. c. Perawat Meningkatkan kinerja dalam melaksanakan kegiatan perawat, terutama dalam melaksanakan post conference dan operan sif, karena didalam kegiatan post conference dan operan sif ketua tim menyampaikan informasi tentang kondisi pasien secara lengkap, Efektifitas Post Conference Terhadap Operan Sif Di Ruang Rawat... (D. Permatasari, 2014) 9

mendokumentasikan dalam cacatan keperawatan. 2. Pendidikan keperawatan Penelitian ini dapat dijadikan bahan pengembangan ilmu pengetahuan tentang manajemen keperawatan. Institusi perlu memberikan praktek tentang menejemen keperawatan agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana kondisi dilapangan dan mahasiswa terlatih untuk memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien dengan baik. 3. Peneliti selanjutnya Penelitian ini dapat dijadikan bahan pengembangan tentang efektifitas post conference terhadap operan sif dengan metode dan variabel yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Heru, Kasjono, Yasri. (2009). Teknik sampling untuk penelitian kesehatan. Ed. I. Yogyakarta : Graha Ilmu Hidayat. (2011). Metodologi penelitian keperawatan dan teknik analisis Data. Jakarta : Salemba Medika Manurung. Santa. (2011). Keperawatan profesianal. Jakarta : Trans Info. Media Machfoedz. (2007). Metode penelitian bidang kesehatan, keperawatan kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya Notoadmodjo. (2005). Metode penelitian kesehatan. Jakarta : Cipta. (2010). Metode penelitian kesehatan. Jakarta : Cipta Nursalam. (2011). Manajemen keperawatan aplikasi praktek keperawatan profesional. Jakarta : Salemba Medika Robins, Sp & Jugle, TA. (2008). Perilaku organisasi. Jakarta : Salemba Empat Samsulan. (2008). Analisis hubungan karakteristik individu dengan kinerja perawat. Jakarta : EGC Martini. (2007). Hubungan karakteristik perawat, sikap, beban kerja, ketersediaan fasilitas, dengan pendokumentasian askep & rawat inap BPRSUD kota Salatiga. http : // www. RPNMTS. Undip. Ac. id // Diunduh tanggal 31 Oktober 2012 Santosa. (2010). Metode penelitian kesehatan. Jakarta : Cipta Setiawan, A & Saryono. (2011). Metode penelitian kebidanan, DIII, DIV, S1, dan S2. Cetakan ke-3. Yogyakarta : Nuha Medika 10 Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan (JIKK)

Sugiharti, Keliat, Sri. (2012). Manajemen keerawata aplikasi MPKP di Rumah Sakit. Jakarta : EGC Wasis. (2008). Pedoman riset praktis untuk profesi perawat. Jakrta : EGC Efektifitas Post Conference Terhadap Operan Sif Di Ruang Rawat... (D. Permatasari, 2014) 11